Anda di halaman 1dari 10

Affriandi, M. I.

Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

REKONSTRUKSI SKELETAL VERTEBRATA

Muhammad Irfan Affriandi1), Rizki Kurniawan2), Anisyah Sekar Dinillah3), Muchammad


Rachmansyah Putra4), Asyifa Salsabila5), M. Multy Rizqy6), Tina Ade Kuswara7), Eva Apriliana8),
Rico Ardiansyah9), Yogi Orlando Damanik10), Hijrialdi Abil11).
1Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Sains, Institut Teknologi Sumatera
Email : irfanaffr@gmail.com

Abstract

Fossils are remnants of life / traces of organisms that are naturally preserved at an age that is at
least at the time of the holocene. Generally, fossils are found in fine-grained sedimentary rocks.
One of the many fossils found is fossils of vertebrate animals. Vertebrata is a subfilum of
Chordata, including all animals that have a spine composed of vertebrates. A distinctive feature
of vertebrate animals is the presence of the spine and the true bone structure in these animals.
Many uses of vertebrate fossils, such as determining the evolution experienced by these animals.
In practicum, will study the skeletal system in vertebrate animals using descriptive methods. It is
hoped that by studying the skeletal system of vertebrates, it can find out about evolution that
occurs based on physiology in these animals.

Keywords: Fossils, Vertebrates, Chordates, evolution, skeletal systems

Abstrak

Fosil adalah sisa kehidupan/jejak organisme yang terawetkan secara alamiah di alam
yang berumur sekurangnya pada kala holosen. Umumnya, fosil didapatkan pada batuan sedimen
berbutir halus. Salah satu fosil yang banyak ditemukan adalah fosil hewan vertebrata.
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang yang tersusun dari vertebrata. Ciri khas dari hewan vertebrata adalah terdapatnya
tulang belakang dan susunan tulang sejati pada hewan tersebut. Banyak kegunaan dari fosil
vertebrata, seperti penentuan evolusi yang dialami oleh hewan tersebut. Pada praktikum, akan
mempelajari sistem skeletal pada hewan vertebrata dengan menggunakan metode deskriptif.
Diharapkan dengan mempelajari sistem skeletal vertebrata, dapat mengetahui tentang evolusi
yang terjadi berdasarkan fisiologi pada hewan tersebut.

Kata Kunci: Fosil, Vertebrata, Chordata, evolusi, sistem skeletal

1
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi adalah ilmu yang mempelajari secara luas segala aspek tentang bumi,
meliputi sifat-sifat kimia dan fisika, proses-proses yang terjadi serta segala sesuatu yang
terkandung didalamnya serta sejarah kehidupannya (Zaim,1980). Dalam
perkembangannya, proses-proses yang bekerja di bumi sangat erat hubungannya dengan
hukum-hukum ilmu fisika, kimia, dan biologi. Ilmu geologi yang berkaitan dengan
biologi disebut paleontologi. Paleontologi merupakan ilmu atau studi mengenai fosil
fosil, sisa-sisa dan jejak kehidupan masa lalu.

Paleontologi pada dasarnya mempelajari fosil. Karena itu, dengan memahami


fosil serta prosesnya, merupakan suatu kewajiban bagi para geolog untuk mempelari lebih
lanjut paleontologi. Fosil adalah sisa kehidupan/jejak organisme yang terawetkan secara
alamiah di alam yang berumur sekurangnya pada kala holosen. Umumnya, fosil
didapatkan pada batuan sedimen berbutir halus. Salah satu fosil penting yang digunakan
dalam paleontologi adalah fosil vertebrata. Vertebrata adalah subfilum dari Chordata,
mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra.. Ke
dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis pisches, amfibia, reptil, aves,
serta mamalia. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua
pasang tungkai.

Banyak kegunaan pada pembelajaran mengenai hewan vertebrata. Pada dunia


paleontologi, fosil vertebrata sangat penting dalam penentuan evolusi yang terjadi pada
makhluk hidup. Hal ini karena ukuran fisik dari hewan vertebrata yang besar dan cara
bertahan hidupnya sangat rentan terhadap seleksi alam sehingga dapat lebih muda melihat
evolusi yang terjadi pada hewan vertebrata tersebut. Diharapkan dengan mempelajari
mamalia, dapat menambah wawasan mengenai penentuan umur dan lapisan pengendapan
suatu batuan\ organisme dalam batuan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu subfilum Vertebrata?


2. Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi kelas molusca?
3. Bagaimana sistem skeletal dari vertebrata?

2
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

1.3. Tujuan

1. Praktikan mampu memahami tentang invertebrata.


2. Praktikan mampu membedakan ciri- ciri klasifikasi invertebrata.
3. Praktikan mampu menentukan sistem skeletal dari invertebrata.

1.1. Tinjauan Pustaka

Pengertian invertebrata

Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang


memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum
terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua
jenis pisches, amfibia, reptil, aves, serta mamalia. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata
diketahui memiliki dua pasang tungkai. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih
sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Subfilum Vertebrata adalah
kelompok hewan yang memiliki tulang belakang dari dalam tubuhnya yang terbuat dari
bahan tulang rawan atau tulang sejati. Chorda dorsalis membentuk aksis tubuhnya
dan membentuk vertebrae yang tersusun overlaping antara satu dengan yang lainnya,
sistem syaraf dorsal membentuk saluran, otak kompleks, berdarah merah, dan memiliki
2 pasang alat gerak.

Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:

1) Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
2) Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3) Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4) mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak
ada contohnya katak.

3
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:

1) Mempunyai kelenjar bundar, endokrin yang menghasilkan hormon untuk


pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau afal tubuh.
2) Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
3) Bersuku tubuh panas dan tetap () dan bersuku tubuh dingin sesuai dengan kondisi
lingkungan (poikiloternal).
4) Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang
operculum.
5) Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di
sebelah vertran (depan) dan tulang belakang.
6) Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam).
7) Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa
ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma.

Klasifikasi Hewan Vertebrata

1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang
dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.

2. Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air),
berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan
paru-paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.

3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik
yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.

4. Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini
memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap.
Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa
jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam,
Bebek, Angsa dan Kalkun.

5. Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu


(betina) yang berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas
dan bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang
hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup di

4
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan Hewan
Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung.

2. METODE

2.1.Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
antara fenomena yang diuji.

2.2.Waktu dan Tempat

Waktu praktikum saat hari kamis, 29 November 2018 selama pukul 07.00 s.d
08.40 WIB. Bertempat di Lab Geosains I Gedung D, ITERA.

2.3.Alat dan bahan

Alat dan Bahan yang digunakan :

1) Daging ayam utuh 1 ekor


2) Pisau
3) Penggaris

3. HASIL &PEMBAHASAN

3.1. Langkah Pengerjaan:

1. Perhatikan spesimen yang diberikan, tentukan orientasi tubuhnya.


(anterior/ posterior, dorsal/ ventral, dextral/ sinistral, proximal/ distal).
2. Temukan bagian tubuh yang berpotensi terfosilisasi secara burial fossilization.

5
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

3. Keluarkan tulang dari spesimen dan tentukan jenis tulang berdasarkan bentuk dan
letaknya.
4. Letakkan tulang sesuai dengan letak dan orientasi tubuhnya.
5. Analogikan dengan skeletal vertebrata lainnya, apa perbedaannya?

3.2. Hasil

Praktikan diberikan1 ekor daging ayam utuh yang digunakan untuk praktikum pada kali
ini.

Praktikan membedah ayam dengan cara menyayat daging ayam menggunakan


pisau.

6
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

Seluruh daging dari ayam disayat hingga didapati sistem kerangka berupa
tulang.

Pisahkan seluruh tulang ayam dengan memotong bagian- bagian sendi pada
tulang hingga didapati masing bagian tulang pada ayam tersebut.

7
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

Susun kembali bagian- bagian tulang yang berpisah tersebut hingga membentuk
kerangka sesuai dengan bentuk asal.

3.3. Pembahasan

Pada praktikum, praktikan dituntut untuk dapat mengetahui dan menyusun


kembali tulang – tulang yang terpisah hingga tersusun kembali seperti kerangka
asal. Awal praktikum, para praktikan dibagi sesuai kelompok dengan masing-
masing diberikan 1 ekor daging ayam utuh untuk ditentukan sistem skeletalnya.

Daging ayam kemudian disayat untuk disisihkan dagingnya hingga hanya


tersisa kerangkanya saja. Daging disayat Untuk mendapat sistem skeletal
dikarenak ayam merupakan hewan endoskeleton. Endoskeleton berarti kerangka
makhluk tersebut terbungkus oleh tubuhnya. Setelah seluruh bagian daging telah
disisihkan, pisahkan masing- masing bagian kerangka. Didapati tulang dari kaki
ayam (ceker), paha atas, bagian sayap dan bagian dada yang menyatu hingga leher
dan kepala. Setelah dipisah, susun kembali tulang yang berpisah tersebut hingga
membentuk sistem skeletal/ kerangka dari ayam tersebut seperti semula.

8
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

4. KESIMPULAN

1. Ayam merupakan spesies dari takson aves pada klasifikasi subfilum


Vertebrata.
2. Ayam merupakan hewan endoskeleton, yaitu sistem skeletalnya dibungkus
oleh tubuh hewan tersebut.
3. Sistem skeletal ayam berbentuk simetri bilateral dengan sistem tulang sejati.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Paleontologi
Teknik Geologi ITERA, Bpk. Danni Gathot Harbowo, M. T.. Tidak lupa pula asisten
praktikum, serta teman-teman praktikan yang telah membantu kelancaran kegiatan
praktikum dengan baik.

9
Affriandi, M. I.
Rekonstruksi Skeletal Vertebrata

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sapiie, B., Magetsari N. A., Harsolumakso, A. H. dan Abdullah C. I. 2006. GL1211
Geologi Fisik.Penerbit ITB. Bandung.

[2] Noor, D. 2012. Pengantar geologi. Pakuan University. Bogor.

[3] Skinner, B. J. dan Poster, S. C., 1992. The Dynamic Earth, an introduction to physical
geology. John Wiley, New York.

[4]Modul Praktikum Paleontologi: Rekonstruksi Skeletal Vertebrata . Institut Teknologi


Sumatera. Lampung.

[5]Rusyana, Adun. 2011. Zoologi vertebrata. Bandung: Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai