Anda di halaman 1dari 6

FOTOSINTESIS: EFISIENSI FOTOSINTESIS TANAMAN C3 DAN C4

Ayu Syafitri S (G84110002)1 Ahmad Ajruddin2 Syaefuddin3


Nama Mahasiswa (NIM)1 Asisten Praktikum2 Dosen Praktikum3
Metabolisme
Departemen Biokimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
2013
ABSTRAK
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Praktikum
bertujuan untuk membandingkan efisiensi reaksi gelap dari suatu tumbuhan C3
dengan efisiensi reaksi tanaman C4. Percobaan menggunakan daun rumput dan
bayam yang dipotong kecil-kecil didalam air dan dipindahkan kedalam botol
yang berisi air. Larutan bikarbonat dimasukan ke dalam erlenmeyer. Larutan
buffer ditambahkan 3 tetes zat warna BTB. Tabung kecil dimasukan ke dasar
erlenmeyer lalu labu erlenmeyer disegel, ditempatkan di bawah sumber cahaya.
Satu botol lain di tempat gelap. Catat waktu yang diperlukan untuk perubahan
warna menjadi biru. Larutan sudah berubah biru di ukur pHnya dengan pH
meter. Hasil percobaan menunjukkan bahwa maksimum hasil fotosintesis
tanaman C3 terang lebih besar dibandingkan dengan C4 terang sedangkan jika
dibandingkan antara reaksi terang dan gelap, reaksi terang akan memiliki nilai
pH yang lebih besar dibanding reaksi gelap karena lebih banyak energi yang
digunakan untuk menghasilkan ATP dan NADPH terbukti dari pH hasil
percobaan C4 terang sebesar 6.33, C4 gelap sebesar 6.27 dan C3 terang sebesar
6.43. Perbandingan kapasitas fotosintesis tidak ditinjau dari laju perubahan
warna buffernya melainkan hanya berdasarkan pH tertinggi yang berarti
menghasilkan basa paling banyak atau menyerap CO2 paling banyak.
Pendahuluan
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam
bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH).
Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesis karbohidrat dari air dan
karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari
energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan
tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Wilkins, 1989).
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan
CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan

C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO 2 atmosfer


tinggi (Pardal 2012).
Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari
atmosfir dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi. Pada tanaman
C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP yang merupakan substrat untuk
pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis. Dalam proses awal
assimilasi, enzim tersebut dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk
proses

fotorespirasi.

Fotorespirasi

adalah

respirasi,proses

pembongkaran

karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada
siang hari. Contoh tanaman C3 antara lain kacang tanah, kentang dll (Jain 1999).
Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzim pengikat CO2 pada tanaman
C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan
O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil

yaitu

sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel


epidermis daun. CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel
"bundle sheath" yaitu sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem dimana
kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2
pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk
bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil. Contoh tanaman C4
adalah jagung, sorgum dan tebu (Jain 1999).
PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi
fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m -2 s-1 sangat tinggi. laju assimilasi
tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya CO2 sehingga, dengan
meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4
dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan (Cheng 2000). Praktikum bertujuan
untuk membandingkan efisiensi reaksi gelap dari suatu tumbuhan C3 dengan
efisiensi reaksi tanaman C4 (Salisbury 1980).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyerapan CO2 pada
daun bayam (tumbuhan C3) dan rumput (tumbuhan C4) melalui pengukuran pH
larutan bikarbonat.

Metode Praktikum
Praktikum Metabolisme dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2013
dimulai pukul 13.00-16.00 WIB. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium
Pendidikan Departemen Biokimia FMIPA IPB.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain, gunting, pinset,
botol besar dan kecil, pipet Mohr, bulb, pH-meter, lampu UV dan baskom. Bahanbahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain, daun bayam dan rumput,
akuades, larutan bikarbonat 100 M, bromo timol biru 0.7%, plastik, dan karet
gelang.
Preparasi Sampel. Rumput dan bayam dipotong dari batangnya. Kedua
jenis daun tersebut dipotong kembali dalam baskom yang berisi air menjadi
sepiluh bagian. Daun tersebut dimasukkan ke dalam botol kecil sebanyak sepuluh
potong di dalam baskom yang berisi air. Larutan bikarbonat 100 M sebanyak 10
mL ke dalam botol besar. Indikator warna bromo timol biru ditamnbahkan ke
dalam botol besar sebanyak tiga tetes. Botol kecil yang berisikan daun
dimasukkan ke dalam botol besar dan ditutup dengan plastik dan diikat dengan
karet gelang. Rumput diletakkan dalam dua botol yang berbeda.
Pengukuran pH. Botol yang berisikan rumput dan yang berisikan daun
bayam diletakkan di bawah lampu UV selama 45 menit. Botol yang berisikan
rumput lainnya diletakkan ditempat yang gelap selama 45 menit. Ketiga botol
diambil dan pH larutan bikarbonat diukur dengan pH-meter.
Hasil dan Pembahasan
Fotorespirasi adalah sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan
oleh penerimaan cahaya yang diterima oleh daun. Diketahui pula bahwa
kebutuhan energi dan ketersediaan oksigen dalam sel juga mempengaruhi
fotorespirasi. Walaupun menyerupai respirasi (pernafasan) biasa, yaitu proses
oksidasi yang melibatkan oksigen, mekanisme respirasi karena rangsangan cahaya
ini agak berbeda dan dianggap sebagai proses fisiologi tersendiri (Garnerd 1991).
Proses yang disebut juga "asimilasi cahaya oksidatif" ini terjadi pada sel-sel
mesofil daun dan diketahui merupakan gejala umum pada tumbuhan C3, seperti
kedelai dan padi. Lebih jauh, proses ini hanya terjadi pada stroma dari kloroplas,
dan didukung oleh peroksisom dan mitokondria (Salisbury 1980).

Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari


atmosfir dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi. Pada tanaman
C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP juga dapat mengikat O2 pada saat
yang bersamaan untuk proses fotorespirasi. Pada tanaman C4, CO 2 diikat oleh
PEP yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2
dan O2 (Garnerd 1991). Perbedaan lain yang utama antara C3 dan C4 adalah
terjadinya peningkatan efisiensi fotosintesis pada tanaman C4, hal ini karena
spesies C4 sedikit/bahkan tidak mengalami fotorespirasi (respirasi pada siang
hari), sebaliknya spesies C3 mengalami fotorespirasi, yang menyebabkan
hilangnya CO2 pada siang hari (Sitompul 1995).
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat
mempengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan meliputi kehadiran
cahaya

matahari,

suhu

lingkungan,

ketersediaan

karbondioksida

(CO2),

ketersediaan air (H2O), serta pigmen penyerap cahaya yaitu klorofil, maupun
faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa
fungsi organ penting bagi proses fotosintesis (Kimball 1992).
Indikator BTB atau brom timol biru dalam larutan asam berwarna kuning
dan dalam larutan basa berwarna biru. Trayek pHnya pada 6,0 7,6 (Kimball
1992). Pemberian indikator ini akan mendeteksi tingkat hilangnya CO2 yang
dideteksi dengan pengukuran pH buffer di akhir pengamatan. Larutan bikarbonat
yang digunakan berfungsi sebagai sumber karbondioksida pada proses fotosintesis
sehingga larutan akan lebih basa karena berkurangnya jumlah CO 2 yang
digunakan pada siklus Calvin. Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan
pengaturan di tempat yang berbeda agar dapat diamati perbedaan kecepatan
penyerapan CO2. Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengamatan efisiensi fotosintesis tanaman C3 dan C4
Tanaman
C3 (Bayam)
C4 (Rumput)
C4 (Rumput)

Kondisi
Terang
Terang
Gelap

Waktu (menit)
60
60
60

pH buffer
6.10

pH akhir
6.43
6.33
6.27

Reaksi yang terjadi di botol antara air dan larutan bikarbonat adalah:
NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O
KHCO3 + H2O KOH + CO2 + H2O
(Kimball 1992)

Percobaan dilakukan pada tanaman C3 dengan tanaman C4 sampai menit


ke-60 (Tabel 1). Hasil percobaan menunjukkan bahwa maksimum hasil
fotosintesis tanaman C3 terang lebih besar dibandingkan dengan C4 terang
maupun C4 gelap. Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan
bahwa tanaman C4 mempunyai kapasitas fotosintesis yang lebih besar daripada
tanaman C3 (Pilumwong 2007). Hasil ini ditunjukkan dalam pH hasil percobaan
C4 terang sebesar 6.33, C4 gelap sebesar 6.27 dan C3 terang sebesar 6.43.
Percobaan dihentikan pada menit ke-45 karena semua tanaman tidak mengalami
perubahan warna sehingga waktunya sama dan perbandingan kapasitas
fotosintesis tidak ditinjau dari laju perubahan warna buffernya melainkan hanya
berdasarkan pH tertinggi yang berarti menghasilkan basa paling banyak atau
menyerap CO2 paling banyak.
Reaksi terang akan memiliki nilai pH yang lebih besar dibanding reaksi
gelap karena lebih banyak energi yang digunakan untuk menghasilkan ATP dan
NADPH. Selain itu, interaksi larutan bikarbonat dengan air juga tinggi sehingga
semakin banyak CO2 yang dapat diserap dan basa yang dihasilkan juga semakin
besar (Heldt 2005).
Percobaan ini juga tidak sesuai dengan pernyataan Heldt (2005) yang
menyatakan bahwa tanaman C4 lebih efektif dalam melakukan fotosintesis
daripada tanaman C3 dikarenakan apabila konsentrasi CO2 rendah pada tanaman
C4 tidak terjadi persaingan pengikatan substrat antara O2 dan CO2 oleh RuBP.
Selain itu, tanaman C4 lebih mudah beradaptasi pada suhu tinggi, kelembapan
rendah, dan sinar matahari terik. Enzim RuBP tidak dapat membedakan oksigen
dan karbondioksida. Ketidaksesuaian hasil percobaan dan teori ini dapat
disebabkan perbedaan kuantitas dari daun yang digunakan dengan jumlah daun
tanaman C4 lebih sedikit sehingga efektifitasnyapun menjadi lebih kecil.
Simpulan
Hasil percobaan menunjukkan bahwa maksimum hasil fotosintesis
tanaman C3 terang lebih besar dibandingkan dengan C4 terang sedangkan jika
dibandingkan antara reaksi terang dan gelap, reaksi terang akan memiliki nilai pH
yang lebih besar dibanding reaksi gelap karena lebih banyak energi yang
digunakan untuk menghasilkan ATP dan NADPH terbukti dari pH hasil percobaan

C4 terang sebesar 6.33, C4 gelap sebesar 6.27 dan C3 terang sebesar 6.43.
Perbandingan kapasitas fotosintesis tidak ditinjau dari laju perubahan warna
buffernya melainkan hanya berdasarkan pH tertinggi yang berarti menghasilkan
basa paling banyak atau menyerap CO2 paling banyak.
Daftar Pustaka
Cheng WDA, Sims Y Luo, James Colemann dan DW Johnshon. 2000.
Photosynthesis, respiration and net primary production of sunflower stands
in ambient and elevated atmospheric CO2 concentration: an invariant
NPP: GPP ratio. Global Change Biology. (6) : 931 - 941.
Heldt HW. 2005. Plant Biochemistry 3rd Ed. California: Elsevier Inc.
Jain VK. 1999. Fundamentals of Plant Physiology. New Delhi: S. Chand &
Company LTD.
Kimbal W. John. 1992. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Pardal, Saptowo J. Mekanisme Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman.http://biogen.litbang.deptan.go.id/index.php/2013/10/mekanisme
-fisiologi-pertumbuhan-dan-perkembangan-tanaman/ Diakses pada hari
Rabu tanggal 11 Desember 2013.
Pilumwong J, C Senthong, S Srichuwong and KT Ingram. 2007. Effects of
Temperature and Elevated CO2 on Shoot and Root Growth of Peanut
(Arachis hypogaea L.) Grown in Controlled Environment
Chambers. Science Asia. 33 : 79-87.
Salisbury, Frank B, Cleon W Ross. 1980. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung Press.
Sitompul SM. 1995. Fisiologi Tanaman Tropis. Lombok: Universitas Mataram
press.
Wilkins MB. 1989. Fisologi Tanaman.Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai