Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH ETILEN

Pengaruh etilen pada kondisi hipoksia

Ketersediaan oksigen untuk metabolisme akar menjadi sangat terbatas jika media tumbuh
tanaman digenangi akbit dari pengisian pori media (tanah) oleh air. Kondisi kekurangan oksigan
(hipoksia) ini akan menghambat konversi ACC menjadi etilen. Akan tetapi etilen yang telah
terbentuk akan terperangkap pada perakaran tanaman tersebut karena proses difusinya ke luar
jaringan akar terhambat akibat adanya air di sekeliling perakaran tanaman. Difusi gas, termasuk
etilen dalam ribuan kali lebih lambat dibandingkan dengan pergerakannya di udara. Etilen yang
terperangkap ini akan meransang sel-sel korteks akar untuk mensintesis enim selulase (cellulase).
Enzim selulase berperan dalam perombakan dinding sel. Jika dinding beberapa sel kortek ini
rusak, maka protoplasma sel tersebut akan hilang sehingga terbentuk rongga udara yang disebut
sebagai rongga aerenkhima.

ACC yang tidak dikonversi menjadi etilen karena ketidaktersediaan oksigen pada akar
akan terakumulasi dan kemudian diangkut melalui pembuluh xilem ke bagian atas tanaman. Pada
bagian atas tanaman, karena oksigen tersedia, ACC tersebut akan segera dikonversi menjadi
etilen. Etilen yang terbentuk ini pada bgian atas tanaman antara lain menyebabkan epinasti daun.
Epinasti tangkai daun terjadi karena sel-sel parenkim pada bagian atas tangkai daun memenjang
sebgaia akibat pengaruh etilen tetapi sel-sel bagian bawah tangkai daun daun tida memanjang.

Etilen yang terbentuk juga akan menimbulkan pengaruh lain, diantaranya menghambat
pemanjangan batang etapi meransang pertumbuhan radialnya, menyebabkan daun menjadi cepat
senenscence, dan meransang pertumbuhan akar adventif pada pangkal batang. Pertumbuhan akar
adventif ini menguntngkan bagi tanaman pada kondisi tergenang karen akan meninkatkan
kemampuan tanaman untuk brahan hidup pada kondisi hipoksia tersebut. Hal ini telah dilaporkan
untuk anman tomat dan buncis.

Peran etilen dalam pemanjangan akar dan batang. Etilen umunya menghambat
pemanjangan batang maupun akar, tetapi meransang petumbuhan radial, terutaa untuk tanaman
dikotil. Fenomena ini disebabkan karena serat halus selulosa (cellulsa mikrofibril) yang
terbentuk pada dinding sel lebih banyak yang merentang secara longitudinal (dari atas ke bawah)
dominasi arah seratyang demikian menyebabkan resistensi yang lebh besar terhadap pembesaran
sel paralel (searah) dengan bentangan serat selulosa tersebu; tetapi resistensi terhadap
pembesaran sel ke arah tegak lurus terhadap arah bentangan, serat selulosa tidak terlalu kuat,
sehingga sel cenderung untuk membesar secara radial.

Peran stilen dalam memacu pertubumbuhan radial sehingga terbentuk akar atau batang
yang merupakan faktor yang sangat menguntungkan pada stadia perkecambahan benih di
lapangan, karena dengan demikian kecambah tanaman akan lebih mampu untuk mendorong
lapisan tanah diatas benih dalam proses pemunculan kecambah ke permukaan tanah. Pada tanah
yang padat (kompatsoil) , kecambah yang terbentuk mumnya lebih gemuk. Hal ini diduga
disebabkan karena lebih banyak etilen ang disintesis oleh tanaman pada kondisi ini atau
disebabkan karena pergeraan etilen keluar dari jaringan tanaman terhambat karena tanah yang
padat sehigga lebih banyak etilen yang terakumulasi pada jarigan tanaman.

Peran etilen dalam menghambat pemanjangan batang agaknya hanya berlaku untuk
tanaman yang hidup di darat dan tidak berlaku untuk tanaman yang hisup di lahan tergenang.
Sebagai contoh, tanaman padi air dalam akan terpacu pemanjangan batangnya sebagai akibat
pengaruh etilen. Fakta ini sekali lagi membuktikan bahwa tanggapan sel-sel tanaman dapat
berbeda terhadap hormon yang sama.

Peran etilen dalam pembungaan. Etilen diketahui dapat meransang pembungaan pada
tanaman mangga dan nenas tetapi hal ini tidak berlaku untuk berbagai jenis tanaman lainnya.
Tanaman nenas kadang disemprot dengan NAA yang berfungsi untuk meransang sintesis etilen
oleh tanaman tersebut. Selain meransang pembungaan yang lebih penting adalah bahwa etilen
dapat meningkatkan keseragaman pematangan buah pada tanaman nenas tersebut.

Ethephon merupakan senyawa penghasil etilen yang banyak digunakan secara komersial.
Ethephon adalah asam khloroetilfosfonat (2-chloroetifosfonikacid) dengan rumus CL-CH2-CH2-
H2-PO3. Senyawa ini dalam air yang bersifat netral atau alkalin dapat dengan mudah diurai
menjadi etilen, ion CL-, dan H2PO4-. Ethephon dapat dengan mudah diangkut dalam tubuh
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai