Anda di halaman 1dari 6

Filsafat Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu
sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa
yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak
semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga
berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh
sebenarnya kebenaran yang dicari telah diangkau.
Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak sekolah dasar, pendidikan lanjutan dan
perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti terus terang kepada diri sendiri. Ilmu
membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode
yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran
filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu
yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh
manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja,
diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut saja.
Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala
sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.
Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu
lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu,
ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan
berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan
pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami
kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu
yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh
manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua
aktivitas warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam
lingkungan masyarakat dan lingkungan.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal
yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima
dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan
berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut
dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-
akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat
Pendidikan tidak boleh bertentangan dengan filsafat.
Dengan kata lain, filsafat pendidikan adalah aplikasi konsep filsafat atau kaidah filsafat
dalam pendidikan. Aplikasi konsep filsafat tersebut diarahkan untuk menjawab persoalan
substansial pendidikan, dan memecahkan masalah-masalah praktis filosofis pendidikan yang
dihadapi oleh para pendidik dan masyarakat.
B. FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang di
hasilkan oleh para pemikir atau filsuf besar seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Thomas
Aquinas, Spinoza, Hegel, Karlmax, August Comte.
Dalam garis besarnya ada tiga cabang filsafat pendidikan yaitu: metafisiska, epistemologi,
dan aksiologi, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut:
1). Metafisika
Secara etimologi metafisika berasal dari bahasa Yunani Kuno yang terdiri dari dua kata,
”meta” dan ”fisika”.meta berarti sesudah, di belakang, atau melampaui, dan fisika berarti
alam nyata. Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang
tersimpul di belakang dunia fenomena. Metafisika mempengaruhi pengalaman objeknya di
luar yang dapat di tangkap pancaindra.
Metafisika dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Ontologi, mempersoalkan tentang esensi yang ada, hakikat segala unsur yang ada.
Ontologi adalah kajian tentang hakikat kenyataan yang mencari jawaban apkah kenyataan.
2. Metafisika khusus, mempersoalkan teologi dan antropologi. Teologi mempersoalkan
pertanyaan sekitar tuhan dan hubungan dengan dunia realitas sebagai hasil ciptaannya.
Ontologi dari pendidikan adalah manusia, makhluk mulia, potensi, interaksi, budaya, dan
lingkungan. Sebagai ciptaan Tuhan, manusia adalah makhluk mulia, ciptaan Tuhan yang
Maha Mulia, memiliki kemampuan untuk menjadi mulia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa. Kemampuan spritual yang dianugerahi pada manusia dipelihara dan dibina supaya
berkembang dengan baik.
2). Epistemologi
Istilah epitemologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, dengan asal kata ”episteme” yang
berarti pengetahuan dan ”logos” yang berarti teori. Secara etimologi, epistemologi berarti
teori pengetahuan. Epismologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang asal,
struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.
Epistemologi mengkaji hakikat teori pengetahuan, menangani persoalan tentang sifat dasar
pengetahuan manusia, tentang hubungan yang mengetahui dan yang ketahui (objek) dan
apakah kebenaran dan bagaimana validitas pengetahuan. Epistemologi pendidikan adalah
mencari sumber-sumber pengetahuan dan kebenaran dalam praktek pelaksanaan pendidikan.
3) Aksiologi
Secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari kata
”aksios” yang berarti nilai dan kata ”logos” yang berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan
cabang dari filsafat yang mempelajari nilai.
Aksiologi mengkaji tentang hakikat nilai. Dalam hal ini aksiologi berkaitan dengan kebaikan
dan keindahan tentang nilai dan penilaian. Hal ini merupakan bidang kajian dari mana
sumber nilai, akar dan norma serta nilai substantif dan standar nilai. Etika berkaitan dengan
kualitas, moralitas pribadi dan perilaku sosial. Demikaian pula etika merupakan penentuan
perilaku pribadi yang baik, masyarakat yang baik dan kehidupan yang baik. Estetika adalah
penentuan kriteria keindahan dalam sen, pengalaman dalam pribadi dan lingkungan
kehidupan manusia. Aksiologi pendidikan adalah praktek pelaksanaan pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
1945.

C. SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN


Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-
fondasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan tentang konsep-
konsep dasar pendidikan. Pancasila dan UUD 1945 dan undang-undang pendidikan
merupakan dasar atau landasan terhadap pelaksanaan pendidikan.
Substansi filsafat pendidikan adalah pengkajian dan pelaksanaan bagaimana usaha yang dapat
dilakukan untuk membina dan mengembangkan harkat dan martabat manusia sebagai
manusia agar hidup berbudi luhur dan berakhlak mulia serta cerdas. Jadi, fokus pelaksanaan
pendidikan betul-betul di arahkan dan dinuansai oleh nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
Menurut Zanti Arbi (1988) Filsafat Pendidikan adalah sebagai berikut.
1). Menginspirasikan
2). Menganalisis
3). Mempreskriptifkan
4). Menginvestigasi
Maksud menginspirasikan adalah memberi inspirasi kepada para pendidik untuk
melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof
memaparkan idenya bagaimana pendidikan itu, kemana diarahkan pendidikan itu, siapa saja
yang patut menerima pendidikan, dan bagaimana cara mendidik serta peran pendidik. Sudah
tentu ide-ide ini didasari oleh asumsi-asumsi tertentu tentang anak manusia, masyarakat atau
lingkungan, dan negara.
Sementara itu yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan adalah
memeriksa teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat diketahui secara jelas validitasnya. Hal
ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan konsep pendidikan secara utuh tidak terjadi
kerancan, umpang tindih, serta arah yang simpang siur. Dengan demkian ide-ide yang
komplek bisa dijernihkan terlebih dahulu, tujuan pendidikan yang jelas, dan alat-alatnya juga
dapat ditentukan dengan tepat.
Francis Bacon dalam bukunya The Advencement of Leraning mengemukakan tesis bahwa
kebanyakan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia mengandung unsur-unsur valitditas
yang bermanfaat dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari, bila pengetahuan itu berisikan
dari salah satu konsep yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Bacon menggunakan
logika induktif sebagai teknik krisis atau analisis untuk menemukan arti pendidikan yang
dapat diandalkan. Melalui pengalaman secara kritis dengan logika induktif akan dapat
ditemukan konsep-konsep pendidikan.
Mempreskriptifkan dalam filsafat pendidikan adalah upaya mejelaskan atau memberi
pengarahan kepada pendidik melalui filsafat pendidikan. Yang jelaskan bisa berupa hakekat
manusia bila dibandingkan dengan mahluk lain, aspek-aspek peserta didik yang patut
dikembangkan; proses perkembangan itu sendiri, batas-batas bantuan yang bisa diberikan
kepada proses perkembangan itu sendiri, batas-batas keterlibatan pendidik, arah pendidikan
yang jelas , target-target pendidikan bila dipandang perlu, perbedaan arah pendidikan bila
diperlukan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat anak-anak.
Johann Herbart dalam bukunya Scence of education menginginkan agar guru mempunyai
informasi yang dapat dihandalkan mengenai tujuan pendidikan yang dapat dicapai dan proses
belajar sebelum guru ini memasuki kelas. Pondasi pendidikan yang dikontruksi di atas asumsi
yang disangsikan kebenarannya atau di atas tradisi yang masih kabur perlu segera diganti
dengan informasi-informasi yang valid. Suatu informasi yang direkonstruksi dari atau secara
ilmiah.
Yang dimaksud menginvestigasi dalam filsafat pendidikan adalah untuk memeriksa atau
meneliti kebenaran suatu teori pendidikan. Pendidikan tidak dibenarkan mengambil begitu
saja suatau konsep atau teori pendidikan untuk dipraktikan dilapangan. Pendidik seharusnya
mencari sendiri konsep-konsep pendidikan di lapangan atau melalui penelitian-penelitian.
Untuk sementara filsafat pendidikan bisa dipakai latar pengetahuan saja. Selanjutnya setelah
pendidik berhasil menemukan konsep, barulah filsafat pendidikan dimanfaatkan untuk
mengevaluasinya, atau sebagai pembanding, untuk kemungkinan sebagai bahan merevisi,
agar konsep pendidikan itu menjadi lebih mantap.
John Dewey dalam bukunya Democracy and Education menyatakan bahwa pengelaman
adalah tes terakhir dari segala hal. Mereka memandang pengalaman sebagai panji-panji
semua filsafat pendidikan yang mempunyai komitmen terhadap inquiry atau penyelidik.
Filosfo berfungsi memilih pengalaman-pengalaman yang cocok untuk memanjukan efisiensi
sosial. Filsafat pendidikan berusaha menafsirkan proses belajar-mengajar menurut prosedur
pengujian ilmiah dan kemudian memberi komentar tentang nilai atau kemanfaatannya.
Filsafat pendidikan mencari konsekuensi proses belajar mengajar, apa yang telah dilakukan,
apa kelemahannya, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan itu
Para filosof, melalui filsafat pendidikannya, berusaha menggali ide-ide baru tentang
pendidikan, yang menurut pendapatnya lebih tepat ditinjau dari kewajaran keberadaan peserta
didik dan pendidik maupun ditinjau dari latar gografis, sosologis, dan budaya suatu bangsa.
Dari sudut pandang keberadaan manusia akan menimbulkan aliran Perennialis, Realis,
Empiris, Naturalis, dan Eksistensialis. Sedangkan dari sudut geografis, sosiologis, dan
budaya akan menimbulkan aliran Esensialis, Tradisionalis, Progresivis, dan Rekontruksionis.
Berbagai aliran filafat pendidikan tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya konsep-
konsep atau teori-teori pendidikan yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung
filsafat pendidikan itu. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat pendidikan juga
mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan diatas kebenaran berdasarkan kaidah-kaidah
keilmuan. Dengan kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan hasil-hasil
penelitian ilmiah.
D. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Sudah merupakan pandangan dan pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan
pandangan hidup oleh seseorang atau masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas atau
pedoman yang melandasi semua aspekhidup dan kehidupan orang atau mayarakat tersebut
ataupun bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan.
Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dijunjung tinggi oleh
penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan
kehidupan manusia,masyarakat atau bangsa. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang
berfungsi menanamkan dan mewariskan system-sistem norma tingkah laku perbuatan yang
didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga
kependidikan ( termasuk guru didalamnya ) dalam suatu masyarakat.
Menurut John Dewey, filsafat merupakan teori umum, sebagai landasan semua pemikiran
umum mengenai pendidikan. Dalam kaitan filsafat dengan filsafat pendidikan Hassan
Langgulung ( dalam Jalaluddin 1997, 22 ) berpendapat bahwa pendidikan adalah penerapan
metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang disebutkan
pendidikan. Filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting, sebab menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu system pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah aktifitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara teratur dan
mendalam yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan dana menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang akan
dicapai. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa terdapat kesatuan yang utuh antara
filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia atau pendidikan.
Filsafat menemukan ide-ide menjadi kenyataan berupa tingkah laku, perbuatan, bahkan
membina kepribadian manusia. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah
realisasi dari ide-ide filsafat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan adalah:
• Filsafat dalam arti filosofis merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
• Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan yang nyata.
• Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam me ngembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmupendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan
yang erat sekali dan tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai arti yang sangat
penting dalam suatu system pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah dan
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatakan kemajuan dan landasan kokoh
bagi tegaknya system pendidikan.
E. PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang
kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi
kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan
negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi
salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

BAB III
PENUTUP
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu
yang sifatnya relatif. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai
semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam
lingkungan masyarakat dan lingkungan
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal
yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima
dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan
berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut
dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-
akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat
Pendidikan tidak boleh bertentangan dengan filsafat.
Antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tidak
terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam suatu system
pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan, meningkatakan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya system pendidikan.
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan
negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik.

DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Tim pengajar. 2010. Filsafat Pendidikan. Medan: FMIPA-UNIMED
Usiono. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Medan : Hijri Pustaka Utama
file:///C:/Documents%20and%20Settings/Account/My%20Documents/filsafat-
pendidikan.html
file:///E:/filsafat-pendidikan.html
http://www.scribd.com/doc/8864461/Filsafat-Pendidikan-Pengantar

http://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-dalam-
pengembangan-ilmu-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai