ASAM AMINO
KELOMPOK III :
1. WIWIK PRATIWI R
2. UTARI M
3. MUH ANSHARI NUR
4. FITRIANTI INDASARI
5. FERA YUNIAR
Struktur Kimia
Asam amino prolin adalah salah satu yang unik di antara 20 pembentuk
asam amino-protein dalam kelompok α-amino yang sekunder. Prolin Memiliki
rumus kimia C5H9NO2, titik leburnya 221 derajat selsius, titik iso
elektrik 6,30 nama sistematiknya adalah Asam S-pirolidin-2-karboksilat.
Teknik Analisis
Teknik Analisisnya yaitu (Novenda dkk, 2016) :
1. Phenylalanine
Analisis Fenilalanin Menggunakan Kromatografi Kertas Penelitian ini
menggunakan kertas saring ukuran 20cm x 25cm sebagai media, fasa gerak
campuran larutan butanol/asam asetat/akuades dengan komposisi 60:15:25. Pe
laksanaan pemisahan dengan metode kromatografi kertas terbagi dalam tiga tahap
yaitu tahap penotolan cuplikan, tahap pengembangan dan tahap identifikasi atau
penampakan noda. Pada tahap penotolan cuplikan, mula – mula siapkan kertas
kromatografi dengan ukuran 20cm x 25cm. Garis awal dibuat dengan jarak 3 cm
dengan salah satu ujung kertas. Sampel yang digunakan adalah larutan fenilalanin
dengan konsentrasi 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 25 ppm dan 50 ppm. Masing
masing sampel dipipet menggunakan mikropipet sebanyak 200 mikroliter dan
ditotolkan atau pipa kapiler pada garis awal tadi kemudian keringkan. Identifikasi
senyawa asam amino dalam kromatografi kertas dilakukan menggunakan pereaksi
ninhidrin. Ninhidrin merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi
dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Ninhidrin merupakan suatu
oksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif
asam α-amino untuk menghasilkan CO¬¬2.NH3 dan suatu aldehid dengan satu
atom karbon kurang daripada asam amino induknya. Reaksi gugus amino dengan
ninhidrin menghasilkan senyawa jingga. Noda berwarna jingga ditentukan harga
Rf-nya. Besarnya Rf ini menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fasa
diam. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi
dengan jarak yang ditempuh oleh eluen (fasa gerak).
2. Proline
Analisis prolin dilakukan dengan metode modifikasi Bates (1973) dengan
menggunakan spektrofotometer dengan prolin murni sebagai standar. Diawali
dengan menyiapkan asam ninhydrin sebagai pereaksi dengan melarutkan 1 gram
ninhydrin dalam 30 ml asam asetat glasial dan 20 ml 6 mol asam asetat. Larutan
tersebut didinginkan dan disimpan selama 24 jam hingga pereaksi siap digunakan.
Sementara itu benih yang telah dikecambahkan selama 5 hari dalam germinator
dikeluarkan dan kecambah tersebut di gerus (ekstraksi) dengan mortar dengan
tambahan 10 ml asam sulfosalisik 3% dan di sentrifuse dengan kecepatan 6.000
rpm selama 5 menit dan diambil supernatannya.
Hasil supernatannya ditera sebanyak 10 ml, 2 ml cairan sampel diambil
dan direaksikan dengan 2 ml asam ninhidrin dan 2 ml asam asetat glasial.
Selanjutnya tabung di panaskan selama 1 jam pada suhu 100oC, kemudian
dinginkan. Cairan tersebuut selanjutnya diekstraksi kembali dengan 4 ml toulen
kemudian di kocok selama 15-20 detik dengan test tube strirer kemudian larutan
dipisahkan dari endapan yang terebntuk dan ukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm dengan blanko larutan toulen.
Adapun akibat dari kekurangan dan kelebihan asam amino yaitu sebagai berikut
(Novenda dkk, 2016) :
Prolin (pro)
Fenilalanin (phe)
Prolin (pro)
Pada manusia Prolin ditemukan pada kolagen dalam kadar tinggi. Tidak ada dari
asam amino ini yang secara normal ditemukan dalam urin dalam bentuk bebas kecuali
pada awal masa bayi.
Fenilalanin (phe)
KESIMPULAN
1. Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amino dan
gugus asam (biasanya asam karboksilat). Berdasarkan jenisnya asam amino
terbagi menjadi 2, yaitu asam amino essensial dan asam amino non essensial.
Asam amino essensial adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Asam amino non essensial adalah asam
amino yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, tetapi dapat dihasilkan oleh tubuh.
Untuk mengidentifikasi adanya protein dapat dilakukan melalui analisis
protein. Analisis protein dibedaan menjadi ujia kualitatif dan uji kuantitatif.
Uji kualitatif dibedakan menjadi 9 cara, sedangkan uji kuantitatif dibedakan
menjadi 3 cara.
2. Sifat asam amino adalah tidak menyerap cahaya tampak/visible.
Dengan pengecualian asam amino aromatik triptofan, tyrosin, fenil alanin
dan histidin, yang tidak menyerap sinar UV yang mempunyai panjang
gelombang 240nm.
DAFTAR PUSTAKA
Novenda, Ika Lia dan Setyo, Andi Nugroho., 2016. Pancaran. Analisis
Kandungan Prolin Tanaman Kangkung (Ipomoe reptana Poir), Bayam
(Amaranthus spinosus) dan Ketimun (Cucumis sativus L.). 5(4): 223-234.
Said, Muhammad Irfandi., dkk. 2011. Profil Asam Amino, Gugus Fungsional Dan
Distribusi Berat Molekul Gelatin Kulit Kambing Yang Diproduksi
Melalui Proses Asam. Vol 6 (1). Hal 18-27.