Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR MATA KULIAH

HORTIKULTURA
Pertemuan ke VIII DAN IX
BUDIDAYA TANAMAN SAYUR-SAYURAN

Oleh: Dr. Juhriah, M.Si

1. PENDAHULUAN
a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan Minggu ke VIII dan IX:
Pokok bahasan pertemuan kedelapan dan kesembilan tentang budidaya sayur-
sayuran
b) Sasaran Pembelajaran/Learning objective:

Mahasiswa mampu mengaplikasikan cara budidaya berbagai jenis sayur-sayuran

c). Perilaku Awal/Entry behavior:

Mahasiswa mampu memahami jenis sayur-sayuran dan cara-cara budidaya

d). Manfaat Pokok Bahasan:

Setelah mengikuti dan memahami materi bahasan ini maka mahasiswa mampu
mengaplikasikan berbagai cara budidaya sayuran

e). Urutan Pembahasan:

Materi secara berurutan akan meliputi:

- Budidaya sayuran daun (Sawi putih)


- Budidaya sayuran bunga (brokoli)
- Budidaya sayuran akar (wortel)

f). Petunjuk Belajar/instructional orientation:

Pada materi bahasan pertemuan kedelapan dan kesembilan ini mahasiswa memahami
tentang cara melakukan budidaya beberapa macam sayur-sayuran
II. PENYAJIAN MATERI BAHASAN
a. Uraian Materi bahasan

81
I. BUDIDAYA SAYURAN DAUN
A. Morfologi Sawi putih Brassica chinensis L.
Habitus sawi putih merupakan semak, seperti silinder dengan pangkal membulat
seperti peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh membentuk roset yang sangat rapat
satu sama lain. Tanaman sawi memiliki akar tunggang dan akar bercabang membentuk
bulat panjang yang menyebar ke permukaan tanah. Tanaman sawi memiliki batang
pendek dan beruas, sehingga tidak kelihatan. Tanaman sawi memiliki bunga yang
memanjang dan juga bercabang banyak. Tanaman sawi memiliki buah bulat atau lonjong,
berwarna keputihan hingga kehijauan, dan tiap satu buah memiliki biji 2-8 butir biji. Biji
tanaman sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat hingga kehitaman, memiliki
permukaan licin, mengkilap, keras dan juga berlendir.
Sawi putih hanya tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk, sehingga di Indonesia
ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini dipanen selagi masih pada tahap vegetatif (belum
berbunga). Bagian yang dipanen adalah keseluruhan bagian tubuh yang berada di
permukaan tanah. Produksinya tidak terlalu tinggi di Indonesia. Sayuran ini populer di
Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di Korea varietas lain sawi putih dipakai sebagai bahan
baku kimchi, makanan khas Korea.
B. Syrat Tumbuh
Tanaman sawi tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin,
sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi, tetapi hasil yang
diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Ketinggian 5-1.200 mdpl (biasanya budidaya pada
100-500 mdpl). Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga di tanam sepanjang
tahun tetapi tidak senang pada air yang menggenang sehingga cocok bila di tanam pada
akhir musim penghujan. Tanah yang cocok adalah tanah gembur, banyak mengandung
humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman tanah antara pH 6-7.
C. Tehnik Budidaya

Cara budidaya meliputi pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman,


penyediaan pupuk dan pestisida, pemeliharaan tanaman, panen dn pasca panen.
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan
bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur
tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia
tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan digunakan. Tanah yang hendak
digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang

82
tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari
secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20-40 cm.
Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian
pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan
agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan digunakan. Bila daerah yang
mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini
bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh
sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2-4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang
baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2–4 minggu sebelum lahan hendak
ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit
(CaMg(CO3)2).
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih
sawi berbentuk bulat dan kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras.
Warna kulit benih coklat kehitaman. Cara melakukan pembibitan ialah benih ditabur, lalu
ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3–5 hari
benih akan tumbuh setelah berumur 3–4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan
ke bedengan.
Penanaman pada bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan 20–30 cm dengan jarak antar bedeng 30
cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk
kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan
40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan
hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
Pemeliharaan meliputi penyiraman secukupnya, penyiangan gulma dan HPT sesuai
kebutuhan, penjarangan atau penyulaman jika diperlukan, pemupukan tambahan
diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu
sendok atau sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air lalu disiramkan untuk 5 m
bedengan.
Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Cara panen
ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong
bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi
yang perlu diperhatikan adalah : Pencucian dan pembersihan krop dalam air mengalir
atau yang disemprotkan, setelah itu ditiriskan di ruangan yang teduh dan dingin.
Penyortiran dan pengelompokan dilakukan sesuai kwalitas (berdasarkan berat dan bentuk

83
atau dengan kreteria lain sesuai permintaan pasar). Pengemasan untuk pemasaran jarak
dekat yaitu disusun dua tingkat dengan ujung krop bersentuhan di tengah-tengah dan
diikat, satu ikatan terdiri dari 40-50 Kg atau dimasukkan ke dalam karung dengan bagian
ujung krop menghadap keluar lalu diikat. Untuk pemasaran antar daerah, krop disusun
secara teratur dalam bak mobil yang dilapisi dan ditutup lembar plastik. Untuk ekspor
pengemasan dilakukan dengan plastik polyethylene berlubang kecil dan dalam
pengangkutan kemasan perlu dimasukkan ke dalam dos karton dengan kapasitas 20-40
Kg/peti.
Pengolaha sawi putih Brassica chinensis L. digunakan sebagai bahan olahan
berbagai macam sayuran. Sayuran sawi putih biasanya diolah menjadi sayur capcay, sup
bening dan sawi tumis. Di Korea sawi putih di jadikan bahan utama dalam pembuatan
Kimchi, yaitu makanan yang difermentasikan.
II. Budidaya Brokoli Brassica oleracea l. var. italica Plenck
A.Morfologi Brokoli
Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno
dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an.
Brokoli memiliki perakaran yang dangkal (20 cm – 30 cm) dan menyebar ke
samping. Batang brokoli berwarna hijau, berbentuk bulat. Daun brokoli berbentuk bulat
telur dengan tepi daun bergerigi, berwarna hijau dan tumbuh berselang seling pada
batang tanaman. Daun brokoli agak keras dan berlapis lilin, daun terdalam yang kecil
berfungsi melindungi bunga yang baru tumbuh dari sinar matahari. Kepala bunga brokoli
tersusun rapat seperti cabang pohon berdaun lebat.
Pada kondisi yang sesuai, bunga brokoli dapat tumbuh memanjang menjadi
tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga. Tanaman brokoli bersifat menyerbuk
silang dengan bantuan serangga. Putik masak lebih dulu daripada tepung sarinya
sehingga sulit terjadi penyerbukan sendiri.penyerbukan silang pada familia Brassicaceae
terjadi karena adanya sifat self incompability.
B. tehnik Budidaya Tanaman Brokoli Brassca oleracea L.
a. Syarat Tumbuh Tanaman Brokoli Brasscia oleracea L. var italica Plenck
Tanaman brokoli tumbuh pada tanah lempung berpasir, gembur dan mengandung
bahan organik tinggi dengan pH antara 6–8, curah hujan yang berkisar antara 1000 –
1500 mm/tahun, dan kelembabab tanah 60 – 100 %. Suhu harian antara 18 oC dan 20 oC.
Suhu mempengaruhi pertumbuhan dengan mempengaruhi pembentukan bunga. Jika
suhu terlalu rendah bunga yang terbentuk akan kecil, sedangkan jika terlalu tinggi bunga

84
akan sulit terbentuk. Ketinggian 1000 – 2000 meter di atas permukaan laut ideal untuk
pertumbuhan tanaman brokoli.
b. Benih
Biji berukuran kecil, berbentuk bulat dan terbungkus cangkang berwarna hitam (ada
mutan yang berwarna kuning atau coklat), permukaannya tidak rata . Benih yang
dianjurkan adalah benih dari varietas lokal yang banyak ditanam di daerah setempat.
Kebutuhan benih untuk lahan adalah 300 – 350 g/ha.
Sebelum disemaikan benih direndam dengan air hangat (50 oC) lalu benih disebar
merata pada bedengan persemaian dengan media berupa tanah dengan campuran pupuk
kandang / kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2 – 3 hari.
Bedengan diberi atap untuk menghindari serangan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). Bibit siap tanam setelah 3 – 4 minggu setelah semai atau sudah memiliki empat
sampai lima daun.
c. Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan lahan dari bekas atau sisa-sisa akar tanaman sebelumnya lalu
digemburkan dan dibuat guludan-guludan selebar hingga 100 cm, tinggi idealnya adalah
35, jarak antar guludan sekitar 40 cm, pH diatas 5,5 jika lebih rendah maka sebaiknya
dilakukan pengapuran tanah. Pemupukan lahan menggunakan pupuk kandang dengan
jumlah secukupnya yang disesuaikan dengan luas lahan.
d. Penanaman
Bibit dipindahkan dari lahan/bedengan pesemaian kebedengan pemeliharaan setelah
berdaun - 5 helai. Jarak tanam sekitar 50 cm x 50 cm.

e. Pemeliharaan
Penyulaman sebelum tanaman berumur dua minggu, bertujuan untuk mengganti
tanaman yang rusak atau mati.
Perempelan cabang seawal mungkin agar ukuran dan kualitas masa bunga yang
terbentuk dapat lebih optimal. Tunas-tunas yang baru muncul perlu dipangkas. Setelah
terbentuk masa bunga, ikatlah daun–daun tua sedemikian rupa, sehingga masa bunga
dapat ternaungi matahari. Penutupan berfungsi untuk mempertahankan warna bunga
sesuai dengan yang dikehendaki apakah akan gelap atau sedikit tenang.
Pengendalian hamam. Mengendalikan hama dan penyakit (mulai dari pemilihan,
perendaman dengan air panas bersuhu 50 oC atau fungisida/bakterisida selama 15 menit,
rotasi tanaman, sanitasi kebun, menanam kultivar/varietas yang tahan penyakit, sterilisasi

85
media semai, menghidari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan serangga,
mencabut tanaman yang terserang penyakit, serta pengapuran pada tanah masam). Hama
yang sering menyerang tanaman brokoli adalah Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Aphis
sp., Liriomyza brassicae. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman brokoli adalah
busuk lunak, akar gada, busuk hitam, dan pekung.
Contoh hama: Agarotis ipsilon dan Spodoptera sp

Gambar 20 Agarotis ipsilon dan Spodoptera sp


Penyiangan, minimal 3 kali, yaitu pada 7 – 10 HST, bersamaan dengan
penggemburan tanah serta pemupukan, pada 20 HST, dan pada 30 -35 HST.
Pemupukan pada umur 1 MST, 3 MST dan 5MST diberikan di sekeliling tanaman
sejauh 10 – 15 cm dari batang tanaman. Dosis pemupukan untuk setiap ha adalah:
1 MST: Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg
3 MST: Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg
5 MST: Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg
Penyiraman seminggu 2 – 4 kali, atau sesuai kondisi tanah.
d. Panen dan pasca panen.
. Brokoli dapat dipanen pada saat bunga sudah padat dan kompak (kira-kira 45-65
HST) dengan cara memotong pangkal batangnya dengan menyisakan 6 -7 helai daun
sebagai pembungkus bunga. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Ada
dua cara panen yaitu mencabut tiap rumpun tanaman bunga brokoli atau memotong
dengan pisau tajam kebagian pangkal tanaman dengan hati-hati agar tidak rusak.
Potongan brokoli akan bertahan kurang lebih 3 minggu jika disimpan pada suhu 10
oC, untuk menjaga kesegarannya potongan dapat dibungkus dengan plastik,
pembersihan, sortasi dilakukan untuk memisahkan, penggolongan berdasarkan kualitas
dan keseragaman ukuran berat, bentuk , sifat permukaan, warna dan tingkat kematangan,

86
penyimpanan dengan pendinginan untuk mempertahan kualitas produk.Kemasan
dilakukan untuk melindungi atau untuk mengawetkan produk sayuran (brokoli).

Gambar 21. Biji, guludan, perampelan, bunga siap pnen, cara panen Brokoli
Brassica oleracea L.var italica Plenck

III. Budidaya Wortel (Daucus carota L.)


A. Morfologi Wortel

Wortel banyak mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat, beta-karoten


(provitamin A), vit B, vit C, glutation, mengandung Ca, Mg, Fe, P, S, dan Cl, sehingga
wortel berkhasiat dalam menyembuhkan beberapa penyakit seperti menurunkan tekanan
darah tinggi, mengencangkan kulit muka, kolesterol tinggi, kanker pankreas, kanker
paru-paru, hepatitis, dan mencegah stroke.
Ciri-ciri morfologi tanaman wortel adalah daun tanaman wortel termasuk daun
majemuk, menyirip ganda dua atau tiga dan bertangkai. Batangnya pendek sehingga
hampir tidak nampak, berbentuk bulat, agak keras dan berdiameter 1-1.5
cm. Wortel memiliki akar tunggang dan serabut. Bunganya tumbuh pada ujung tanaman

87
dan berbentuk payung berganda berwarna putih dan merah jambu agak pucat.
Biji wortel adalah biji tertutup dan berkeping dua yang berbentuk
kecoklatan dengan panjang 3 mm dan 1.5 mm. Umbinya terbentuk dari akar tunggang
yang berubah fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Wortel Daucus carota L. merupakan tanaman sayuran yang diambil umbinya.
Umbi wortel berwarna oranye terang, rasanya gurih, renyah dan sedikit manis. Sayuran
ini dikenal sebagai sumber vitamin A, selain itu wortel juga mengandung banyak vitamin
B dan vitamin C, Berdasarkan bentuknya terdapat tiga ragam wortel. Pertama, jenis
imperator. Umbinya bulat dan panjang, ujungnya lancip, terdapat akar serabut pada
umbinya. Kedua, jenis chantenay. Umbinya bulat dan panjang bersih dari akar serabut,
ujungnya tumpul cenderung membulat. Ketiga, jenis nantes. Sifat dan bentuknya
campuran dari kedua jenis di atas.

B. Syarat Tumbuh

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wortel seperti tanah, suhu,
curah hujan, kelembaban, dan intensitas penyinaran matahari. Wortel biasanya
dibudidayakan pada tanah yang memiliki tekstur struktur tanah yang baik seperti
andosol, alluvial, regosol dan latosol yang biasanya terdapat didataran tinggi tetapi juga
bisa diusahakan pada dataran rendah. Sedangkan derajat keasaman tanah yang sesuai
adalah 5.5 – 6.5. suhu juga berpengaruh terutama pada proses metabolisme, fotosintesis,
transpirasi, aktifitas enzim, absorbsi, penyerapan hara dan lain-lain. Suhu yang optimal
untuk pertumbuhan wortel adalah 15.6 – 21.1 °C, tetapi jika pada suhu 26
°C dengan ketinggian 500 m dpl akan menghasilkan umbi yang kurang memuaskan.
Sedangkan pada suhu yang terlalu tinggi akan menghasilkan umbi yang pendek dan
kecil-kecil. Curah hujan juga mempengaruhi dalam produktifitas tanaman wortel, jika
kekurangan air makan akan menghambat pertumbuhannya. Daerah yang cocok
untuk budidaya wortel adalah daerah yang memiliki iklim basah (15 – 3 bulan kering
dalam satu tahun) dan iklim agak basah (3 – 4.5 bulan kering dalam 1 tahun) tetapi
tanamanwortel juga toleran terhadap iklim sangat basah (0 – 1.5 bulan kering dalam satu
tahun). Kelembaban udara yang sesuai bagi pertumbuhan wortel adalah 80 -90 %. Selain
itu, intensitas penyinaran matahari juga mempengaruhi dalam proses fotosintesis.
Tanaman akan menunjukkan gejala etiolasi seperti tumbuh memanjang, kurus, lemah dan

88
pucat jika kurang sinar matahari. Kondisi seperti ini menyebabkan tanaman tidak akan
membentuk umbi.

C. Tehnik Budidaya Wortel

1. Persiapan lahan
Lahan untuk budidaya wortel harus dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih
40 cm. Kedalaman ini sangat penting mengingat tanaman wortel yang dipanen umbinya.
Tanah yang gembur memberikan keleluasaan pada umbi untuk tumbuh dengan
sempurna.
Budidaya wortel pada struktur tanah yang keras akan menghambat pertumbuhan umbi.
Bentuk umbi menjadi pendek-pendek dan tumbuh cabang pada badan umbi. Setelah
tanah digemburkan dibuat bedengan dengan lebar satu meter dan panjang disesuaikan
dengan bentuk lahan. Ketinggian bedengan sekitar 20-30 cm. Saat membentuk bedengan,
campurkan pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Dosis pemberian
pupuk sebanyak 15-20 ton per hektar. Jumlah tepatnya sesuaikan dengan tingkat
kesuburan tanah. Dibuat larikan pada permukaan bedengan untuk menaburkan benih.
Jarak antar larikan 20 cm dengan kedalaman sekitar 5 cm.

2. Penanaman benih.

Penanaman benih dapat dilakukan secara langsung, tanpa tahap penyemaian


terlebih dahulu. Kebutuhan benih untuk budidaya wortel kurang lebih sebanyak 3-5 kg
per hektar. Benih wortel berasal dari biji, bentuknya kecil-kecil dan cenderung menempel
karena mempunyai serabut seperti bulu pada permukaannya. Jadi, sebelum ditaburkan
gosok-gosokkan terlebih dahulu dengan telapak tangan agar benih tidak saling
menempel. Atau, campurkan abu pada benih tersebut.

Taburkan benih diatas larikan kemudian tutup dengan tanah. Apabila tanahnya
kering siram sedikit untuk menjaga kelembabannya. Tanaman wortel akan tumbuh
setelah 10 hari.
3. Pemeliharaan tanaman wortel
Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman berumur satu bulan. Untuk
budidaya wortel secara organik, digunakan kompos atau pupuk kandang. Bisa juga

89
dengan mengimplementasikan pupuk cair organik atau pupuk hayati. Pupuk kompos
ditaburkan dipermukaan bedengan sekitar tanaman. Dosisnya 10-15 kg per hektar.
Untuk budidaya wortel non organik, digunakan campuran pupuk urea dan KCl
dengan perbandingan 2:1 sebanyak 300 kg per hektar. Pemberian pupuk ditaburkan
dalam bentuk alur yang berjarak 5 cm dari pangkal tanaman.
Selain pemupukan dilakukan juga penyiangan gulma dan penjarangan tanaman.
Agar pertumbuhan umbinya sempurna, atur penjarangan tanaman sehingga jarak antara
satu tanaman dengan yang lainnya berkisar 5-10 cm.
4. Hama dan penyakit
Hama yang paling umum dijumpai dalam budidaya wortel adalah ulat tanah dan
kutu daun. Ulat tanah bisa diberantas dengan cara mencari sarangnya, kemudian diambil
manual dan dibasmi. Lakukan pada pagi hari. Untuk mencegah serangan ulat, jaga selalu
kebersihan lahan dan siangi gulma secara teratur. Bila serangan mengganas, bisa
menggunakan pestisida jenis furadan. Kutu daun menyerang pucuk daun dengan
menghisap cairan dan merusak bentuk daun menjadi keriting. Untuk mengendalikan kutu
daun lakukan rotasi tanaman agar siklus hidupnya terputus. Penyemprotan bisa
menggunakan insektisida.
Penyakit yang sering menyerang budidaya wortel adalah bercak daun dan bintil
akar. Bercak daun disebabkan oleh sejenis cendawan Cercospora. Penyakit ini
menyerang daun tua, gejalanya berupa bercak-bercak coklat dengan pinggiran hitam.
Penyakit bercak daun bisa dikendalikan dengan memilih benih yang sehat atau benih
diberi larutan fungisida terlebih dahulu. Untuk menurunkan resiko serangan penyakit
bercak daun, jaga selalu kebersihan kebun.
Penyakit bintil akar disebabkan oleh nematoda. Gejalanya bentuk umbi benjol-
benjol tak karuan. Pencegahan bisa dilakukan dengan rotasi tanaman. Gilir tanaman
dengan jenis lain yang berbeda keluarga. Penyemprotan kimia yang diaplikasikan adalah
nematisida.
5. Cara dan waktu panen budidaya wortel
Usaha tani budidaya wortel sudah bisa diambil hasilnya setelah 3 bulan hitung
sejak benih ditanam. Waktu pemanenan harus benar-benar diperhatikan. Apabila umur
tanaman terlalu tua tekstur umbi menjadi keras dan rasanya tidak enak.
Cara memanen dilakukan dengan dicabut. Kemudian cuci atau bersihkan kotoran
tanah yang menempel pada umbi dengan air bersih. Batang dipangkal umbi bisa dipotong
atau dibiarkan. Tergantung dari keinginan pasar yang dituju.

90
Budidaya wortel yang dilakukan dengan baik bisa menghasilkan 20-30 ton per
hektar. Tergantung pada jenis dan varietas wortel yang ditanam.

b). Pembahasan:

Setelah pemaparan materi bahasan minggu kedelapan dan kesembilan tersebut di


atas kepada para mahasiswa diberi kesempatan membentuk kelompok diskusi membahas
hal tersebut atau bertanya untuk hal-hal yang dianggapnya belum jelas atau masih butuh
pemahaman lebih jauh.
c). Penelitian:
Berbagai contoh penelitian yang telah dan sedang serta yang memiliki prospektif
dari budidaya tanaman sayur-sayuran terutama sayuran komersil terus dilakukan untuk
mengembangkan potensinya. Perakitan bibit unggul dan penggunaannya pada lahan
perkebunan semakin digalakkan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri ataupun untuk
ekspor sayuran daun, sayuran umbi ataupun sayuran dari bunga maupun buahnya.

d). Penerapan:
Budidaya tanaman sayur-sayuran banyak dilakukan baik melalui perkebunan yang
luas ataupun dipekarangan, ditanam langsung ataupun menggunakann polibag, dengan
sistem penanaman konvensional ataupun dengan hidroponik banyak berkembang
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sayuran dan untuk komidi ekspor.

e). Latihan:

Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai materi diatas, Mahasiswa di


dalam kelas melakukan kegiatan berupa diskusi tentang jenis-jenis sayuran dan
mengelompokkannya berdasarkan organ yang dimanfaatkan sebagai sayuran.
f). Tugas Mandiri:
Mahasiswa membuat iktisar tentang jenis-jenis tumbuhan sayuran dari organ akar,
batang, daun, bunga dan buah.
III. PENUTUP
a. Rangkuman

Budadaya tanaman sayur-sayuran meliputi beberapa tahapan yaitu Pembibitan


(Pembuatan Media Semai/ bagi yang tanam pindah, Teknik Penyemaian dan
pemeliharaan Bibit), Pengolahan Media Tanam (pembukaan /pembersihan dan

91
pengolahan lahan, pengapuran (jika diburuhkan), pembuatan bedengan/ jika dibutuhkan,
pemupukan dasar, pemasangan mulsa/ untuk tanaman terrtentu), Penanaman (pembuatan
lubang tanam dan cara penanaman). Pemeliharaan tanaman (pemupukan, penyiraman,
penyulaman, pemangkasan/perempelan bunga atau buah, penyilangan/jika dibutuhkan,
pengendalian OPT). Penen (umur panen, ciri tanaman siap panen, cara panen). Pasca
panen (pengumpulan, penyortiran, pengemasan, penyimpanan dan pengolahan).

b. Tes Formatif:

Tes formatif diberikan untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang


diperoleh mahasiswa pada materi bahasan ini dengan memberikan pertanyaan antara lain
sebagai berikut:

1. Jelaskan cara budidaya salah satu tanaman sayuran daun


2. Jelaskan langkah-langkah budiaya wortel
c. Umpan Balik:

Mahasiswa dapat mengajukan hal tentang kondisi yang dialami dan diharapkannya
untuk memahami materi bahasan terkait budidaya tanaman sayur-sayuran

IV. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Panduan teknis budidaya wortel. http://alamtani.com/budidaya-


wortel.html diakses oktober 2016
Edi, S., Bobihoe, J., 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian, Jambi.
Fanis, S., 2013. Petsai (Brassica chinensis L.). Universitas Brawijaya, Malang.
Kementrian Pertanian R..I. 2008. Petunjuk Teknis Budi Daya Brokoli. Balai Penelitian
Tanaman dan Sayuran, Bandung
Tjitrosopomo, G., 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta

92

Anda mungkin juga menyukai