Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

PITUITARI (HIPOFISIS)

NAMA : WIWIK PRATIWI R

NIM : H411 16 013

KELAS : FISIOLOGI HEWAN “B”

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai


kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai
organ tubuh. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukann fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh (Gleade, 2005).
Kelenjar Hipofise adalah suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak
dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon
dari semua organ-organ endokrin. Hormon yang diproduksi sebagai Stimulator-
provokator organ organ lain sehingga mampu aktif. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland (Ovedoff, 2002).
Pada kelenjar hipofise tejadi hipersekresi maupun hiposekresi hormon, hal
ini akan menyebabkan beberapa kelainan yang perlu kita ketahui tanda, diagnosa
dan penatalaksanaanya. Hal ini kita pelajari karena kita sebagai seorang
calon perawat harus mengerti dan bias mengaplikasikan dalm dunia kerja
nantinya (Price, 2005).
Gangguan tiroid mencakup berbagai kondisi penyakit yang mempegaruhi
produksi atau sekresi hormon tiroid yang menyebabkan perubahan stabilitas
metabolik. Hipertiroid dan hipotiroid adalah sindroma klinik dan biokimia yang
muncul dari peningkatan dan penurunan produksi hormon tiroid (Price, 2005).
Hipotiroidisme adalah suatu kelainan yang relative sering ditemukan
degan ditandai oleh ketidakcukupan produksi hormone tiroid. Kekurangan
produksi hormone tiroid paling sering disebakan oleh kegagalan tiroid primer
tetapi juga dapat disebakan oleh penurunan sekresi TSH karena insufisiensi
hipofisis (hipotiroidisme sekunder) atau kegagalan hipotalamus dalam melepaskan
TRH (hipotiroidisme tersier) (Ovedoff, 2002).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelenjar Hipofisis (pituitari)


Kelenjar Pituitari (Kelenjar Hipofisis) adalah kelenjar endokrin yang
terletak di dasar otak yang menghasilkan banyak hormon penting bagi tubuh.
Kelenjar pituitari (hipofisis) sering juga disebut “Master of Gland” kelenjar
pengendali karena memiliki fungsi yang sangat penting. Ukuran dari kelenjar ini
sekitar 1,25 cm dengan berat 0,5 gram (Bagnara, 1998).

B. Struktur dan Fungsi Kelenjar Hipofisis (pituitari)


Secara struktural dan fungsional, kelenjar pituitari (hipofisis) dapat terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu : Anterior, intermediate dan posterior, tetapi karena
bagian intermediate sangat kecil dan memiliki fungsi yang minim, maka kami
hanya akan membahas dua bagian saja, (Bagnara, 1998) yaitu :

KELENJAR PITUITARI (HIPOFISIS)


 Adenohipofisis (Hipofisis Anterior)
Kata Adeno berarti kelenjar, nama ini mungkin diberikan karena
adenohipofisis terdiri dari banyak jaringan epitel kelenjar. Bersamaan dengan
hipotalamus, hipofisis anterior membentuk sebuah sistem neuroendokrin yang
terdiri dari suatu kumpulan neuron neurosekretorik yang badan selnya terletak di
dua kelompok di hipotalamus (nukleus supraoptika dan nukleus paraventrikel).
Secara struktural, sebenarnya adenohipofisis (Hipofisis anterior) merupakan
perpanjangan dari kelenjar hipotalamus. Hipofisis anterior mememproduksi
banyak hormon penting yang disekresikan ke dalam darah jika diperlukan,
hormon-hormon tersebut adalah :

 Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone, Somatotropin), mengatur


perumbuhan dan metabolisme tubuh.
 Thyroid Stimulating Hormon / Tirotropin (TSH), mengatur sekresi
hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
 Hormon Adrenokortikotropik (ACTH), mengatur sekresi kortisol oleh
korteks adrena dan pertumbuhan korteks adrenal
 Follicle Stimulating Hormone (FSH), pada pria berfungsi untuk produsi
sperma, sedangkan pada wanita berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan sel ovum.
 Luteinizing Hormone (LH), pada pria berfungsi untuk merangsang
produksi hormon testosteron, sedangkan pada wanita berfungsi untuk
mengatur produksi hormon estrogen dan progesteron serta berperan
penting dalam proses ovulasi.
 Prolaktin, berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan
payudara serta memproduksi air susu pada wanita. Sedangkan fungsinya
pada pria masih belum jelas, kemungkinan besar berhubungan dengan
pertumbuhan organ seks pria.

 Neurohipofisis (Hipofisis Posterior)


Neurohipofisis atau yang juga sering disebut hipofisis anterior adalah
bagian yang terdari kumpulan sel kelenjar diantara pembuluh darah kapiler yang
luas. Neurohipofisis juga mengandung banyak akson saraf dari hipotalamus.
Terdapat dua bagian utama dari neurohipofisis, yaitu :

 Pars Nervosa, bagian belakang dari neurohipofisis tempat penyimpanan


oksitosin dan vasopressin.
 Pars Infundibular (Infundibulum), merupakan bagian tempat terhubungnya
kelenjar hipotalamus dan kelenjar hipofisis.
 Beberapa sumber lain ada yang menyatakan bahwa terdapat bagian
intermedia (tengah) pada neurohipofisis, tetapi kebanyakan sumber hanya
menyatakan 2 bagian.

Dua hormon utama yang disekresikan oleh bagian neurohipofisi adalah


oksitosin dan vasopressin. Kedua hormon ini dibuat di hipotalamus tetapi
dikeluarkan melalui neurohipofisis (hipofisis posterior).
 Hormon Oksitosin
Kata oksitosin berasal dari bahasa Yunani yang artinya kelahiran cepat,
fungsi dari hormon ini kebanyakan berhubungan dengan persiapan organ
reproduksi untuk proses kehamilan dan menghadapi proses melahirkan pada
wanita. Target utama hormon oksitosin pada wanita adalah sel sel otot rahim dan
sel otak kelenjar mamae (kelenjar susu). Pada pria oksitosin memiliki fungsi yang
lebih minim, yaitu untuk merangsang pertumbuhan organ seksual sekunder.
Selain fungsi dari segi fisik, dikatakan juga bahwa oksitosin dapat mempengaruhi
perasaan seseorang, oleh karena itu hormon ini sering juga disebut sebagai
hormon cinta.

 Hormon Vasopressin (Antidiuretik)


Hormon vasopressin merupakan hormon yang dapat ditemukan hampir
pada semua mamalia. Hormon ini sering disingkan dengan VP atau disebut ADH
(Antidiuretik Hormon). Vasopressin adalah hormon peptida pengatur penyerapan
kembali molekul yang melewati ginjal dengan mempengaruhi permeabilitas
dinding tubulus ginjal. VP akan mengatur keseimbangan antara natrium dan air
pada darah maupun urin sehingga dapat mengatur volume darah atau urin dalam
tubuh. Fungsi dari VP ini juga dapat mempengaruhi tekanan darah pada manusia.
C. Anatomi Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis
cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus
anterior. merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofis.
Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, menipakan 1/3
bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise.
Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise
dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf (Corwin, 1997).

Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior


dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi
yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating
hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan
berdasarkan jenis hormon yang disekresi (Corwin, 1997) yaitu:

1. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,


berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah
yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.
2. Sel-sel iactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350
nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
3. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihadral, mengar.-'ung granula sekretori dengan
diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
4. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula
sekretori, menghasilakan FSH dan LH.
5. Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula
terbesar, menghasilkan ACTH.
6. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjar
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan
karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah
carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah selsel yang berfolikel.

Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hon-non tropik akan


mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland (Corwin, 1997).

D. Kelainan Pada Kelenjar Pituitari (hipofisis)

Hiperpituitari (Hiperfungsi Pituitari)


1. Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor
atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah
satu hormone hipofise atau lebih.
Hormon-hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang
lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise)
(Hotma Rumahardo, 2000 : 36).
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang
berlebihan satu atau lebih hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar
pituitary {hipofise} biasanya berupa hormone- hormone hipofise anterior.
2. Etologi
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau
hipotalamus, penyebab mencakup :
a. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel
penghasil GH, ACTH atau prolakter.
b. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH
terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
3. Patofisiologi
 Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk
bergantung pada sel mana dari ke lima sel-sel hipofise yang
mengalami hiperfungsi.
 Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma
makrostopik bila diameternya >10mm atau adenoma mikroskopik
bila diameternya <10mm yang terdiri atas satu jenis sel
 Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel laktotropik (juga
dikenal sebagai prolaktinomus). Tumor yang kurang umumnya
yang terjadi adalah adenoma somatotropik kortikotropik.
 Tumor yang terjadi atas sel-sel pensekresi TSH;Lhatau ;FSH
sangat jarang terjadi.
 Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil
jinak yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin.
 Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH
kebanyakan tumor ini adalah mikroardenoma dan secara
klinisdikenal dengan tanda khas penyakit cus hing’s.
4. Manifestasi klinis
a) Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti
tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiyamegali)
b) Impotensi
c) Visus berkurang
d) Nyeri kepala
e) Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
f) Libido seksual menurun
g) Kelemahan otot, kelelahan dan letargi
5. Diagnosa
1. Diagnosa utama
a. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan penampilan fisik
b. Disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido;infertilitas
2. Diagnose tambahan
a. Nyeri (kepala /punggung) berhubungan dengan penekanan jaringan oleh
tumor hormon; pertumbuhan yang berlebihan.
b. Takut berhubungan dengan ancaman kematian akibat tumor otak.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status
kehidupan.
d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan hilangnya kontrol
terhadap tubuh.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
f. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) berhubungan dengan
gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada neuron optikus.
g. Resti pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
cardiomegali,hepatomega.
h. Resti pemenuhan nutrisi tubuh berhubungan dengan disfagia akibat lidah
yang membesar.

Hipopituitari (Hipofungsi Pituitari)


1. Definisi
Hipopituitary adalah kelainan akibat berkurangnya atau menghilangnya
sekresi dari satu atau lebih hormon hipofisis dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan yaitu ukuran tubuh kecil atau cebol, timbulnya tanda-tanda dan
gejala-gejala biasanya lambat dan tersembunyi, tergantung dari cepatnya serangan
dan hebatnya faktor kerusakan hipotalamus, hipofisis yang dipengaruhi oleh dasar
patogenesis.
Hipopituitarisme dapat merupakan keadaan primer yang disebabkan oleh
kerusakan kelenjar hipofisis pars posterior atau sekunder sebagai akibat dari
defisiensi faktor stimulator hipotalamus yang biasanya berpengaruh terhadap
hipofisis.
2. Etiologi
 Bersifat primer
a) Tumor hipofisa
b) Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat,
bekuan darah, anemia)
c) Infeksi dan peradangan
d) Sarkoidosis atau amiloidosis
e) Penyinaran
 Bersifat sekunder antara lain:
a) Tumor hipotalamus
b) Peradangan
3. Patofisiologi
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kelenjar Hipofisis adalah suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak
dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon
dari semua organ-organ endokrin. Hormon yang diproduksi sebagai Stimulator
dan provokator organ organ lain sehingga mampu aktif. Kemampuan hipofise
dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
Hipofisis terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.
Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus anterior.
merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofis. Lobus
anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, menipakan 1/3 bagian
hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofin.
Hipotiroidisme merupakan penyakit yang sering kali ditemukan dalam
masyarakat. Hipotiroidisme diakibatkan hipofungsi tiroid. Penyakit ini juga
sangat sensitive pada bayi dan anak-anak namun gejala dan tanda-tandanya belum
dapat dilihat dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai