Anda di halaman 1dari 35

Laporan Praktikum Fotosintesis

Laporan Hasil Praktikum Fotosintesis

uji sach
Tujuan
 Membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan cahaya matahari dan berlangsung pada bagian
tumbuhan yang berklorofil.
 Membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan karbohidrat (amilum).
Alat dan Bahan
 aluminium foil
 klip kertas
 beaker glass
 tabung reaksi
 gunting
 bunsen
 kaki tiga
 alkohol 70%
 iodium
 tanaman berdaun dalam pot

Cara Kerja
1. Meletakkan tumbuhan berdaun di tempat gelap sekitar 2 – 3 hari.
2. Setelah itu memilih sehelai daun yang lebar, menutup sebagian permukaan daun dengan
aluminium foil. Menggunakan klip untuk menjepitnya.
3. Meletakkan pot tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari langsung selama
± 5 jam.
4. Memetik daun yang telah ditutup dengan aluminium foil tersebut dan melakukan
pengujian dengan iodium.
5. Cara melakukan uji amilum / lugol:
1. Merebus daun dalam air mendidih selama beberapa menit hingga layu
2. Merebus daun dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofilnya
3. Mencuci daun di bawah air mengalir
4. Menetesi daun dengan larutan lugol / iodium dan mengamati perubahan warnanya
Gambar 1. Percobaan Sachs.
Hasil percobaan

Gambar 2. Daun yang telah ditetesi iodium.

Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan
No Keadaan daun Warna daun
Bagian tidak ditutupi Bagian ditutupi
1 Sebelum direbus air panas hijau hijau
2 Setelah direbus air panas hijau hijau
3 Setelah direbus dalam alkohol hijau hijau
4 Setelah ditetesi reagen lugol hitam putih

Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi kimia fotosintesis !
2. Pada percobaan Sachs, zat apa yang kalian dapat buktikan dari proses fotosintesis ?
3. Mengapa pada percobaan ini daun harus ditutup dengan aluminium foil ?
4. Jelaskan alasan mengapa daun dimasukkan ke dalam air panas dan alkohol panas ?
5. Adakah perbedaan warna antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan
yang tidak ditutup ? Jelaskan mengapa demikian.
6. Simpulan apakah yang bisa kamu ambil dari percobaan ini ?

Jawaban pertanyaan
cahaya matahari

1. Reaksi fotosintesis : 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2


klorofil
2. Proses fotosintesis memerlukan cahaya matahari, terjadi pada tumbuhan yang berklorofil.
Zat yang dihasilkan adalah karbohidrat (amilum) dan oksigen.
3. Agar daun tidak melakukan fotosintesis, sehingga tidak menghasilkan karbohidrat
(amilum).
4. Daun dimasukkan ke dalam air panas untuk menon-aktif-kan sel daun. Sedangkan daun
dimasukkan ke dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofil.
5. Ada perbedaan antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan yang tidak
ditutup. Setelah ditetesi larutan iodium, pada bagian permukaan daun yang terbuka
tampak berubah menjadi kehitaman. Ini menandakan pada bagian tersebut terdapat
amilum yang merupakan hasil fotosintesis. Sedangkan bagian permukaan yang tertutup
tampak berwarna pucat / putih. Ini menandakan pada bagian tersebut tidak terdapat
amilum karena tidak berlangsung fotosintesis.

6. Simpulan yang bisa ditarik adalah:

 Fotosintesis memerlukan cahaya, buktinya bagian daun yang terbuka terkena cahaya matahari
langsung terbentuk amilum dari hasil fotosintesis.
 Fotosintesis menghasilkan amilum, buktinya bagian daun yang ditutup aluminium foil (tidak
terkena cahaya) berwarna pucat / putih dan tidak mengandung amilum karena tidak berlangsung
fotosintesis.

Kesimpulan
cahaya matahari
 Reaksi fotosintesis : 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2
klorofil

 Proses fotosintesis memerlukan cahaya matahari, terjadi pada tumbuhan yang berklorofil. Dalam
proses fotosintesis menghasilkan amilum. Ini bisa diketahui ketika permukaan daun yang terkena
cahaya ditetesi larutan iodium warnanya berubah menjadi kehitaman. Bagian daun yang tidak
terkena cahaya tidak akan melakukan fotosintesis sehingga tidak membentuk amilum dan
warnyanya pucat / putih.
 Dalam percobaan, daun dimasukkan ke dalam air panas untuk menon-aktif-kan sel daun.
Sedangkan daun dimasukkan ke dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofil.
Praktikum Biologi Fotosintesis dan Uji Amilum
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
TENTANG
FOTOSINTESIS DAN UJI AMILUM SERTA ENZIM KATALASE
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan II yang diampuh oleh
Iin Gantihar S.Pd

Oleh :
Sri Endang Satriani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SAMAWA
SUMBAWA BESAR
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas limpahan rahmat, taufik
serta hidayah_Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan II
yang membahas tentang “Fotosintesis dan Uji Amilum serta Enzim Katalase”, sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Kedua kalinya ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua orang tua saya yang
terus memberikan semangat atau motivasi sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan.
Tak lupa pula ucapan terimakasih saya ucapkan khususnya pada dosen pembimbing “Iin
Gantihar, S.Pd” yang telah memberikan tugas dan arahan untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini dan ucapan terimah kasih terakhir saya ucapkan kepada segenap pihak yang ikut
membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya mohon maaf apabila dalam laporan praktikum ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Dan
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi saya supaya
lebih baik lagi.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi
kita semua. Amin

Sumbawa Besar, 12 Desember 2013


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 2
C. TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. FOTOSINTESIS DAN UJI AMILUM ......................................................... 3
B. ENZIM KATALASE ..................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 26
A. KESIMPULAN............................................................................... 26
B. SARAN............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara
sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan
cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari
pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut,
dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung dengan
menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini
hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang
terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya
pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor
internal maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang
fotosintesis ini.
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang
merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa rumusan masalah,
yaitu:
1. Bagaimana Uji Amilum pada Daun Singkong?
2. Bagaimana Fotosintesis pada Tumbuhan Hibrila?
3. Bagaimana Enzim Katalase pada Hati Ayam?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum ini sesuai dengan tujuan di atas, antara
lain:
1. untuk mengetahui Uji Amilum pada Daun Singkong.
2. untuk mengetahui Fotosintesis pada Tumbuhan Hibrila.
3. untuk mengetahui Enzim Katalase pada Hati Ayam
BAB II

PEMBAHASAN

A.LAPORAN PRAKTIKUM (Fotosintesis dan Uji amilum)

A. JUDUL
Fotosintesis (Sachs dan Ingenhousz)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Daun Tidak Berpotosintesis?
2. Apakah Ada Hubungan Intesitas Cahaya dengan Laju Reaksi?

C. TUJUAN
1. Melakukan uji apakah cahaya daun tidak berfotosintesis
2. Mengetahui hubungan intesitas cahaya dengan laju reaksi

D. HIPOTESIS
1. Daun akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari. Karena klorofil hanya akan berfungsi
bila ada cahaya matahari.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin meningkat laju fotosintesis.

E.DASAR TEORI
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis)
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk
dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang
dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi
cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa
merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel
untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti
DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi
dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast)
yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki
oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat
hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang
dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas
fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa
kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per
milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi
terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya
matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia
penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004), air
melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan
elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron
NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa
proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine
triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus
Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia
hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses
yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium.
Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-
hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat.
Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung
seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong
ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa)
yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat
autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-
molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan
manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari
lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena
itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.
(http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil
daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons).
Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat
dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass
pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat
berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan,
ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu
berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya
disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti.
Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya
bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat
terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol
itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka
akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:
1. Faktor pembawaan. Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam
kromosom.
2. Cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan
kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang
terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
3. Oksigen
4. Karbohidrat. Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan
klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
5. Nitrogen Magnesium. Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu
condition sinc qua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut
mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
6. Air. Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari
klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu
pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.
8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil
pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:

1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan
tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna
hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bacteria, berwarna coklat,
merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen
pelengkap, seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang
berwarna biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99)

Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B
daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan klorofilnya dan
setelah itu dicelup dalam larutan lugol. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa
amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis
adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata
ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di
beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan
fotosintesis menghasilkan oksigen. (id.yahoo.answers.org)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun
tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas,
dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis.
Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama.
Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis.
Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada
berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan
infeksi.
F. ALAT DAN BAHAN

Uji Amilum :

Alat:
1. Beker gelas 500 ml
2. Beker gelas 250 ml
3. Beker gelas 600 ml
4. Pinset
5. Penjepit kertas (klip)
6. Kaki Tiga
7. Kawat Kasa
8. Pembakar Spritus
9. Cawan Petri

Bahan:
1. Etanol 70%
2. Air/aquades
3. Yod KI/lugol
4. Tanaman berdaun lebar (singkong)
5. Kertas timah/Karbon

Uji Fotosintesis

Alat:
1. Gelas kimia 1000 ml
2. Tabung reaksi
3. Corong gelas

Bahan:
1. Tanaman Hydrilla sp.
2. Air
3. Kawat
4. Plastik Warna Merah
5. Plastik Warna Biru
6. Soda Kue

G. LANGKAH KERJA

Uji Amilum

1. Dua hari sebelum praktikum, pasanglah kertas karbon pada selembar daun, Membungkus bagian
atas dan bawah daun tetapi hanyasebagian dari permukaan daun, selama 48 jam dengan
menggunakan klip kertas. Kemudian bawahlah daun tersebut kelaboratorium dan jagalah agar
tetapi segar dan utuh.
2. Siapkanlah larutan etanol 70% pada tabung reaksi kira-kira 2/3-nya. Lalu pasanglah pembakar
spritus dengan kaki tiga dan kasa.
3. Rebuslah daun tersebut digelas kimia 250 ml sampai layu. Lalu ambillah dengan pinset dan
masukkan kedalam etanol 70%
4. Siapkanlah penangas air dengan gelas kimia 600 ml, lalu masukkan tabung reaksi berisi daun
kedalam penangas air selama beberapa menit sampai daunnya berwarna pucat. Lalu ambillah
dengan pincet dan letakkan pada cawan petri. Bilaslah dengan air lalu tiriskan.
5. Aturlah letak daun agar tidak terlipat, lalu tetesi selurugh permukaan daun dengan larutan lugol.
6. Amatilah
Uji Fotosintesis

1. Susunlah gelas kimia 1000 ml, corong, dan tabung reaksi seperti pada gam bar diatas, Gunakan
3 buah kawat untuk menyangga corong atau corong diberi penggajal. Pasanglah hidrilla pada
batu pemberat. Masukkan alat dan hydrilla kedalam ember berisi air. Rangkailah alat sampai
seluruhnya berisi air tanpa gelembung udara, lalu angkatlah. Jika tabung reaksi tidak stabil dapat
menggunakan statif, bosshead, dan klem untuk memegang tabung reaksi. Buat lah 5 set untuk 5
macam perlakuan, yaitu :
a. Disimpan ditempat teduh
b. Disimpan ditempat dengan cahaya matahari
c. Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan diberi soda kue 0,5 sendok kue.
d. Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan ditutup plastik warna merah.
e. Disimpan ditempat degan cahaya matahari dan ditutup plastik warna biru.
2. Biarkan selama 20-30 menit.
3. Catatlah hasil pengamatan

G. DATA HASIL PENGAMATAN


Kegiatan Uji Amilum
Hasil Uji lugol
No. Gejala pada bagian Gejala pada bagian Keterangan
daun yang ditutup daun yang tidak ditutup
Bagian yang berwarna
Berwarna biru
1. Berwarna putih pucat biru kehitaman
kehitaman
menunjukkan adanya
amilum, sedangkan
yang berwarna putih
pucat menunjukkan
tidak adanya amilum.

Kegiatan Uji Fotosintesis

No Perlakuan Keadaan Gelembung O2 pada Tabung


Reaksi
1 Ditempat Teduh Tidak Ada
2 Ditempat dengan cahaya Banyak
Matahari
3 Ditempat dengan cahaya Banyak Sekali
Matahari dan diberi soda 0,5
sendok the
4 Ditempat dengan cahaya Sedikit
Matahari dan ditutup plastik
warna merah
5 Ditempat dengan cahaya Sedikit Sekali
Matahari dan ditutup plastik
warna Biru
H. ANALISA DATA DAN KESIMPULAN

Praktikum kali ini berjudul fotosintesis. Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti
cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat
organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Di dalam praktikum fotosintesis ini terdapat dua kegiatan yaitu uji Amilum pada daun
singkong dan fotosintesis pada tumbuhan hydrilla sp.
1. Uji Amilum
Pada uji amilum ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis.
Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker gelas 500 ml, beker gelas 250
ml, pinset, pemanas, penjepit kertas (klip), etanol 70%, air/aquades, Yod KI/lugol, tanaman
berdaun lebar (daun singkong), dan kertas timah. Pada pagi hari sebelum praktikum, sebagian
daun tanaman yang sehat ditutup dengan kertas timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah
terkena cahaya matahari selama 48 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan
dalam pada beker gelas yang berisi larutan etanol 70% yang dipanaskan di alat pemanas di
sekitar air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun dimasukkan dalam alcohol agar
klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Daun yang digunakan kelompok untuk percobaan
sulit larut klorofilnya. Hal ini disebabkan ketebalan daun dan larutan yang digunakan hanya
alcohol yang kadarnya kurang keras untuk dapat melarutkan klorofil pada daun yang tebal. Data
percobaan menggunakan data kelas, karena hanya ada satu kelompok yang berhasil dalam
percobaan ini. Daun yang digunakan kelompok tersebut adalah daun tanaman singkong. Setelah
beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan ditempatkan pada sebuah cawan. Daun tersebut lalu
ditetesi dengan larutan Yod-KI atau lugol sehingga terjadi perubahan warna.
Pada percobaan digunakan larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
amilum pada daun tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi lugol
akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin bagian yang
sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak tertutup warnanya
menjadi biru kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi
kertas timah terdapat amilum, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak
terdapat amilum.
Amilum merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun
yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak
terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan percobaan yang
dilakukan oleh Sachs pada tahun 1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol dan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak
ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh
tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari percobaan ini juga dibuktikan bahwa
hanya pada daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan ”memasak” atau
fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur tentang fotosintesis oleh Dwidjoseputro(1986) :
bahwa tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses
yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari. (Dwidjoseputro, 1986)

Adapun variabel pada percobaan ini antara lain

Variabel bebas : Perlakuan daun singkong yang terkena cahaya matahari dengan tidak
terkena cahaya matahari /ditutup timah.

Variabel kontrol : Alat dan bahan berupa : Beker gelas 500 ml, Beker gelas 250 ml, Beker
gelas 600 ml, Pinset, Penjepit kertas (klip), Kaki Tiga, Kawat Kasa, Pembakar Spritus, Cawan
Petri, Etanol 70%, alkohol, Air/aquades, Yod KI/lugol, Tanaman berdaun lebar
(singkong),Kertas timah/Karbon.

Variabel terikat : Hasilnya yaitu Amilum

2.Uji Fotosintesis Hydrilla


Pada uji fotosintesis hydrilla ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya
dengan laju fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah gelas kimia
1000 ml, tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada percobaan ini
digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang sama. Daun-daun Hydrilla tersebut
diikat menjadi satu kemudian bagian atasnya ditutup dengan tabung reaksi. Setelah rakitan alat
telah siap, satu rakitan alat tersebut ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari, satu
rakitan ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari dan diberi soda kue, satu rakitan
ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari dan ditutup plastik warna merah, satu rakitan
ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari dan ditutup plastik warna biru sedangkan
satu rakitan lagi ditempatkan di tempat yang tidak terkena sinar atau gelap. Hal ini bertujuan
untuk membandingkan laju fotosintesis pada tanaman yag terkena sinar matahari dan tidak
terkena sinar matahari. Perbedaan yang tampak dari keduanya adalah jumlah gelembung yang
dihasilkan.

Adapun variabel pada percobaan ini antara lain:

Variabel bebas : Perlakuan pada tanaman Hydrilla yang berada ditempat teduh, ditempat
kena cahaya matahri, ditempat kena cahaya matahari dan ditutup plastik merah, ditempat kena
cahaya matahari dan ditutup plastik biru serta ditempat kena cahaya matahari dan diberi soda
kue.

Variabel kontrol : Alat dan bahan berupa : Gelas kimia 1000 ml, Tabung reaksi, Corong
gelas, Tanaman Hydrilla sp., Air, Kawat, Plastik Warna Merah, Plastik Warna Biru, Soda Kue.

Variabel terikat : Hasilnya yaitu : Banyaknya gelembung udara.


B.LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE PADA HATI AYAM

A. JUDUL

ENZIM KATALASE PADA HATI AYAM

B. RUMUSAN MASALAH

1. Berapakah kali enzim katalase dapat bekerja secara baik?


2. Adakah pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 pada kinerja enzim
katalase?
3. Adakah Pengaruh suhu terhadap enzim katalase?

C. TUJUAN

1. Membandingkan pengaruh hati ayam yang sudah dipakai dengan hati ayam belum dipakai
berkaitan dengan enzim katalase
2. Membandingkan pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2
3. Membandingkan pengaruh perbedaan suhu pada kinerja enzim katalase pada hati ayam.

D. HIPOTESIS

1. Enzim katalase banyak terdapat pada hati ayam


2. Enzim sangat dipengaruhi oleh suhu
3. Enzim katalase dapat dipake berulang-ulang

E. DASAR TEORI
A. ENZIM
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup.
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup,
tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu
katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian
enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas
protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan
organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan
juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan
salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif
dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti
hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim
yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya
(http://id.wikipedia.org).
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan gembok (enzim
bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama
persis sehingga bisa saling melekat) dan teori ketepatan induksi (enzim tidak merupakan struktur
yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai
substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk
menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling sesuai
dalam menjelaskan cara kerja enzim (http://fionaangelina.com).
B. ENZIM KATALASE
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel
makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat
racun yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada
sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak
berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu,
enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa
golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan
membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap
senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan
menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk
inaktivasi hydrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal
karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat
2. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat atau
donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
2 H2O2 + enzim katalase  2 H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.

C. DERAJAT KEASAMAN (pH)


Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH
= ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas
enzim dengan cepat.

D. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena
enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain
yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya.

E. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar
konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain,
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

F. Konsentrasi substrat
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan
adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim
bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.

F.ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Tabung reaksi
2. Baker gelas
3. Gelas ukur
4. Korek api
5. Silet/Cater
6. Pemanas spritus
7. Penjepit tabung reaksi
8. Kaki 3
9. Kawat kasa
10. Spatula
11. Pipet Kaca
12. Termometer
Bahan:
1. Hati ayam
2. Lemak ayam
3. Ampela Ayam
4. Buah Apel
5. BLarutan NaOH
6. Larutan HCl
7. Larutan H2O2
8. Air panas 60oc
9. Air dingin 10oc
G. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong kecil-kecil hati ayam, lemak, ampela dan buah apel, Lalu memasukkannya kedalam
tabung reaksi masing-masing dengan bantuan spatula bila tersumbat. Ada 4 perlakuan dalam
praktikum ini yaitu :
a. Mereaksikan larutan H2O2_Hati Mengamati gelembung udara yang terbentuk
b. Mereaksikan larutan H2O2+Hati yang sydah dipakai Mengamati gelembung udara yang terbentuk
c. Mereaksikan larutan H2O2+Lemak, Ampela, Buah Mengamati gelembung udara yang terbentuk
d. Mereaksikan larutan H2O2+Hati Dipanaskan Mengamati gelembung udara yang terbentuk
e. Mereaksikan larutan H2O2+Hati Didinginkan Mengamati gelembung udara yang terbentuk
3. Mencatat hasil reaksi
H. DATA HASIL PENGAMATAN

ENZIM KATALASE

Praktek Kegiatan Yang Terjadi Gelembung Gas


1 H2O2+Hati Gas yang terbentuk berupa Banyak Sekali
oksigen, Suhu menjadi panas
2 H2O2+Hati yang Masih ada Reaksi, Suhu Banyak
sudah dipakai menjadi panas, tetapi
kecepatan gelembung
lambat.
3 a. H2O2+Lemak a. Kecepatan Lambat a. Sedikit
b. H2O2+Ampela b. Kecepatan Lambat b. Sedikit
c. H2O2+Apel c. Tidak ada Reaksi c. Tidak Ada
4 H2O2+ Hati Tidak terjadi reaksi apa-apa Tidak Ada
dipanaskan
5 H2O2+Hati Ada sedikit reaksi Sedikit Sekali
didinginkan
I. ANALISA DATA DAN KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita menggunakan hati ayam sebagai bahan percobaan, karena hati
ayam banyak mengandung enzim katalase. Hasil dari percobaan yang terdapat pada tabung
reaksi adalah gelembung yang mengandung gas oksigen.
1. 1 potong hati ayam +H2O2
Saat larutan H2O2 dimasukkan, terjadi pembentukan gelembung-gelembung udara banyak.
Hal itu membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat banyak peroksisom
sehingga menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak. Enzim katalase ini kemudian
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-
gelembung udara yang terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan
senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.
2. 1 potong hati ayam Yang sudah dipakai+H2O2
Dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit kurang dibandingkan dengan percobaan awal
dan reaksinya juga sedikit lambat hal ini karenakan hati ayam tersebut sudah perna digunakan
tetapi dalam hal ini enzim katalase dapat dipakai berulang-ulang.
3. 1 potong( lemak,Ampela, Apel)+H2)2
Dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit pada lemak dan ampela namun pada apel tidak
ada. Hal tersebut disebabkan pada lemak dan ampela terdapat enzim katalase tetapi dalam jumlah
yang minim sedangkan tidak adanya reaksi pada apel dikarenakan enzim katalase tidak ada yang
berada di buah apel.
4. 1 Potong Hati Ayam Dipanaskan +H2O2
Tidak dihasilakan gelembung dikarenakan enzim mengalami Denaturasi. Denaturasi
merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
5. 1 Potong Hati Ayam Didinginkan+H2O2
Dihasilkan gelembung dalam jumlah sangat sedikit sekali. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
sangat dipengaruhioleh suhu. pada suhu yang lebih tinggi kecepatan senyawa hydrogen
peroksida meningkat, sehingga saat bertumbukan dengan enzim, energy molekul hydrogen
peroksida berkurang.
Pada percobaan kali ini yang menjadi variable percobaan adalah:

Variabel bebas : Perlakuan pada Hati ayam, Lemak, Ampela dan Buah

Variabel control : Alat dan Bahan berupa : Tabung reaksi, Baker gelas, Gelas ukur, Korek
api, Silet/Cater, Pemanas spritus, Penjepit tabung reaksi, Kaki 3, Kawat kasa, Spatula, Pipet
Kaca, Termometer, Hati ayam, Lemak ayam, Ampela Ayam, Buah Apel, BLarutan NaOH,
Larutan HCl, Larutan H2O2 , Air panas 60oc,Air dingin 10oc.

Variabel terikat : Hasilnya yaitu : Banyak tidaknya gelembung yang ada pada perlakuan
H2O2+Hati, H2O2+Hati sudah dipakai, H2O2+Hati yang dipanaskan, H2O2+Hati yang
didinginkan, H2O2+Lemak,ampela, dan Apel.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kegiatan UJI Amilum, jika tanpa cahaya daun tidak melakukan fotosintesis. Hal ini
ditandai dengan bagian daun yang ditutup tidak mengandung zat karbohidrat. Zat karbohidrat
hanya dihasilkan pada bagian daun yang terkena cahaya matahari karena bagian daun yang
terkena cahaya matahari dapat melakukan fotosintesis.

Pada kegiatan Fotosintesis Tanaman Hydrilla, Intensitas cahaya matahari berpengaruh


terhadap laju fotosintesis. Hal ini ditandai dengan jumlah produksi gelembung yang dihasilkan
oleh Hydrilla yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak jika dibandingkan dengan
yang tidak terkena cahaya matahari langsung.

Hati ayam mengandung banyak enzim katalase, ekstrak hati sangat baik dalam penguraian
H2O2 terbukti dengan banyaknya gelembung udara saat percobaan. Sedangkan lemak, dan
ampela mengandung enzim katalase juga, namun tidak sebanyak yang terkandung dalam hati dan
juga apel tidak mengandung enzim katalase. Enzim katalase banyak terdapat pada hati ayam.
Enzim katalase dapat digunakan berulang-ulang tetapi enzim katalase dapat dipengaruhi oleh
suhu.

B. SARAN
Dalam penyusunan Laporan Praktikum ini, Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu saya mengharapkan inspirasi dan kritik dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan laporan praktikum ini. Untuk terakhir kalinya
saya berharap agar dengan hadirnya laporan praktikum ini akan memberikan sebuah perubahan
khususnya dunia pendidikan, dalam mengetahui tentang Fotosintesis dan Uji Amilum serta
Enzim Katalase.

DAFTAR PUSTAKA
Camphell,Neil A.2000.Biologogi Edisi Kelima-Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Dwidjoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Jumin, Hasan Basri.1992.Ekologi Tanaman.Jakarta:Rajawali Press

Kimball, John W.1998.Biologi Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Wirahadikusumah, Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi Karbohidrat dan


Lipid.Bandung:ITB Bandung
Percobaan Sachs
Kompetensi dasar :
1. Memahami cara tumbuhan memproduksi makanan
2. Menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis

Tujuan Praktikum :
Melalui percobaan uji sachs, siswa dapat membuktikan bahwa :
1. Membuktikan bahwa cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
fotosintesis.
2. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.

Alat Dan Bahan:


1. Gelas kimia
2. Kertas karbon/Aluminium foil (dapat digunakan pula lapisan alumunium dari bungkus rokok
bagian dalam dengan cara membakar terlebih dahulu lapisan kertasnya)
3. Larutan Lugol/Iodine (atau larutan antiseptik untuk luka)
4. Larutan alkohol 70%
5. Pembakar spirtus
6. Penjepit

Landasan Teori
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari.
Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat
berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk
berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang
dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia
didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi
pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini
hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang
terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya
pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor
internal maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang
fotosintesis ini.

Cara Kerja

1. Tutuplah sebagian dari selembar daun hijau yang masih melekat pada dahan sebelum fajar
muncul di pagi hari sekitar pukul 5.30 atau 2-3 hari sebelum praktikum dengan menggunakan
kertas karbon atau aluminium foil.
2. Petiklah daun itu setelah terkena cahaya matahari sekitar pukul 10.00 pagi.
3. Lepaskan kertas karbon atau aluminium foil pada daun
4. Amati setelah membuka lapisan kertas karbon/aluminium foil pada helai daun.
5. Kemudian rebuslah dalam alkohol agar klorofilnya larut dan sel-sel daunnya mati. Ingat!!
Alkohol mudah terbakar!!, gunakan penangas air pada saat memanaskan alkohol agar tidak
terbakar.
6. Rebus daun sampai terlihat agak pucat, setelah itu angkat daun menggunakan penjepit.
Cucilah daun dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran.
7. Letakkan daun di atas meja dan tetesi dengan larutan Lugol/Iodine, tunggu hingga terserap
oleh daun. Catat perubahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai