Anda di halaman 1dari 24

BAB III

HAKEKAT MANUSIA
MENURUT ISLAM

A. KONSEP MANUSIA
1. Siapakah Manusia?
Ibnu Sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan
sekaligus sebagai makhluk ekonomi. Sebagai makhluk
sosial, manusia tidak bisa hidup dengan baik tanpa ada
orang lain, ini sebagai penyempurnaan jiwa manusia
demi kebaikan hidupnya.
Dan sebagai makhluk ekonomi manusia selalu
memikirkan dan menyiapkan segala sesuatu untuk
masa depannya, terutama mengenai materi sebagai
kebutuhan jasmaninya.

Berdasarkan studi al-Quran dan al-Hadits,


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
memiliki potensi untuk beriman (kepada
Allah),dengan
mempergunakan
akalnya
mampu memahami dan mengamalkan wahyu
serta
mengamati
gejala-gejala
alam,
bertanggung jawab atas segala perbuatannya
dan berakhlak.(N.A Rasyid,1983:19)

Morteza Mutahhari berpendapat bahwa manusia adalah


makhluk serba dimensi. Dimensi pertama, secara fisik
manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan
makan, minum, kawin dan sebagainya. Dimensi kedua,
manusia memiliki sejumlah emosi. Dimensi ketiga,
manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
Dimensi keempat, manusia memiliki naluri untuk
menyembah kepada Tuhannya. Dimensi kelima, manusia
dikaruniai akal, fikiran dan kehendak bebas, sehingga ia
mampu menciptakan keseimbangan dalam kehidupan.
Dimensi keenam, manusia mampu mengenal dirinya,
sehingga ia menyadari siapa pencipta dirinya, bagaimana
historis penciptaannya, mengapa ia diciptakan dan untuk
apa ia diciptakan.

Didalam Al Quran, ada beberapa istilah yang menunjuk


kepada manusia, yaitu :
Bani Adam (QS. Al Arof: 31). Manusia disebut bani Adam,
karena dilihat dari aspek historis penciptaannya, yaitu makhluk
ciptaan Allah yang merupakan keturunan nabi Adam

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid..
Basyar (QS. Al Mukminun: 33). Penyebutan ini sesuai dengan
sifat-sifat biologis manusia, yaitu makhluk Allah yang memiliki
sifat-sifat fisik, kimia, biologis dlm kehidupannya, yang
membutuhkan makan, minum dan sebagainya.

: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, Dia Makan dari apa
yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.

Insan. (QS. Al Ala: 5). Ini menunjukkan manusia yang


memiliki sifat-sifat psikologis dan kecerdasan yaitu makhluk
yang berfikir dan mampu menyerap ilmu pengetahuan.

lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitamhitaman.
An Nas (QS. Al Baqoroh: 21). Dilihat dari aspek sosiologis,
manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang mempunyai
sifat-sifat dan kecenderungan untuk hidup berkelompok
dengan sesamanya, sehingga disebut makhluk sosial.

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah


menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar
kamu bertakwa.

2. Martabat Manusia
Dibanding makhluk lain manusia mempunyai
kelebihan, kemampuan untuk bergerak dalam segala
ruang, baik darat, laut maupun udara. Sedangkan binatang
mampu bergerak di ruang terbatas. Ini semua karunia Allah,
berupa akal dan hati nurani, sehingga manusia dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah. Dan dengan
ilmunya itu manusia mampu berbudaya.
Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaikbaiknya ciptaan. Karena keunggulan-keunggulan yang
dimilikinya. Manusia akan tetap bermartabat mulia, kalau
mereka tetap hidup dengan ilmu dan ajaran Allah, tapi jika
manusia meninggalkan ajaran Allah, yaitu iman dan amal
sholeh (taqwa) maka manusiapun tidak bermartabat lagi,
karena dalam keadaan demikian manusia bermartabat
sangat rendah.

Seperti yang dinyatakan Allah dalam al-Quran surat alAraf ;179




mereka (maksudnya manusia) punya hati tetapi tidak
dipergunakan untuk memahami (ayat2 Allah), punya mata
tetapi tidak dipergunakan utk melihat (tanda2 kekuasaan
Allah), punya telinga tetapi tdk mendengar (ayat2 Allah).
Mereka (manusia) yg seperti itu sama (martabatnya) dg
hewan bahkan lebih rendah lagi dari binatang.

Manusia dibandingkan dg makhluk lain,


mempunyai berbagai ciri,antara lain :
1. Makhluk yg paling unik,di jadikan dalam bentuk
yg baik, ciptaan Tuhan yg paling sempurna. (Q.s.
at-Tin;4)

Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dlm
bentuk yg sebaik-baiknya.

2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan


yg mungkin dikembangkan) beriman kepada
Allah. (QS Al-Araaf:172)

" Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab,
Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. "

3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi


kepada-Nya.(Q.s. az-Zariat:56)

Tidak Kujadikan jin dan manusia, kecuali untuk
mengabdi kepada-Ku.
4. Manusia diciptakan Tuhan utk menjadi khalifahNya di bumi.(Q.s. al-Baqoroh:30)

Allah menciptakan manusia untuk mjd kholifahNya di bumi.

5. Disamping akal, manusia dilengkapi Allah dg perasaan


dan kemauan atau kehendak.(Q.s.al-Insan;3)

Sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yg lurus;
ada (manusia) yg bersyukur tapi adapula yg kafir.
6.Secara individual manusia bertanggung jawab atas
segala perbuatannya. (Q.S.at-Thur;21).

Setiap orang (manusia) terikat (dlm arti bertgjwb)
terhadap apa yang dilakukannya.
7.Berakhlak. Adl ciri utama manusia di bandingkan dg
makhluk lain.

B. EKSISTENSI MANUSIA
1. Tujuan Penciptaan Manusia.
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan
(ibadah) kepada penciptanya, yaitu Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara
sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin dalam sholat saja. Penyembahan berarti
ketundukan manusia kepada ajaran Allah dalam
menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yang
menyangkut hubungan vertikal (manusia dengan Allah)
maupun horizontal (manusia dengan manusia dan alam
semesta). (QS. Al Bayyinah : 5). Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA


1.

Surat Al Muminun ayat 12:



Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati berasal dari tanah.

2.

Surat Al Muminun ayat 13 :



Kemudian kami jadikan saripati itu air mani(yang
disimpan)dalam tempat yang kokoh(rahim).

Surat Al Muminun ayat 14:

Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging,
kemudian Kami jadikan ia makhluk yang berbentuk lain, maka Maha
sucilah Allah. Penciptaan yang paling baik .

4. Surat as-Sajdah;7;

(Dialah) yg membuat
segala sesuatu dg ciptaan yg
sebaik-baiknya yg memulai penciptaan manusia dari
tanah.
5. S.as-Sajdah;8.

Kemudian Dia jadikan keturunannya dari saripati air yg
hina(air mani).
6. S.as-Sajdah;9.

Kemudian,Dia menyempurnakan ciptaan-Nya itu dan Dia


tiupkan ke dlm (tubuh)nya ruh (ciptaan)Nya. Lalu Dia
jadikan pendengaran,penglihatan dan hati..

Dalam hadis Nabi Muhammad menjelas kan proses


kejadian manusia sebagai berikut,Sesungguhnya,
setiap manusia dikumpulkan kejadiannya dlm perut
ibunya selama empat puluh hari sbg nuthfah (air mani),
empat puluh hari sbg alaqoh (segumpal darah) selama
itu pula sbg mudhgah (segumpal daging). Kemudian
Allah mengutus malaikat utk meniupkan ruh (ciptaan)
Allah ke dlm tubuh (janin) manusia yg berada dlm rahim
itu. (H.R. Bukhori dan Muslim).

Ali Syariati sejarawan dan ahli sosiologi islam,


mengemukakan pendapatnya berupa
interpretasi ttg hakekat penciptaan manusia. Ada
simbolisme dlm penciptaan manusia dari tanah
dan dari ruh (ciptaan) Allah.Simbolisnya adl
manusia mempyai dua dimensi (bidimensional) ; dimensi ketuhanan dan dimensi
kerendahan atau kehinaan. Makhluk lain hanya
mempyai satu dimensi saja (uni-dimensional).
Dalam pengertian simbolis tanah hitam menunjuk pada keburukan, kehinaan yg tercermin pd
dimensi kerendahan.

Dimensi lain yg dimiliki manusia adl dimensi


keilahian yg tercermin dari perkataan ruh
(ciptaan)-Nya itu. Dimensi ini menunjuk pada
kecenderungan manusia utk mendekatkan diri
kpd Allah, mencapai asal ruh (ciptaan)Allah.
Karena hakikat penciptaan inilah maka manusia
pada suatu saat dapat mencapai derajat yg
tinggi, tetapi pada saat yg lain dpt meluncur ke
lembah yg dalam, hina dan rendah.

2. Fungsi dan Peranan Manusia.


Masalah fungsi dan peranan manusia adalah tidak
lepas dari status manusia sebagai khalifah. Sebagai
manusia, manusia berfungsi sebagai penerus ajaran Allah,
oleh karena itu peran yang harus dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran Allah dan sekaligus sebagai pelopor dalam
membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi
pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor
pembudayaannya, seseorang dituntut memulai dari diri
sendiri dan keluarganya, setelah itu baru menyampaikan
kepada orang lain. Dan yang harus dilakukan manusia
dalam hal ini adalah :
Mempelajari dan memahami ilmu Allah
Mengamalkan dan membudayakan ilmu Allah
Mengajarkan ilmu Allah

C.TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA


DAN KHALIFAH ALLAH
1. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah
Esensi kata Abdun (hamba) adalah ketaatan dan
ketundukan. Ketaatan dan ketundukan ini terwujud dari
sikap penghambaan diri, ini merupakan konsekuensi dari
manusia sebagai abdun atau hamba Allah. Maka
manusia harus menghambakan dirinya hanya kepada
Allah dan dilarang menghambakan diri kepada yang
selain Allah.
Ada tanggung jawab yang dipikul manusia sebagai
hamba Allah yaitu memelihara iman dan taqwa, karena
ketaatan dan ketundukan itu ada jika ada iman dalam
hati. Iman harus dipelihara karena iman itu bersifat
fluktuatif, dan taqwa juga harus dipelihara karena taqwa
merupakan aplikasi dari iman.

Iman adakalanya bertambah dan berkurang. Malah Iman


seseorang banyak dihinggapi penyakit. Ada Iman sentiasa
bertambah yaitu Iman para Nabi dan Rasul. Ada Iman yang
tidak bertambah atau berkurang yaitu Iman para Malaikat.
Ada Iman yang kadang-kadang bertambah dan ada kalanya
menurun yaitu Iman kebanyakan orang mukmin. Terdapat
juga jenis Iman yang jarang-jarang bertambah tetapi banyak
menurun yaitu Imannya orang-orang yang fasik lagi jahat.
Iman terbagi menjadi lima peringkat:
1. Iman Taqlid yaitu Iman ikutan. Orang yang beriman secara
taqlid beramal semata-mata mengikut orang lain. Iman jenis
ini berbahaya dan menjurus kepada kesesatan.

2. Iman Ilmu yaitu Iman yang berdasarkan kepada ilmu


dan fikiran semata-mata dan ia tidak tertanam dalam
hati. Iman pada tahap ini juga rentan kepada bahaya
dan penyelewengan.
3. Iman A'yan yaitu Iman yang dapat dihayati hingga ke
lubuk hati. Iman pada tahap ini dimiliki oleh orang-orang
sholeh. Seseorang yang beriman pada tahap ini
amalannya bersumber dari hati yang ikhlas untuk
mencari keredhaan Allah swt. Iman kita juga sekurangkurangnya berada pada tahap ini.
4. Iman Hak yaitu Iman yang hakiki yang terlepas dari
godaan nafsu dan syaitan. Iman pada tahap ini dimiliki
oleh golongan muqarrabin.
5. Iman Hakikat yaitu Iman peringkat yang paling tinggi
yang dapat dicapai oleh manusia. Mereka yang memiliki
Iman pada tahap ini hidup semata-mata untuk Allah swt.

2. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah


Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang
kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang
mandat atau SK dari Allah untuk mewujudkan
kemakmuran di Bumi (alam). Kekuasaan yang diberikan
kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan
dirinya mengelola, mendayagunakan, dan memelihara
apa yang ada di alam ini untuk kepentingan hidupnya.
(QS. Al Arof: 10).


Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. Amat sedikit kamu bersyukur.

Kreatifitas manusia dengan kekhalifahannya merupakan


impelementasi dari ketaatan dan ketundukan. Ia tidak
tunduk kepada siapapun kecuali kepada Allah yang telah
memberikan mandat dan amanat sebagai khalifah (QS.
Al Anam: 165).

dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa


di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Anda mungkin juga menyukai