0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. Intensitas cahaya rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai lebih tinggi dibandingkan intensitas cahaya tinggi. Hal ini dikarenakan hormon auksin yang merangsang pertumbuhan pada kondisi ternaung. Namun, intensitas tinggi dapat merusak struktur kloroplas dan menghambat aktivitas stomata daun.
Dokumen tersebut membahas pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. Intensitas cahaya rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai lebih tinggi dibandingkan intensitas cahaya tinggi. Hal ini dikarenakan hormon auksin yang merangsang pertumbuhan pada kondisi ternaung. Namun, intensitas tinggi dapat merusak struktur kloroplas dan menghambat aktivitas stomata daun.
Dokumen tersebut membahas pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. Intensitas cahaya rendah menyebabkan pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai lebih tinggi dibandingkan intensitas cahaya tinggi. Hal ini dikarenakan hormon auksin yang merangsang pertumbuhan pada kondisi ternaung. Namun, intensitas tinggi dapat merusak struktur kloroplas dan menghambat aktivitas stomata daun.
2 Pembahasan 4.2.1 Perbedaan Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Tanaman Jagung dan Kedelai/Kacang Hijau
Intensitas cahaya pada tanaman jagung mempengaruhi tinggi tanaman
jagung tersebut. Pada pengamatan dari praktikum tanam, diperoleh hasil yaitu peningkatan pada setiap minggu setelah tanam. Pada tanaman jagung yang mendapatkan intensitas cahaya yang rendah, tinggi tanaman pada 3mst adalah 22 dan 17cm. Tinggi tanaman terus meningkat setiap minggunya hingga tinggi tanaman tertinggi adalah pada 6mst yaitu 30 dan 33cm. Sementara pada tanaman jagung yang mendapatkan intensitas cahaya lebih banyak memiliki tinggi yang kurang dari tanaman jagung yang mendapatkan intensitas cahaya rendah. Pada 3mst tinggi tanaman jagung yaitu 14 dan 12cm. Sampai pada 6mst, tinggi tanaman jagung yaitu 21 dan 14cm. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedy Eko S., dkk (2012) yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi berbeda dari tiga varietas jagung yang ditanam pada naungan yang berbeda. Penelitian menunjukkan ketiga varitas tanam tetap tumbuh, namun tanaman yang ditanam di daerah yang kurang intensitas cahaya lebih tinggi. Pada tanaman kacang hijau, tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya yang banyak maupun yang ternaungi menunjukkan peningkatan tinggi tanaman. Pada tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya tinggi, tinggi tanaman pada 2mst adalah 3cm pada tanaman pertama dan 4cm pada tanaman kedua. Tinggi kedua tanaman terus bertambah hingga 7mst yaitu 14,5cm pada tanaman pertama dan 18cm pada tanaman kedua. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imran (2017), tumbuhan kacang hijau yang tumbuh pada intensitas cahaya 45% memiliki tinggi yang lebih dibandingkan dengan yang tumbuh pada intensitas 25% dan 100%. Menurut Sulvikultur (2007, cahaya mempengaruh pertumbuhan batang, sehingga batang yang tidak terkena cahaya akan menjadi lebih panjang. Hal ini disebab kan karena dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang pemanjangan sel-sel pada batang sehingga batang tumbuh menjadi lebih panjang. Selain mempengaruhi pertumbuhan batang, cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan xilem sehingga mempengaruhi perkembangan batang. 4.2.2 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung dan Kacang Hijau
Pengamatan tinggi tanaman Kacang Hijau dilakukan pada intensitas
cahaya matahari rendah dan intensitas cahaya matahari tinggi, dimana masing- masing memiliki dua tanaman. Hasil pengamatan tinggi tanaman Kacang Hijau intensitas tinggi pada MST pertama sebesar 3 cm dan 4 cm. sedangkan, tanaman Kacang Hijau intensitas rendah sebesar 4cm dan tanaman kedua tidak tumbuh. Pada MST ke 4 tanaman Kacang Hijau intensitas rendah memiliki tinggi tanaman yang lebih dari pada tanaman Kacang Hijau intensitas tinggi yaitu sebesar 15,5 cm, untuk tanaman Kacang Hijau intensitas tinggi hanya sebesar 6cm dan 9,5cm. Hal ini karena pada saat tanaman berada pada nauangan atau intensitas cahaya matahari rendah, hormon auksin akan berkerja merangsang pertumbuhan tanaman Kacang Hijau. sehingga tumbuh pesat namun keadaan kesehatan tanaman Kacang Hijau lemah. hal tersebut dinamakan etiolasi (Widiastuti, L. 2014). Pada saat tumbuhan kacang hijau intensitas cahaya rendah terjadi gangguan metabolisme, sehingga menyebabkan laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat menurun (Djukri dan Purwoko, 2003). Oleh sebab itu tanaman memiliki pertumbuhan yang pesat namun keadaan tanaman tidak sehat. Tanaman Kacang Hijau termasuk kedalam tanaman C3 yaitu tanaman yang memerlukan cahaya matahari selama maksimal 12 jam (Ashari, 2006). Sedangkan tanaman Jagung merupakan tanaman C4 yang sensitif terhadap cahaya rendah, intensitas cahaya yang diterima tanaman Jagung berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Intensitas cahaya rendah menyebabkan berkurannya enzim fotosintetik yang berfungsi sebagai dalam fiksasi co2 (Taiz and Zeiger, 2002). Selain itu intensitas cahaya terlalu tinggi pada tanaman jagung dapat merusak pigmen fotosintetis dan struktur tilakoid dalam storma (Ahuju, I. dkk. 2010). Meskipun berasal dari kelompok berbeda tanaman Jagung dan Kacang Hijau pada intensitas terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap aktivitas sel stomata daun dalam mengurangi transportasi, sehingga terhambatnya pertumbuhan (Sudomo, 2009). namun tanaman Jagung memiliki toleransi yang lebih dari pada tanaman Kacang Hijau. Karena tanaman C4 memiliki lebih banyak kloroplas yang terdapat di slubung pembuluh (Paiman, 2015). sifat tanaman C3 tidak membutuhkan cahaya secara penuh untuk pertumbuhannya berbanding terbalik dengan C4 yang butuh cahaya lebih banyak. Daftar Pustaka WS, Bilman. 2001. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata), Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 3 no.1 2001. Diakses melalui http://repository.unib.ac.id/281/1/25.PDF Dedy Eko S, Denna Eriani Munandar, Setiyono. 2012. Pengaruh Perbedaan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jagung (Zea mays, L) Komposit. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Jember. Diakses melalui http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/70564/DEDY%20EKO %20SETIYAWAN.pdf?sequence=1 Saifulloh, Imran Nur. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas PGRI Yogyakarta. Diakses Melalui http://repository.upy.ac.id/1678/1/Artikel.pdf Widiastuti, Libria. Tohari. Sulistyaningsih, Endang. 2004. PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN KADAR DAMINOSIDA TERHADAP IKLIM MIKRO DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN DALAM POT. Ilmu Pertanian 11(2) : 35-42 http://agrisci.ugm.ac.id/vol11_2/no4_krisan.pdf Djukri dan Purwoko, 2003.Pengaruh Naungan Paranet terhadap Sifat Toleransi Tanaman Talas (Colocasia esculenta L) Schott. Ilmu Pertanian 2 (10) :17-25 http://eprints.undip.ac.id/45893/1/7._Sri_Haryanti_isi.pdf Ashari, S. 2006. Hortikultura aspek budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-press). http://repository.upy.ac.id/1678/1/Artikel.pdf Sudomo, A. 2009. “Pengaruh naungan terhadappertumbuhan dan mutu bibit manglid (manglieta glauca bi)”. Tekno hutan tanaman vol. 2 no. 2, :59-66. http://repository.upy.ac.id/1678/1/Artikel.pdf Paiman. 2015. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta (UPY-Press). http://repository.upy.ac.id/1678/1/Artikel.pdf