Anda di halaman 1dari 5

FENOFISIOLOGI TERHADAP BUAH NAGA DENGAN CAHAYA

Fenologi, studi tentang fenomena atau kejadian. Ini diterapkan pada pencatatan dan
studi tanggal kejadian alam berulang (seperti pembungaan tanaman atau kemunculan
pertama atau terakhir burung migran) sehubungan dengan perubahan iklim musiman.
Dengan demikian fenologi menggabungkan ekologi dengan meteorologi.

Faktor cuaca yang memiliki pengaruh terbesar pada kejadian berulang di iklim sedang
hampir selalu suhu; di daerah tropis mungkin curah hujan, kelembaban, atau beberapa
faktor lainnya. Panjang hari, yang berfluktuasi sepanjang tahun tetapi selalu sama di
satu tempat pada tanggal yang sama setiap tahun, seringkali menentukan tanggal rata-
rata peristiwa alam tetapi bukan variasinya dari tahun ke tahun. Dengan spesies
penghuni, kejadian lokal ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca sebelumnya di area
tersebut; dengan hewan migran, tanggal kedatangan lebih dipengaruhi oleh kondisi
pada awal dan selama migrasi mereka.

Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh interaksi lama pencahayaan dengan
jenis varietas terhadap inisiasi pembungaan stek buah naga (Hylocereus sp.) dan agar
dapat dijadikan metode dalam mempercepat pembungaan buah naga dan mendorong
budidaya buah naga dalam pot (tabulampot).

Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan split plot (Rancangan Petak Terpisah) dalam RAK dengan
tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh lama pencahayaan
dan jenis varietas stek buah naga tidak memberikan pengaruh terhadap inisiasi
pembungaan stek buah naga. Namun, perlakuan P4S2 muncul pentil bunga pada
pengamatan hari ke-14 tetapi hanya bertahan beberapa hari, setelahnya pentil bunga
tersebut mengering.

Bioekologi Buah naga (Hylocereus cortaricensis)


Tanaman Hylocereus sp. apabila mendapat penyinaran yang lama akan memacu
pembungaan karena tanaman buah naga termasuk tanaman LDP (Long Day Plants)
dan tergolong tanaman CAM (Crassulacean Acid Metabolism). Penyinaran lampu di
malam hari akan mengoptimalkan pembukaan stomata sehingga pengambilan karbon
dioksida akan meningkat yang di gunakan sebagai salah satu bahan untuk melakukan
fotosintesis. Fungsi dilakukan penambahan penyinaran untuk memperpanjang waktu
fotosintesis. Dengan metode tersebut, akan meningkatkan produksi asimilat. Inisiasi
primordial bunga pada di bagian meristem memungkinkan terjadi apabila akumulasi
asimilat memadai (Setyawati, 2020).
Lama waktu pencahayaan yang diterapkan akan menentukan banyaknya bunga yang
muncul pada tanaman buah naga pada saat di luar musim. Pencahayaan yang semakin
lama akan menghasilkan bunga semakin banyak. Posisi pencahayaan yang efektif

-------------------------------
679890983.docx |1
untuk merangsang buah naga menampakkan bunga di luar musim yaitu berada
diantara dua klon tanaman buah naga (Hidayah et al., 2016).
Menurut Aini (2008), dalam penelitiannya mengenai buah naga merah, Dari awal
munculnya tunas hingga bunga mekar membutuhkan waktu sekitar 23-25 hari. Sekitar
32-35 hari waktu yang dibutuhkan dari penyerbukan hingga panen. Penyinaran
dilakukan selama tiga bulan, mulai bulan Mei hingga Juni. Penyinaran ini dilakukan
setelah musim berbuah selesai dan lampu dinyalakan mulai pukul 17.00-04.00 (11
jam). Lampu ditempatkan ditengah dari 4 tanaman buah naga, lampu berjarak 1,5
meter jika diukur dari permukaan tanah. Penambahan penyinaran dengan lampu 45
dan 55 watt bisa menginduksi pembungaan buah naga di luar musim. Pada 54 dan 42
hari setelah diberikan penyinaran kuncup bunga telah muncul dan dibutuhkan waktu
19-20 hari dari perkembanga kuncup bunga hingga mekar (Palupi, E. R & Farida, S,
2015 dalam Soemargono, 2015).
Menurut Ashlihatina (2019), pencahayaan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hylocereus cortaricensis membutuhkan
penyinaran secara penuh. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian daya
lampu yang berbeda berpengaruh terhadap kadar klorofil dan hasil panen tanaman
Hylocereus cortaricensis..
Sutoyo (2011) dalam Setyawati (2020), menjelaskan bahwa panjang hari berpengaruh
terhadap jumlah cadangan makanan yang dihasilkan tanaman serta menentukan waktu
pembungaan.

Cahaya merupakan faktor luar terpenting dalam mengontrol pertumbuhan dan


perkembangan tanaman buah naga. Pengendalian morfogenesis oleh cahaya disebut
fotomorfogenesis. Reaksi-reaksi fotomorfogenesis dipengaruhi oleh semacam pigmen
yang disebut fitokrom. Fitokrom merupakan pigmen hijau biru penerima cahaya yang
-------------------------------
679890983.docx |2
berhubungan dengan pengaruh fotoperiode dalam tanaman. Fitokrom ada pada hampir
semua jenis tanaman dan berada pada sebagian besar organ tanaman termasuk akar.
Fitokrom mengatur proses yang bervariasi dalam tanaman, mulai dari perkecambahan,
pertumbuhan batang dan daun serta pembentukan bunga dan biji (Salisbury dan Ross,
1992)

Warna Cahaya
Cahaya merah dan biru merupakan spektrum cahaya yang paling bermanfaat bagi
tanaman, dimana cahaya merah (610 – 750 nm) mensimulasi vegetatif dan
pembungaan, akan tetapi jika satu tanaman mendapatkan cahaya merah yang terlalu
banyak, tanaman tersebut menjadi lebih tinggi dan ramping. Cahaya biru (400 – 520
nm) berfungsi untuk menjaga laju pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman dapat
tumbuh ideal, khususnya pada pembibitan tanaman berdaun lebar dan pendek.
Namun sebenarnya tanaman membutuhkan semua spektrum cahaya untuk melakukan
fotosintesis dan secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
secara fisiologis.

Lampu HID (High Intensity Discharge)


HID adalah lampu discharge yang mampu menghasilkan intensitas cahaya tinggi yang
mengemisi cahaya putih kekuningan tergantung dari skala kelvin yang dihasilkan.
Lampu LED (Light Emiting Diode) Light Emiting Diode (LED) adalah suatu semi
konduktor yang memancarkan cahaya monokromatik atau biasa diartikan sebagai
diode yang memancarkan cahaya bila dialirkan alur listrik. Semi konduktor adalah
material yang dapat bertindak sebagai konduktor dan isolator Efikasi Lampu Menurut
Utomo (2012) efikasi lampu adalah rentang angka perbandingan antara Fluks cahaya
(lumen) dengan daya listrik suatu sumber cahaya (watt), dalam satuan lumen/watt.
Efikasi juga disebut Fluks cahaya spesifik. PAR (Photosynthetic Activity Radiation)
Pada kegiatan budaya pertanian, pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal
tersebut dikarenakan hampir semua objek berupa tanaman hijau yang memiliki
kegiatan fotosintesa (Jumin, 2008).
Bagian cahaya matahari yang terlihat oleh mata manusia adalah yang berpanjang
gelombang 400 nm hingga 700 nm. Bagian cahaya yang terlihat oleh mata manusia
itulah yang diubah oleh tanaman menjadi energi kimia dalam proses
fotosintesis, sehingga disebut cahaya fotosintesis (Kania, 2002).

Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh lama pencahayaan dan jenis varietas stek buah naga
(Buah naga Merah, Buah naga Kuning dan buah naga Putih) dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Tidak terdapat durasi lama pencahayaan yang mempengaruhi inisiasi pembungaan
stek buah naga.
-------------------------------
679890983.docx |3
2. Tidak terdapat jenis varietas yang mempengaruhi inisiasi pembungaan stek buah
naga.
3. Interaksi antara varietas buah naga super merah dengan pencahayaan 18 jam (P4S2)
yang cenderung memberikan pengaruh terbaik terhadap inisiasi pembungaan stek
buah naga.

-------------------------------
679890983.docx |4
Pustaka pendukung

1. KHATIMA, H. (2022). Pengaruh Lama Pencahayaan Terhadap Inisiasi


Pembungaan Tiga Varietas Stek Buah Naga (Hylocereus Sp.) (Doctoral
Dissertation, Universitas Bosowa).
https://repository.unibos.ac.id/xmlui/handle/123456789/2539

2. Sandag, A. R., Ludong, D., & Rawung, H. (2017, October). Pemberian Cahaya
Tambahan Dengan Lampu Hid Dan Led Untuk Merespon Waktu Pembungaan
Tomat Cherry (Solanum Liycopersicum Var Cerasiforme) Di Dalam Rumah
Tanaman. In Cocos (Vol. 1, No. 8).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/view/17830

3. Salisbury, dan Rose. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerbit ITB Bandung

4. Kania. 2002. Solar Radiation Avaliability for Plant Growth In Arizona Controlled
Environment Agriculture Systems.

5. Jumin. H. B. 2008. Dasar-dasar Agronomi.Raja Grafindo Persada. Jakarta. 243


hlm.

6. REDU, S. T., & HORTIKULKTURA, J. T. P. D. PRAKTEK KERJA


LAPANGAN.
https://www.academia.edu/download/61288875/LAPORAN_PKL20191121-
79828-bwrp60.pdf

-------------------------------
679890983.docx |5

Anda mungkin juga menyukai