Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM IPA II

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN


KECAMBAH

DI SUSUN OLEH :
DINDA RESTU NABILA
17312244027
KELOMPOK 5

KELAS : PENDIDIKAN IPA C 2017

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
A. Judul
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kecambah
B. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kecambah.
2. Mengukur rata-rata pertumbuhan per-hari tanaman kecambah
C. Kajian Pustaka

Kacang hijau merupakan tanaman leguminoceae yang dapat beradaptasi luas di


berbagai daerah yang beriklim panas atau tropik. Di Indonesia, kacang hijau dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Keadaan iklim
yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25 – 27 ºC dengan
kelembapan udara 50 -80%, curah hujan antara 50 – 200 mm per bulan, dan cukup
mendapatkan sinar matahari. Hampir semua varietas kacang hijau dapat beradaptasi dengan
lahan kering, namun
tidak semua varietas mampu menunjukkan daya hasil yang tinggi (Sunghening et al., 2012)
Kacang hijau sebagai salah satu sumber protein nabati, merupakan komoditas strategis
karena permintaannya cukup besar setiap tahun, sebagai bahan pangan, pakan, maupun
industri. Keunggulan lain tanaman kacang hijau adalah berumur genjah (pendek), toleran
terhadap kekeringan karena berakar dalam, dapat tumbuh pada lahan yang miskin unsur hara.
Cara budidaya tanaman ini relatif mudah, hama yang menyerang relatif sedikit, dan harganya
relatif stabil (Alfandi, 2015).
Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena perannya dalam kegiatan
fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembuangaan, pembukaan dan
penutupan stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari
mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman melalui proses fotosintesis.
Penyerapan cahaya oleh pigmen-pigmeen akan mempengaruhi pembagian fotosintat ke
bagian-bagian lain dari tanaman melalui proses fotomorfogenensis (Baharsjah, 1980).
fotomorfogenesis yaitu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang langsung di kontrol
oleh cahaya dan tidak tergantung fotosintesis (Ting, 1982).

Menurut Adisarwanto (1999) perlakuan dengan menumbuhkan kacang hijau dan


kacang merah dengan intensitas cahaya yang berbeda akan mempengaruhi sifat morfologi
tanaman. Morfologi tanaman kacang hijau dan kacang merah yang ditumbuhkan di tempat
gelap adalah batang tidak kokoh, karena garis tengah batang lebih kecil sehingga tanaman
menjadi mudah rebah.
Menurut Silvikutur (2007:25)cahaya berpengaruh terhadap arah pertumbuhan akar
dan perluasan atau tidak bergulungnya daun. Daun berusaha mendapatkan lebih banyak
cahaya untuk proses potosintesis . Cahaya akan menghambat pertumbuhan batang sehingga
pada bagian batangnya tidak terkena cahaya menjadi lebih Panjang. Cahaya juga
mempengaruhi pertumbuhan xilem sehingga mempengaruhi perkembangan batang. Selain
berpengaruh terhadap proses fotosintesis, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap
organ dan keseluruhan tumbuhan. Keadaan gelap berpengaruhterhadap bentuk luar tumbuhan
dan laju perpanjangannya.

Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang
diletakkan di tempat yang terkenacahaya. Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan
tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkenacahaya. Akan tetapi
tumbuhan menjadi pucat karenakekurangan klorofil, kurus, dan dauntidak berkembang.
Tumbuhan seperti itu disebut mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak adacahaya, auksin
merangsang pemanjangan sel-sel sehingga tumbuh lebih panjang.Sebaliknya, dalam keadaan
banyak cahaya auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan tumbuhan terhambat.
Cahaya menyebabkan auksin rusak terdispersi ke sisigelap. Laju tumbuh memanjang pada
tumbuhan dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuhan lebih
kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Selain berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, cahaya dibutuhkandalam proses fotosintesis. Tumbuhan yang tidak
terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil sehingga daun menjadi pucat. Akan tetapi,
jika intensitas cahaya terlalu tinggi,klorofil akan rusak (Silvikutur ,2007:25).

Penaungan mengakibatkan perubahan terhadap cahaya matahari yang diterima


tanaman, baik intensitas maupun kualitasnya. Pengaruh cahaya terhadap tanaman sangat
kompleks, yaitu mempengaruhi proses fotokimia dan juga bentuk dan ukuran tanaman
(Woodward dan Sheely, 1983). Namun pemberian naungan hanya dapat menurunkan suhu
udara relatif rendah yaitu menurunkan suhu maksimum dan sedikit menaikan suhu minimum
(Nurshanti, 2011),

Berdasarkan respons tanaman terhadap lama penyinaran matahari, maka tanaman


dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Pertama, golongan tanaman hari panjang (long
day plants) seperti barlei, alfafa, wit dan sebagainya yang memerlukan cahaya matahari
selama 13 jam atau lebih agar dapat berbunga. Kedua, tanaman hari pendek (short day plants)
atau biasa disebut tanaman C3 seperti padi, kedelai, buncis, kacang-kacangan dan sebagainya
yang memerlukan penyinaran selama maksimal 12 jam agar tanaman tersebut dapat berbunga.
Di antara dua golongan tanaman tersebut terdapat golongan ketiga, yaitu tanaman netral
(neutral day plants). Tanaman hari netral berarti proses pembungaan tidak dipengaruhi oleh
lamanya penyinaran matahari, sebagai contoh tanaman jagung, kubis, dan sebagainya (Ashari,
2006).

Intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel
stomata daun dalam mengurangi tranportasi sehingga mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman, sedangkan intensitas cahaya yang terlalu rendah akan menghasilkan
produk fotosintesa yang tidak maksimal sehingga pertumbuhan tanaman terhambat (Sudomo,
2009).

Perkecambahan atau germinasi ditandai dengan keluarnya bakal akar atau radikal
dari kulit biji. Selama proses ini berlangsung terjadi mobilisasi cadangan makanan dari
jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif yaitu sumbu pertumbuhan
embrio atau lembaga. Selama proses perkecambahan, bahan makanan cadangan diubah
menjadi bentuk yang dapat digunakan, baik untuk tumbuhan maupun manusia (Astawan,
2008: 165).

Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis antara lain


yaitu imbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi O2, pengaktifan enzim dan
pencernaan, transpor molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio, peningkatan respirasi
dan asimilasi, inisiasi pembelahan dan pembesaran sel dan munculnya embrio (Gardner
1991: 291).

Berdasarkan posisi kotiledon pada kecambah, tipe perkecambahan dapat dibedakan


menjadi :

1. Perkecambahan epigeal
Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang
sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon dapat
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh tumbuhan ini adalah kacang
hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah. Organ pertama yang muncul ketika biji
berkecambah adalah radikula. Radikula ini kemudian akan tumbuh menembus permukaan
tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan
tumbuh lurus ke permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akan
memunculkan daun pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di
dalamnya telah habis digunakan oleh embrio (Campbell et al., 2000: 365).

Gambar 1. Perkecambahan epikotil (Campbell et al., 2000: 365)

2. Perkecambahan hipogeal
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian
plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam
tanah. Contoh tumbuhan yang mengalami perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang
kapri, jagung, dan rumput-rumputan embrio (Campbell et al., 2000: 366).

Gambar 4. Perkecambahan Hipogeal (Campbell et al., 2000: 366).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lampu led
b. Lux meter
c. Gelas kecil
d. Baterai 9v
e. Dudukan baterai
f. Kabel

2. Bahan
a. Tanah
b. Biji kedelai

E. Desain dan Prosedur Percobaan


1. Desain Percobaan

a) b)
Gambar : Desain percobaan
a) tempat gelap, dan b) tempat terang
1. Prosedur Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat media tanaman berupa tanah pada gelas plastik sebanyak dua buah

Menanam masing-masing biji kecambah ke dalam media sebanyak tiga biji

Menempatkan masing-masing media ke dalam kardus

Kardus b diberi cahaya lampu, sedangkan kardus a dibiarkan tertutup rapat agar
tidak ada cahaya yang masuk

Mengukur rata-rata pertumbuhan per hari

Mengamati selama tiga hari


F. Data Hasil Percobaan
Kardus A (Gelap)
Intesitas Cahaya = -002 candela
Hari Tumbuhan Kacang Hijau di Tempat Rata-rata Keterangan
tinggi
Gelap (cm)
kecambah
(cm)
1 2 3
1 1 cm 0,8 cm 0,5 cm 0,76 cm Kecambah mulai
tumbuh dari setiap
kacang, kacang
terlihat segar dan
sehat
2 2,5 cm 2 cm 1 cm 1,83 cm Akar tumbuh
mengarah kebawah
dan kacang mengarah
keatas, pertumbuhan
cenderung
membengkok
3 5 cm 4,5 cm 3 cm 4,16 cm Tumbuhan mulai
berwarna kuning,
batangnya lemah,
panjang dan kurus

Kardus B (Terang)
Intensitas Cahaya = 608 candela
Hari Tumbuhan Kacang Hijau di Tempat Rata-rata Keterangan
tinggi
Terang (cm)
kecambah
(cm)
1 2 3
1 1 cm - - 0,33 cm Hanya satu dari tiga
yang sudah terlihat
tumbuh kecambah,
akar mengarah
tumbuh kebawah
dan kacang
mengarah ke atas
2 1,2 cm 1 cm 0,9 cm 1,03 cm Kecambah terus
tumbuh dengan
keadaan batang
berwarna putih,
tegak lurus dan
kokoh dengan
tumbuh daun
berwarna hijau
3 3,5 cm 2,5 cm 1,5 cm 2,5 cm Tumbuhan semakin
panjang, namun
pertumbuhannya
cukup lambat

G. Pembahasan
Laporan praktikum IPA II berjudul Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kecambah dengan tujuan yaitu mengetahui pengaruh
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kecambah dan mengukur rata-rata
pertumbuhan per-hari tanaman kecambah dilakukan selama 3 hari yaitu dari tanggal
30 Januari -2 Februari 2019.
Media yang digunakan yaitu tanah di dalam gelas plastik sebanyak 2 gelas
plastik. Masing – masing ditanami 3 biji kacang hijau yang siap tanam. Gelas plastik
pertama dimasukkan di dalam kardus tanpa diberi pencahayaan lampu dan ditutup
rapat agar cahaya tidak bias masuk , gelas plastik kedua dimasukkan ke dalam kardus
yang berisi lampu dan ditutup rapat. Penyiraman dilakukan 1x sehari. Setiap gelas
plastik diukur intensitas cahaya nya setiap sehari sekali pada malam hari dengan
menggunakan alat yang bernama lux meter.
Proses pertumbuhan tidak dapat dilepaskan dari makhluk hidup terutama
tanaman karena merupakan ciri yang membedakan antara organisme hidup dan tak
hidup. Proses pertumbuhan pada tanaman ditandai dengan terjadinya perkecambahan
pada biji yang dapat dilihat dengan munculya bakal akar atau radikal dari dalam biji.
Proses perkecambahan pada tanaman dibedakan menjadi dua yaitu epigeal dan
hipogeal. Perkecambahan epigeal ditandai dengan munculnya hipokotil yang tumbuh
memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah).
Sedangkan pada perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh
memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji.
Tanaman kacang hijau dan kacang merah termasuk dalam tipe perkecambahan epigeal
karena organ pertama yang muncul saat biji kacang hijau dan kacang merah
berkecambah adalah radikula. Radikula ini kemudian akan tumbuh menembus
permukaan tanah.
Menurut Adisarwanto (1999) perlakuan dengan menumbuhkan kacang hijau
dan kacang merah dengan intensitas cahaya yang berbeda akan mempengaruhi sifat
morfologi tanaman. Morfologi tanaman kacang hijau dan kacang merah yang
ditumbuhkan di tempat gelap adalah batang tidak kokoh, karena garis tengah batang
lebih kecil sehingga tanaman menjadi mudah rebah.
Menurut Silvikutur (2007:25)cahaya berpengaruh terhadap arah pertumbuhan
akar dan perluasan atau tidak bergulungnya daun. Daun berusaha mendapatkan lebih
banyak cahaya untuk proses potosintesis . Cahaya akan menghambat pertumbuhan
batang sehingga pada bagian batangnya tidak terkena cahaya menjadi lebih Panjang.
Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan xilem sehingga mempengaruhi
perkembangan batang. Selain berpengaruh terhadap proses fotosintesis, cahaya
berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan. Keadaan
gelap berpengaruh terhadap bentuk luar tumbuhan dan laju perpanjangan nya.
Tumbuhan yang di letakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang
diletakkan di tempat yang terkenacahaya. Akan tetapi tumbuhan menjadi pucat karena
kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Tumbuhan seperti itu disebut
mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak adacahaya, auksin merangsang pemanjangan
sel-sel sehingga tumbuh lebih panjang.Sebaliknya, dalam keadaan banyak cahaya
auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan tumbuhan terhambat. Cahaya
menyebabkan auksin rusak terdispersi ke sisigelap. Laju tumbuh memanjang pada
tumbuhan dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuhan
lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Selain berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman, cahaya dibutuhkandalam proses fotosintesis. Tumbuhan
yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil sehingga daun menjadi
pucat. Akan tetapi, jika intensitas cahaya terlalu tinggi,klorofil akan rusak (Silvikutur ,
2007:25).
Berdasarkan hasil pengukuran rata – rata intensitas cahaya bola lampu per hari,
media tanaman yang diletakkan di tempat terang lebih besar intesitas cahaya nya
daripada media yang diletakkan di tempat gelap yaitu sebesar 608 candela. Sedangkan
intensitas cahaya pada media yang diletakkan ditempat gelap sebesar -002 candela.
Namun pertumbuhan batang tumbuhan kacang hijau yang paling cepat pada media di
tempat gelap. . Cahaya akan menghambat pertumbuhan batang sehingga pada bagian
batangnya tidak terkena cahaya menjadi lebih Panjang. Cahaya juga mempengaruhi
pertumbuhan xilem sehingga mempengaruhi perkembangan batang. Selain
berpengaruh terhadap proses fotosintesis, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan
setiap organ dan keseluruhan tumbuhan. Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk
luar tumbuhan dan laju perpanjangannya. Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap
akan tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya.
Akan tetapi tumbuhan menjadi pucat karenakekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak
berkembang. Tumbuhan seperti itu disebut mengalami etiolasi
H. Kesimpulan
Berdasakan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kecambah yaitu
tumbuhan yang di letakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada
yang diletakkan di tempat yang terkenacahaya. Akan tetapi tumbuhan menjadi
pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang.
Tumbuhan seperti itu disebut mengalami etiolasi.
Intesitas cahaya pada media yang diletakkan di tempat gelap = -002 candela
Intensitas cahaya pada media yang diletakkan di tempat terang = 608 candela

2. Rata rata pertumbuhan per hari tanaman kecambah


Hari Tumbuhan Kacang Hijau di Tempat Rata-rata
tinggi
Gelap (cm)
kecambah
(cm)
1 2 3
1 1 cm 0,8 cm 0,5 cm 0,76 cm
2 2,5 cm 2 cm 1 cm 1,83 cm
3 5 cm 4,5 cm 3 cm 4,16 cm

Hari Tumbuhan Kacang Hijau di Tempat Rata-rata


tinggi
Terang (cm)
kecambah
(cm)
1 2 3
1 1 cm - - 0,33 cm
2 1,2 cm 1 cm 0,9 cm 1,03 cm
3 3,5 cm 2,5 cm 1,5 cm 2,5 cm
I. Daftar Pustaka
Alfandi. 2015. “Kajian pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.) akibat pemberian pupuk P dan inokulasi cendawan mikoriza
arbuskula (CMA)”.Jurnal agrijati vol 28 no 1. :158-171. (online),
(http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/agrijati/article/
download/65/117, diunduh 02 juni 2017).

Ashari, S. 2006. Hortikultura aspek budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-press).

Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Depok
:Penebar Swadaya.

Baharsjah, J. S. 1980. “Pengaruh naungan pada berbagai tahap perkembangan dan


populasi tanaman terhadap pertumbuhan”. Bogor: Pasca Sarjana IPB.

Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchell, L.G. 2000.Biologi Edisi kedua Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Gardner, F.P., Pearce R.B, dan Mitchell, R. L. diterjemahkan oleh Susilo, H dan
Subiyanto., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press).

Nurshanti, D. F. 2011. “Pengaruh beberapa tingkat naungan terhadap pertumbuhan dan


produksi tanaman seledri (Apium graveolens L.) di polibag”. AgronobiS, Vol. 3,
No. 5, :12-18. (online),https://agronobisunbra.files.wordpress.com (/2012/11/6-
dora-seledri-hal-10-16-oke.pdf, diunduh 25 Mei 2017).

Sudomo, A. 2009. “Pengaruh naungan terhadappertumbuhan dan mutu bibit manglid


(manglieta glauca bi)”. Tekno hutan tanaman vol. 2 no. 2, :59-66. (online),
(http://forda-mof.org/files/Tekno_HT_2.2.2009-2-Aris Sudomo. pdf, diunduh
05 Juni 2017).

Sunghening, W., Tohari dan D, Shiddieq. 2012. Pengaruh mulsa organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga varietas kacang hijau (vigna radiata l. wilczek) di
lahan pasir pantai bugel, kulon progo. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. (online), (https://jurnal.ugm.ac.id/jbp/article/view/1519/pdf,
diunduh 04 Juni 2017).

Ting, I. P. 1982. Plant physiology. Addisson wesley publ. Philippines.


Woodward, F. I. and J. E. Sheely. 1983. “Principles and measurements in environmental
biology”. Butterworth & Co (Publishers) Ltd. 263p.

J. Lampiran

Alat dan Bahan Rancangan Percobaan

Media A dan B Percobaan tempat terang

Anda mungkin juga menyukai