Anda di halaman 1dari 13

AL-QUR’AN DI TV : TELAAH PROGRAM-PROGRAM RELIGI

Dosen Pengampu : Maurisa Zinira., S.Th.I., M.A

TUGAS MAKALAH

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Disusun oleh:

ARIF FARHAN MUHTADI


NIM : 2017080062

IKHDATUL YUNIA SAROH

NIM : 2017080056

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM (FSH)

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)

DI WONOSOBO

2020

1
PENDAHULUAN
Kemajuan inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi sangat
mempengaruhi perubahan masyarakat, bahkan bisa membentuk peradaban sendiri,
membentuk dinamika media massa dan penggunaannya. Kebutuhan akan informasi,
pendidikan dan hiburan setiap saat, setiap waktu dan setiap tempat, dari segi sosial,
ekonomi, politik, budaya bahkan Agama juga terus meningkat. Tanpa informasi
manusia akan merasa buntu dan tidak dapat melangsungkan hidup dan kehidupannya.1
Kita ketahui media itu sendiri diartikan sebagai suatu alat atau sarana
komunikasi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk.
Sedangkan media massa mengandung pengertian sebagai suatu sarana dan saluran
resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas. Adapun media elektronik merupakan suatu alat atau sarana
penghubung dalam bentuk media massa, yang menggunakan alat-alat elektronik
modern untuk penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, seperti radio,
televisi dan film. Peran media terkesan amat sangat penting dalam abad teknologi
informasi seperti sekarang ini. Setiap orang mungkin tidak akan menolak dan akan
menganggukkan kepalanya tanda setuju, bahwa media telah menjalankan fungsi-
fungsinya sebagai sarana informasi, hiburan dan juga pendidikan.
Tujuan yang pertama dikembangkannya media adalah untuk memberikan
kemudahan bagi manusia, Mengingat media massa (khususnya televisi) sebagai
sumber informasi sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia, dan juga merupakan salah satu alat komunikasi persuasif yang
sangat efektif, untuk itu diperlukan perhatian-perhatian yang lebih serius terhadap
media-media tersebut. Maka sangatlah tepat dan merupakan suatu langkah yang maju
kalau media juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyiarkan ajaran Islam. Media
massa seperti televisi, radio, koran, dan internet merupakan alternatif terbaik media
dakwah Islam yang sangat potensial.
Penyiaran Islam melalui televisi dapat menyatukan persepsi komunitas umat
Islam dengan menerima pesan-pesan yang disampaikan secara bersama-sama dan
seragam. Di samping juga dapat meminimalisir pengaruh westernisasi yang semakin

1
Nurani Soyomuki, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm.192

2
marak digencarkan oleh media Barat. Televisi juga merupakan aspek penting bagi
proses identifikasi nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat (khususnya umat Islam)
yang terus berubah. Syekh Ali Mahfudz mengutarakan bahwa maju mundurnya Islam
sangat tergantung pada kegiatan dakwah atau penyiaran Islam yang dilakukan oleh
umat Islam itu sendiri. Maka dari itu, pemanfaataan media televisi sebagai media
dakwah Islam untuk menyiarkan ajaran Islam, menarik untuk dibahas lebih lanjut.
Dalam tulisan ini, sedikit banyaknya akan dibahas tentang penyiaran Islam melalui
televisi dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

A. Pengertian Televisi

Tentunya perlu kita sepakati dahulu apa definisi dari televisi yang akan kita
bahas. Televisi berasal dari Bahasa Inggris Television, yang  secara asal kata tersusun
dari dua kata yaitu Tele (yang mempunyai arti jauh) dan Vision (yang mempunyai arti
gambar). Dalam bahasa arab, kata Television ini diserap ke dalam Bahasa Arab
menjadi “‫ ”تلفزيون‬yang mempunyai makna:

‫جهاز نقل الصور واألصوات بوساطة األمواج الكهربية‬

“Alat untuk menukil suara dan gambar dengan perantaraan aliran listrik.”2

Dalam definisi yang lain, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran
bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi
berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan
dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia, “televisi” secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,3 Televisi didefinisikan sebagai suatu
sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau
melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan
bunyi (suara) menjadi gelombang listrik, dan mengubahnya kembali menjadi berkas
yang dapat dilihat dan bunyinya dapat didengar. Dengan kata lain, televisi
didefinisikan sebagai pesawat penerima gambar televisi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa televisi merupakan suatu media massa elektronik yang lebih

2
Kamus Al-Mu’jam Al-Wasith, hal. 87.
3
Bahasa, Tim Prnyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), hlm. 1162.

3
canggih dari pada radio, dimana televisi dapat menyiarkan gambar sekaligus suaranya
sehingga menambah daya tarik untuk ditonton.
Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa, dimana dapat dijadikan
sebagai alternatif terbaik media dakwah dalam menyiarkan Islam, memiliki beberapa
fungsi. Adapun fungsinya adalah untuk memberikan informasi, mendidik, menghibur,
dan mempengaruhi. Dalam hal ini, Mc Quail juga menggambarkan beberapa fungsi
dari media (televisi), yaitu:4
a.       Sebagai sumber kekuatan alat kontrol manajemen dan inovasi dalam masyarakat.
b.      Sebagai upaya penyambung dan pengembangan budaya, tata cara dan norma
kehidupan serta sosial kemasyarakatan.
c.       Sebagai salah satu sumber penyuguhan nilai-nilai normatif, yang dihiasi dengan
berita-berita ringan dan juga hiburan.
d.      Sebagai alat untuk menguatkan pendapat dan tingkah laku masyarakat.
B. Program Televisi
Secara terminologi, kata program berasal dari bahasa Inggris “programme”
atau Amerika “program” yang berarti acara atau rencana. Program dapat diartikan
sebagai segala hal atau acara yang ditampilkan yang meliputi berbagai jenis siaran dan
ditujukan kepada audiens demi memenuhi kebutuhan batin mereka.5
Secara rinci definisi program televisi dijelaskan oleh P.C.S Sutisno, program
televisi adalah bahan yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video
yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta
telah memenusi standar estetika dan asrtistik yang berlaku.
Dengan demikian pengertian program adalah segala sesuatu yang ditampilkan
stasiun televisi untuk memenuhi kebutuhan penontonnya. Karena program televisi
yang disajikan adalah faktor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti siaran
yang ditayangkan stasiun televisi.6
Perlu kita ketahui bersama bahwa di Indonesia, siaran televisi pertama sekali
ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962. Dimana bertepatan dengan memperingati
proklamasi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-17 di Istana Negara.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) baru melaksanakan siaran secara continu pada
4
Muhammad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 4
5
Haulah Citra Kusuma Wardhani, Jurnal: Strategi Pemrograman Lembaga Penyiaran Publik
TVRI,17 Februari 2014, hlm . 10.
6
Ibid., hlm. 11.

4
tanggal 24 Agustus 1962. Liputan perdananya adalah upacara pembukaan Asian
Games ke IV di Gelora Senayan Bung Karno (GSBK) Jakarta. Sekarang ini, siaran
televisi di Indonesia (televisi nasional dan swasta) telah dapat menjangkau seluruh
daerah dan propinsi di Indonesia dengan memanfaatkan satelit Palapa (yang mampu
pula menjangkau wilayah Asean).7
C. Azas Televisi dalam Islam
Dari sekian banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang teknis
berkomunikasi atau berdakwah secara umum, sebagian diantaranya merupakan
berkenaan lansung dengan materi komunikasi media massa (terutama televisi).8 Ayat-
ayat dimaksud dapat dijadikan sebagai azas komunikasi televisi dalam upaya untuk
menyiarkan pesan-pesan Islam, disamping teori-teori yang berkembang belakangan
ini. Ayat-ayat tersebut antara lain:
Allah berfirman dalam QS. An-Nahl: 125;  
‫بِيلِِۦه‬g‫ َّل عَن َس‬g‫ض‬ َ َّ‫ ۚنُ إِ َّن َرب‬g‫ٱلَّتِي ِه َي أَ ۡح َس‬gِ‫ج ِد ۡلهُم ب‬
َ ‫ َو أَ ۡعلَ ُم بِ َمن‬gُ‫ك ه‬ gَ ٰ ‫يل َربِّكَ بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِعظَ ِة ۡٱل َح َسنَ ۖ ِة َو‬ ُ ‫ۡٱد‬
ِ ِ‫ع إِلَ ٰى َسب‬
١٢٥ َ‫َوهُ َو أَ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُم ۡهتَ ِدين‬
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan kita cara-cara untuk
berdakwah yang efektif dilakukan untuk segala kondisi dan kepada manusia yang
berbagai macam jenis dan sifatnya, diantaranya degan hikmah, menurut Prof. DR
Toha Yahya Umar, MA hikmah yaitu kemampuan meletakan sesuatu pada tempatnya
dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai dengan
keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan tuhan. Menyelaraskan
teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u, menjelaskan doktrin-doktrin Islam
serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif.
Dakwah Al-Mau’izhatul Hasanah, artinya pengajaran yang baik, atau pesan-pesan
yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Jadilhum billati hiya ahsan membantah
dengan cara yang baik, menurut An-Nafsi bantahan yang baik diantaranya dilakukan
dengan perkataan yang lunak, lemah lembut, tidak dengan ucapan kasar atau dengan
7
Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 65
8
Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis,(Bandung: Media Asep
Syamsul M. Romli,2013), hlm.11.

5
mempergunakan sesuatu yang bisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa, dan
menerangi akal fikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan
perdebatan dalam Agama.9
Di ayat yang lain QS. Ali-‘Imran : 104.
ٓ
ِ ‫ة يَ ۡد ُعونَ إِلَى ۡٱلخ َۡي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬ٞ ‫َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ أُ َّم‬
َ ِ‫ُوف َويَ ۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوأُوْ ٰلَئ‬
١٠٤ َ‫ك هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون‬
Artinya: Dan hendaklah ada sebahagian di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar; dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim, karenanya diberikan
gelar sebagai ummat terbaik, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali –
Imron : 110,
ۡ َ‫ب لَ َكان‬
‫خَي ٗرا‬ ِ ‫اس ت َۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ِ َ‫ُوف َوت َۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ ۡو َءا َمنَ أَ ۡه ُل ۡٱل ِك ٰت‬ ِ َّ‫ُكنتُمۡ خ َۡي َر أُ َّم ٍة أُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
١١٠ َ‫لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َوأَ ۡكثَ ُرهُ ُم ۡٱل ٰفَ ِسقُون‬

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah SWT. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.”
Ayat diatas juga menunjukan sifat ummat Muslim dan dakwah sebagai bentuk
eksistensi ummat Muslim, sebagaimana yang dijelaskan Sayyid Quthb dalam tafsir
Fi- Zhilalil Qur’an sebagai berikut:
“Dalam konteks ini telah disampaikan perintah kepada Jama’ah Muslim agar
memberi wewenang diantaranya kepada orang yang melaksanakan seruan kepada
kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar.
Sedangka disini Allah menjelaskan bahwa itulah sifat Jama’ah Muslim, untuk
menunjukkan bahwa tidak ada wujud hakiki kecuali dengan terpenuhinya sifat utama
ini, yang dengannya Jama’ah ini dikenal di dalam masyarakat manusia. Jika telah
melaksanakan dakwah kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan
menegah kemunkaran -disertai iman kepada Allah- maka Jama’ah ini berarti telah

9
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Da’wah Ilaallah Jilid 1, pent. M Thoha Anwar (Jakarta:
Studia Press, 2002), hlm 206.

6
eksis dan Muslim. Tetapi jika tidak melaksanakan sesuati dari hal ini maka Jama’ah
ini tidak eksis dan tidak merealisasikan sifat Islam pada dirinya.”10
Demikianlah sebagian kecil di antara sekian banyak ayat-ayat Alquran yang
berbicara tentang tata cara berkomunikasi atau melakukan dakwah Islam. Ayat-ayat
tersebut di atas dapat dijadikan sebagai landasan atau bahan pijakan dalam menyiarkan
dakwah Islam, terutama dakwah Islam melalui televisi. Disamping beberapa ayat-ayat
lainnya yang juga dapat dijadikan pedoman dalam penyairan Islam melalui televisi,
seperti QS. Al-Baqarah: 25, QS. Ali ‘Imran: 159, QS. An-Nisa’: 58-59, dan lain
sebagainya.
D. Telaah Program-program Religi di televisi

1. Acara Hafidz Indonesia

Hafiz Indonesia adalah sebuah program religi dan reality show acara di
RCTI yang ditayangkan selama di bulan Ramadan. Acara ini merupakan salah satu
program unggulan RCTI yang menampilkan kemampuan anak-anak dalam
melafalkan dan menghafal rangkaian ayat-ayat Al-Quran. Program ini memperoleh
penghargaan dari Komisi Penyiaran Indonesia sebagai 'Program Acara Ramadhan
Terbaik' pada 7 Agustus 2014. Hafiz Indonesia memenangkan Panasonic Gobel
Awards untuk kategori Program Anak Terbaik selama 2 tahun berturut-turut
(2014 dan 2015).

program tersebut diadakan untuk memberikan semangat serta kesempatan


kepada seluruh anak-anak yang ada di Indonesia untuk berkompetisi di ajang
hafidz Indonesia. Serta mensyi’arkan atau mendakwahkan agama Islam melalui
lantunan ayat-ayat suci (Al-Qur’anul Kariim). Seperti yang saya fahami ketika
mengikuti acara tersebut biasanya para peserta tidak hanya menghafal lalu
melantunkan saja akan tetapi biasanya dari para juri suka memberikan tantangan
seperti, pengetahuan seputar ilmu tajwid, menghafalkan artinya, tafsir singkat ayat
yang dibaca, sambung ayat dan lainnya. Semua tantangan tersebut diberikan untuk
menunjang kualitas para peserta Hafidz Indonesia.

10
Wahyu Ilaihi, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2007)
hlm. 175.

7
2. Acara Siraman Qolbu Bersama Ustad Dhanu

Siraman Qolbu Bersama Ustad Dhanu adalah program acara yang


ditayangkan di MNCTV setiap hari pukul 05:00 - 06:30 WIB (Senin-Jumat) dan
05:30 - 06:30 WIB (Sabtu-Minggu). Program acara ini tidak hanya memberikan
tausiyah (dakwah) saja, tetapi juga memberikan solusi pengobatan kepada para
jamaah yang mengalami masalah kesehatan non medis. Banyak permasalahan non
medis yang dibahas pada program acara ini, terutama penyakit yang tidak dapat
disembuhkan secara medis. Seperti: gangguan makhluk halus, memiliki ilmu
turunan, dan juga penyakit yang sudah bertahun tahun yang tidak dapat
disembuhkan oleh medis dikarenakan akhlak orang tersebut yang harus diperbaiki
dengan cara bertaubat dan berubah menjadi lebih baik lagi. Kalau saya lihat
program religi ini merupakan salah satu syi’ar Islam juga tetapi lebih ke
pengobatannya. Melalui ayat-ayat al-Qur’an yang dibacakanya kepada pasien yang
sedang diobati oleh ustdz Dhanu. Ini sejalan dengan firman Allah bahwa al-Qur’an
juga dapat dikatakan asy-Syifa (penawar/obat) bagi segala macam penyakit.
Disamping sebagai wahyu dan hudan (petunjuk) dalam al-Qur’an . Hal ini
sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

ْ ُ‫ۗ ّي قُ ۡل هُ َو لِلَّ ِذينَ َءا َمن‬ٞ ِ‫ ّي َوع ََرب‬ٞ ‫صلَ ۡت َءا ٰيَتُ ۖ ٓۥهُ َء ۬ا ۡع َج ِم‬
٤٤ ... ۚٞ‫وا ه ُٗدى َو ِشفَٓاء‬ ْ ُ‫َولَ ۡو َج َع ۡل ٰنَهُ قُ ۡر َءانًا أَ ۡع َج ِم ٗيّا لَّقَال‬
ِّ ُ‫وا لَ ۡواَل ف‬

Artinya: Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah
orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang beriman. (Qs. Fussilat : 44)

Dalam firman-Nya yang lain:

ٰ
٨٢ ‫ة لِّ ۡل ُم ۡؤ ِمنِينَ َواَل يَ ِزي ُد ٱلظَّلِ ِمينَ إِاَّل خَ َس ٗارا‬ٞ ‫ َو َر ۡح َم‬ٞ‫َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ۡٱلقُ ۡر َءا ِن َما ه َُو ِشفَٓاء‬

Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Qs. Al-Isra : 82)

Kalau kita lihat dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau
bersabda,

8
ِ‫ْب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هللا‬ ِ ُ‫ فَإ ِ َذا أ‬،‫لِ ُكلِّ دَا ٍء َد َوا ٌء‬
َ ‫صي‬

“Semua penyakit ada obatnya. Jika cocok antara penyakit dan obatnya, maka
akan sembuh dengan izin Allah.” [HR. Muslim]

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َما أَ ْن َز َل هللاُ دَا ًء إِالَّ أَ ْنزَل لَهُ ِشفَا ًء‬

“Tidaklah Allah Ta’ala menurukan suatu penyakit, kecuali Allah Ta’ala juga
menurunkan obatnya.” [HR. Bukhari]

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi menjelaskan bahwa maksud


obat dalam ayat diatas adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata,

“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan,


kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika
dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang
terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini
adalah kisah yanh shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).

Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zaad al-Ma’ad, menjelaskan, Alquran adalah


penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula
penyakit dunia dan akhirat. Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk
menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya
dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan
yang sempurna, keyakinan yang kukuh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya
penyakit apa pun tidak akan mampu menghadapinya.

Perlu kita ketahui bersama bahwa keberhasilan pengobatan dengan Al-Qur`an


sangat terkait dengan keimanan, kalau tidak sembuh bukan Al-Qur`annya yang
salah, tetapi keimanan orang yang menggunakan Al-Quran yang kurang. Bisa jadi
ada orang yang terlihat shalih tetapi kita tidak tahu keimanannya. Hal ini mencakup

9
baik yang mengobati dan yang diobati. Jadi jika ada orang yang terkena penyakit
seperti demam, virus yang menjangkiti tubuh manusia, disengat kalajengking,
kerasukan atau yang lebih ringan misalnya disengat tawon, kemudian ada yang
membacakan Al-Fatihah namun ternyata tidak sembuh. Maka jangan salahkan Al-
Fatihahnya jika tidak sembuh, tetapi kita harus intropeksi diri dan meningkatkan iman
kita kepada Allah dan sekaligus berharap agar Allah segera sembuhkan, Aamiin.

Jadi metode yang digunakan ustdz Dhanu bisa disebut dengan metode Ruqyah
atau mudahnya terapi dengan ayat-ayat al-Qur’an al-Kariim. Dalam agama Islam kita
biasa diajarkan untuk selalu mengedepankan sikap ikhtiar (berusaha), doa dan
tawakal kepada Allah azza wa jalla dalam segala hal.

3. Acara Khazanah di Trans7


Khazanah dengan julukannya sebagai ensiklopedia dunia Islam, memberikan
solusi langsung terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat dengan kemasan
dakwah yang memadukan visualisasi dan illustrasi serta nasihat-nasihat dari
ustadz dan ahli-ahli Agama terkemuka di tanah air. Setiap episodenya, Khazanah
akan mengkaji dan membahas permasalahan permasalahan keseharian yang
sifatnya individu seperti: masalah pernikahan, rumah tangga, pendidikan anak,
dan sebagainya. Masalah sosial meliputi permasalahan politik, hukum, ekonomi,
dan sebagainya, serta masalah paparan sains modern dalam perspektif Islam.
Dan ini bisa dibilang sebuah program yang sangat mengedukasi dalam bidang
keagamaan terutama Islam. Dakwah merupakan hal yang positif apabila dilakukan
dengan cara yang ma’ruf (baik) seperti firman Allah dalam surah at-Taubah,
َ‫ون‬ggُ‫صلَ ٰوةَ َوي ُۡؤت‬ ِ ‫ض يَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
َّ ‫ُوف َويَ ۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َويُقِي ُمونَ ٱل‬ َ ُ ‫ت بَ ۡع‬
ٖ ۚ ‫ضهُمۡ أ ۡولِيَٓا ُء بَ ۡع‬ ُ َ‫َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم ٰن‬
ٓ
٧١ ‫يم‬ٞ ‫َزي ٌز َح ِك‬ ۗ
ِ ‫ك َسيَ ۡر َح ُمهُ ُم ٱهَّلل ُ إِ َّن ٱهَّلل َ ع‬ َ ِ‫ٱل َّز َك ٰوةَ َويُ ِطيعُونَ ٱهَّلل َ َو َرسُولَ ۚ ٓۥهُ أُوْ ٰلَئ‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah [9]: 71).
4. Acara Damai Indonesiaku

10
Damai Indonesiaku adalah sebuah program religi yang disiarkan di tvOne
sejak 14 Februari 2008. Acara ini mengemas mengenai ayat-ayat al-Qur’an dalam
umat Islam dengan menarik dan ringan. Sejak 2018, acaranya bisa dibilang seperti
tabligh Akbar dan biasanya diisi oleh ustadz-ustadz kondang asal Indonesia.
Kalau kita lihat di televisi masyarakat itu sangat antusias sekali menghadiri
Majelis Taklim ini dengan berbondong-bondong memenuhi Masjid untuk
mendengarkan kajian ilmu Keislaman dan mengambil mafaat dari materi ceramah
para Assatidz.

Program-program acara yang tersebut diatas dianggap sangat efektif sebagai


media dakwah untuk masyarakat. Efektivitas program tersebut dapat telihat dari
efek yang dihasilkan antara lain yaitu efek afektif yang menimbulkan perasaan
senang seperti antusias; efek kognitif yaitu memiliki efek dari segi pemahaman
dan efek psikomotorik dari segi tindakan, kegiatan atau bentuk pengamalan.
Melihat latar belakang diatas, bahwasanya televisi merupakan sarana yang masih
diminati untuk mendapatkan informasi dan pendidikan serta program-program
acara religi sebagai media dakwah yang sangat efektif mengemas pesan dakwah
melalui format acaranya, yang kita bisa saksikan di televisi Indonesia.

Semua program acara religi diatas intinya sama yaitu mensyi’arkan atau
mendakwahkan agama Allah (Islam) dengan cara yang ma’ruf (baik) dan dengan
metode yang berbeda pula yang mana memanfaatkan media televisi sebagai
penyebarannya. Agar supaya semua kalangan masyarakat dapat menontonya
melalui televisi miliknya serta diharapkan dapat mengambil manfaat melalui
program-program religi yang terdapat di televisi.

KESIMPULAN

Dalam definisi yang lain, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran
bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi
berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Inti dari penemuan televisi ialah
memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi, edukasi serta memudahkan
pula untuk berdakwah mengenai kajian keIslaman melalui siaran televisi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Kariim

Bahasa, Tim Prnyusun Kamus Pusat. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Balai Pustaka. 2007.
Haulah Citra Kusuma Wardhani. Jurnal. Strategi Pemrograman Lembaga
Penyiaran Publik TVRI.17 Februari 2014.

Ilaihi, Wahyu. Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta. Kencana Predana Media


Group. 2007.

Kamus Al-Mu’jam Al-Wasith

M. Romli, Asep Syamsul. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis. Bandung.


Media Asep Syamsul M. Romli. 2013.

Mahmud Halim, Ali Abdul. Fiqh Da’wah Ilaallah Jilid 1. pent. M Thoha
Anwar. Jakarta. Studia Press. 2002.

Mufid, Muhammad. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Jakarta. Kencana.


2005.

Nuruddin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.


2007.

12
Soyomuki, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
2010.

https://id.wikipedia.org/wiki/Damai_Indonesiaku

https://id.wikipedia.org/wiki/Khazanah

https://id.wikipedia.org/SiramanQolbu

https://id.wikipedia.org/HafidzIndonesia

13

Anda mungkin juga menyukai