Penduduk B
kota
Surabaya mengeluarkan
rata-rata Rp277 ribu per
bulan untuk ART.
Pembahasan:
Berdasarkan teks
tersebut, pernyataan yang
seharusnya benar adalah
Penduduk kota
Surabaya mengeluarkan
rata-rata Rp180 ribu per
bulan untuk ART
3 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 1-7 Jawaban: A. Rata-rata A
pengeluaran untuk ART
Kota Bogor naik sebesar
Rp41 ribu.
Pembahasan:
Berdasarkan grafik
tersebut Kota Bogor akan
berada di urutan ketiga
setelah mengalami
kenaikan rata-rata
pengeluaran untuk ART
sebesar Rp41 ribu menjadi
Rp181 ribu
4 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 1-7 Jawaban: D. Kota Depok D
akan menjadi peringkat
ke-10 sebagai wilayah
dengan rata-rata biaya
pengeluaran untuk ART
tertinggi di Indonesia.
Pembahasan:
Jika Kota Surakarta
mengeluarkan rata-rata
biaya untuk ART sebesar
Rp155 ribu, maka Kota
Surakarta akan
menempati posisi ke-5
sebagai wilayah dengan
rata-rata biaya
pengeluaran untuk ART
tertinggi di Indonesia dan
Kota Tangerang Selatan
sampai Kota Depok akan
mengalami penurunan 1
tingkat. Sehingga Kota
Depok akan menempati
Mobilitas tinggi membuat masyarakat di kota-kota besar
posisi ke-10.
butuh tangan ekstra. Asisten Rumah Tangga (ART) jadi solusi untuk
urusan logistik di hunian. Mulai bersih-bersih hingga
memasak. Lokadata.id mengolah data pengeluaran untuk ART dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2019. Sesuai metode
hitung Badan Pusat Statistik, total pengeluaran rumah tangga untuk
ART dibagi dengan populasi rumah tangga, baik yang mempekerjakan
ART maupun tidak.
Hasil olah data menunjukkan, rumah tangga di Jakarta
Selatan dalam sebulan rata-rata merogoh kocek sebesar Rp277 ribu.
Bergeser ke Jawa Timur tepatnya di Kota yang
sebagian penduduknya berjuluk crazy rich Surabayan ini rata-rata
mengeluarkan Rp180 ribu tiap bulan untuk ART. Tidak setiap rumah
mempekerjakan ART. Bisa karena persoalan biaya atau karena
kebiasaan. Pada keluarga milenial, mengurus rumah beserta isinya
bukan hanya tanggung jawab gender tertentu, melainkan bersama.
5 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 1-7 Jawaban: D. 48 ribu D
Pembahasan:
Jawa Timur: 180 ribu
Jawa Tengah: 132 ribu
Selisih: 48 ribu
A. 58 ribu
B. 50 ribu
C. 52 ribu
D. 48 ribu
E. 42 ribu
6 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-14 Jawaban: C. Daya tarik C
nasi putih menyusut saat
momen Lebaran.
Pembahasan:
Berdasarkan teks
tersebut, daya tarik nasi
putih menyusut saat
Lebaran karena kalah
glamor oleh ketupat dan
lontong.
7 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-14 Jawaban: A. Maluku A
Utara menjadi provinsi
terendah dalam hal
konsumsi ketupat dan
lontong.
Pembahasan:
Berdasarkan data grafik di
atas, provinsi terendah
dalam hal konsumsi
ketupat dan lontong
adalah Nusa Tenggara
Timur.
8 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-14 Jawaban: E. Sumatera E
Barat akan tetap
menempati posisi
tertinggi dalam hal
konsumsi ketupat dan
lontong per bulan.
Pembahasan: Jika
konsumsi ketupat dan
lontong di wilayah
Sumatera barat berkurang
5 porsi per bulan, maka
rata-rata konsumsi
ketupat dan lontong di
wilayah tersebut menjadi
14,6 porsi per bulan dan
akan tetap menjadi yang
tertinggi di Indonesia
karena posisi kedua
ditempati oleh Riau
Daya tarik nasi putih seperti menyusut saat Lebaran. Seolah dengan rata-rata konsumsi
kalah glamor dengan berbagai aneka penganan, kue, opor ayam, dan ketupat dan lontong
pendamping lain, juga kalah bentuk dari ketupat dan lontong. Saat sebesar 11,2 porsi per
Lebaran, cukup mudah menemukan ketupat dan lontong, dari rumah bulan.
hingga pasar. Pengganti nasi yang dipadu padankan dengan berbagai
jenis lauk dan kudapan sesuai selera. Dalam
pantauan Lokadata.id dari data Susenas 2019 (Survei Sosial Ekonomi
Nasional), BPS (Badan Pusat Statistik), konsumsi ketupat dan lontong
merata di semua wilayah Indonesia. Juga tidak hanya dikonsumsi saat
Lebaran saja, juga hari biasa lain.
Setahun terakhir rata-rata konsumsi ketupat dan lontong
untuk rumah tangga tertinggi adalah provinsi Sumatra Barat, yakni
sekitar sebesar 19,6 porsi setiap bulan. Sedangkan yang terendah
konsumsinya di NTT (Nusa Tenggara Timur) yakni 0,03 Porsi sebulan.
Sedangkan DKI Jakarta berada di peringkat tujuh dengan tingkat
konsumsi mencapai 5,2 porsi per bulan.
9 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-14 Jawaban: E. Saat Lebaran, E
cukup sulit menemukan
ketupat dan lontong, dari
rumah hingga pasar
karena sebagai pengganti
nasi yang dipadu
padankan dengan
berbagai jenis lauk dan
kudapan sesuai selera.
Pembahasan:
Seharusnya, Saat Lebaran,
cukup mudah menemukan
ketupat dan lontong, dari
rumah hingga pasar
karena sebagai pengganti
nasi yang dipadu
padankan dengan
Daya tarik nasi putih seperti menyusut saat Lebaran. Seolah berbagai jenis lauk dan
kalah glamor dengan berbagai aneka penganan, kue, opor ayam, dan kudapan sesuai selera.
pendamping lain, juga kalah bentuk dari ketupat dan lontong. Saat
Lebaran, cukup mudah menemukan ketupat dan lontong, dari rumah
hingga pasar. Pengganti nasi yang dipadu padankan dengan berbagai
jenis lauk dan kudapan sesuai selera. Dalam
pantauan Lokadata.id dari data Susenas 2019 (Survei Sosial Ekonomi
Nasional), BPS (Badan Pusat Statistik), konsumsi ketupat dan lontong
merata di semua wilayah Indonesia. Juga tidak hanya dikonsumsi saat
Lebaran saja, juga hari biasa lain.
Setahun terakhir rata-rata konsumsi ketupat dan lontong
untuk rumah tangga tertinggi adalah provinsi Sumatra Barat, yakni
sekitar sebesar 19,6 porsi setiap bulan. Sedangkan yang terendah
konsumsinya di NTT (Nusa Tenggara Timur) yakni 0,03 Porsi sebulan.
Sedangkan DKI Jakarta berada di peringkat tujuh dengan tingkat
konsumsi mencapai 5,2 porsi per bulan.
10 Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-14 Jawaban: D. 8,4 porsi D
Pembahasan:
Sumatera Barat: 19,6
Riau: 11,2
Selisih: 8,4
A. 9,4 porsi
B. 9 porsi
C. 8,8 porsi
D. 8,4 porsi
E. 7,8 porsi