Anda di halaman 1dari 3

WAWANCARA TENTANG MENJADI ORANG TUA ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS

Mempunyai anak dengan menyandang disabilitas tertentu bukanlah harapan bagi


orang tua, tak terkecuali ibu aceng. Ibu aceng adalah ibu panti asuhan sekaligus seorang
ibu yang mempunyai anak aceng seorang yang mengalami tuna grahita.

Saat ibu aceng hamil tak ada gejala apapun anaknya terlahir dengan kondisi normal,
anaknya bisa tengkurap dan perkembangannya seperti anak-anak biasanya, tapi pada saat
menginjak usia 3 bulan aceng panas tinggi dan batuk-batuk sampai biru. Aceng dibawa
kerumah sakit jakarta karena kebetulan dia mempunyai saudara dokter, saat itu dia di
diagnosis mengalami dikteri. Setelah itu ibu aceng kembali kecirebon dan mengurut anak
nya ketukang paraji. Karena menurut ibu aceng kesalahannya waktu itu adalah pada saat
balita aceng salah duduk dan tak diurut tapi dibawa kedokter dan tak ada hasil apapun.
Maka dari itu aceng diurut, dan setelah itu aceng berak-berak sehari semalam. Menurut
paraji aceng ada urat saraf yang harus dibetulkan.

Setelah aceng umur 1,5 tahun sudah bisa jalan, ibu aceng pergi untuk bekerja ke arab
saudi. Setelah ditinggalnya aceng oleh ibunya entah karena faktor apa karena ibu aceng
pun tidak tahu, aceng saat itu kepalanya miring dan sudah tidak bisa berjalan lagi. Tapi
alhamdulillah pada saat umur 9 tahun aceng sudah bisa jalan kembali tetapi dia terhambat
pada saat berbicara. Aceng diketahui mengalami tuna grahita.

Tentu tak mudah saat tahu anak pertamanya yang ia tunggu-tunggu dan diidam-
idamkan ternyata adalah anak berkebutuhan khusus, tetapi ibu aceng mempunyai cara agar
tetap sabar dan bermanfaat juga bagi orang lain.

Berikut wawancara bersama ibu aceng:

Bagaimana si rasanya saat tau anak ibu ternyata spesial/ berkebutuhan khusus?

“Terus terang saya sangat mensyukuri karena dia anak pertama yang saya inginkan dan
idam-idam kan karena saya beberapa tahun tak mempunyai anak, setelah tau anak saya
berkebutuhan khusus saya sabar dan menerima mungkin ini cobaan dari Allah, hanya
saja saudara-saudaranya yang kurang menerima dan merasa minder. Tapi untungnya
ibu dan ayah ibu aceng menerima aceng”.
Bagaimana sih caranya supaya bisa tetap sabar dan terlihat tanpa beban?

“kuncinya kita harus ikhlas dan menerima, menyerahkan semuanya kepada Allah
karena Allah itu ga tidur ini mungkin cobaan atau bonus khusus untuk saya. Saya juga
merawat dan berbaur dengan orang-orang yang sama dengan aceng jadi dibawa senang
aja, kalau tidak begitu nanti saya akan stres”.

Bagaimana kerjasama dengan suami atau keluarga dalam mengurus aceng?

”Suami saya sudah meninggal saat saya pergi kesaudi dan tidak dikari pada saat itu,
tapi untungnya masih ada ibu dan ayah saya yang merawat aceng pada waktu saya
tinggal. Setelah saya pulang saya merawat aceng dan juga bekerja disini sudah hampir
5 tahun”.

Sekarang aceng punya adik yang normal, bagaimana cara membagi kasih sayang atau
adakah satu sama lain ada yang merasa iri?

“Alhamdulillah tidak, mereka sangat pengertian dan saling berbagi adakalanya sikaka
yang memberi adiknya dan begitu pun sebaliknya”.

Pertama kali ibu mengenalkan anaknya kelingkungan sekitar, itu bagaimana respon nya?

“Alhamdulillah aceng bisa bergaul dengan tetangga disekitarnya walaupun dengan


keterbatasannya, waktu itu aceng sempat tidak mau sekolah dia hanya mau sekolah
TPA saja tapi lambat laun akhirnya aceng mau sekolah dislb”.

Apakah ibu pernah menggali potensi anak ibu?

“Belum pernah, tapi saya hanya mengajarkan agama karena walaupun dengan
keterbatasan yang terpenting mengenal Alquran dan tidak tinggal sholat. Saya
memantau saja berjalan apa adanya tak memaksakan”.

Berbicara mengenai orang tua, apa sih saran ibu untuk orang tua dengan anak
berkebutuhan khusus diluaran sana?

” Itu sih kembali lagi tergantung orang tua nya masing-masing tapi saya sering melihat
orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus menitipkan anaknya dipanti
asuhan ini dia seperti membuang anaknya ada orang tua yang sama sekali tak
mengunjungi anaknya. Saran saya mungkin harus sabar dan ikhlas menerima apa
adanya karena itu titipan dan takdir dari Allah”.

Menarik sekali ngobrol dengan ibu aceng, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil
dari sosok ibu aceng karena dia adalah seorang ibu bagi anaknya dan ibu bagi anak-anak
panti asuhan sosoknya yang ceria tanpa beban, kesabaran dan keiklasannya mengurus anak-
anak berkebutuhan khusus menjadi inspirasi tersendiri. Dan sosoknya yang religius
mendekatkan anaknya kepada sang pencipta itu menjadi contoh untuk para calon-calon ibu
diluaran sana.

Anda mungkin juga menyukai