Anda di halaman 1dari 19

Label yang diberikan melekat pada individu ABK,

meliputi stigma penghinaan karena kekhususannya yang


mempengaruhi cara individu lain menilai / berpikir
mengenai individu ABK serta potensinya.
Isu pada Seputar Pendidikan Khusus

Sistem Pengajaran & Pengajar


• Kurikulum terlalu kaku dan tidak melihat karakteristik
anak
Kecenderungannya kurikulum yang ada pada saat ini pada akhirnya tidak
bisa diberikan kepada ABK karena tidak sesuai dengan kondisi anak
Contohnya pada anak autisme
Setiap anak autisme mempunyai karakteristik yang istimewa dan berbeda
walaupun mereka sama-sama mengalami autisme sehingga pengajar harus
mengenal masing-masing setiap anak autisme yang diajarnya.
Isu pada Seputar Pendidikan Khusus

Pengajar
Pengajaran yang dilakukan oleh pengajar / guru masih
sama seperti guru pada sekolah umum
→ Penekanan ketika dalam mengajar masih mengenai akademik, bukan
mencari potensi pada anak yang bisa dikembangkan.
→ Kecenderungan ketidakmaksimalan dalam pengajaran terjadi pada guru-
guru yang sudah sepuh atau yang enggan meng-upgrade ilmu
→ Kurang adanya kesabaran, kreativitas, rasa cinta dan kasih sayang yang
tulus kepada anak yang diajarkan
→ Pada masa pandemi covid ini, sulit untuk memberikan pengajaran pada ABK
seperti anak autisme atau down syndrome (tingkat sedang dan berat)
karena butuh pendampingan langsung
Isu pada Seputar Pendidikan Khusus

Keluarga
• Kurang adanya dukungan satu sama lain di dalam keluarga sehingga:
→ ABK kurang dapat berkembang dengan baik.
→ Ibu atau caregiver mengalami stres yang tinggi karena beban
pengasuhan dan pendidikan di rumah berada di pundaknya seorang diri.
→ Sibling merasa kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua /
ibu karena terfokus pada saudara yang mengalami ABK.
→ Ayah cenderung mengalami stres karena harus bekerja lebih keras
untuk membiayai ABK yang cenderung pengeluarannya lebih besar
dibandingkan anak pada umumnya.
Isu pada Seputar Pendidikan Khusus

Lingkungan
Lingkungan yang tidak mendukung adanya ABK, akan cenderung melakukan
tindakan baik disengaja atau tidak disengaja seperti:

Verbal: Melakukan tindakan kekerasan verbal, contoh: menertawakan


tindakan ABK karena dianggap lucu atau aneh, menghina ABK
Fisik: Memukul, meninju atau hal lain berkaitan kekerasan secara fisik
sehingga ABK mengalami trauma
vABK cenderung lebih sensitif dibandingkan individu pada umumnya.
Isu pada Seputar Pendidikan Khusus

Lingkungan
Lingkungan yang tidak mendukung adanya ABK, akan cenderung melakukan
tindakan baik disengaja atau tidak disengaja seperti:

→ Menjauhi ABK karena merasa mereka tidak dapat berkomunikasi


dengan baik atau malas karena merasa kesulitan untuk memahami
mereka
→ Lebih sering melakukan kegiatan-kegiatan untuk anak umum dalam
menunjukkan potensinya dibandingkan ABK.
→ ABK yang sudah tumbuh dewasa tidak mendapatkan kesempatan
bekerja layaknya seperti pada individu umumnya.
Anak Berkebutuhan Khusus
Definisi-Definisi Anak Berkebutuhan Khusus
• ABK atau yang disebut dengan Exceptional
Children / luar biasa adalah istilah yang merujuk
pada anak-anak menunjukkan perilaku yan g
berbeda dari anak pada umumnya, bisa di bawah
atau malah di atas kondisi normal. Oleh sebab
itu program pendidikan khusus ditujukan.

• Anak yang memerlukan pendidikan khusus adalah


anak yang mengalami kesulitan dalam mengikuti
program pembelajaran reguler sebagai akibat dari
keterbatasan yang dimiliki anak atau
ketidakberuntungan karena masalah sosial,
emosional, dan perilaku.
Layanan Pendidikan Khusus
• Layanan pendidikan ABK dilatar belakangi oleh kesadaran akan hak
memperoleh pendidikan sebagai hak asasi manusia.
• Setiap perkembangan kepribadian anak, bakat khusus, serta kemampuan
mental dan fisik perlu mendapat perhatian dan pelayanan yang maksimal
agar potensi anak berkembang secara optimal (fullest potentional), dan
juga hak-hak bagi anak yang memiliki keterbatasan perlu mendapat
pelayanan secara optimal sesuai dengan kebutuhan anak.
• Pasal 8 ayat 1, UU no. 4 tahun 1997: WN yang memiliki kelainan fisik dan
atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa (PLB).
• UU SISDIKNAS no 20 tahun 2003: Semua WN berhak dapat pendidikan
bermutu sedangkan yang memiliki kelainan mendapatkan PLB.
Layanan Pendidikan Khusus

• Tahun 2006 pemerintah mengubah kebijakan


baru untuk layanan pendidikan khusus dengan
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yang beriman, berbudi luhur, memiliki
keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
berkepribadian mantap, mandiri dan bertanggung
jawab.

Penekanannya yaitu untuk mempersiapkan


individu dalam menghadapi kehidupan nyata
setelah lepas dari lingkungan sekolah.
Layanan Pendidikan Khusus
Pengajaran pada ABK mengikuti prinsip tertentu sebagai contoh:

Tuna Netra Tuna Rungu Tuna Laras


• Kebutuhan &
Tuna Grahita
• Konkrit • Keteraarahan keaktifan - Atensi
• Belajar wajah • Kebebasan - Penguatan
sambil terarah
memori
praktek • Pemanfaatan
waktu luang - Keterampilan
• kekeluargaan - Pemberian
• Kepatuhan
Pengalaman
• Setia kawan
Layanan Pendidikan Khusus

• PermenPPPA 4 Tahun 2017 tentang


Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang
Disabilitas ini berisi tentang program kegiatan
Perlindungan Khusus bagi Anak Penyandang
Disabilitas hingga tahun 2019.

Kekerasan dan diskriminasi


Layanan / Fasilitas Umum

Keterbatasan yang dimiliki • Buku-buku yang menggunakan


ABK membutuhkan huruf braille
fasilitas yang sesuai, • Program-program dari
misalnya: pemerintah untuk ABK dan
keluarga ABK
• Toilet khusus penyandang
disabilitas
• Kurangnya implementasi
atas aksesibilitas pada sektor
bangunan dan transportasi
Penanganan dan Pendidikan pada ABK

• Assessment terlebih dahulu dengan


bantuan profesional untuk
mengkategorikan & merancang
intervensi berdasarkan tingkat
keparahan (ringan, sedang, berat).
• Mengikuti konseling keluarga
Penanganan dan Pendidikan pada ABK

Sekolah menyediakan kelas yang dapat


mendukung kegiatan belajar mengajar
seperti misalnya di dalam kelas hanya
terdiri guru dan 3 atau 4 siswa
sehingga guru lebih bisa terfokus
melihat potensi dan meningkatkan
kemampuan anak.
Penanganan dan Pendidikan pada ABK
Pemilihan layanan pendidikan khusus yang terdiri dari:

Program pendidikan lembaga / SLB Program pendidikan Inklusi


• SLB A (Tuna netra) • Kegiatan bersama dengan anak
• SLB B (Tuna Rungu) pada umumnya
• SLB C (Tuna Grahitas)
• SLB D (Tuna Daksa) Homeschooling
• SLB E (Tuna Laras) • Metode pendidikan alternatif
• SLB G (Tuna Ganda) yang dipilih oleh orang tua
dengan cara mendidik anak-
anaknya di rumah daripada di
sekolah formal.
Penanganan dan Pendidikan pada ABK
Sekolah Inklusi • Pilih sekolah inklusi yang memang
• Sekolah ini mempunyai prinsip sudah benar-benar siap menerima
bahwa setiap anak bernilai sama, ABK karena jika sekolah/
diperlakukan dengan respek dan lingkungan sekolah belum siap
memberi ruang untuk belajar yang dapat beresiko ABK mengalami
setara pada ABK. stres.
• Guru tidak akan memaksa setiap
anak memiliki perkembangan
akademik yang sama baik, namun
disesuaikan dengan kondisi masing-
masing (Setiap anak unik)
Penanganan dan Pendidikan pada ABK
Homeschooling
• Proses pelayanan pendidikan secara • Orang tua yang ingin mendidik
sadar terencana dilakukan oleh anaknya secara homeschooling
orang tua/keluarga di rumah/ diwajibkan untuk melapor kepada
tempat dengan suasana kondusif. dinas pendidikan di tingkat
• Orang Tua dapat menentukan kabupaten atau kota.
sendiri sistem pengajaran yang
tepat sesuai kemampuan, minat
serta gaya belajar anak.
• Orang tua akan mendatangkan staf
pengajar ke rumah utk mengajari
anak selayaknya seperti kurikulum
formal

Anda mungkin juga menyukai