Anda di halaman 1dari 87

DASAR-DASAR DIAGNOSTIK

KOMUNITAS

SUB POKOK BAHASAN I

KONSEP DIAGNOSIS
KOMUNITAS

Pendahuluan

Kini dikenal tiga bentuk diagnosis;


1. Diagnosis perorangan,
2. Diagnosis keluarga, dan
3. Diagnosis komunitas.
3

Diagnosis Perorangan

Dalam penegakan diagnostik


kasus perorangan secara ilmiah,
dokter akan mengajukan
pertanyaan2 (ANAMNESIS)

Anamnesis
Meliputi al;
Riwayat penyakit,
Tahap perkembangannya,
Prognosisnya.
Pengelolaannya,
Pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan laboratorium,
Menyusun DD,
Menegakkan diagnosis spesifik, dan
Memulai pengobatan.
5

Diagnosis keluarga
Dimulai dgn d/ perorangan pada
setiap anggota kel.
Membandingkan masing2 d/
perorangan,
Mempertimbangkan keadaan
lingkungan kel, dan
Perumusan program perawatan kel.
6

Diagnosis komunitas
Jumlah datanya jauh lebih banyak,
Memerlukan analisis yg lebih panjang,
dan
Biasanya membutuhkan pemrosesan
mekanis.
Sarana diagnostiknya adalah survei,
Hampir semua butir yg disebutkan dlm D/
perorangan maupun D/ keluarga
diperlukan bagi penyusunan DK
7

Komponen2 DK
(Segi-segi yang harus diteliti dengan cermat
dalam proses penyusunan diagnosis
komunitas)
1. Demografi,
2. Sebab2 kesakitan dan kematian,
3. Pemanfaatan pel-kes,
4. Pola gizi,
5. Kebudayaan dan stratifikasi sosek kom,
6. Pola2 kepemimpinan kom,
7. Kes-mental,
8

8. Lingkungan,
9. PSP masy tentang kes,
10.Epidemiologi
11. Perkembangan non-medis,
12. Keterlibatan masyarakat, dan
13. Sebab2 kegagalan program kes masa
lalu
9

Keterbatasan Pelaksanaan

Dlm pemeriksaan fisik pada


seorg penderita, kita tdk selalu
harus atau bisa melaksanakan
semua pemeriksaan
Demikian pula dalam proses
penyusunan Diagnosis Komunitas
(DK) tidak selalu dapat dicakup
semua aspek secara terinci
10

SUB POKOK BAHASAN II

PELAKSANAAN DIAGNOSIS
KOMUNITAS (DK)

11

Pendahuluan
DK, sebenarnya sudah dilaksanakan oleh
sebagian besar dokter bila mereka tinggal
dalam satu komunitas untuk jangka waktu
yg lama
Dokter yg sudah lama bekerja di suatu
komunitas tertentu biasanya sudah
mengetahui kebutuhan kesehatan dan
tuntutan dari komunitas mereka
12

Proses diagnosis komunitas


Gideon (1977) menguraikan lima
tahap dalam DK
1. Peninjauan kepustakaan
2. Peninjauan lapangan
3. Survei
4. Berupaya untuk memahami perilaku
kumunitas, dan
5. Diagnosis
13

Proses Diagnosis Komunitas


Penjajakan
Pengevaluasian
tindakan
Tindakan

Hubungan timbal balik dengan


para pemimpin komunitas

Perencanaan tindakan & program


kesehatan

Memikirkan apa yang dapat


diselidiki dan dimana (tujuan)

Pengiriman umpan balik kepada


perorangan atau kelompok yang
relevan dan mendapatkan penafsiran
mereka

Perencanaan survey dan


kuisioner
Melatih pewawancara
Mengadakan pretes

Penyusunana
laporan

Analisis data dan memikirkan implikasinya

Pengaturan kembali sarana


survei

Pelaksanaan survei
Pengambilan sample
(sampling)
14

1. Penjajakan
1. Idealnya survey diadakan stlh adanya
permintaan dari komunitas.
2. Bekerja melalui hirarki pejabat yg
berwenang (melakukan pendekatan thdp.
Pejabat yg bertanggung jawab atas
daerah tempat komunitas bersangkutan)

15

Penjajakan (explanation)
Adanya izin dari komunitas untuk survey,
konsekuensi yang harus disadari oleh
pelaksana survey :
Hak komunitas untuk berharap adanya
hasil-hasil yang menguntungkan dari
kerjasama
Oleh karena itu, survey HARUS selalu
direncanakan untuk melaksanakan
program yang tepat bagi komunitas
16

Penjajakan (expl)
Pendekatan dilakukan thdp:
1. Pemerintah tertinggi yg
bertanggungjawab thd daerah admin tsb.
2.Petugas pemerintah/kesehatan yang yg
berhubungan langsung dgn komunitas tsb
3. Pimpinan komunitas (yang dituakan)

17

2. Perencanaan Survey
Merupakan bagian yang sangat penting
Pertanyaan yg harus dijawab selama
menyusun rencana :
1. Mengapa survey dilakukan?
2. Dimana kegiatansurvey dilakukan?
3. Siapa yang akan diwawancarai?
4. Kapan survey akan berlangsung?
18

2. Perencanaan Survey (cont.)


5. Apa yang dicakup dalam survey?
6. Mengapa variabel tertentu dimasukkan
dan mengapa yang lain tidak?
7. Alat apa saja yang dipakai untuk
mengukur status kesehatan komunitas?

19

Sampling untuk suatu survey


Populasi
Sampel dan pengambilannya secara acak
(random sampling)
Bias
Sampling dan bias
Standarisasi dan bias
Kesalahan sampling
20

Sampling untuk suatu survey


Metode-metode sampling
1. Acak sederhana (simple random
sampling)
2. Acak berjenjang (stratified random
sampling)
3. Klaster (Cluster sampling)
4. Sistematik (systematic sampling)
21

Pra-pengujian sarana (Piloting)


Pengujian terhadap kuesioner dan semua
instrumen survey (teknik pengukuran dan
pemeriksaan)
Tujuan : Agar semua instrumen yang
dipakai betul-betul valid.

22

Pra-pengujian sarana (Piloting)


Pelaksanaan :
Pada komunitas yang serupa
Dibahas problem yg dihadapi dlm mengisi
kuesioner
(salah-arti, peka/tabu/menyinggung,
urutan)
Lebih banyak ruang untuk menjawab
(apakah perlu tambahan/perbaikan
pertanyaan)
23

Pelaksanaan Survei
Perlu kecermatan yg sama spt pada
perencanaan
Selama perencanaan
(Pewawancara/petugas
lapangan/penterjemah) diajarkan cara2
memakai kuesioner dan teknik
pengukuran
Pada saat pelaksanaan tetap harus
diawasi apakah wawancara/pengukuran
dilakukan sesuai prosedur yg
drencanakan
24

Pelaksanaan Survei
Pada saat mengunjungi keluarga :
1. Memperkenalkan diri
2. Memperlihatkan kartu pengenal/surat
pengantar
3. Penjelasan tentang tujuan kedatangan

25

Pelaksanaan Survei
1. Menanyakan apakah wawancara bisa lgs
dilaksanakan, jika tdk bisa kapan boleh
dilaksanakan (datan kembal tepat waktu)
2. Membujuk dengan sopan jika yg
bersangkutan tdk mau. Jika tetap tidak
mau harus tetap sopan mengucapkan
terimakasih dan melanjutkan ke
responden berikutnya.

26

Problem Non-respons
Bermasalah jika proporsinya besar
Alasan non-respons:
1. Belum pernah dihubungi
2. Bepergian sampai survei selesai
dilaksanakan.
3. Kurangnya minat untuk
bekerjasama/penolakan aktif

Nonrespons sangat besar : pengambilan


sampel kembali secara acak (bandingkan
hasilnya)
27

Sisi lain pelaksanaan survei


Pewawancara harus menjalin hubungan
yg baik dengan responden (kemampuan
menjadi pendengar yg baik, kepekaan
terhadap perasaan orang lain)
Jika tdk ada nomor rumah, sebaiknya
membuat peta yg mencakup patokan2 yg
jelas
Pewawancara harus mengisi lgs jawaban
responden.
28

Sisi lain pelaksanaan survei


Agar teratur formulir diletakkan dalam
map, jawabab yg salah tdk dihapus tp
dicoret.
Selalu memeriksa kembali formulir
pengisian untuk memastikan kelengkapan
dan kebenaran pengisian/pengukuran.

29

Sisi lain pelaksanaan survei


Formulir kuesioner sebaiknya diperiksa
kembali oleh org lain untuk melihat
kelengkapan/kebenaran isi.
Specimen lab harus diatur cara
penyimpanan, pembuatan agar hasilnya
benar-benar valid.

30

Analisis Hasil Survei


Menggunakan metode statistik menjadi
suatu yang bermakna secara kontekstual
Kesimpulan statistik dari suatu sample
dapat digunakan untuk menunjukkan
kemungkinan yang terjadi dalam populasi

31

Contoh
Sebuah survey yg dilakukan di SierraLione mengenai Soil Helminth infection

32

33

34

Umpan Balik ke komunitas


Laporan dibuat dan diberikan kepada
setiap tingkat hirarki yang terlibat (Pejabat
pemerintah sampai komunitas yang
bersangkutan), sesuai dengan tingkat
pendidikan (bisa dipahami).
Perlu ada saran sebagai konsekuensi
survey
Aspek kerahasiaan tetap dipertimbangkan
(hasil untuk populasi bukan perorangan)
35

Tindakan kesehatan pendahuluan


sesudah diagnosis komunitas
Program kesehatan yang diprakarsai oleh
tim peneliti.
(imunisasi komunitas, pendidikan
kesehatan, perangsangan komunitas
untuk swakelola pelayanan kesehatan
primer).

36

BAGIAN 2

METODE ,PENDEKATAN, DAN


KOMPONEN DIAGNOSIS KOMUNITAS

37

KOMPONEN KUESIONER SURVEI

38

DEMOGRAFI
Rumah tangga (household) dan keluarga
(family)
Tipe-tipe registrasi de jure vs de facto
Warga (orang yang bertempat tinggal)
Unit sampling
Penghitungan rumah tangga
Usia (menghitung rasio ketergantungan)
Jenis kelamin
39

DEMOGRAFI (cont.)
Status perkawinan
Agama, pendidikan, pekerjaan
(berdasarkan penghasilan, berdasarkan
jmlh training (prof.guru, perawat, dll;
terlatih: tukang kayu,listrik; tanpa latihan
khusus)
Ikatan rumah tangga
Angka-angka vital (vital rates)
Migrasi
40

DEMOGRAFI : Vital Rates


Pertanyaan penting :
1. Jumlah anak yang lahir
2. Jumlah orang yang meninggal
3. Penyebab kematian
Karakternya (umur, jenis kelamin, dll)
Pertanyaan diajukan dalam periode waktu
tertentu (satu tahun)
41

DEMOGRAFI : Vital Rates


Yang dapat dihitung :
CBR, CDR, ASDR/ASMR, CSDR, IMR,
MMR, GFR
Data yang perlu ada :
1. Total populasi (jenis kelamin dan umur)
2. Total bayi lahir hidup
3. Total kematian (umur, jenis kelamin,
penyebab)
42

STATUS SOSIOEKONOMI,
PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI
SOSIAL
Status kesehatan berkaitan dengan status
sosioekonomi dan pendidikan.
Tolak ukur :
Pekerjaan (Klasifikasi Castle, 1978) :
gelar kesarjanaan, white collar workers,
dst...

43

Harta milik ( rumah, computer, televisi,


etc)
Metode transportasi
Pendidikan
Status ekonomi berdasarkan skoring

44

MENYELIDIKI KEBUDAYAAN
SUATU KOMUNITAS
Keluarga
Sebagai satuan biologis,
Sebagai satuan sosial,
Keluarga dan status ekonomi,
Ukuran keluarga dan hub.dgn
kesehatan
Pengaruh setempat dan ukuran
keluarga
45

MENYELIDIKI KEBUDAYAAN
SUATU KOMUNITAS
Penggunaan pangan dalam komunitas
Penggunaan alkohol dalam komunitas
Kebudayaan dan penyakit
Pengetahuan, Sikap, dan Perbuatan
(PSP/KAP) dalam hubungannya dengan
penyakit
Proses pengambilan keputusan
46

PENILAIAN STATUS GIZI


Tujuannya ;
Menentukan kelompok yg beresiko
Sbg informasi dasar program kesehatan\
Menentukan prioritas program gizi
Evaluasi program gizi sebelumnya

47

PENILAIAN STATUS GIZI


Pengukuran antropometri (BB, TB,
LLA,dst)
Tanda klinis (def.vit A, Gondok, dst)
Evaluasi diet (food recall, food frequency)

48

INTERVENSI GIZI PADA LEVEL


KOMUNITAS

(Berdasarkan UNHCR/WFP)

49

UNHCR/WFP Guidelines for


Selective Feeding Programmes in
Emergency situation

50

51

SELECTIVE FEEDING PROGRAMS

52

53

Supplementary Feeding programs


(SFPs)
1. Targeted SFPs
- Prevalence of moderate malnutrition 1014% .
- Prevalence of moderate malnutrition
5-9% with aggravating factors
2. Blanket SFPs
- Prevalence of moderate malnutrition >14% .
- Prevalence of moderate malnutrition
10-14% with aggravating factors
54

Prevalence of acute malnutrition in this


term refers to child population (6 months
5 years)

55

MALNUTRITION
Moderate malnutrition :
- Between -3 to -2 Z-scores of W/H WHONCHS reference values
- between 70%-80% median of W/H
WHO-NCHS reference values
Severe malnutrition :
< -3 Z-scores
< 70% median
56

MALNUTRITION
MUAC
Pregnant/ nursing women < 22 cm

57

Aggravating faactors
Anadequate Food Ration (< 2100
kcal/person/day)
CDR > 1/ 10.000 populations/day
Epidemics : measles, whooping cough
High prevalence of respiratory and
diarrheal diseases

58

59

Criteria for admission


Moderate malnourished children
Individual with moderate malnourished
with BMI measurement
Pregnant. Nursing women = MUAC < 22
cm
Referrals from Therapeutic Feeding
Programmed
60

Criteria for discharge


Maintained 85% median of weight/height
For a period of two weeks (Wet SFPs) or
one month (dry SFPs)

61

Therapeutic Feeding Program


Aim : to proviede treatment for severely
malnourished individuals in order to
reduce excess morbidity and mortality.
Consists of intensive medicaal and
nutritional treatment

62

When to start
The number of severely malnourished
individuals cannot be treated in other
facilities.
There are adequate numbers of trained
health staff

63

Criteria for admission


Children < 5 yo with severe malnutrition
(W/H < -3 Z-scores or <70% median of
reference standard)
Severely malnourished individuals >= 5yo
LBW babies
Orphans < 1 yo
Mother with baby < 1 yo with lactation
failure
64

Criteria for discharge


Maintained W/H >=75% median for two
consecutive weeks
Shows a good appetite and free of ilness

65

LINGKUNGAN
Air
Pembuangan kotoran manusia (jamban)
Vektor
Perumahan
Higiene makanan
Perusakan dan pencemaran lingkungan
Kecelakaan
66

PEMANFAATAN PELAYANAN
KESEHATAN
Kebutuhan dan permintaan
Fasilitas pelayanan kesehatan yg tersedia
pencatatan

67

PEMANFAATAN PELAYANAN
KESEHATAN

68

KELAHIRAN ANAK
Sangat penting (IMR dan MMR) yg dpt
dicegah
Gravid, paritas, usia ibu, antenatal care,
t4 persalinan, penolong, lama persalinan,
komplikasi, jenis persalinan, perawatan
postpartum, keadaan bayi yg dilahirkan
PSP/KAP ttg kehamilan, persalinan, dan
KB
69

PENILAIAN KESEHATAN ANAK


(anamnesis)
Rwyt imunisasi
Rwyt penyakit yg dpt dicegah dgn
imunisasi
Rwyt diare/disentri, batuk/ISPA, batuk
menahun, peny.mata, kulit, cacingan
Frekuensi kunjungan ke Puskesmas dlm
1 bln
Frekuensi dirawat di RS dlm 1 thn
70

PENILAIAN KESEHATAN ANAK


(fisis)
Ruam kulit, konjungtivitis, ulkus, sekret
telinga, parese, anemi, icterus, scar BCG
Pemeriksaan gigi geligi, status gizi
(antropometri), visus, pendengaran

71

PENILAIAN KESEHATAN ANAK (lab)


Hb, urine (protein dan glukosa), tinja (telur
cacing/kista)

72

Survey kesehatan sekolah


Kebersihan umum : pakaian kuku, kulit,
rambut, mata
Status gizi, BB, TB (Status gizi
WHO/NCHS berdasarkan z-score !!!)
Status imunisasi
Mata : konjungtivitis, def.vit.A, visus
Telinga ; sekret, serumen, pendengaran
Mulut : gigi : DMF, keadaan gusi, OH
73

Survei Kesehatan sekolah (cont.)


Tonsil : inflamasi
Leher/axilla: pembesaran tiroid,
limfadenopati
Thorax: Ronki, pembesaran jantung,
bising
Abdomen : pembesaran hepar, lien,
distensi, hernia
74

Survei Kesehatan sekolah (cont.)


Extremitas/vertebra : malformasi, ulcus,
edema, parese/paralisis, deformitas, sikap
tubuh
Kulit dan rambut : warna, ruam kulit
History: keluhan2 kesehatan, penyakit yg
pernah diderita
Lab ; slide2 sblmnya + tuberkulin atau
audiometri
Keadaan lingkungan (ventilasi, air
bersih,tinja, sampah, dsb)
75

MORBIDITAS
Morbiditas berkenaan dgn kesakitan diantara
populasi
Pengetahuan ttg morbiditas merupakan segi
penting dari DK
DK memerlukan informasi ttg derajat kesehatan,
jenis2 kesakitan & klp2 mana yg
berisiko/terkena di dlm populasi karena
berkaitan dg tindakan yg akan diambil
Juga perlu diketahui bagaimana pola perubahan
kesakitan ini di sepanjang perjalanan waktu
76

Morbiditas

Morbiditas, meliputi seluruh segi,


Jasmani,
Rohani, dan
Sosiobudaya

77

Morbiditas

Diperkirakan 70-90 % dari semua


serangan kesakitan yg dialami
masyarakat diatasi tanpa campur
tangan dari sistem pel-kes yg
formal
Tetapi diatasi lewat pengobatan
rumah atau pengobatan
tradisional
78

SURVEI MORBIDITAS

Menurut tipe angka yg


dihasilkan, survei dibagi menjadi;
1. Survei prevalensi untuk
penyakit2 kronis
2. Survei insidensi untuk
penyakit2 akut
79

Survei prevalensi

Pada survei ini setiap orang


dikunjungi satu kali dan hasilnya
dinyatakan sebagai angka
prevalensi

80

..Survei prevalensi

Kerugiannya;
Penyakit2 relatif akut dan berlangsung
singkat (diare, gonorrhoea) cenderung
terlewatkan, sehingga angka point
prevalence tampak rendah
Sedangkan,Penyakit2 yg lebih kronis
cenderung dilaporkan secara berlebihan
dan angka point prevalence tampak tinggi
81

..Survei prevalensi

Bentuk survei prevalensi yg


umumnya dikerjakan;
1. survei rumah ke rumah
2. survei pencarian kasus

82

Survei insidensi
Untuk mengenali kasus2 penyakit yg baru
Diperlukan pemeriksaan beberapa kali
Sehingga dapat dikenali, orang2 yg pada
mulanya sehat tetapi kemuadian
menderita sakit
Bentuk yg sederhana bisa dikerjakan
adalah dgn mengunjungi rumahtangga2
yg terpilih di dlm populasi pada interval yg
tetap (umumnya setiap dua minggu)
83

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Bahan : darah, tinja, urine, sputum, swab
kulit tenggorok, kerokan/biopsi kulit,
punksi kelenjar, swab urethra, vagina,
cervix
Spesimen lain : jentik nyamuk, dan vektor
lainnya

84

Lab...cont
Pengambilan sampel
Pengumpulan spesimen
Detail teknik

85

Semua komponen tersebut diatas


merupakan hal yang penting dalam
penegakan diagnosis komunitas
Dari hasil diagnosis komunitas kita
melaksanakan tindakan komunitas
semisal therapi / penatalaksanaan pada
penyakit individu.
Hal ini akan dibahas pada topik
Manajemen Masalah Kesehatan
Komunitas
86

TERIMAKASIH

87

Anda mungkin juga menyukai