Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN “ OTITIS MEDIA AKUT “

DI RUANG KERAWATAN LONTARA 4 AB


Tanggal 27 April-02 Mei 2020

OLEH

HERLINA TANGDIBALI, S.Kep


Ns. 19. 026

CI LAHAN CI INSTITUSI

(…………………….......) (……...…………………)
LAPORAN PENDAHULUAN
OTITIS MEDIA AKUT
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh telinga
tengah. Biasanya terjadi karena peradangan saluran napas atau sering mengenai
bayi dan anak-anak. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang
biasanya dalam keadaan steril . bila terdapat infeksi bakteri pada nasofaring dan
faring, secara alamiah terdapat mekanisme pencegahan penjalaran bakteri
memasuki telingatengah oleh enzim pelindung dan bulu-bulu halus yang di miliki
oleh tuba eustachi. OMA terjadi akibat tidak berfungsinya system pelindung tadi .
sumbatan atau peradangan pada tuba eutachi merupakan faktor utama terjadinya
otitis media akut ( Husni T.R, 2011)
B. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan otitis lebih sering terjadi pada anak di
bandingkan dewasa. Tuba eustakius anak berbeda dengan orang dewasa yakni tuba
eutakeus anak lebih horizontal dan lubang pembukaan,tonus tobarius di kelilingi
oleh folikel limfoid yang banyak jumlah.
C. Patofisiologi
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah,
kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang
membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan
hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian
lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat
dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan
terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor
ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas
penyakit.

D. Pathway
Trauma, Benda Asing
Infeksi sekunder (ISPA)
Bakteri Streptococcus,
Hemophylus Influenza Merusak tulang krn

adanya epitel
 Infeksi
Tjd
Peningerosi
Infeksi pd kanalis
Pengobatan
berlanjut
/ telinga
vertigotdk
dpt
tengah
tuntas
Cemas Tindakan operasi
Kurangnya dgn
Informasi Resiko
Proses
Nyeri
peradangan  sampai
(kavum Invasi
Kesimb.
Episode
timpani,
ke TbhBakteri
semisirkularis
telinga
berulang
tuba
menurun
dalam
eustachius) Kurang pengetahuan
mastoidektomi
skuamosa di dlm Infeksi
Ruptur Gendang Telinga

E. Manifestasi Klinis
Otitis media akut merupakan inflamasi telinga tenga dengan onset gejalah dan
tanda klinis yang cepat seperti
1. Nyeri
2. Demam
3. Anoreksia
4. Muntah
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan
tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.
2. Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui
organisme penyebab.
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan menurut kemenkes 2014
 Terapi medikantosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat
sistemik
 Terapi obat-obatan
 Terapi bedah
H. Komplikasi
kontrol tekanan intraoukular yang jelek akan menyebabkan semakin semakin
rusaknya nervus optic dan semakin menurunnya virus sampai terjadi kebutaan
( Dwindra M, 2010)

II. Konsep Keperawatan


1. Pengkajian
Data yang muncul saat pengkajian:
a. Sakit telinga/nyeri
b. Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga
c. Tinitus
d. Perasaan penuh pada telinga
e. Suara bergema dari suara sendiri
f. Bunyi “letupan” sewaktu menguap atau menelan
g. Vertigo, pusing, gatal pada telinga
h. Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga
i. Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin)
j. Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam
k. Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
l. Reflek kejut
m. Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras
n. Tipe warna 2 jumlah cairan
o. Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning
p. Alergi
q. Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram
r. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya,
alergi

2. Diangnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
b. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahn informasi
d. Resiko infeksi

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan


Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut NOC a. Lakukan
berhubungan dengan a.Pain level pengkajian nyeri
diskontinuitas b.Pain control secara
jaringan akibat c.Comfort level komprehensif
tindakan operasi Kriteria Hasil (lokasi,
a. mampu mengontrol karakteristik,
nyeri (tahu penyebab durasi,frekuensi)
nyeri, mampu b. Observasi reaksi
menggunakan teknik nonverbal dari
nonfarmakologis ketidaknyamanan
dalam mengurangi c. Gunakan teknik
nyeri) komunikasi
b. melaporkan bahwa terapeutik untuk
nyeriberkurang mengetahui nyeri
dengan menggunakan pasien
manajemen nyeri d. Kontrol
c. Mampu mengenali lingkungan yang
nyeri dapat
(skala,intensitas, mempengaruhi
frekuensi dantanda nyeri seperti suhu
nyeri) ruangan,
d. menyatakan rasa pencahayaan dan
nyaman setelah kebisingan
nyeri berkurang e. Lakukan
penanganan nyeri
non farmakologis:
relaksasi nafas
dalam dan massage
f. Ajarkan keluarga
teknik relaksasi
nafas dalam
g. Kolaborasikan
dengan dokter
pemberian
penanganan nyeri
farmakologis
analgesic

2. Ansietas berhubungan NOC a. Identifikasi tingkat


dengan perubahan a.Anxiety self-kontrol kecemasan
status kesehatan b.Anxiety level b. Gunakan
c.Coping pendekatan yang
menenangkan
c. Jelaskan semua
prosedur dan apa
Kriteria Hasil yang dirasakan
a.Klien mampu selama prosedur
mengidentifikasi dan d. Lakukan back rub
mengungkapkan e. Kolarorasi
gejala cemas pemberian obat
b.mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk mengontrol
cemas
c.Vital sign dalam
batas normal
d.Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh
menunjukkan
penurunan
kecemasan

3. Kurang pengetahuan NOC a. Jelaskan kembali


berhubungan dengan a.Knowledge: disease proses penyakit dan
kesalahn informasi process prognosis
b.Knowledge: health b. Diskusikan
behavior mengenai
Kriteria Hasil pengobatan dan juga
a.Pasien dan keluarga efek sampingnya
menyatakan c. Diskusikan
pemahaman tentang mengenai kebutuhan
penyakit, kondisi, diet
prognosis dan d. Anjurkan untuk
program pengobatan melakukan evaluasi
b.Pasien dan keluarga medis secara teratur.
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
c.Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kempabi apa yang
dijelaskan
3 Resiko infeksi Domain NIC :
11 Kelas 1. Monitor tanda dan
2 gejala infeksi
NOC : sistemik dan local
 Immune Status 2. pertahankan tehnik
 Knowledge : aseptik
Infection control 3. Cuci tangan
 Risk control sebelum dan
Setelah dilakukan sesudah
tindakan melakukan
keperawatan tindakan
selama…… pasien 4. gunakan kateter
tidak mengalami
urine untuk
infeksi dengan
menurunkan
kriteria hasil:
- Klien bebas dari infeksi kandung
tanda dan gejala
kemih
infeksi
Kolaborasi dalam
- Menunjukkan
pemberian
kemampuan untuk
Antibiotik.
mencegah
timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit
dalam batas normal
- Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria dalam
batas normal
DAFTAR PUSTAKA

Donna L. Wong, L.F. Whaley, Nursing Care of Infants and Children, Mosby Year Book.

Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan, Edisi III, FKUI,1997.

Wong Whaley, Clinical Manual of Pediatric Nursing, Mosby Year Book.


3. Contoh kasus :
Dari pernelitian tersebut menunjukkan bahwa otitis media akut sering kali di
temukan pada anak-anak. Prevalensi otitis akut di setiap Negara berbeda-beda, namun
biasanya berada pada kisaran 2,3 %- 20 %. Pervalensi tertinggi pada OMA di dunia
terjadi di Afrika barat dan tengah (43,37%), Eropa Timur (3,96%), Asia Timur (3,93
%), Asia pasifik (3,75%), dan Eropa tengah (3,64%). Sedangkan di Indonesia sendiri
belum ada data baku tentang prevalensi otitis media akut. Di ingris, sebanyak 30 %
anak-anak , mengunjungi dokter anak setiap tahunnya karena OMA, di Amerika
serikat, sekitar 20 juta anak-anak menujungi dokter anak karena OMA setiap tahunnya.
di Asia tenggara, Indonesia termasuk keempat Negara pervalensi gangguan telinga
tertinggi ( 4,6%). Tiga Negara lainnya adalah Srilanka (8,8%), Myanmar (8,4%), dan
India (6,3%).
Faktor resiko yang paling berkaitan dengan OMA adalah usia. Kasus OMA secara
umum paling sering terjadi pada anak-anak. Faktor anatomis, di mana pada fase
perkembangan telinga tengah pada anak-anak, tuba eustachius memang memiliki posisi
yang lebih horizontal dengan drainase yang minaml di bandingkan dengan usia lebih
dewasa menyebabkan terjadinya OMA. Hal ini yang membuat kevenderungan
terjadinya OMA pada usia anak-anak lebih besar dan lebih ekstrim di bandingkan usia
dewasa. Otitis media akut di hasilkan saat pathogen yang berasal dari nosfaring
bertemu dengan cairan inflamasi yang terkumpul di telinga tengah. Poliferasi pada
ruang ini akan berjuang pada timbulnya tanda dan gejala tipikal dari infeksi akut
telinga tengah.

Anda mungkin juga menyukai