Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

A. PENGERTIAN

Post partum adalah masa sesudah persalinan dan juga di sebut masa nifas

yaitu masa sesudah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat

kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak

bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali keadaan sebelum

hamil, ( Hadijono, 2012 )

B. ETIOLOGI

Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan

atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahiratau jalan lain, dengan

bantuan :

1. Partus di bagi menjadi 4 bagian

a. Kala 1, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap

b. Kala II, gejala utama kala II adalah his semakin kuat dengan interval 2 ampai

3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik

c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti sampai 5-10 menit

d. Kala IV , di maksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post

partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, ( Mitayani 2010 ).


C. PATOFIOLOGI

1. Adaptasi Fisiologi

a. Infolusi uterus

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan.

Proses ini di mulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-

otot polos uterus.

b. Kontraksi intesitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera

setelah bayi lahir, di duga terjadi sebagai respon terhadap penurunan

Volume intrauterine yang sangat besar.

D. PATHWAY

PHATWAY

Persalinan normal

Bayi dan plasenta keluar

Masa nifas

Ansietas Diaforesis Penekanan Laserasi jalan


meningkat sfingter uretra lahir

Intake cairan Kerusakan


kurang sfingter
Terpajan Stimulasi saraf
lingkungan luar nyeri

Haluaran
urin tidak
lancar
Pajanan Mencapai SSP
mikroorganisme

Resiko infeksi Muncul


sensasi nyeri

Nyeri Akut
Intoleransi
aktivitas

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Peningkatan pendarahan

2. Keluar darah segar terus menerus setelah persalinan

3. Nyeri yang hebat

4. Perasaan kandung kemih yang penuh dan ketidakmampuan

mengosongkan

5. Perluasaan hematoma

6. Muka pucat, dingin, kulit lembab ( Meidian, JM 2015 )

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium

2. USG bila di perlukan

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya perdarahan post partum )

2. 6-8 jam pasca persalinan : istrahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan

kiri
H. KOMPLIKASI

1. Pembengkakan payudara

2. Mastitis (peradangan pada payudara )

3. Post partum blues

4. Infeksi puerperalis di tandai dengan pembengkakan , rasa nyeri, kemerahan

pada jaringan terinfeksi atau pengeluaran cairan berbau dari jalan lahir selam

persalinan atau sesudah persalinan, (carpenito 2012 )

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan

intrauteri.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

penurunan sirkulasi.

c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status

kesehatan

d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan

tidak adekuat pertahanan sekunder.

6. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOASA RENCANA KEPERAWATAN


TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
KRITERIA
EVALUASI
1. Nyeri Domain 12 NIC
berhubungan kelas 1 1. Kaji nyeri
dengan kerusakan NOC : Kontrol secara
jaringan intrauteri Nyeri ; komprehens
Setelah dilakukan if
tindakan 2. Monitor
keperawatan tanda-tanda
selama 1 x 24 jam vital
diharapkan klien 3. Ajarkan
mampu ,megontrol teknik
nyerinya dengan rileksasi
kriteria evaluasi napas
 Menggunakan dalam
tindakan 4. jelaskan pada
pencegahan pasien tentang
 Menggunakan sebab-sebab
tindakan timbulnya nyeri
pengurangan 5. Anjurkan
nyeri tanpa untuk tidak
analgesik berfokus

 Melaporkan pada nyeri

nyeri yang seperti

terkontrol berinteraksi

NOC : Tingkat dengan

Nyeri : pengunjung

Setelah dilakukan 6. Anjurkan

tindakan tindakan

keperawatan pengendalia

selama 3 x 24 jam n sebelum

nyeri klien nyeri

berkurang dengan menjadi

kriteria evaluasi berat

 Melaporkan 7. Berikan
kesejahteraan analgetik
fisik dan bila perlu
psikologi
 Tingkat nyeri
pad skala 1
(0-10)

2. Intoleransi NOC : NIC


aktivitas  Self Care : ADLs 1. Mengkaji
berhubungan  Toleransi aktivitas kemampuan klien
dengan  Konservasi energi dalam melakukan
kelemahan, Setelah dilakukan aktivitas.
penurunan tindakan keperawatan 2. Membatasi aktivitas
sirkulasi. selama 3x24 jam Pasien klien dengan

bertoleransi terhadap menganjurkan untuk

aktivitas dengan Kriteria banyak beristirahat

Hasil : 3. Menganjurkan

 Berpartisipasi dalam kepada klien untuk

aktivitas fisik tanpa menghentikan

disertai peningkatan aktifitas bila pusing

tekanan darah, nadi atau lelah.

dan RR 4. Melibatkan keluarga

 Mampu melakukan klien untuk

aktivitas sehari hari membantu klien

(ADLs) secara dalam perawatan

mandiri pasien

 Keseimb
angan aktivitas dan
istirahat
3. Ansietas b/d Domain 9 Kelas 2 NIC: Anxiety
NOC Reduction
kurang
pengetahuan Anxiety self-control, 1. kaji tingkat
anxiety level, coping. kecemasan
tentang
S telah dilakukan tindakan klien
penyakitnya
keperawatan selama 2. bantu/mendoro
(1x30 menit) kriteria ng klien
hasil klien akan: mengungkapka
1. Klien mampu n apa yang di
mengidentifikasi alami
dan 3. berikan
mengungkapkan penjelasan /
gejala cemas informasi
2. Mengidentifikasi, tentang
mengungkapkan prosedur
dan menunjukkan perawatan
teknik mengontrol 4. libatkan
cemas keluarga klien
3. Vital sign dalam untuk
batas normal membantu
Postur tubuh, ekspresi klien dalam
wajah, menunjukkan perawatan
berkurangnya kecemasan pasien
5. Lakukan
Back/Neck Rub
6. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
7. Identifikasi
tingkat
kecemasan
8. Dorong pasien
untuk
mengungkapka
n perasaan,
ketakutan,
persepsi
9. Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
10. Berikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan

4. Resiko infeksi
Domain 11 Kelas 2 NIC :
NOC : 1. Monitor tanda
berhubungan
 Immune Status dan gejala
dengan luka insisi
 Knowledge : infeksi sistemik
Infection control dan local
 Risk control 2. pertahankan
Setelah dilakukan tehnik aseptik
tindakan keperawatan 3. Cuci tangan
selama…… pasien sebelum dan
tidak mengalami sesudah
infeksi dengan melakukan
kriteria hasil: tindakan
- Klien bebas dari 4. gunakan kateter
tanda dan gejala
urine untuk
infeksi
menurunkan
- Menunjukkan
kemampuan untuk infeksi
mencegah kandung kemih
timbulnya infeksi
5. Kolaborasi
- Jumlah leukosit
dalam
dalam batas
normal pemberian
- Menunjukkan
Antibiotik.
perilaku hidup
sehat
- Status imun,

gastrointestinal,

genitourinaria

dalam batas

normal

DAFTAR PUSTAKA

Hadijono, Soerjo,2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka


Mitayani , 2010. Asuhan keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Meidian, JM 2015 . Nursing intervenstion classification (NIC) United states of

America . Mosby

NANDA. (2015). Nursing diagnosis : definition and classification. Philadelphia :

North American Nursing Association.

Sarwono, Prawirohardjo. (2013). Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.
A. Contoh Kasus

Dari artikel penelitian tersebut menunjukkan bahwa frekuensi post

partumAngka kejadian postpartum blues di Asia cukup tinggi dan sangat

bervariasi antara 26-85% (Iskandar, 2014). dilakukan di Amerika Serikat,

menjelaskan bahwa ibu postpartum yang mengalami postpartum blues berkisar

antara 75-80% (Perry et al., 2010). Beberapa hasil penelitian menyatakan

bahwa, prevalensi postpartum blues telah dilaporkan hasil tertinggi di Tanzania

83% dan terendah 8% dalam studi di Jepang. Sebagian besar penulis

melaporkan bahwa prevalensi postpartum blues bervariasi antara 40% dan60%

(Gonidakis et al , 2011). Berdasarkan penelitian Gonidakis et al. (2013)

melaporkan bahwa prevalensi postpartum blues di Yunani sekitar 71,3%, di

Jerman 55,2% . Cury et al., (2008) melaporkan bahwa prevalensi postpartum

blues sekitar 32,7%, sedangkan Adewuya (2005) melaporkan prevalensi

postpartum blues di Nigeria adalah 31,3%.

Secara global di perkirakan 20 wanita mengalami post partum blues.

Diperkirakan 50-70% ibu melahirkan menunjukkan gejala-gejala awal

kemunculan post partum blues pada hari ke tiga sampai hari ke enam setelah

melahirkan , walau demikian gejalah tersebut akan hilang secara perlahan

karena proses adaptasi yang baik serta dukungan keluarga yang cukup ,

sedangkan di Indonesia kejadian post partum blues antara 50-70% hidayat

2012. Semula di perkirakan angka kejadiannya rendah di bandingkan Negara-

negara lain, hal ini di sebabkan oleh budaya dan sifat orang Indonesia yang
cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang di alaminya, baik itu

peristiwa menyenangkan atau menyedihkan

Untuk mengatasi hal ini, diharapkan semua wanita mengetahui bahwa

penting untuk merencanakan kehamilan dengan baik dan sebaiknya kehamilan

terjadi usia reproduksi sehat. Selain itu juga ibu yang hamil dalam usia

beresiko agar lebih intensif dalam melakukan pemeriksaan kehamilan untuk

memantau perkembangan janin dan kesehatan ibu.

Anda mungkin juga menyukai