Disusun Oleh :
SINTA WENING NUR SAHARA
SN161119
LAPORAN PENDAHULUAN
DISLOKASI ACROMIOCLAVICULA JOINT
DI RUANG MELATI 3 RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Dislokasi adalah cedera pada persendian yang mana kepala tulang
lepas atau bergeser dari mangkoknya. Faktor yang meningkatkan
resiko dislokasi adalah ligamen-ligamennya yang kendor akibat pernah
mengalami cedera, kekuatan otot yang menurun ataupun karena
faktor eksternal yang berupa tekanan energi dari luar yang melebihi
ketahanan alamiah jaringan dalam tubuh. Dislokasi Acromioclavicular
Joint adalah dislokasi yang terjadi pada sendi antara ujung distal
clavicula dengan acromion. Dislokasi AC Joint dapat terjadi karena
adanya ruptur ligamen acromioclavicular dan ligamen coracoclavicular
(Chairuddin, 2007).
2. Etiologi
Dislokasi acromioclavucular joint kebanyakan terjadi pada usia 15
40 tahun karena aktivitas olah raga dan kecelakaan lalu lintas.
Dislokasi acromioclavicular terjadi karena adanya strain pada ligamen
acromioclavicular yang disebabkan oleh trauma. Ketika seseorang
jatuh dengan bahu bagian anterior, maka akan ada gaya yang
mendorong bahu tersebut ke arah posterior sementara clavicula tetap
berada di posisi anatominya, sehingga menyebabkan ligamen
acromioclavicular tertarik dan terjadi ruptur (Chairuddin, 2007).
3. Manifestasi Klinis
Pasien mengalami nyeri di atas sendi acromioclavicular. Terjadi
pembengkakan, memar, dan clavicula menonjol secara jelas, Edema,
ekimosis, nyeri didaerah AC joint, Deformitas (+) pada injuri yang
parah. Catat : status vasculer / sensorik / motoris, injuri thorax
sekitarnya, kondisi daerah proksimal ekstremitas sebelahnya (Victor,
2012)
4. Klasifikasi
5. Komplikasi
a. Pada Grade III bisa terjadi degeneratif arthritis simptomatic
dimana perlu dilakukan reseksi clavicula distal.
b. Chronic instability pada Grade III diperlukan reseksi distal
clavicula dan rekonstruksi ligamen Coracoclavic.
(Chairuddin, 2007)
6. Patofisiologi dan pathway
Ruptur pada ligamen acromioclavicular yang disebabkan oleh trauma
yang dapat menyebabkan dislokasi acromioclavicular. Ketika
seseorang jatuh dengan shoulder bagian anterior, maka akan ada gaya
yang mendorong shoulder tersebut ke arah posterior sementara
clavicula tetap berada di posisi anatominya,sehingga menyebabkan
ligament acromioclavicular tertarik dan terjadi rupture.Mekanisme
yang paling umum untuk dislokasi acromioclavicular adalah benturan
langsung pada bagian acromion dengan lengan adduksi (Eko et all,
2011).
Pathway :
Trauma
Infeksi dan
penyakit lain
Kelainan
kongietal
Kesulitan dalam
menggerakan sendi
iflamasi
kurang pajajanan
kebutuhan
pengetahuan, tingkat
Pengungkapan secara verbal merasa malu, cemas dan takut tidak diterima
pendidikan rendah
Kurang Pengetahuan
Keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan anak
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Anamnesa
1) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa
nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya
serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang
rasa nyeri klien digunakan:
a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang
menjadi faktor presipitasi nyeri.
b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit
terjadi.
d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi
dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka
kecelakaan yang lain
4) Riwayat Penyakit Dahulu
c)
d)
e)
f)
5) Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek
menelan ada.
6) Muka
Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan
fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
7) Mata
Terdapat gangguan seperti konjungtiva anemis (jika terjadi
perdarahan)
8) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada
lesi atau nyeri tekan.
9) Hidung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
10) Mulut dan Faring
Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pucat.
11) Paru
a) Inspeksi
Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung
pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan
paru.
b) Palpasi
Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
c) Perkusi
Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan
lainnya.
d) Auskultasi
Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan
lainnya seperti stridor dan ronchi.
12) Jantung
a) Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
b) Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
c) Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berubungan dengan
intake inadekuat.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan cedera.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
NOC
NIC
Nyeri akut berhubungan
Pain Level,
Pain Management
dengan agen cedera fisik Pain control,
Lakukan pengkajian
Comfort level
nyeri secara
Kriteria Hasil :
komprehensif
Mampu mengontrol
termasuk lokasi,
nyeri (tahu penyebab
karakteristik, durasi,
nyeri, mampu
frekuensi, kualitas dan
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk faktor presipitasi
mengurangi nyeri, Observasi reaksi
nonverbal dari
mencari bantuan)
ketidaknyamanan
Melaporkan bahwa
Gunakan
teknik
nyeri berkurang
dengan menggunakan komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
manajemen nyeri
pengalaman nyeri
Mampu mengenali
pasien
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
dan tanda nyeri)
Evaluasi bersama
Menyatakan rasa
pasien dan tim
nyaman setelah nyeri
kesehatan lain tentang
berkurang
ketidakefektifan
Tanda vital dalam
kontrol nyeri masa
rentang normal
lampau
Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Hambatan mobilitas
fisik berhubungan
dengan gangguan
muskuloskeletal
NOC :
Latihan Kekuatan
Joint Movement :
Ajarkan dan berikan
Active
dorongan pada klien
Mobility Level
untuk melakukan
program latihan
Self care : ADLs
secara rutin
Transfer performance
Latihan untuk
Kriteria Hasil :
ambulasi
Klien meningkat
dalam aktivitas fisik Ajarkan teknik
Ambulasi &
Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas perpindahan yang
aman kepada klien
Memverbalisasikan
dan keluarga.
perasaan dalam
Sediakan alat bantu
meningkatkan
untuk klien seperti
kekuatan dan
kruk, kursi roda, dan
kemampuan
walker
berpindah
Beri penguatan positif
Memperagakan
untuk berlatih mandiri
penggunaan alat
dalam batasan yang
Bantu untuk
aman.
mobilisasi (walker)
Latihan mobilisasi
dengan kursi roda
Ajarkan pada klien &
keluarga tentang cara
pemakaian kursi roda
& cara berpindah dari
kursi roda ke tempat
tidur atau sebaliknya.
Dorong klien
melakukan latihan
untuk memperkuat
anggota tubuh
Ajarkan pada klien/
keluarga tentang cara
penggunaan kursi
roda
Latihan
Keseimbangan
Ajarkan pada klien &
keluarga untuk dapat
mengatur posisi
secara mandiri dan
menjaga
keseimbangan selama
latihan ataupun dalam
aktivitas sehari hari.
Perbaikan Posisi
Tubuh yang Benar
Ajarkan pada klien/
keluarga untuk mem
perhatikan postur
tubuh yg benar untuk
menghindari
kelelahan, keram &
cedera.
Kolaborasi ke ahli
terapi fisik untuk
program latihan.
Ketidakseimbangan
NOC :
NIC :
Nutritional Status :
Nutrition
Management
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal
badan
dibutuhkan pasien.
Mampu
Anjurkan pasien
mengidentifikasi
untuk meningkatkan
kebutuhan nutrisi
intake Fe
untuk meningkatkan
BB pasien dalam
batas normal
Monitor adanya
penurunan berat
badan
Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan
Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral.
Setelah dilakukan
Image
mengalami
Diskusikan dengan
peningkatan body
klien tentang
image dan
perubahan dirinya
menyesuaikan diri
dengan perubahan
memutuskan tingkat
kehidupan klien
actual perubahan
dengan criteria :
Mau menerima
penampilannya
monitor frekuensi
Percaya diri
pernyataan klien
berikan dukungan
dan suport mental
serta spiritual.
Libatkan keluarga
untuk memberikan
dukungan sacara
mental dan spiritual
NOC :
NIC :
Kurang pengetahuan
Kowlwdge : disease
Teaching : disease
berhubungan dengan
Process
process
kurang informasi
Berikan penilaian
Kowledge : health
tentang tingkat
Behavior
pengetahuan pasien
Kriteria Hasil :
tentang proses
Pasien dan keluarga
penyakit yang spesifik
menyatakan
Jelaskan
patofisiologi
pemahaman tentang
dari penyakit dan
penyakit, kondisi,
bagaimana hal ini
prognosis dan
berhubungan dengan
program pengobatan
anatomi dan fisiologi,
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan dengan cara yang
tepat.
prosedur yang
Gambarkan tanda dan
dijelaskan secara
gejala yang biasa
benar
muncul pada
Pasien dan keluarga
penyakit, dengan cara
mampu menjelaskan
yang tepat
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim Gambarkan proses
penyakit, dengan cara
kesehatan lainnya
yang tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
Hindari harapan yang
kosong
Sediakan bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat
Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan,
dengan cara yang
tepat
Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Wim de Jong, Syamsuhidajat, R. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi dua. Jakarta :
Penerbit Buku Kedoktern EGC.
Rasjad Chairuddin, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi edisi ketiga, Jakarta:
PT.Yarsif Watampone (Anggota IKAPI).
Nordin, M and Frankel H victor. 2012. Basic Biomechanic of the Muskuloskeletal
system. London : Lea and Febriger Philadelphia, halaman 225-234.
Eko Ardi P, M.Subhan Zuhdi, Tony Wahyu P, Satrio Yudi Er.2011. Dislokasi Pada
Sendi Bahu. Digitasl Library USU.
F. Paulsen. 2012.Sobotta ed 23. Jakarta : EGC.