Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KOMUNITAS

”TERAPI TRADISIONAL DAN KOMPLEMENTER ARTHRITIS

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Aulia Ramadhan P (17.156.01.11.040)


Citra Damayanti (17.156.01.11.051)
Dwi Anggun (17.156.01.11.057)
Fanny Puspitasari (17.156.01.11.060)
Rara Titanisya (17.156.01.11.071)
Yulia Rahman M (17.156.01.11.084)
3B KEPERAWATAN
Definisi Arthritis rematoid

• Arthritis rematoid adalah penyakit kronis dengan inflamasi autoimun yang


menyerang persendian menurut zamroni (2016).

• Arthritis rematoid dapat merusak tulang rawan, yang dapat menyebabkan erosi
tulang, dan berakibat pada kerusakan sendi (Kneale & Davis, 2011 dalam
Andriyani, 2018)
Etiologi

• faktor yang mempengaruhi kejadian rheumatoid arthritis biasanya seperti faktor


genetik, usia, jenis kelamin, obesitas, dan infeksi.

• Selain dari faktor tersebut, terdapat faktor lain yaitu seperti tingkat pengetahuan
yang rendah mengenai penyakit rheumatoid arthritis itu sendiri.
Penanganan

• Pada kasus rheumatoid arthritis dapat dilakukan terapi non farmakologis yaitu
dengan melakukan terapi massage.
• Massage merupakan teknik yang mampu mempengaruhi aktivitas sistem saraf
otonom
• Massage berfungsi untuk membangkitkan meridian, menghilangkan dingin,
meningkatkan sirkulasi darah, dan meningkatkan signifikan terhadap fungsi
tubuh
Terapi Tradisional

• penyakit artritis dapat dicegah dengan mengonsumsi minuman yang berasal


dari 5 tanaman herbal tersebut dipercaya mengandung zat-zat yang dapat
meredakan rasa sakit dan melumasi sendi.
1. Dandelion
2. Kamomil
3. Rosemary
4. Rosemary
5. Jeruk limau
6. Kulit pohon willow putih
Terapi Komplementer

• Terapi komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya


berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
Tujuan Terapi Komplementer

• bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem–sistem tubuh,


terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya
sendiri.
Jenis–Jenis Terapi Komplementer

Nutrisi (Nutritional Therapy)

Terapi herbal (Herbal Therapy)

Terapi psiko–somatik (Mind–Body Therapy)

Terapi spiritual berbasis doa (Spiritual Therapy Based on


Prayer)
Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) Pengobatan di atas
dapat dikategorikan menjadi 5 kategori

• Alternative Medical System/ Healing System–non medis


terdiri dari Homeopathy, Naturopathy, Ayurveda dan Traditional Chinese Medicine (selanjutnya disingkat
TCM) seven chakras-ayurveda
• Mind Body Intervention
terdiri atas Meditasi, Autogenics, Relaksasi Progresif, Terapi Kreatif, Visualisasi Kreatif, Hypnotherapy,
Neurolinguistik Programming (NLP), Brain Gym, dan Bach Flower Remedy.
• Terapi Biologis
terdiri dari Terapi Herbal, Terapi Nutrisi, Food Combining, Terapi Jus, Makrobiotik, Terapi Urine, Colon
Hydrotherapy.
• Manipulasi Anggota Tubuh
terdiri atas Pijat/Massage, Aromatherapy, Hydrotherapy, Pilates, Chiropractic, Yoga, Terapi Craniosacral,
Teknik Buteyko.
• Terapi Energi
terdiri dari Akupunktur, Akupressur, Refleksiologi, Chi Kung, Tai Chi, Reiki, dan Prana healing.
Penelitian Terapi Komplementer

• Journal “Pengaruh Terapi Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Reumatik


Pada Lansia Di Wilayah Puskesmas Pembantu Karang Asem yang di tulis oleh
Kristanto, 2012”.

(terapi back massage dapat membantu mengurangi intensitas nyeri pada


penderita Arthritis Reumathoid karena terapi back massage yang dilakukan
dengan memberikan tindakan massage pada punggung dengan usapan secara
perlahan menggunakan lotion Usapan dengan lotion/balsem memberikan
sensasi hangat dengan mengakibatkan dilatasi pada pembuluh darah local)
Next…
• Journal “Efektivitas Pijat Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Rematik Sedang
Pada Wanita Lanjut Usia Di Desa Karyawangi Kabupaten Bandung Barat”
ditulis oleh Siahaan, dkk, 2017.

(Pijat punggung dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini disebabkan pijat
punggung menghasilkan pelepasan endorphin serta menstimulasi serabut
saraf sensorik delta –A dan serabut C sehingga menurunkan impuls nyeri)
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 
Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih  Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai