Anda di halaman 1dari 7

NASKAH ROLEPLAY

PASIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS


Mata Kuliah
KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun oleh:

Semester V

Kelas 3B Keperawatan

Kelompok 2

Diana 17.156.01.11.055
Neneng Setiawati 17.156.01.11.065
Putriana Dewi 17.156.01.11.069
Ronengsih 17.156.01.11.074
Saprilia Indah 17.156.01.11.076
Siti Rohmah 17.156.01.11.078
Vina Kamarudin 17.156.01.11.081

STIKes MEDISTRA INDONESIA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
Jl. Cut Mutia Raya No. 88 A, Kel. Sepanjang Jaya, Rawa Lumbu
2018/2019
PERAN ROLEPLAY
PASIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS

Diana Dokter
Neneng Setiawati Perawat 1
Putriana Dewi Anak 2
Ronengsih Perawat 2
Saprilia Indah Nenek (Pasien)
Siti Rohmah Prolog
Vina Kamarudin Anak 1

1. Fase Pra Interaksi


Dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan dan melihat perkembangan
kondisi pada pasien lansia yang bernama Ny. L. Ny. L masuk rumah sakit karena
sering melamun, berdiam diri, tidak mau bertemu dengan orang banyak dan Ny. L
merasa tidak dihargai oleh orang disekitarnya karena akhir-akhir ini pendengarannya
mulai menurun. Ia tidak bisa mendengar orang yang hanya berbicara pelan padanya
dia hanya bisa membaca gerak mulut orang yang sedang bicara pada Ny. L.

2. Fase Orientasi
Perawat S dan perawat B mendatangi pasien Ny. L yang terlihat terbaring lemah di
ruang Mawar
Perawat 1 : Assalamualaikum
Anak 1 : Waalaikumsalam
Perawat 1 : Selamat pagi mba (tersenyum)
Anak 1 : Selamat pagi juga suster
Perawat 1 : Pagi nenek (membungkuk ke arah nenek dan sambil tersenyum)
Pasien : (terlihat diam saja tanpa menjawab sepatah katapun)
Perawat 1 : Saya perawat yang bertugas diruangan ini ya mba perkenalkan saya
suster S
Perawat 2 : Saya suster B mba, kami yang bertugas di ruangan ini dari pukul
13.00 – 20.00 ya mba
Anak 1 : Oh baik suster, perkenalkan juga saya anak dari Nenek L dan ini adik
saya anak ke 2 dari nenek L
Perawat 1 : Nenek.. perkenalkan saya suster S dan ini suster B
Pasien : (menatap perwat dan terlihat kebingungan)
Anak 2 : Suster ibu saya kurang pendengarannya mungkin ia tidak mendengar
yang suster katakan.
Anak 1 : Bu ini ada perawatnya yang akan merawat ibu, mereka baik loh bu
(berbicara kepada pasien dengan suara yang sangan kencang dan
dekat telinga pasien)
Perawat 1 : Tidak apa-apa mba biar saya yang bicara dengan nenek (sambil
tersenyum)
Perawat 2 : Mbak dari kapan nenek mengalami kurang pendengaran seperti ini?
Anak 2 : Begini suster ibu saya mengalami gangguan pendengaran sekitar 2
minggu yang lalu, pada saat bangun tidur tibatiba ia mengeluh kalau
telinganya sakit dan tedengar suara seperti ngiiiiinggg yang sangat
panjang, nah dari mulai saat itu jika ada yang berbicara pelan seperti
biasanya ia tidak bisa mendengarnya dan kami harus bebicara agak
keras agar ibu kami bisa mendengar.
Perawat 2 : Lalu kenapa nenek bisa murung dan terlihat sedih seperti ini mba?
Anak 1 : Ibu itu orang nya suka bersosialisasi suster setiap pagi ia pasti pergi
berjalan santai ke luar rumah di temani anak saya, banyak yang sering
menyapa dia tapi setelah pendengarannya terganggu Ibu saya
menganggap kalau tidak ada orang yang mau bicara dengannya, ia
merasa tidak ada lagi yang saying dan peduli sama dia.
Anak 2 : Bahkan ibu tidak mau makan dan ngapa ngapain suster hanya diam di
kamar murung dan akhirnya saya bawa ke rumah sakit ini.
Perawat 2 : Jadi begitu ceritanya mba, baiklah kalau begitu saya akan periksa
nenek dulu ya mba.
Anak 1 & 2 : iya sus, silahkan.
Perawat 1 menghampiri ruangan dokter dan memberitahu dokter bahwa ada pasien
diruang perawatan .
Perawat 1 : Selamat Pagi dok,
Dokter : Iya pagi, silahkan duduk sus
Perawat 1 : Gini dok, ada pasien yang bernama nenek indah dok, dia ada
gangguan pendengaran dan tidak nafsu makan dok.
Dokter : Tidak nafsu makannya seperti apa ya sus?
Perawat 1 : Dia tidak nafsu makan karena murung dok, banyak pikiran karena
nenek ada gangguan di pendengarannya dok, jadi dia tidak mau
makan dok.
Dokter : Yaudah ini saya langsung bikin resep obat penambah nafsu makan
ya sus.
Perawat 1 : Iya dok, sama bikin resep buat alat bantu pendengaran ya dok.
Dokter : Siap sus, mari kita lihat pasiennya
Perawat 1 : Mari dok.
Dokter segera menghampiri pasien untuk memeriksa .
Dokter : Selamat pagi ibu, selamat pagi nenek .
Anak 1 dan 2 : Selamat Pagi dokter
Dokter : Nek, bisa lihat saya? Nek, saya dokter jaga di ruangan ini. Saya mau
periksa tilinga nenek dulu boleh?
Nenek : ( Mendekatkan telinganya ke dokter )
Dokter : Maaf ya nek, saya lihat telinganya
Dokter memeriksa telinga pasien
Dokter : Dengan keluarga pasien? Gini bu, ini saya berikan resep obat
penambah nafsu makan karena nenek kan tidak mau makan dan tidak
ada keinginan untuk makan, jadi saya berikan obat penambah nafsu
makan ya, dan ini ada alat untuk bantu pendengaran yang saya
resepkan ya bu, nanti salah satu keluarganya bisa di tebus di ruang
apotik .
Anak 1 : Iya dok
Dokter : Ini sus resepnya, tolong berikan ke apotik ya, saya permisi .
Perawat 1 : Baik dok, terimakasih ya dok.

Perawat S dan perawat B mencoba melakukan pendekatan kepada nenek.


Perawat 2 : Nek kami ber 2 suster yang berjaga diruangan ini
Pasien : Melihat perawat dengan muka sedih dan tampak lemah
Perawat 1 : Nenek, bagaimana kabarnya? Sudah makan belum nek? Kok nenek
terlihat pucat dan lemah sekali nek?
Pasien : mengangguk
Perawat 2 : Nenek harus banyak makan ya nek katanya nenek akhir-akhir ini
gamau makan ya? Nenek harus mau makan agar nenek tetap sehat
kasihan anak-anak nenek khawatir.
Pasien : Iya suster
Perawat 1 : Apa yang sedang nenek pikirkan?
Pasien : Saya sedih nak (dengan ekspresi wajah akan menangis)
Perawat 1 : Apa yang nmembuat nenek sedih?
Pasien : Akhir-akhir ini saya merasa sendiri, tidak ada yang mau bicara
dengan saya, bahkan tidak ada yang bicara kepada saya mereka hanya
diam bahkan membentak saya. Saya sedih sekali, saya salah apa? Apa
gara-gara saya sudah tua mkannya tidak ada lagi yang peduli dan mau
dekat dengan saya?
Perawat 2 : Jadi ini penyebab nenek tidak mau makan, baiklah kalau begitu saya
akan jelaskan sedikit ya nek.
Perawat 2 : Nek jadi perihal sudah tidak ada yang saying atau peduli lagi sama
nenek itu tidak benar nek, justru anak nenek peduli dan saying sama
nenek buktinya mereka khawatir dengan kondisi nenek saat ini? Iya
mba? (melihat kea rah anaknya)
Anak 1 & 2 : mengangguk
Perawat 2 : Nenek jangan merasa sudah tidak dipedulikan lagi sama orang orang
disekitar nenek mereka itu saying pada nenek, jadi nenek harus mau
makan biar sehat dan jangan banyak pikiran ya nek
Pasien : Tapi kenapa mereka suka membentak saya?
Perwat 1 : Nek, usia nenek kan sudah tidak muda lagi alias sudah betambah ya
nek jadi nenek mengalami masalah pendengaran/ penurunan
pendengaran tapi tidak parah nek buktinya nenek masi bisa
mendengar kami ya nek ya. Nenek tenang saya kami akan periksa
nenek terlebih dahulu biar kami tahu apa tindakan yang harus kami
lakukan selanjutnya. Apakah nenek bersedia?
Pasien : Iya sus saya mau
Anak 1 : Lakukan yang terbaik suster buat ibu saya?
Perawat 1 : Baik mba.

3. Fase kerja
Perawat melakukan tindakan
Perawat 1 : Permisi ya nek saya akan mulai melakukan pemeriksaan pada nenek,
nenek tiduran saja
Pasien : Iya
Perawat 2 : Say periksa ya nek (sambil mengecek TTV pasien)
Perawat 2 : Tekanan darah nenek 110/70 nek, biasanya berapa?
Pasien : Lupa sus
Perawat 1 : Iya tidak apa-apa nek, TD nnek normal kok nek
Pasien : Kepala saya sedikit pusing dan susah tidur
Perawat 1 : Iya karena nenek banyak fikiran nek ditambah lagi nenek tidak mau
makan jadi banyak keluhan yang nenek rasakan.
Pasien : saya mau anak anak saya peduli lagi sama saya
Perawat 2 : Mereka peduli ko sama nenek, tapi nenek harus mau makan ya nek
janji?
Pasien : Janji suter
Perawat 1 : Sekarang saya mau periksa pendengaran nenek ya nek dengan
menggunakan alat ini? Apakah nenek bisa mendengar getarannya
nek?
Pasien : Tidak suster
Perawat 1 : Baik nek, pemeriksaannya sudak selesai ya nek.

Setelah melakukan pemeriksaan perawat langsung memberitahu dokter dan diberi


advice oleh dokter
Dokter : Permisi bu, nek. Ini saya akan memasang alat bantu pendengaran
yaa yang bertujuan agar neneknya bisa mendengar lebih jelas .
Anak 1 : Iya dok silahkan, tapi alatnya sakit tidak dok saat di pasang?
Dokter : Tidak bu, alatnya tidak sakit saat di pasang.
Anak 2 : Oh baik dok.
Dokter : Nek, nanti nenek pakai alat ini ya nek di psang di telinga nenek agar
nenek bisa mendengar normal lagi, nenek mau ya
Pasien : saya mau dok
Dokter memasang alat bantu pendengaran kepada nenek indah
Dokter : Sudah selesai nek, gimana nek bisa dengar suara saya?
Pasien : Iya neng, nenek sudah bisa denger, aduh seneng bangat nenek
Dokter : Yaudah alhamdulilah, tapi nenek janji yaa harus mau makan
Pasien : Iya neng
Dokter : Yaudah saya pamita yaa, permisi nek, bu, mari sus
Suster 1 dan 2 : Iya dok terimakasih ya dok
4. Fase terminasi
Perawat 1 : bagaimana mba apa sudah di ambil obatnya?
Anak : sudah suster
Perawat 2 : Baik, saya jelaskan dulu ya nek, mba. Ini obatnya diminum 3x1 ya
nek di minum setiap hari supaya nenek cepat sembuh tidak lemas lagi,
nenek harus mau makan ya nek setelah imi kan tadi sudah janji?
Pasien : Iya sus
Perawat 1 : Ini alat bantu dengarnya ya nek, saya bantu pasang.. permisi ya nek
Perawat 2 : Nek, apakah nenek sudah bisa dengar saya (bicara nada pelan)
Pasien : Iya saya bisa dengar suster ( tampak senang)
Perawat 1 : Nah nek, sekarang ennek sudah bisa mendengar seperti biasa ya nek,
jangan banyak memikirkan hal-hal yang aneh lagi ya nek, makan
harus teratur, biar nenek sakit lagi, dan juga bercerita dengan anak
atau orang yang terdekat dengan nenek jika ada masalah jangan
memikirkannya sendiri ya nek.
Pasien : Baik sus makasih ya suster maaf sudah merepotkan
Anak 1 : Terimakasih suster, maaf merepotkan
Perawat 1 : Tidak apa-aopa nek mba itu sudah tugas kami ( tersenyum)
Perawat 2 : Kalau begitu nenek sudah bisa pulang, sekali lagi jaga kesehatan ya
nek. Kami permisi dulu ya nek, selamat siang nek, mba
Pasien : Siang sus
Anak : Selamat siang juga sus teri akasih banyak suster
Perawat 1 & 2 : Iya mba

Anda mungkin juga menyukai