Disusun oleh:
Sri Handayani
018.052
Latar Belakang
Fraktur adalah diskontinuitas atau terganggunya kesinambungan jaringan tulang atau
tulang rawan karena adanya trauma. Fraktur terjadi apabila daya traumanya lebih besar dari
daya lentur tulang. Fraktur dapat terjadi karena adanya peristiwa trauma tunggal, tekanan
yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang fraktur patologis. (Hardisman,
2014)
Fraktur didefinisikan sebagai suatu kerusakan morfologi pada kontinuitas tulang atau
bagian tulang, seperti lempeng epifisisatau kartilago (Chang, 2010)
Imobilisasi lengan atau tungkai menyebebkan otot menjadi lemah dan menciut.
Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik. Tetapi dimulai pada saat
imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian telah dilepaskan.
Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering melingkupi
satu dan lainnya sampai 2,5 – 5 cm (1-2 inchi). Pembengkakan dan perubahan warna daerah
lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang menyertai fraktur. Tanda
ini bisa terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah terjadinya cidera. Saat ekstrimitas
dperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang (krepitasi) yang teraba akibat gesekan
antara fragmen satu dengan yang lainnya. Uji krepitasi dapat mengakibatkan kerusakan pada
jaringan lunak yang lebih berat (Lukman & Ningsih, 2009).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
C. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
D. Media :
a. LCD
b. Leaflet
c. Video
d. Model
E. Kegiatan Penyuluhan
Wakt Tahap Kegiatan
No
u kegiatan Penyuluh Sasaran
1 5 Pembukaan Pembukaan : Menjawab salam
menit 2. Mendengarkan
1. Memberi salam Pembuka
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Kontrak waktu 4. Memberi respon
4. Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
5. Menyampaikan tujuan dan
penyuluhan
2 15 Kegiatan Penjelasan : 1. Mendengarkan
Menit inti 1. Mengetahui pengertian 2. Memperhatikan
fraktur
2. Mengetahui tujuan
pertolongan pertama pada
pasien fraktur
3. Mengetahui tanda – tanda
fraktur
4. Mengetahui prinsip
penatalaksanaan fraktur
5. Mengetahui
manifestasiklinis pada
pasien fraktur
6. Mengetahui bagimana
pengelolaan
penatalaksanaan pasien
fraktur
Jenis Pertanyaan :
1. Sebutkan pengertian fraktur?
2. Sebutkan tujuan pertolongan pertama pada pasien fraktur?
3. Sebutkan tanda – tanda fraktur?
4. Sebutkan prinsip penatalaksanaan fraktur?
5. Bagimana manifestasi klinis pada pasien fraktur?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan pasien fraktur?
A. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah diskontinuitas atau terganggunya kesinambungan jaringan
tulang atau tulang rawan karena adanya trauma. Fraktur terjadi apabila daya
traumanya lebih besar dari daya lentur tulang. Fraktur dapat terjadi karena adanya
peristiwa trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal
pada tulang fraktur patologis. (Hardisman, 2014)
Fraktur didefinisikan sebagai suatu kerusakan morfologi pada kontinuitas
tulang atau bagian tulang, seperti lempeng epifisisatau kartilago (Chang, 2010)
C. Tanda-tanda Fraktur
1. Perubahan bentuk atau deformitas (pemendekan atau terpuntir) atau diskrepansi
(hilangnya kontinuitas permukaan tulang)
2. Bengkak atau hematom
3. Nyeri
Jenis nyeri :
Nyeri Subjektif : Tidak ada persepsi nyeri yang sama pada tiap orang. Contoh :
orang yang mempunyai persepsi nyeri paling tinggi akan berbeda dengan orang
yang mempunyai persepsi nyeri rendah.
Nyeri Objektif : Dapat juga dikatakan deskriptif dapat diukur dengan
menggunakan skala. Menurut Smeltzer skala nyeri dibagi menjadi 0-10 (0 = tidak
nyeri ; 1-3 = nyeri ringan ; 4-6 = nyeri sedang ; 7-9 = nyeri hebat ; 10 = nyeri
sangat hebat).
Nyeri Lingkar : Dapat berupa lingkar tulang rusuk, panggul, tulang lingkar paha.
Nyeri Sumbu : Pada tarikan atau tekanan
4. Gangguan persyarafan
Tanda-tanda Fraktur
1. Perubahan bentuk atau deformitas (pemendekan atau terpuntir) atau diskrepansi
(hilangnya kontinuitas permukaan tulang)
2. Bengkak atau hematom
3. Nyeri
Jenis nyeri :
Nyeri Subjektif : Tidak ada persepsi nyeri yang sama pada tiap orang. Contoh :
orang yang mempunyai persepsi nyeri paling tinggi akan berbeda dengan orang
yang mempunyai persepsi nyeri rendah.
Nyeri Objektif : Dapat juga dikatakan deskriptif dapat diukur dengan
menggunakan skala. Menurut Smeltzer skala nyeri dibagi menjadi 0-10 (0 = tidak
nyeri ; 1-3 = nyeri ringan ; 4-6 = nyeri sedang ; 7-9 = nyeri hebat ; 10 = nyeri
sangat hebat).
Nyeri Lingkar : Dapat berupa lingkar tulang rusuk, panggul, tulang lingkar paha.
Nyeri Sumbu : Pada tarikan atau tekanan
4. Gangguan persyarafan
DAFTAR PUSTAKA
Lukman & Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika