Anda di halaman 1dari 21

PROMOSI KESEHATAN TENTANG TEKNIK PEMBALUTAN DAN

PEMBIDAIAN DI KALANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh :

1. Ledwi Wisi Daely (P1337420615024)


2. Siti Nur Luthfiana (P1337420615025)
3. Eka Amelia Safitri (P1337420615026)
4. Lina Nur Latifah (P1337420615027)
5. Ulfa Rahma Utami (P1337420615028)
6. Fayruz Zahrotin (P1337420615029)
7. Yuniar Dewi Atapsari (P1337420615036)

JURUSAN DIV KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
Jl. Tirto Agung Pedalangan, Banyumanik, Semarang 50239
Telp. (024) 7460274 E-mail poltekkes-smg@poltekkes-smg.ac.id
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar : Promosi Kesehatan


Pokok Bahasan : Pembalutan dan Pembidaian
Sub Pokok Bahasan : Cara pembalutan dan pembidaian pada frakutr
Tanggal : 08 Oktober 2016
Sasaran : Siswa SD N Pedalangan 02

1. LATAR BELAKANG

Pertolongan pertama pada kecelakaan (First Aid) adalah upaya pertolongan


dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Kecelakaan dan
cedera bisa saja terjadi disekolah, pertolongan pertama juga bisa diberikan di
sekolah melalui kegiatan di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS adalah upaya
terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan selanjutnya terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik
bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat.
Kejadian kecelakaan disekolah sangat beragam, misalnya terpeleset yang
menyebabkan luka robek atau memar, dislokasi hingga patah tulang (fraktur),
keracunan makanan, tersedak makanan, pingsan dan lain-lain. Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang akibat dari adanya benturan atau trauma tumpul
dari objek tertentu. Secara umum, keadaan patah tulang secara klinis dapat
diklasifikasikan menjadi fraktur tertutup (simple fracture) yaitu fraktur yang
fragmen tulangnya tidak menembus kulit dan fraktur terbuka (compound fracture)
yaitu fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada
kulit serta jaringan lunak. Pada kasus tersebut dapat di tangani dengan
pertolongan pertama dengan cara pembalutan serta pembidaian. Namun banyak
siswa sekolah dasar yang belum mengerti untuk melakukan pertolongan pertama
pada kasus tersebut.
2. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum

Setelah diadakan penyuluhan, siswa dapat memahami tentang pembalutan


dan pembidaian pada fraktur.

2.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan murid dapat
1. Siswa dapat mengetahui apa itu fraktur.
2. Siswa dapat memahami pengertian pembalutan.
3. Siswa dapat memahami tentang pembidaian.
4. Siswa dapat memahami tentang cara pemasangan balut bidai yang
benar.

3. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
3. Demonstrasi

4. MEDIA
1. Power Point
2. Video
3. Materi SAP
4. Alat Peraga
5. SETTING TEMPAT

A : Fasilitator
A
B : Penyaji
C : Siswa
B B

C C C C

6. STRATEGI PELAKSANA
1. Hari/ Tanggal : Sabtu / 08 Oktober 2016
2. Pukul : 08s.00 WIB
3. Sasaran : Siswa SD N Pedalangan 02

7. SUSUNAN ACARA

N TAHAP WAKT KEGIATAN SASARAN MEDIA


O U PENYULUHAN

1 Pembuk 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Kata-


aan 2. Memperkenalkan diri salam kata
3. Menyampaikan 2. Bertanya atau
tujuan materi mengenai kalimat
4. Menyampaikan perkenalan
pokok bahasan dan tujuan
5. Kontrak waktu 3. Mendengark
an dan
menyimak

2 Pelaksan 15 1. Penyampaian materi 1. Mendengark Video


aan menit 2. Menjelaskan definisi an dan PPT
fraktur dan menyimak
pembidaian 2. Bertanya
3. Menjelaskan mengenai
bagaimana teknik hal-hal yang
pembalutan serta belum jelas
pembidaian dengan dan
benar dimengerti

5 menit Tanya Jawab Sesi Tanya Kata-


jawab audien kata
dan pemateri atau
kalimat

15 Demonstrasi Memperagakan Alat


menit teknik Peraga
pembalutan
dan
pembidaian
dengan benar

3 Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Kata-


2. Menyampaikan dapat kata /
kesimpulan materi menjawab kalimat
3. Mengakhiri pertanyaan
pertemuan dan yang
menjawab salam diajukan
2.
3.
kan
4.
salam

8. EVALUASI
8.1 Persiapan
a. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan kesehatan
b. Materi yang digunakan sudah siap
c. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan

8.2 Proses
a. Proses kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar
b. Sasaran mengerti tentang materi

8.3 Hasil yang diharapkan


Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran mampu :
1. Mengetahui penyebab dari fraktur
2. Mengetahui teknik pembalutan serta pembidaian dengan benar
3. Dapat memperagakan cara pembalutan serta pembidaian

9. PERTANYAAN
1. Apa pengertian dari fraktur ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembalutan !
3. Bagaimana cara pembalutan yang benar?
4. Apa yang dimaksud dengan teknik pembidaian ?
5. Sebutkan cara pembidaian dengan benar !

FORMAT EVALUASI
NO. PERTANYAAN YA (*) TIDAK (*)

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dari


fraktur

2. Siswa mampu menjelaskan yang dimaksud


dengan pembalutan

3. Siswa mampu memperagakan cara


pembalutan yang benar

4. Siswa mampu menjelaskan teknik


pembidaian

5 Siswa dapat memperagakan teknik


pembidaian dnengan benar

(*) beri tanda cek ( √ ) sesuai observasi


LAMPIRAN MATERI
TEKNIK PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

1. Fraktur
1.1 Pengertian Fraktur

Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung
(Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, 2007).

1.2 Penyebab Fraktur


1. Trauma langsung/ direct trauma
Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut
mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan
patah tulang)
2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat
terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3. Trauma ringan
Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang
itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal
ini disebut dengan fraktur patologis.
4. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat
berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan.

Fraktur pada dasarnya dapat disebabkan oleh penyebab baik patologis


maupun non-patologis. Adapun penyebab fraktur yang bersifat patologis
adalah :
1. Infeksi
2. Keganasan
3. Osteoporosis
4. Abnormalitas pada tulang (Osteogenesis imperfecta)
5. Penyakit tulang lainnya

Penyebab fraktur yang bersifat non-patologis adalah :


1. Trauma
2. Repetitive stress

1.3 Jenis Fraktur

Fraktur dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


1. Fraktur Terbuka

Fraktur terbuka adalah kondisi patah tulang yang disertai gangguan


intregitas kulit. Biasanya di sebabkan karena laserasi (koyak/lecet) pada kulit
yang terkena benda-benda keras di luar pada saat terjadi cidera ataupun kulit
yang tertembus oleh ujung tulang.
2. Fraktur Tertutup

Fraktur tertutup adalah kondisi patah tulang yang tidak disertai hilangnya
intregitas kulit & biasanya disertai hematom (pembengkakan). menentukan
diagnosis fraktur harus di lakukan pemeriksaan radiologi seperti foto rontgen.

2. Pembalutan
2.1 Pengertian Pembalutan

Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian


tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.

2.2 Tujuan
o Menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya. Agar
tidak bergeser dari tempatnya.
o Menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)
o Menunjang bagian tubuh yang cedera
o Menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
o Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi

2.3 Macam-macam Pembalutan


2.3.1 Mitella (pembalut segitiga)
a. Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki
dengan berbagai ukuran. Pembalut berbentuk segitiga terbuat dari kain
tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih. bentuk segitiga sama kaki
lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm – 100 cm. Terdapat tiga
macam pembalut segitiga :
- segitiga biasa
- segitiga plantenga
- segitiga funda
b. Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau
untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera.
c. Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, untuk pembungkus
kepala / penahan rambut, untuk pembalut sendi bahu dan panggul,
dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk
menggantung lengan.

2.3.2 Dasi (cravat)


Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi.
a. Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi
segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua
ujung-ujungnya lancip dan lebamya antara 5-10cm.
b. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau
bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis
dan kaki terkilir.
c. Cara membalutnya yakni dengan membebatkan pada tempat yang akan
dibalut sampai kedua ujungnya diikatkan. diusahakan agar balutan
tidak mudah kendor.

2.3.3 Pita (pembalut gulung)


a. Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan
elastis.
b. Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah
menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser ( Kendor).
c. Ada beberapa ukuran pembalut pita/gulung:

- Pembalut pita ukuran 2,5 cm untuk jari-jari


- Pembalut pita ukuran 5 cm untuk leher dan pergelangan tangan
- Pembalut pita ukuran 7,5 cm untuk kepala, lengan atas, lengan
bawah, betis dan kaki.
- Pembalut pita ukuran 10 cm untuk paha dan sendi panggul
- Pembalut pita ukuran >10 - 15 cm untuk dada, punggung dan perut

2.3.4 Plester (pembalut berperekat)


a. Pembalut ini digunakan untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi
pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
b. Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik
contohnya tensoplast, band-aid, handyplast, dll.
2.3.5 Funda

Funda adalah kain segitiga samakaki yagn sisi kiri dan kanannya
dibelah 6 – 10 cm tingginya dari alas, sepanjang kurang lebih 1/3 dari panjang
alas dan sudut puncaknya dilipat ke dalam. Ada beberapa kegunaan dari
pembalut funda ini seperti funda maksila, funda nasi, funda frontis, funda
vertisis, funda oksipitis dan funda kalsis.

2.3.6 Platenga

merupakan pembalut segitiga yang dibelah dari puncak sampai


setengah tingginya. Pembalut ini biasa digunakan pada pembalutan
payudara/mammae untuk mengurangi nyeri mastitis atau untuk membalut
perut atau panggul.
3. Pembidaian
3.1 Pengertian Pembidaian

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain
yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar
bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat
dan mengurangi rasa sakit.
3.2 Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat penyembuhan

3.3 Macam-macam Pembidaian


3.3.1 Bidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan


lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik
dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan
bahan yang memenuhi syarat di lapangan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
3.3.2 Bidai traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya


dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah
tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha

3.3.3 Bidai improvisasi

Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk
penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan
kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

3.3.4 Gendongan/Belat dan bebat


Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela
(kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan

3.4 Teknik Bidai


3.4.1 Bidai pada Kasus Patah Tulang Lengan Atas

Bidai pada Kasus Patah Tulang Lengan Atas.Tulang lengan atas


hanya ada sebuah dan berbentuk tulang panjang. Tanda-tanda patah pada
tulang panjang baik lengan maupun tungkai antara lain: nyeri tekan pada
tempat yang patah dan terdapat nyeri sumbu. Nyeri sumbu adalah rasa nyeri
yang timbul apabila tulang itu ditekan dari ujung ke ujung.
Tindakan pertolongan
1. Pasanglah bidai di sepanjang lengan atas dan berikan balutan untuk
mengikatnya. Kemudian dengan siku terlipat dan lengan bawah
merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher.
2. Apabila patah tulang terjadi di dekat sendi siku, biasanya siku tidak
dapat dilipat. Dalam hal ini dipasang juga bidai yang meliputi lengan
bawah, dan biarkan lengan dalam keadaan lurus tanpa perlu
digantungkan ke leher.

3.4.2 Bidai pada Kasus Patah Tulang Lengan Bawah

Lengan bawah memiliki dua batang tulang panjang, satu di sisi yang
searah dengan ibu jari dan yang satu lagi di sisi yang searah dengan jari
kelingking. Apabila salah satu ada yang patah maka yang yang lain dapat
bertindak sebagai bidai, sehingga tulang yang patah itu tidak beranjak dari
tempatnya. Meski demikian tanda-tanda patah tulang panjang tetap ada.

Tindakan pertolongan:
1. Pasanglah sepasang bidai di sepanjang lengan bawah. Bidai ini dapat
dibuat dari dua bilah papan, dengan sebilah papan di sisi luar dan
sebilah lagi di sisi dalam lengan. Dapat pula dipergunakan bidai
dengan setumpuk kertas koran membungkus lengan.
2. Berikan alas perban antara lengan dan bidai untuk mengurangi rasa
sakit.
3. Ikat bidai-bidai tersebut dengan pembalut .
4. Periksa apakah ikatan longgar atau terlalu keras menjepit lengan
sehingga pasien merasa lengannya menjadi lebih sakit.
5. Gantungkan lengan yang patah ke leher dengan memakai mitella.

3.4.3 Bidai pada Kasus Patah Tulang Paha

Seperti pada tulang lengan atas maka paha hanya memiliki sebatang
tulang panjang, sehingga tanda-tanda patah tulang paha tidak jauh berbeda
dengan pada lengan atas.
Tindakan pertolongan:
Sepasang bidai dipasang memanjang dari pinggul hingga ke kaki.
1. Apabila bagian yang patah berada di bagian atas paha maka bidai sisi luar
harus dipasang sampai pinggang.

2. Apabila bagian yang patah berada di bagian bawah paha maka bidai cukup
sampai panggul.
Bidai sudah harus dipasang sebelum dipindahkan ke tempat lain.

3.4.4 Bidai pada Kasus Patah Tulang Betis

Seperti pada lengan bawah, betis memiliki dua buah tulang panjang,
yakni tulang kering dan tulang betis. Karena letaknya tidak begitu terlindungi
maka tulang kering lebih mudah patah. Apabila hanya salah satu yang patah
maka tulang yang lain dapat berfungsi bidai. Karena itu meskipun sepintas
tampak utuh, kemungkinan patah tetap harus dipikirkan.
Tanda-tanda patah tulang betis adalah nyeri tekan di tempat yang
patah, nyeri sumbu, dan rasa sakit bila kaki digerakkan. Nyeri tekan disini
dapat pula diperiksa dengan menekan betis dari arah depan dan belakang
sekaligus.
Tindakan pertolongan:
1. Dengan dua bidai, betis dibidai dari mata kaki sampai beberapa jari di atas
lutut. Papan bidai dibungkus dengan kain atau selimut untuk tempat
menempatkan betis. Di bawah lutut dan mata kaki diberi bantalan.
2. Selama menunggu pengangkutan kaki diletakkan lebih tinggi dari bagian
tubuh lainnya, untuk menghambat pembengkakan dan mengurangi rasa
sakit.
3. Apabila tulang yang patah terdapat di atas pergelangan kaki, pembidaian
berlapis bantal dipasang dari lutut hingga menutupi telapak kaki.
4. Cara Pembalutan dan Pembidaian
4.1 Prosedur Pembalutan

1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab


pertanyaan
 Bagian dari tubuh yang mana ?
 Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
 Bagaimana luas luka tersebut ?
 Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
2 Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan! Dapat salah satu atau
kombinanasi.
o Cara membalut dengan mitella
a. Salah satu sisi mitella dilipat 3 - 4 cm sebanyak 1 - 3 kali
b. Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan
dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
c. Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada
ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan
bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya.
Cara membalut luka dibagian kepala,perhatikan cara mengikat kain
mitellanya. kalau luka ada dibagian depan maka maka ujung kainnya
diikat di bagian belakang. sebaliknya, jika luka ada di bagian belakang,
maka ujung kainnya diikat di bagian depan.

o Cara pembalutan dengan dasi


a. Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk
pita dengan masing-masing ujung lancip
b. Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan
c. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum
diikat arahnya saling menarik
d. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

Cara membalut luka di lutut, perhatikan posisi lutut ketika sedang


dibalut yaitu dalam posisi tertekuk agar pembalutan bisa lebih kuat.
Perhatikan putaran lipatan kainnya. mengingat tangan merupakan
anggota tubuh yang aktif, maka usahakan pembalutan dengan kuat dan
rapi agar dapat melindungi luka dari sentuhan-sentuhan yang tidak
disengaja.

o Cara pembalutan dengan pita


a. Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih
pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai
b. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung
yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian
tubuh , yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal
dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih
antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
c. Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain
secukupnya.

Perhatikan jenis pembalutan yang bergantung pada luka yang ada.


pembalutan bisa dilakukan dengan pendek atau memanjang tergantung
dari luka korban.
Cara membalut luka di tungkai, perhatikan arah dan luas
pembalutan. dengan cara pembalutan seperti ini maka luka akan
terlindungi dan kaki tetap cukup nyaman untuk berjalan.

Cara membalut luka di jari, perhatikan jenis kain pembalut yang


dipakai, awal pembalutan dan posisi akhir pembalutan. dengan
pembalutan semacam ini maka luka di jari akan terlindungi dan cukup
nyaman.

o Cara Membalut dengan Plester


a. Jika ada luka terbuka :
 luka diberi obat antiseptik
 tutup luka dengan kassa
 baru lekatkan pembalut plester
b. Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir)
c. Balutan plester dibuat "strapping" dengan membebat berlapis-lapis
dari distal ke proksimal, dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu
masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
d. Penggunaan Pembalut yang steril
Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat
akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai