3
Zigot (sel) adalah hasil dari proses perkembangbiakan dua sel kelamin (sel ovum dan sel
sperma) sebelum menjadi janin atau calon janin (embrio) pada rahim perempuan. Lama
kelamaan, Zigot ini akan berkembang menjadi embrio, janin dan akan dilahirkan menjadi bayi.
Embrio atau mudhigah adalah calon janin, istilah embrio digunakan sebagai sebutan jabang
bayi antara umur 3-12 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat
tubuh.
Fetus atau Janin adalah kelanjutan dari embrio yang semakin berkembang, dan organ-organ
tubuhnya lebih sempurna. Istilah ini biasa dipakai untuk jabang bayi dengan usia kehamilan 13
minggu sampai tiba waktu persalinan.
Bayi adalah Janin yang telah lahir ke dunia dengan proses persalinan normal melalui jalan lahir
ibu maupun dengan persalinan buatan karena ditemukan penyulit pada saat persalinan.
Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas zigot nya dulu ya.. Pembentukan zigot
dimulai dari proses fertilisasi, kemudian zigot mengalami proses pembelahan (claveage).
Pembentukan zigot dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase
gastrula, serta organogenesis.
#1. Fase Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel zigot terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Pembelahan sel dimulai dari satu
menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri
dari 16-64 sel inilah yang disebut morula. Proses terbentuknya morula disebut Morulasi selama 4
hari pasca konsepsi/pembuahan.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan
Coelenterata.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula.
Contohnya :
Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo/paru.
Baca Juga: Proses Terjadinya Kehamilan
Nah, seperti itulah proses dari zigot menjadi janin. Sungguh keajaiban luar biasa, semua manusia
didunia ini diciptakan tuhan dengan sempurna, sudah sepantasnya kita bersyukur dengan nikmat
yang tuhan berikan dengan cara menjaga tubuh kita, berikan asupan nutrisi yang cukup, istirahat
dengan baik, dan hindari segala hal yang akan merusak sistem didalam tubuh manusia.
Pengertian dan Proses Pembentukan Zigot – Zigot adalah hasil dari persatuan ovum (sel telur)
dan sel sperma. Itu masih tetap disebut zigot sampai mulai membagi; pada saat itu, zigot menjadi
embrio.
Dalam organisme multisel, zigot adalah tahap pertama perkembangan setelah fertilisasi. Berbeda
dengan sel telur dan sperma, yang masing-masing berisi setengah jumlah kromosom yang
ditemukan dalam sel-sel somatik, zigot satu set penuh kromosom (46 kromosom) normal pada
sel-sel somatik dari makhluk hidup.
Zigot biasanya berkembang menjadi embrio tunggal. Jika sel anak yang dihasilkan dari divisi
zigot mengalami pembelahan sel, setiap sel dapat berkembang menjadi embrio, sehingga ada
yang disebut kembar monozigot.
Zigot manusia yang sehat memiliki total 46 kromosom: 23 kromosom dari sel telur dan
23kromosom dari sel sperma. Meskipun relatif jarang, ada kasus di mana zigot akan memiliki
ekstra kromosom, yang dapat menyebabkan berbagai cacat lahir seperti Down sindrom.
Kromosom mengandung semua bahan genetik dari suatu organisme. Ketika zigot terbentuk,
zigot tersebut mengandung kromosom dan materi genetik, baik dari ayah dan ibu. Karena zigot
memiliki dua set kromosom yang berbeda, zigot dianggap sebagai sel diploid.
Sel sperma dan sel telur yang tidak dibuahi secara individual dianggap sel haploid karena mereka
memiliki satu set kromosom.
Pembentukan zigot dimulai dari proses fertilisasi, kemudian zigot mengalami proses
pembelahan. Pembentukan zigot dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase
blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis.
Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua
menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan.
Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub
hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah
sabit kelabu (grey crescent).
Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal
yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk
16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase
moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional
terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif.
Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan
selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini
ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan dengan
lase gastrula.
Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada
kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua
formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya,
arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata.
Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini
dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase
ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir
fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Pada Ease ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi set untuk
menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang dibawa
pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-
masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-
organ sebagai berikut.
Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan sating mempengaruhi.
Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk
perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari set ektoderm dan sebagian dari mesoderm.
Setelah tahap embrio selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.