FRAKTUR NASAL
Di Ruang 20 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Di Susun Oleh :
Program Studi D III Keperawatan Stikes Kediri,
Poltekes Kemenkes Malang, Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
dan D IV Poltekes Kemenkes Lawang
A. Latar Belakang
Fraktur os nasal merupakan fraktur paling sering ditemui pada trauma muka
sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan dibagian anterior wajah
merupakan faktor predisposisi yang memudahkan terjadinya fraktur jika
terdapat trauma pada wajah (Efiaty, 2007). Fraktur os nasal lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan adalah
2:1 (Haraldson, 2009). Di dunia berdasarkan penelitian Cavalcanti dan Melo
(2008), angka kejadian fraktur os nasal terjadi pada usia 13-17 tahun (60.9%)
dengan penyebab terbanyak adalah jatuh (37.9%) dan kecelakaan lalu lintas
(21.1%). Di Amerika Serikat berdasarkan penelitian Erdmann et al (2008)
penyebab terbanyak adalah kekerasan (36%), jatuh (18%), olahraga (11%),
pekerjaan (3%), dan luka tembak (2%). Frakturos nasaldapat diklasifikasikan
sebagai fraktur terbuka atau tertutup. Identifikasi awal dan penanganan
trauma di awal periode penting untuk menghindari komplikasi dari fraktur.
Pemastian tidak adanya hematomapenting untuk menghindari kerusakan lebih
lanjut danmenghindari komplikasi antara lain kompresi jaringan serta infeksi
yang berbahaya (Efiaty, 2007)
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang Fraktur Nasal diharapkan peserta
dapat mengetahui dan memahami tentang materi yang telah disampaikan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan :
a. Pengertian tentang Fraktur Nasal
b. Penyebab terjadinya Fraktur Nasal
c. Tanda dan Gejala Fraktur Nasal
d. Komplikasi pada Fraktur Nasal Pencegahan dan pengobatan penyakit
Fraktur Nasal
C. Metode
1. Ceramah Presentasi
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Power Point
3. Laptop
4. LCD
E. Materi Terlampir
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan PesertaMedia dan
Metode
1. 2 Menit Pembukaan : Menjawab Salam, Ceramah
a. Membuka kegiatan Mendengarkan,
dengan Memperhatikan
mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
c. Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
G. Evaluasi
1. Pemantauan
a. Input
1) Kegiatan penyuluhan kelompok dihadiri minimal 5 orang pesera
2) Media penyuluhan yang digunakan adalah : laptop, LCD, dan
leaflet
3) Paket penyuluhan harus sesuai SOP dan up to date
4) Waktu penyuluhan adalah 15 menit
5) Tempat penyuluhan di lakukan di ruang penyuluhan
6) Pengorganisasian penyuluhan disampaikan beberapa hari sebelum
kegiatan penyuluhan
b. Proses
1) Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan saat
penyuluhan berlangsung
3) Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan
memahami materi penyuluhan.
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku
kesehatan yang lebih baik
2. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan penyuluhan untuk mengetahui efektifitas
penyuluhan terhadap indikator dampak (dampak dari program seperti
peningkatan PHBS).
Lampiran Materi Penyuluhan
“Fraktur Nasal”
B. Etiologi
Penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Cedera Traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh:
a. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga
tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan
fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya.
b. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan
menyebabkan fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot
yang kuat.
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada
berbagai keadaan berikut:
a. Tumor Tulang (Jinak atau Ganas): pertumbuhan jaringan baru yang
tidak terkendali dan progresif.
b. Infeksi seperti osteomielitis: dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat
dan sakit nyeri
c. Rakhitis: suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi
Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain yang
biasanya disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena
asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
3. Secara Spontan Disesbabkan oleh stress tulang yang terus menerus,
misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
Trauma nasal biasanya disebabkan oleh trauma langsung, seperti terpukl,
kecelakaan lalulintas maupun pada saat olahraga (Sjamsuhidayat, 2004).
C. Klasifikasi
1. Fraktur hidung sederhana, jika fraktur dari tulang hidung, dapat dilakukan
perbaikan dari fraktur tersebut dengan anastesi local.
E. Penatalaksanaan Medik
1. Penatalaksanaan Awal
a. Pertolongan pertama ( emergency )
b. Resusitasi
c. Penilaian klinis
2. Enam prinsip umum pengobatan fraktur
a. Jangan membuat keadaan lebih jelek komplikasi
b. pengobatan latrogenik mal praktek
c. Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang
d. akurat
e. Seleksi pengobatan
f. Menghilangkan nyeri
g. Memperoleh posisi fragmen yang baik
h. Mengusahakan penyambungan tulang
i. Pengembalian fumgsi yang obtimal
j. Mengingat proses penyembuhan secara alami
k. Bersifat realistic dan praktek dalam memilih jenis
pengobatan
l. Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individu
DAFTAR PUSTAKA