A. Tujuan
1. Tujuan Intraksional Utama :
Menambah Pengetahuan tentang bagaimana cara perawatan Fraktur Post Op
2. Tujuan Intraksional Khusus :
a. Mampu memahami pengertian fraktur radius
b. Mampu memahami penyebab fraktur
c. Mampu memahami pengertian perawatan post op
d. Mampu menyebutkan kembali tujuan perawatan post op
e. Menyebutkan apa saja yang diperlukan saat perawatan fraktur post op
f. Manyebutkan bagaimana cara perawatan fraktur post op pada radius
C. Materi.
1. Mengetahui Pengertian fraktur radius
2. Mengetahui penyebab fraktur
3. Mengetahui pengertian perawatan post op
4. Mengetahui tujuan perawatan post op
5. Mengetahui apa yang diperlukan saat perawatan post op
6. Mengetahui cara perawatan fraktur post op
F. Kegiatan pembelajaran :
No Kegiatan Waktu Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pra 3 menit
kegiatan Menyiapkan media Menyiapkan alat tulis
Menyediakan
tempat/ruangan
d.Menjelaskan yujuan
perawatan post op d.Menyimak
f.Menjelaskan cara
perawatan post op
f.Menyimak
3.penutup
a.melakukan evaluasi
3.Penutup
a.Menjawab
3. Penutup 2menit 1.Memberi salam 1.Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Jenis : lisan
3. Pertanyaan :
1. Sebutkan pengertian fraktur radius?
2. Sebutkan apa saja penyebab fraktur?
3. Sebutkan pengertian perawatan post op?
4. Sebutkan tujuan perawatan post op?
5. Sebutkan apa saja yang diperlukan saat perawatan post op?
6. Sebutkan cara perawatan fraktur post op pada radius?
H. Lampiran Materi :
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Brunner & Suddarth, Buku Ajar Medikal Bedah, 2002, hal. 2357).
Fraktur radius adalah fraktur yang terjadi pada tulang radius akibat jatuh dan tangan
menyangga dengan siku ekstensi. (Brunner & Suddarth, Buku Ajar Medikal Bedah, 2002, hal.
2372).
Ada beberapa penyebab fraktur. Diantaranya yaitu :
1. Kekerasan langsung: Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada
titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah
bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
3. Kekerasan akibat tarikan otot: Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan
dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan
penarikan.
Pengertian perawatan post op adalah penting seperti halnya persiapan preoperatif. Perawatan
post operatif yang kurang sempurna akan menghasilkan ketidakpuasan dan tidak memenuhi
standart operasi.
Tujuan prawatan post op adalah untuk menghilangkan rasa nyeri, sedini mungkin
mengidentifikasi masalah dan mengatasi sedini mungkin.
Yang diperlukan saat perawatan post op adalah
1. Memberi dukungan pada pasien.
2. Menghilangkan rasa nyeri.
3. Antisipasi dan atasi segera komplikasi.
4. Memelihara komunikasi yang baik dengan tim. Komunikasi yang tidak baik merupakan
masalah yang sering menyebabkan kegagalan dalam perawatan post op.
E. Rangkuman
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur
dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan
kontraksi otot ekstrem
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan
ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.
Perawat memberikan inform consent kepada keluarga mengenai hal-hal yang perlu
dilakukan di rumah dalam perawatan . Keluarga menyetujui untuk dilakukan perawatan luka post
op, dilakukan latihan ROM dan pendidikan kesehatan mengenai perawatan di rumah. Namun
dalam hal personal hygiene keluarga mengatakan masih bisa untuk melakukan dan
memfasilitasinya sendiri.
F. Tes Formatif
a. Langkah – langkah
Berikut ini diberikan soal formatif, Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri
(tidak didalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Anda
dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkan jawaban Anda dengan jawaban
yang ada dikunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda.kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar, gunakan
rumus yang ada pada bagian pendahuluan. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab)
soal formatif dengan 80% benar, maka Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari
pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar berikutnya.
b. Soal Formatif
Perawat S melakukan kunjungan ke rumah Tn. B untuk melakukan homecare pada pasien fraktur
cruris 1/3 distal dengan post operasi ORIF (open reduction internal fixation) hari ke-8. Saat
dilakukan pengkajian pasien mengatakan kakinya sudah tidak terasa sakit, hanya saja ia
mengatakan masih belum berani untuk berjalan karena takut kakinya patah lagi, jadi ia hanya
tidur di tempat tidur. Tn. B juga mengatakan bahwa dia tidak berani makan telur, ayam, daging,
dan ikan karena takut kalau luka di kakinya tidak sembuh-sembuh. Tn. B juga mengatakan
bingung karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mempercepat proses kesembuhan
kakinya. Sementara hasil pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa luka operasi sudah membaik,
luka bersih dan tidak ada pus.
1. Sesuai dengan kasus Tn. B, permasalahan utama yang dihadapi oleh Tn. B adalah………
a. Kecemasan
b. Kurang pengetahuan
c. Intoleransi aktifitas
d. Resiko infeksi
e. Nyeri
2. Tujuan utama dari penatalaksanaan keperawatan yang diberikan kepada Tn B adalah……..
1) Mencegah atrofi
2) Mencegah striktur
3) Mempertahankan fungsi tubuh
4) Mempertahankan kontraktur
3. Untuk mencegah terjadinya kekakuan pada sendi dan untuk mempertahankan fungsi dari
tubuh, maka hendaknya dilakukan range of motion. Gerakan ROM yang tidak sesuai untuk kasus
diatas adalah….
1) Fleksi
2) Oposisi
3) Abduksi
4) Sirkumsisi
4. Untuk mempercepat proses penyembuhan tulang maka perlu asupan gizi yang cukup bagi
klien. Asupan nutrisi yang tepat untuk mempercepat proses penyembuhan tulang adalah….
1) Nutrisi yang banyak mengandung kalsium
2) Nutrisi yang banyak mengandung vitamin D
3) Nutrisi yang banyak mengandung protein
4) Nutrisi yang banyak mengandung vitamin E
5. Tindakan rehabilitatif yang dapat diberikan pada Tn. B sesuai dengan kasus diatas
adalah……….
1) Fisioterapi
2) Electrical therapy
3) Physical therapy
4) Isometric exercise
G. Tugas Mandiri
Jelaskan apa yang harus dilakukan perawat homecare untuk melakukan perawatan pasien fraktur
di rumah!
SATUAN ACARA PENYULUHAN
II. Materi
Terlampir
III.Metoda
Metode yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab/diskusi
IV.Media
- Leaflet
- LCD
V.STRATEGI
a. Persiapan
- Pembuatan satuan penyuluhan
- Persiapan penyuluh dengan menggunakan referensi yang ada
b. Pelaksanaan
- Dimulai dengan memperkenalkan diri, maksud dan tujuan penyuluhan
- Menjelaskan poin-poin penting isi penyuluhan
- Menyampaikan materi
c. Uraian tugas
- Moderator : Jemy Hartawan, S.Kep
- Penyaji : Tuti Handayani, S.Kep
- Perlengkapan/ dokumentasi : Eldi Pratama, S.Kep
d. Penutup
\
VI.Kegiatan
Uraian Kegiatan
No Kegiatan
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam.
2 Menit b. Menyampaikan tujuanb. Menyetujui tujuan
demonstrasi demonstrasi
c. Melakukan apersepsi c. Mengikuti apersepsi
2. Isi a. Menjelaskan materia. Menyimak penjelasan.
30 Menit penyuluhan mengenai
pengertian, fungsi tulang
dan proses penyembuhan
fraktur, fungsi kalsium dan
sumber makanan yang
mengandung kalsium.
b. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk b. Peserta bertanya
bertanya tentang materi
yang telah disampaikan
3. Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab pertanyaan
3 Menit b. Menyimpulkan materib. Menyimak kesimpulan.
demonstrasi c. Menjawab salam.
c. Mengucapkan salam
V. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keluraga setelah diberikan penyuluhan
selama 30 menit diberikan pertanyaan:
1. Menjelaskan kembali pengertian fraktur
2. Menjelaskan fungsi tulang
3. Menyebutkan proses penyembuhan fraktur
4. Menjelaskan fungsi kalsium
5. Menyebutkan sumber makanan yang mengandung kalsium
Lampiran materi
SUMBER KALSIUM
UNTUK PEMBENTUKAN CALLUS PADA PASIEN FRAKTUR
Usia, semakin tua semakin rendah penyerapan kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi
pada proses pertumbuhan, masa kehamilan, menyusui
Genetik, memiliki kerabat dengan riwayat osteoporosis, berkelamin wanita, memiliki
ukuran tulang yang kecil
Faktor Hormonal, kurang hormon estrogen terutama setelah menopause, rendahnya
hormon testosteron pada pria
Obat-obatan tertentu, mengonsumsi obat yang mengandung kortikosteroid
Gaya Hidup, rendah asupan kalsium, kurang olahraga dan aktivitas, merokok dan
mengonsumsi alkohol.
Kekurangan Vit D dan banyak mengonsumsi makanan berlemak dapat menghambat
absobsi kalsium
Sumber Kalsium
Sumber kalsium berasal dari susu dan terdapat pula beberapa makanan yang dapat
menjadi alternatif sumber kalsium, yaitu:
1. Keju dan makanan yang terbuat dari keju.
2. Yogurt.
3. Susu dan makanan yang terbuat dari susu.
4. Ikan Sarden dan ikan lainnya yang dimakan bersama tulangnya.
5. Sayuran yang berwarna hijau gelap seperti bayam, kangkung dan lain lain.
6. Sereal.
7. Jus jeruk.
8. Kacang kedelai dan makanan yang terbuat dari kedelai.
9. Susu kedelai.
10. Roti, makanan yang berasal dari biji bijian, wafel.
Setalah kita mengetahui bahayanya akibat dari kekurangan kalsium yaitu gangguan
pertumbuhan, terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis) dan dapat mengakibatkan patah
tulang, Hipertensi, Diabetes, stoke, maka sebaiknya mulai saat ini kita perhatikan kebutuhan
kalsium tubuh tubuh kita, dan sesuaikan makanan kita agar asupan kalsium dapat terpenuhi dan
kita juga perlu memperhatikan hal-hal yang dapat menghambat penyerapan kalsium dari
makanan tersebut sehingga tubuh kita optimal mendapatkan kalsium dan tidak mengambilnya
dari tulang. Dibawah ini terdapat beberapa tips dari para ahli gizi:
Mengonsumsi makanan mengandung kalsium tinggi seperti teri, udang rebon, kacang-
kacangan, tempe atau minum susu dan mengurangi kebiasaan merokok, minum kopi,
alkohol dan soft drink (Ahli gizi dr Rachmad Soegih SpKG)
Sumber Kalsium
Waktu : 1 x 30 menit
I. Materi
1. Pengertian fraktur
2. Penyebab fraktur
II. Metode
1. Ceramah.
2. Demostrasi
3. Tanya Jawab
III. Media
Leaflet
IV. Kegiatan Penyuluhan
Memperkenalkan diri
Mendengarkan Ceramah
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan Ceramah
penyuluhan
Menjelaskan pengertian
Memperhatikan dan Ceramah
fraktur
menjawab pertanyaan
yang diajukan
Ceramah
Menjelaskan penyebab fraktur Memperhatikan
Ceramah
Menjelaskan mobilisasi pada Memperhatikan
pasien post fraktur Ceramah
Mendemonstrasikan
Memperhatikan
mobilisasi fraktur Demostrasi
4. 5 Terminasi : Ceramah
menit Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
V. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
VI. PENGORGANISASIAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A.
Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St.
Louis. Cv. Mosby Company.
Lampiran Materi
Definisi
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung,
kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).
Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar. Fraktur
terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi
infeksi (Sjamsuhidajat, 1999 : 1138).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma
langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh
laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak,
mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 1995:543)
Fraktur olecranon adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan oleh kekerasan
langsung, biasanya kominuta dan disertai oleh fraktur lain atau dislokasi anterior dari sendi
tersebut (FKUI, 1995:553).
III. ETIOLOGI
1. Trauma langsung/ direct trauma, yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut
mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma, misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam
keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada
“underlying disesase” dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.
1. Deformitas
Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya perubahan
keseimbangan dan contur terjadi seperti :
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang
berdekatan dengan fraktur
5. Tenderness/keempukan
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan
struktur di daerah yang berdekatan.
8. Pergerakan abnormal
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian
Mobilisasi :
1. Aktif
Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan perawata atau
keluarga
2. Pasif
Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot
lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat
melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga
Manfaat Mobilisasi
Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing atau kecapaian
Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya pembengkakan dan luka
Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan atau luka pada penderita
Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang kaku, teruskan latihan dengan perlahan
Menurut (Potter & Perry, 2005), mobilisasi dapat di lakukan dengan range of
motionaktif.
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu, rentang 40-45°
Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°
2. Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, rentang
180°
Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala, rentang 180°
Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320°
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala, rentang 90°
3. Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu, rentang 150°
4. Lengan bawah
Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas,
rentang 70-90°
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah, rentang 70-90°
5. Pergelangan tangan
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90°
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam
arah yang sama, rentang 80-90°
Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin, rentang 89-90°
30-50°
rentang 30-60°
rentang 30°
7. Ibu jari
Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90°
Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama
Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-
50°
Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
9. Lutut
rentang 20-30°
Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang 45-50°
11. Kaki
Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
ok : Diit
I. Pengkajian
A. Faktor Predisposisi
1. Riwayat Keperawatan
Tn.M berumur 19 tahun, saat ini sedang dirwat di ruang perawatan III dengan diagnosa media
post operasi fraktur tibia dekstra, Tn.M dirawat atas anjuran dari dokter karena terdapat luka
terbuka dan hasil pemeriksaan rongten menunjukan adanya fraktur cominuted pada os tibia
dekstra. Tn.M mengatakan sebelumnya tidak mengetahui tentang kebutuhan, diit pada penderita
fraktur.
2. Keadaan Fisik
Tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 24x/menit dan suhu 39,20C, serta berat
badan 55 kg dan tinggi badan 168 cm.
3. Kesiapan Belajar
Tn.M mengatakan tertarik untuk memepelajari tentang diit pada penderita fraktur, Tn.M
mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai diit pada penderita fraktur,
sehingga Tn.M bersedia mendengarkan penyuluhan pada pagi hari.
4. Motivasi Belajar
Motivasi Tn.M belajar mengenai diit pada penderita fraktur cukup tinggi, Tn.M ingin
mempelajari karena dapat menambah pengetahuan klien.
5. Kemampuan Membaca
Tn.M lulusan SMU tahun 2004, mempunyai kemampuan membaca dan menulis yang baik,
ketika diberi bacaan bebrapa brosur tentang diit pada penderita fraktur, Tn.M dapat menjelaskan
kembali inti dari brosur tersebut. Tn.M mengatakan lebih menyukai berdiskusi dalam
memcehakan masalahnya karena akan lebih mengerti.
B. Pengkajian Faktor Pemungkin
Mahasiswa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada Tn.M dan keluarga telah memiliki
keterampilan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dengan baik, karena telah sering
dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan beberapa brosur yang memberikan
penyuluhan kesehatan, keluarga dapat merima pelayanan sepenuhnya.
C. Faktor Penguat
Tn.M berpendidikan terakhir adalah SMU yang memiliki cara pandang yang tidak tabu terhadap
kesehatan. Klien mau menerima pelayanan yang akan diberikan petugas kesehatan
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuam Umum
B. Materi Belajar
1. Pengertian diit
2. Tujuan diit pada penderita patah tulang
C. Materi Belajar
1. Metode diskusi
E. Evaluasi Belajar
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
1. Keju
2. Susu
3. Brokoli kukus
4. Salmon kaleng dengan tulangnya
5. Ikan Teri
6. Sayuran berwarna hijau : bayam, kangkung, daun singkong
D. Aturan
Diit masyarakat Asia antara 300 mg kalsium lebih baik, karena penduduk Asia lebih banyak
gandum yang paling mendasar. Untuk keseimbangan antara konsumsi tinggi calcium dan tinggi
vitamin D lebih baik dengan berolah raga dibawah sinar matahari pagi antara jam 07.00-09.00.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart, 2002. Keperawatan Medical Bedah Volume 3. Alih Bahasa Kencana, H.
Y. Jakarta : EGC.
Gopalan. C. Dr., 1994. Nutrition Research In South East Asia, New Delhi.