Di Susun Oleh :
MAHASISWA S1 ILMU KEPERAWATAN
KELOMPOK 2
Kelompok 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sasaran : Anak-Anak
Waktu : Pukul 09:00 - Selesai Wita
Tanggal : 12 Novembr 2022
Tempat : Kelurahan Tenun Samarinda Kec.Samarinda
Seberang. Posyandu Balo tambah Golo
A. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran diharapkan peserta mampu memahami dan
B. Tujuan Khusus
C. Metode
1. penyuluhan
D. Materi
E. Media
flayer
F. Kegiatan
No Kegiatan Respon Peserta Penanggung Jawab waktu
1. Struktural
2. Proses
a. Pada saat Kegiatan sedang berlangsung peserta diharapkan memperhatikan
materi yang disampaikan.
b. Pada saat Kegiatan dilaksanakan peserta nyaman dengan keadaan ruangan,
tenang dan rileks dengan kegiatan ini.
3. Hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan memberikan 4 pertanyaan terkait dengan
Juvenile Diabetes Pada Anak yang meliputi :
a. definisi
b. Penyebab
c. Gejala dari Juvenile Diabetes
d. Cara / Upaya Pencegahan Juvenile Diabetes
H. Materi
3. Gejala
diabetes juvenile dapat terjadi secara perlahan maupun secara mendadak. Namun biasanya
pada tahap awal penyakit, diabetes juvenile tidak menunjukkan gejala apa pun juga.Bila ada
gejala yang muncul, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
A. Buang air kecil lebih sering dari biasanya, bahkan harus terbangun beberapa kali di
malam hari untuk buang air kecil.
B. Minum lebih banyak dari anak seusianya pada umumnya.
C. Terlihat lemas dan lebih cepat lelah.
D. Berat badan turun, atau peningkatan berat badannya tak seperti yang seharusnya.
Pada anak perempuan, kadang gejala yang muncul berupa pubertas yang terlambat, atau
adanya keputihan di vagina akibat infeksi jamur.Bila diabetes tidak terkendali, tak jarang
menimbulkan komplikasi berupa ketoasidosis diabetik (KAD). Kondisi ini ditandai dengan
penumpukan zat kimia yang disebut keton, menimbulkan gejala mual, muntah, nyeri perut,
gangguan pernapasan, bahkan bisa menyebabkan kesadaran menurun.
Selain itu, dalam jangka panjang, kadar gula darah yang terus menerus tinggi bisa
menyebabkan stroke, penyakit jantung, gangguan penglihatan, dan gagal ginjal. Dan bila
komplikasi-komplikasi ini terjadi, umumnya tak dapat disembuhkan.
4. Penanganan
Penanganan diabetes juvenile pada anak yaitu ; Ada lima pilar dalam penanganan DM tipe
1 pada anak yaitu penyuntikan insulin, pemantauan gula darah, pengaturan makan, olahraga,
serta edukasi. Oleh sebab itu, penanganan DM tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan yang
menyeluruh dari tim tenaga kesehatan yang terdiri atas ahli endokrin anak, ahli gizi, psikiater
atau psikolog, dan edukator DM.
Penyuntikan insulin mutlak harus dilakukan karena dasar penyebab DM tipe 1 adalah tidak
adanya insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti
efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit. Pemantauan gula darah harus
dilakukan setiap hari untuk mengetahui cukup tidaknya dosis insulin yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan tubuh anak.
Pengaturan makan pun harus diperhatikan mengingat anak merupakan individu yang sedang
dalam tahap tumbuh dan berkembang, suatu tahapan penting yang memerlukan sumber energi
yang baik. Sedangkan olahraga penting dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh anak,
disamping juga dapat menurunkan kebutuhan insulin serta meningkatkan sensitivitas tubuh
terhadap insulin. Serta, edukasi perlu dilakukan demi tercapainya kontrol penyakit yang baik.
Meskipun penyandang DM tipe 1 memerlukan penanganan khusus dalam kehidupan sehari-
hari, penyakit ini tidaklah menghalangi anak untuk tetap hidup sehat, bahagia, dan berprestasi
seperti teman sebayanya. Dengan kontrol penyakit yang baik, anak DM dapat menjadi apa saja
yang mereka cita-citakan.
5. Pencgahan
Melansir Kid’sHealth, penyakit diabetes tipe 1 pada anak umumnya tidak dapat
dicegah, karena sangat terkait faktor genetik. Jenis penyakit diabetes pada anak yang bisa
dicegah
adalah diabetes mellitus tipe 2. Ada beberapa cara mencegah diabetes tipe 2 pada anak, antara
lain:
a. Jaga pola makan sehat dan seimbang setiap hari.
b. Biasakan anak makan makanan yang mengandung lemak sehat, mengonsumsi karbohidrat
tinggi serat, serta makan buah dan sayur di setiap sesi makan
c. Batasi makanan dan minuman manis, seperti susu dengan pemanis, soda, jus, es teh, es krim,
aneka kue, biskuit, dll. Dorong anak banyak bergerak.
d. Batasi aktivitas di depan layar, seperti bermain telepon pintar, menonton TV, atau main
games Jika anak kelebihan berat badan dan berisiko terkena diabetes tipe 2, konsultasikan
ke dokter spesialis anak dan ahli gizi.
DAFTAR PUSTAKA
IDAI, & WDF. (2015). Konsensus Nasional Pengelolaan DM Tipe-1. Jakarta: BadanPenerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
IDF. (2015). IDF Diabetes Atlas, 7th edn. Brussels, Belgium: International Diabetes
Federation.
McCarthy, M. a. D., Jane K. (2013). JDRF Teen Toolkit: Juvenile Diabetes Research
Foundation International.
Pulungan, A. (2013). Increasing incidence of DM type 1 in Indonesia. International Journal of
Pediatric Endocrinology, 2013(Suppl 1), O12-O12. doi: 10.1186/1687-9856-2013-S1-
O12
Soelistijo, S. A. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Jakarta: PB Perkeni