DI LAYANAN KESEHATAN
Di susun oleh :
Yuliana Faridah
(200110037)
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, karunia, serta Taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Aplikasi Interprofesional Education di layanan kesehatan dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenui tugas mata kuliah yang
diberikan oleh dosen. Dan saya berterimakasih kepada Bapak Abdurrahman, S.Kep.,
M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Konsep Dasar keperawatan yang telah memberikan
Tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengertahuan kita mengenai aplikasi interprofessional education di layanan
Kesehatan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun pembacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini diwaktu
yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
ABSTRAK.....................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................................2
C. Manfaat..............................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Definisi kolaborasi.............................................................................................4
B. Tujuan Kolaborasi..............................................................................................4
C. Manfaat kolaborasi............................................................................................5
D. Karakteristik kolaborasi.....................................................................................5
E. Dasar-dasar kompetensi Kolaborasi..................................................................6
F. Elemen Kunci efektifitas kolaborasi..................................................................6
G. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi................................................7
H. Elemen kunci kolaborasi....................................................................................8
I. kriteria kolaborasi..............................................................................................9
J. Kolaborasi di Rumah Sakit................................................................................9
K. Perawat Sebagai Kolabolator.............................................................................10
L. Kolaborasi dengan tenaga Kesehatan................................................................10
PENUTUP......................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12
REFERENSI..................................................................................................................13
ii
APLIKASI INTERPROFESIONAL EDUCATION DI LAYANAN KESEHATAN
¹ Dosen Pengajar di Institut Teknologi Kesehatan & Sains Wiayata Husada Samarinda
Abdurrahman150785@gmail.com
Yulianafaridan12@gmail.com
ABSTRAK
iii
ABSTRAK
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang
tanggung jawab paling besar untuk perawatan dalam kerangka kerja bidang respektif
mereka. Praktik kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen
perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada
pendidikan dan kemampuan praktisi (Shortridge, 1986dalam Paryanto,2006)
B. Tujuan
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan lain-
lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota timdalam memberikan pelayanan
kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama anggota tim. Perawat
sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin. Perawat
memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek
profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai
membuat relevan pemberian pengobatan.
2
C. Manfaat
3
PEMBAHASAN
A. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik
bekerja dengan dokter dan tim medis lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan
dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai
pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh
pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama
dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara independen.
B. Tujuan Kolaborasi
4
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan lain-
lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota timdalam memberikan pelayanan
kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama anggota tim. Perawat
sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin. Perawat
memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek
profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai
membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim
infeksi nasokomial, dan lain-lain.
C. Manfaat Kolaborasi
D. Karakteristik Kolaborasi
5
4. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
5. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
6. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
7. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal serta
dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri,
kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat negative
maupun positif.
4. Pengambilan keputusan
5. Manajemen konflik
6
2. Asertivitas : Merupakan hal yang penting ketika individu dalam tim mendukung
pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa
pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus untuk dicapai.
3. Tanggung jawab : Mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
4. Komunikasi : Setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi
penting mengenai isu yang terkait.
5. Otonomi : Kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
6. Koordinasi : Efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien,
mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
7. Kolegalitas : Saling menghargai.
8. Konsep dengan arti yang sama : Mutualitas dimana individu mengartikannya
sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi proses dinamis antara orang-orang
yang ditandai oleh keinginan maju untuk mencapai tujuan dan kepuasan setiap
anggota.
9. Kepercayaan : Konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa pecaya,
kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari tanggung
jawab, terganggunya komunikasi.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik
dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
7
pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan orang
terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap individu.
Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data mengenai pasien yang
dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan proses penyembuhan pasien.
a. Kerjasama
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan. Asertifitas penting ketika
individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan keyakinan. Tindakan asertif
menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan konsensus untuk
dicapai.Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
b. Komunikasi
c. Koordinasi
8
Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien,
mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan
permasalahan.
d. Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa
rasa pecaya, kerjasama tidak akan ada, asertif menjadi ancaman, menghindar dari
tanggung jawab, terganggunya komunikasi.
I. Kriteria Kolaborasi
Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam memberikan
asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar tenaga
kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi mencapai tujuan
(Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998).
9
K. Perawat Sebagai Kolabolator
Menurut Baggs dan Schmitt, 1988, ada atribut kritis dalam melakukan kolaborasi,
yaitu melakukan sharing perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
membuat tujuan dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan
komunikasi terbuka.
Tenaga kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat keahlian dan
pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien (Steinert, 2005 dalam Bennett, Gum,
Lindeman, Lawn, McAllister, Richards, Kelton, & Ward, 2011). Tenaga kesehatan
memiliki tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu di era global
seperti saat ini. Pelayanan bermutu dapat diperoleh melalui praktik kolaborasi antar
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter gigi,
bidan, apoteker, dietisien, dan kesehatan masyarakat (Sedyowinarso, Fauziah,
Aryakhiyati, Julica, Munira, Sulistyowati, Masriati, Olam, Dini, Afifan, Meisudi, &
Piscesa, 2011).
10
Pelayanan kesehatan sering sekali ditemukan kejadian tumpang tindih pada tindakan
pelayanan antar profesi yang diakibatkan karena kurangnya komunikasi antar tenaga
kesehatan dalam kerjasama tim (Sedyowinarso dkk., 2011). Kurangnya komunikasi maka
akan membahayakan pasien dalam memberikan pelayanan yang bisa menyebabkan
pasien terjatuh atau dalam keadaan bahaya. Selain itu kurang nya komunikasi juga
menyebabkan terlambatnya dalam pemberian pengobatan dan diagnosis terhadap pasien
yang yang berpengaruh terhadap outcome pasien. Sehingga seorang mahasiswa perawat
harus
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi
dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif. Secara garis
besar, program IPE merupakan program yang baik untuk menunjang pendidikan
professional. Namun dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan yang matang
sehingga akan memperoleh pelaksanaan yang bermanfaat bagi mahasiswa. Serta
diperlukan sosialisasi untuk menyamakan pandangan mengenai IPE tersebut. Sehingga
program yang diterapkan tidak terkesan timpang dan terburu-buru.
B. Saran
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia khusus nya
bagi tenaga medis terutama lagi pada masa pandemi covid-20, pemerintah atau lembaga
kesehatan hendaknya meningkatkan standar dan mutu sistem kesehatan di Indonesia, hal
12
tersebut pasti sangat berhubungan dengan IPE dalam Layanan Kesehatan dikarenakan
juga di Indonesia masih sangat minim penggunaan IPE dibanding negara lain. Untuk
memenuhi atau membenahi hal tersebut maka pelu dibutuhkan solusi cerdas.
REFERENSI
https://nersdicky.wordpress.com/2014/12/10/interprofessional-education-sebagai-upaya-
membangun-kemampuan-perawat-dalam-berkolaborasi-dengan-tenaga-kesehatan-lain/
http://eprints.undip.ac.id/72081/3/
LAPORAN_KTI_JENNIFER_PATRICIA_TAMARISKA_SITUMORANG_220101151200
87_BAB_II.pdf
https://infokep.blogspot.com/2018/08/konsep-kolaborasi-dalam-keperawatan.html
https://osf.io/preprints/inarxiv/tfrzd/
https://sovasaved.wordpress.com/2011/11/03/konsep-kolaborasi/
http://journal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/25626
https://majalah.farmasetika.com/pendidikan-interprofessional-dan-kolaborasi-
interprofesional/
https://docplayer.info/45304501-Bab-i-pendahuluan-a-latar-belakang.html
https://bemfkunud.com/2016/09/30/interprofessional-education-ipe-fk-unud-terkesan-
terburu-buru-bagi-mahasiswa/
https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/G0012106_bab2.pdf
13