Makanan yang bergizi bisa diperoleh dari makanan utama dan makanan jajanan. Makanan yang kita konsumsi biasanya selain makanan pokok ada juga makanan jajanan. Makanan jajanan anak sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik dan pengelola sekolah. Makanan jajanan anak sekolah sangat beresiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti dalam Amelia Kindi, 2013). Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya dan memiliki kemampuan anak seusianya. Anak yang sehat biasanya mampu belajar dengan baik. Makan bagi manusia merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan hidup serta menjalankan kehidupan. Makan diperlukan untuk memperoleh zat gizi yang cukup untuk kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, akitvitas, pertumbuhan dan perkembangan. Untuk seorang anak makan dapat dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu (Santoso & Ranti dalam Mutmainah, Noviana Umi, 2013). Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Anak sekolah biasanya membeli makanan jajanan pada penjual makanan jajanan di sekitar sekolah atau di kantin sekolah. Penjual berperan penting dalam menyediakan makanan jajanan yang sehta dan bergizi serta terjamin keamanannya. Berdasarkan hasil Monitoring dan Verivikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional tahun 2008 yang dilakukan oleh Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, sebagian besar (>70%) penjaga PAJS menerapkan praktek keamanan pangan yang kurang baik (Andarwulan, Madanijah & Zulaikhah, 2009). Berdasarkan data pengawas PJAS yang dilakukan Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) di seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukan bahwa 40-44% PJAS tidak memenuhi syarat karena makanan yang dijual mengandung bahan kima berbahaya, mengandung BTP melebihi batas aman dan mengandung cemaran biologis. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) karecunan pangan yang dihimpun oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM RI dari Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukan bahwa 17,26-25,15 kasus terjadi di lingkungan sekolah dengan kelompok tertinggi siswa sekolah dasar (SD) (Balai Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011). Makanan jajanan sekolah berkontribusi signifikan mencapai 20% - 31,1% kebutuhan energi harian anak. Namun, hampir setengah (45%) jajanan yang tersedia di sekolah tidak memenuhi persyaratan kesehatan akibat kandungan bahan berbahaya dalam jajanan. Data kejadian luar biasa kerancuan pangan menunjukan bahwa 19% kasus keracunan pangan terjadi di sekolah dan sekitar 78,57% menimpa anak sekolah dasar (Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan motivasi dari luar. Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan. Sikap seorang anak adalah komponen panting yang berpengaruh dalam memilih makanan jajanan. Sikap positif anak terhadap kesehatan kemungkinan tidak berdampak langsung pada perilaku anak menjadi posotif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak pada perilakunya (Notoatmodjo, 2010). Berkaitan dengan perilaku jajan anak sekolah, beberapa hal yang perlu diteliti antara lain adalah seberapa besar tingkat pengetahuan dan sikap anak yang mendukung pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan dan sikap anak tersebut apakah berhubungan dengan perilaku anak dalam memilih jenis makanan jajanan (Baliwati, Khomsan dan Dwiriani dalam Purtiantini, 2010). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh intervensi promosi kesehantan terhadap pengetahuan dan sikap memilih makanan jajanan pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri Tasikmalaya.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah Umum Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, apakah ada pengaruh intervensi promosi kesehantan terhadap pengetahuan dan sikap memilih makanan jajanan pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri 02 Wanareja?. 1.2.2. Rumusan Masalah Khusus a. Bagaimana tingkat pengetahuan anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi. b. Bagaimana sikap anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi. c. Bagaimana perilaku anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui apakah ada pengaruh intervensi promosi kesehantan terhadap pengetahuan dan sikap memilih makanan jajanan pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri 02 Wanareja. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi b. Mengetahui sikap anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi. c. Mengetahui perubahan perilaku anak menganai pemilihan makanan jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Siswa : mengetahui tentang jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. b. Masyarakat : memberikan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. c. Peneliti : sebagai aplikasi ilmu kesehatan masyarakat yang didapat selama duduk di bangku kuliah. d. Peneliti lain : sebagai bahan masukan atau bahan rujukan bagi yang ingin melakukan penelitian serupa. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh intervensi promosi kesehantan terhadap pengetahuan dan sikap memilih makanan pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri 02 Wanareja.