Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makanan yang bergizi bisa diperoleh dari makanan utama dan
makanan jajanan. Makanan yang kita konsumsi biasanya selain makanan
pokok ada juga makanan jajanan. Makanan jajanan anak sekolah merupakan
masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua,
pendidik dan pengelola sekolah. Makanan jajanan anak sekolah sangat
beresiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu
kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan
Iswaranti dalam Amelia Kindi, 2013).
Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada
umumnya dan memiliki kemampuan anak seusianya. Anak yang sehat
biasanya mampu belajar dengan baik. Makan bagi manusia merupakan
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan hidup
serta menjalankan kehidupan. Makan diperlukan untuk memperoleh zat gizi
yang cukup untuk kelangsungan hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit,
akitvitas, pertumbuhan dan perkembangan. Untuk seorang anak makan dapat
dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai,
memilih makanan yang baik, juga menentukan jumlah makanan yang cukup
dan bermutu (Santoso & Ranti dalam Mutmainah, Noviana Umi, 2013).
Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat
dikenal dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Anak sekolah
biasanya membeli makanan jajanan pada penjual makanan jajanan di sekitar
sekolah atau di kantin sekolah. Penjual berperan penting dalam menyediakan
makanan jajanan yang sehta dan bergizi serta terjamin keamanannya.
Berdasarkan hasil Monitoring dan Verivikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS) Nasional tahun 2008 yang dilakukan oleh Southeast
Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) dan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, sebagian besar (>70%)
penjaga PAJS menerapkan praktek keamanan pangan yang kurang baik
(Andarwulan, Madanijah & Zulaikhah, 2009).
Berdasarkan data pengawas PJAS yang dilakukan Direktorat Inspeksi
dan Sertifikasi Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) di
seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukan bahwa 40-44% PJAS
tidak memenuhi syarat karena makanan yang dijual mengandung bahan kima
berbahaya, mengandung BTP melebihi batas aman dan mengandung cemaran
biologis. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) karecunan pangan yang dihimpun
oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM RI dari
Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukan bahwa
17,26-25,15 kasus terjadi di lingkungan sekolah dengan kelompok tertinggi
siswa sekolah dasar (SD) (Balai Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, 2011).
Makanan jajanan sekolah berkontribusi signifikan mencapai 20% -
31,1% kebutuhan energi harian anak. Namun, hampir setengah (45%) jajanan
yang tersedia di sekolah tidak memenuhi persyaratan kesehatan akibat
kandungan bahan berbahaya dalam jajanan. Data kejadian luar biasa
kerancuan pangan menunjukan bahwa 19% kasus keracunan pangan terjadi di
sekolah dan sekitar 78,57% menimpa anak sekolah dasar (Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan
meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern mencakup
pengetahuan khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan
motivasi dari luar. Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan
yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan
jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap
pemilihan makanan jajanan. Sikap seorang anak adalah komponen panting
yang berpengaruh dalam memilih makanan jajanan. Sikap positif anak
terhadap kesehatan kemungkinan tidak berdampak langsung pada perilaku
anak menjadi posotif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir
pasti berdampak pada perilakunya (Notoatmodjo, 2010).
Berkaitan dengan perilaku jajan anak sekolah, beberapa hal yang perlu
diteliti antara lain adalah seberapa besar tingkat pengetahuan dan sikap anak
yang mendukung pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan dan sikap anak
tersebut apakah berhubungan dengan perilaku anak dalam memilih jenis
makanan jajanan (Baliwati, Khomsan dan Dwiriani dalam Purtiantini, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian
tentang pengaruh intervensi promosi kesehantan terhadap pengetahuan dan
sikap memilih makanan jajanan pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri
Tasikmalaya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut, apakah ada pengaruh intervensi promosi
kesehantan terhadap pengetahuan dan sikap memilih makanan jajanan
pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri 02 Wanareja?.
1.2.2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimana tingkat pengetahuan anak mengenai pemilihan makanan
jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi.
b. Bagaimana sikap anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari
sebelum dan setelah diberi intervensi.
c. Bagaimana perilaku anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari
sebelum dan setelah diberi intervensi.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada pengaruh intervensi promosi
kesehantan terhadap pengetahuan dan sikap memilih makanan jajanan
pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri 02 Wanareja.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan anak mengenai pemilihan makanan
jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi
b. Mengetahui sikap anak mengenai pemilihan makanan jajanan dari
sebelum dan setelah diberi intervensi.
c. Mengetahui perubahan perilaku anak menganai pemilihan makanan
jajanan dari sebelum dan setelah diberi intervensi
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Siswa : mengetahui tentang jajanan sehat dan jajanan tidak sehat.
b. Masyarakat : memberikan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan
sehat.
c. Peneliti : sebagai aplikasi ilmu kesehatan masyarakat yang didapat selama
duduk di bangku kuliah.
d. Peneliti lain : sebagai bahan masukan atau bahan rujukan bagi yang ingin
melakukan penelitian serupa.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan
mengenai pengaruh intervensi promosi kesehantan terhadap pengetahuan
dan sikap memilih makanan pada siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri 02
Wanareja.

Anda mungkin juga menyukai