Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NERACA PERDAGANGAN TAHUN 2010 - 2015

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


matakuliah Perdagangan Internasional

Disusun oleh :
Dendy Ardyan 143401069
Nursamsul Arifin 143401070
Yoga AditiaNugraha 143401096
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
D. KEGUNAAN MAKALAH
E. PROSEDUR MAKALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NERACA PERDAGANGAN


B. JENIS-JENIS NERACA PERDAGANGAN
C. HUBUNGAN NERACA PERDAGANGAN ANTARA INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
D. MANFAAT NERACA PERDAGANGAN

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. KRITIK dan SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “NERACA
PERDAGANGAN INDONESIA TAHUN 2010 - 2015.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Neraca Perdagangan Indonesia . Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Semakin meluasnya globalisasi membuat ketergantungan antar Negara semakin tinggi,
Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan
perkembangan perdagangan luar negeri tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan
berlangsung di dalam percaturan ekonomi global. Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri
akan memberikan sumbangan positif kepada kegiatan ekonomi negara telah diyakini dikalangan
ahli-ahli ekonomi. Ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke-16 dan ke-17 berpendapat
bahwa perdagangan yang lebih mengenai pentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam
perekonomian. Situasi dan kecenderungan umum perekonomian dapat dipastikan akan
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Perekonomian dunia yang lesu akan melesukan pula
perdagangan antar negara di dunia, termasuk Indonesia. Hubungan ekonomi dengan luar negeri
adalah bagian dari hubungan internasional secara luas, yang mencakup juga hubungan politik,
militer, pendidikan dan kebudayaan. Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih
dengan system ekonomi terbuka, memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi.
Hampir setiap hari dalam surat kabar kita baca bagaimana hubungan-hubungan ekonomi dengan
luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral itu terjadi. Hubungan ekonomi dengan luar
negeri ini memberi pengaruh terhadap perekonomian dalam negeri. Ada pengaruh buruk, tapi
juga ada pengaruh menguntungkan. Hubungan ekonomi internasional menyangkut transaksi
barang, jasa modal, moneter, alat pembayaran dan semuanya berpengaruh terhadap ekonomi
dalam negeri.

Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak
geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga keadaan struktur ekonomi dan
sosialnya. Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan negara yang satu dengan negara yang lainnya
saling membutuhkan sehingga terciptalah perdagangan internasional. Perdagangan
internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara, karena
selain dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, perdagangan internasional juga merupakan
salah satu sumber pendapatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masala sebagai
berikut.

1. Apa pengertian Neraca Perdagangan?

2. Apa saja jenis-jenis Neraca Perdagangan?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Neraca Perdagangan?

4. Bagaimanakah keadaan Neraca Perdagangan Indonesia dari tahun 2010-2015 ?

5. Bagaimana hubungan Neraca Perdagangan antara Indonesia dengan negara lain?

6. Apa manfaat dari Neraca Perdagangan ?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Menjelaskan tentang pengertian Neraca Perdagangani;


2. Menjelaskan jenis dan komponen yang terdapat dalam neraca perdagangan;
3. Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Neraca Perdagangan;
4. Menjelaskan keadaan Neraca Perdagangan Indonesia dari tahun 2010-2015;
5. Menjelaskan hubungan Neraca Perdagangan Indonesia dengan negara lain;
6. Menjelaskan tentang manfaat apa yang dapat diambil dari Neraca Perdagangan;

D. Kegunaan makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna untuk mengetahui
perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khusunya tentang Neraca Perdagangan;
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang perkembangan Neraca
Perdagangan Indonesia;

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik study pustaka, artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Neraca Perdagangan


Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan bisa disebut dengan
ekspor NETO. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami
ekspor yang nilai moneternya melebihi impor yg bisa disebut surplus perdagangan.
Perdagangan internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara satu negara
dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudain dicatat dalam bentuk
neraca.
B. Jenis-jenis Neraca Perdagangan
Berikut jenis-jenis Neraca Perdagangan :
1) Neraca Persadangan aktif yaitu Neraca perdagangan dikatakan aktif apabila
jumlah nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, berarti neraca perdagangan
mengalami surplus.
2) Neraca Perdagangan Pasif yaitu Neraca perdagangan dikatakan pasif apabila nilai
ekspor lebih kecil daripada nilai impor, sehingga neraca perdagangan mengalami
defisit.
3) Neraca Perdagangan seimbang yaitu dimana nilai ekspor sama besarnya dengan
nilai impor.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Neraca Perdagangan
Faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan antara lain:
1. Biaya produksi (tanah, tenaga kerja, modal, pajak, insentif, dll) ekspor dalam
perekonomian mereka dalam perekonomian impor.
2. Biaya dan ketersediaan bahan baku, barang setengah jadi dan input lainnya.
3. Bursa pergerakan nilai.
4. Multilateral, bilateral dan unilateral pajak atau pembatasan perdagangan.
5. Hambatan non-tarif seperti linghkungan, kesehatan atau standar keselamatan.
6. Ketersediaan devisa yang memadai yang dapat digunakan untuk membayar
impor.
7. Harga pokok produksi di rumah (dipengaruhi oleh respon dari pasokan).

2. Keadaan Neraca Perdagangan Indonesia dari tahun 2010-2015

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Ekspor 157,788,7 203,496,6 190,020,3 182,552,8 58,591,5 52,135,7


Migas 28,044,3 4,447,0 36,977,3 32,633,0 10,523,5 7.159.4
Non migas 129,744,4 162,019,6 153,043,0 149,918,8 48,068,0 44.976,3

Impor 135,667,3 177,434,5 191,689,5 186,628,7 59,485,6 49,360,8


Migas 27,411,5 40,701,5 42,564,2 45,266,4 14.695,1 8,438,7
Non migas 108,255,7 136,734,0 149,125,3 141,362,3 44,790,5 40.922.1

Dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 hingga 2012 neraca perdagangan Indonesia
mengalami surplus,namun mengalami penurunan surplus yang cukup ekstrem pada
tahun 2010. Dapat dilihat dari tabel 1.0 sesungguhnya pada tahun 2010 ekspor indonesia
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun juga dibarengi meningkatnya
kegiatan impor. Sehingga surplus dari neraca perdagangan menurun tajam. Selanjutnya
neraca perdagangan indonesia mulai mengalami penguatan kembali pada tahun 2011
hingga 2013 namun pada tahun 2014 mengalami defisit sebesar 1.6 Miliar USD. Hal ini
disebabkan karena melemahnya kegiatan ekspor pada tahun tersebut. Namun penyebab
yang lebih dominan mempengaruhi neraca perdagangan tahun 2012 adalah
meningkatnya kegiatan impor.
Pada tabel terlihat bahwa defisit yang disebabkan oleh sektor migas pada tahun
2012 sebesar 5,5 miliyar USD sedangkan sektor non migas menyumbang surplus sebesar
3,9 milyar USD. Sehingga pada tahun 2012 mengalami defisit untuk pertama kalinya
dalam 50 tahun terakhir sebesar 1,6 milyar USD. Neraca perdagangan pada tahun 2013
tidak jauh berbeda dengan tahun 2012, pada tahun 2013 (data sementara yang
ditunnjukkan bulan Januari hingga Juni) masih mengalami defisit, penyebabnya sama
seperti tahun 2012, tingginya impor migas menyumbang defisit pada neraca
perdagangan. Impor migas terbesar adalah impor BBM (Bahan Bakar Minyak). Menurut
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, defisit neraca perdagangan migas
selama 2012 dipicu oleh tingginya permintaan impor BBM yang mencapai 28,7 miliar USD
atau naik 1,9 persen. Hal tersebut menyebabkan neraca perdagangan Indonesia pada
tahun 2012 mengalami defisit sebesar 1,6 Miliar USD. Hal ini dikarenakan tingginya
permintaan akan BBM dalam negeri tidak diimbangi dengan persediaan BBM dalam
negeri sehingga menyebabkan Indonesia harus impor BBM untuk memenuhi permintaan
tersebut. Keadaan ini diperparah dengan konsumsi BBM yang terus meningkat dari tahun
ke tahun. Dengan defisitnya neraca perdagangan pada tahun 2012 dan tahun 2013
menunjukkan bahwa Indonesia belum siap untuk menghadapi pasar persaingan bebas
ASEAN. Ketidaksiapan ini dapat kita lihat dari rendahnya kualitas produk yang dihasilkan
oleh Indonesia. Sehingga produk tersebut belum mampu bersaing dengan produk dari
luar. Selain itu, kondisi industri manufaktur di Indonesia belum mendukung secara
kualitas atau belum memenuhi persyaraatan perdagangan bebas karena kurang kesiapan
infrastruktur, produktivitas yang rendah, bunga kredit yang tinggi, biaya transportasi yang
tinggi, Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia,faktor utamanya Indonesia
belum mampu memenuhi kebutuhan barang modal, sehingga untuk memenuhinya
Indonesia harus impor barang modal dari luar. Defisit yang terjadi pada kuartal II tahun
2013 dampaknya telah kita rasakan, yaitu berkurangnya cadangan devisa dan berimbas
langsung pada perekonomian nasional secara keseluruhan, terutama menyangkut inflasi,
dan suku bunga serta menguatnya nilai tukar dolar di pasar uang membuat apresiasi
rupiah kembali terhambat dan mengalami pelemahan di transaksi pasar uang kemarin.
Menurut “Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E)
Kadin Indonesia, Ina Primiana,” sebaiknya pemerintah segera melobi negara-negara lain
untuk menghentikan sementara FTA, karena dianggap terus menekan industri dalam
negeri dan merugikan. Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi FTA
tersebut dengan mengembangkan industri manufaktur dalam negeri dan untuk menekan
impor barang modal dapat dilakukan strategi dari Menteri Perindustrian MS Hidayat
dengan memperkuat industri sektor hulu melalui realisasi investasi asing dan fokus pada
pengembangan sektor hulu seperti industri besi baja dan petrokimia. Dengan
berkembangnya industri manufaktur maka Indonesia akan mampu memenuhi
permintaan dalam negeri dengan produk dalam negeri. Selain mengembangkan industri
manufaktur dalam negeri, perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM agar produktivitas
yang dihasilkan meningkat. Upaya dalam meningkatkan SDM dapat dilakukan dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan tenaga kerja, memperkenalkan tenaga kerja dengan
teknologi terbaru. Menurut pengamat ekonomi dari Center for Information and
Development Studies (Cides) Umar Juoro, defisit neraca perdagangan yang terjadi pada
pertengahan 2013 ini dipengaruhi oleh defisit pada ekspor-impor minyak dan gas (migas)
daripada sektor non migas, Oleh karena itu bukan sepenuhnya salah menteri
perdagangan, Gita Wirjawan. Hal ini juga merupakan tanggung jawab kementerian Energi
dan Sumber daya Mineral karena sektor migas dikelola oleh kementerian tersebut. Maka
sangat diperlukan koordinasi strategis antar kementerian atau lembaga terkait untuk
mengatasi berbagai persoalan tersebut. Kebijakan pemerintah mengenai ekspor-impor
juga akan sangat berpengaruh dalam menekan kegiatan impor dan mendukung kegiatan
ekspor. Pemerintah harus dengan tegas membuat peraturan untuk menyelamatkan
neraca perdagangan Indonesia. Pemerintah harus mengeluarkan peraturan mengenai
kuota impor sehingga secara perlahan Indonesia akan mengurangi ketergantungan
impor.

C. Hubungan Neraca Perdagangan antara Indonesia dengan Negara Lain

1. Kerjasama dan Hubungan Politik


Belanda menghormati keutuhan dan integritas NKRI. Belanda sangat menghargai
kemajuan demokrasi di Indonesia, mengakui keberhasilan Indonesia dalam pemajuan
HAM dan penegakan hukum, kebebasan media, good governance, dan penanggulangan
terorisme. Belanda senantiasa menyampaikan kesiapan memperkuat kerjasama
bilateral dalam bidang-bidang ini. Belanda mengakui keberhasilan Indonesia sebagai
salah satu model dalam pengelolaan kerukunan kehidupan umat beragama.
Sementara itu meskipun anggota dan pendukung RMS terus mengecil, namun
kelompok ini secara regular melakukan sejumlah maneuver seperti demonstrasi
peringatan hari tertentu yang dianggap penting, serta pengajuan gugatan terhadap
petinggi Pemri di pengadilan. Upaya pembinaan masyarakat, termasuk komunitas
Maluku dan Papua, antara lain melalui pendekatan sosial kebudayaan, merupakan
salah satu kegiatan penting yang dilakukan KBRI Den Haag dalam memelihara
semangat ke-Indonesia-an sekaligus menghalau kampanye separatism kalangan anti-
RI.
Kegiatan saling kunjung pada tingkat kepala negara/pemerintahan dan pejabat tinggi
antara kedua negara cukup intens. Kedua negara juga memiliki kerjasama yang cukup
erat dalam bentuk saling dukung di berbagai forum internasional.
2. Kerjasama Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Daya saing dan peluang ekspor produk Indonesia tetap mempunyai peluang dan
kompetitif untuk masuk ke Belanda asal memenuhi aturan main ekspor ke negara Uni
Eropa. Belanda yang memiliki penduduk 16 juta, sekitar 800 ribu diantaranya berasal
dari Indonesia yang menyukai makanan khas asal Indonesia. Berdasarkan Volume
Perdagangan Indonesia- Belanda pada tahun 2008 saat ini sebesar 3,9 milyar dollar
AS, yang terdiri dari ekspor Indonesia ke Belanda 2,9 milyar dollar AS dan impor dari
Belanda 0,9 milyar dollar AS (surplus 2 milyar dollar AS untuk Indonesia). Komoditi
ekspor Indonesia, a.l: tekstil dan produk tekstil, elektronik, karet dan produk karet,
sawit, produk hasil hutan, alas kaki, otomotif, udang, kakao, kopi, processed food, fish
and fish products, handicrafts, spices. Sedangkan impor dari Belanda, peralatan
telekomunikasi,suku cadang mesin, produk hydrocarbon, minyak wangi, bahan
plastik, produk susu olahan (keju, yoghurt).
Untuk trend perdagangan Belanda – Indonesia 5 tahun (2004-2008) : + 16,56%.
Dengan nilai perdagangan pada tahun 2008 : US$ 4,61 milyar dan Nilai ekspor Belanda
ke Indonesia 2008 : US$ 1,09 milyar. Nilai impor Belanda dari Indonesia 2008 : US$
3,52 milyar. Apabila dilihat dari Neraca perdagangan 2008 : Surplus untuk Indonesia
US$ 2,43 milyar. Produk ekspor utama Belanda ke Indonesia : mesin, turbojet, produk-
produk kimia, bahan kosmetika .Produk impor utama Belanda dari Indonesia : CPO,
timah batangan, kopra, alat transmisi untuk radio-telepon dan radio telegraph, batu
bara, mesin pemroses data otomatis, furniture, karet, cocoa butter, ikan dan produk
perikanan serta alas kaki. Impor jasa utama Belanda dari Indonesai : pelaut dan
perawat. Impor Belanda dari Indonesia 2008 terhadap 2007 : naik 21,99%. Ekspor
belanda ke Indonesia 2008 terhadap 2007 : naik 12,45%. Komposisi impor Belanda
dari Indonesia 2008 : Migas (0,1%), Non Migas (99,9%)
Belanda memandang Indonesia sebagai mitra penting kerjasama ekonomi,
perdagagan dan investasi sejalan dengan posisi Indonesia yang mulai dipandang
sebagai middle income country dan anggota aktif G-20. Meskipun demikian, sejumlah
kalangan pemerintah dan jajaran elit korporasi di Belanda cenderung memberikan
fokus lebih terhadap peluang kerjasama bisnis dengan China, India dan bahkan Korea,
yang merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia.
Tren nilai perdagangan Indonesia-Belanda selama 5 tahun terakhir (2006-2010)
adalah 8,46%. Total nilai perdagangan selama periode tersebut mencapai US$ 18,68
miliar atau rata-rata per tahun US$ 3,73 miliar. Dari total nilai perdagangan tersebut,
Indonesia berhasil mengekspor ke Belanda sebesar US$ 15,82 miliar dan sisanya
sebesar US$ 2,86 miliar merupakan impor Indonesia dari Belanda. Dengan demikian,
selama periode 5 tahun tersebut, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus
sebesar US$ 12,96 miliar atau rata-rata surplus per tahun US$ 2,59 miliar.
Untuk tahun 2010, neraca perdagangan Indonesia-Belanda mencapai surplus US$ 3
milyar, naik 2,91% dibandingkan tahun 2009 yang hanya 2,3 milyar. Neraca
perdagangan bulan Januari 2011 tercatat US$ 447 juta, naik sebesar 106% dibanding
periode yang sama tahun 2009 sebesar US$ 145,9 juta.
Komoditi ekspor utama Indonesia ke Belanda tahun 2010 antara lain minyak kelapa,
kopra, alas kaki, karet, kayu (wood continously shaped), dan printing machinery.
Belanda merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang menempati posisi ke-9.
Beberapa jenis produk ekspor Indonesia pada awal 2010 yang menunjukkan
peningkatan secara signifikan di pasar Belanda antara lain: palm oil and its fraction naik
32,54%;unwrought tin naik 179,81%, printing machinery used for printing naik 79,28%, coconut
“copra” and fraction thereof naik 65,14%, prepared binders for foundry moulds or cores naik
1018,57% dan natural rubber naik 150,05%.
3. Kerjasama Pembangungan
Kerjasama Indonesia dengan Belanda di bidang pembangunan (development
cooperation) selama ini difokuskan pada perkembangan sektor pendidikan
penyediaan air bersih dan sanitasi, good governance dan pengembangan kawasan
timur Indonesia.
Pemerintah Belanda juga memberikan bantuan kemanusiaan dan
pembangunanuntuk beberapa daerah Indonesia yang mengalami musibah bencana
alam, seperti bencana tsunami di Aceh dan Nias serta gempa bumi di Yogyakarta dan
Klaten.

D. Manfaat Neraca Perdagangan


Manfaat Neraca Perdagangan antara lain :
1. Sebagai tolak ukur arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan pihak terkait.
Neraca Perdagangan merupakan salah satu alat untuk menentukan arah kebijakan
yang akan diambil oleh pemerintah dan pihak terkait. Dalam hal ini pelaku
kegiatan ekonomi internasional.
2. Mengetahui besaran jumlah pengeluaran dan pendapatan negara. Neraca
Perdagangan memiliki fungsi sebagai pemberi informasi jumlah atau besaran
angka ekspor dan impor. Apabila nilai ekspor lebih tinggi maka dapat dikatakan
surplus atau kelebihan pendapatan. Sebaliknya apabila nilai ekspor lebih kecil dari
impor maka dikatakan sebagai defisit atau keadaan yang tidak menguntungkan.
3. Menjadi informasi kegiatan ekonomi internasional. Neraca perdagangan dalam
hal ini menjadi sumber informasi perdagangan internsional. Ketika suatu negara
mengalami peningkatan ekspor atau impor, maka negara lain akan mengetahui
dan dapat dilakukan pertimbangan untuk menjalin kerjasama.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Internet

Anda mungkin juga menyukai