Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAHAN PASIEN DENGAN

IMMUNOCOMROMISSED DI RUMAH SAKIT


JABAL RAHMAH MEDIKA
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT RS JABAL RAHMAH MEDIKA
NOMOR : /DIR/RSJRM/VI/2019
TENTANG
PENGELOLAHAN PASIEN DENGAN IMMUNOCOMROMISSED
DIREKTUR RUMAH SAKIT JABAL RAHMAH MEDIKA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
pencegahan dan pengendalian yang bermutu tinggi;
b. bahwa untuk mencegah penyebaran atau penularan suatu penyakit
infeksius diperlukan suhu prosedur penglolahan pasien dengan
immunocompromised untuk memberikan keamanan pasien, petugas
kesehatan dan pengunjung di Rumah Sakit;

Mengingat : 1. Undang – undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/MenKes/SK/VII/2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 382/MenKes/2007 tentang Pedoman
PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya;

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU :Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika tentang
Kebijakan Pengelolah Pasien Dengan Immunocompromised.
KEDUA :Pembinaan dan pengawasan Pengelolahan Pasien Dengan
Immunocompromised dilakukan oleh komite PPI dan Keperawatan.
KETIGA :Keputusan ini berlaku sejak tanggal dittapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penempatan ini.
Ditetapkan di : Muara Bungo
Pada tanggal :
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT JABAL RAHMAH MEDIKA
NOMOR: /DIR/RSJRM/VI/2019
TENTANG
PANDUAN PERMESINAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT JABAL RAHMAH MEDIKA

Menimbang : bahwa Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika salah satu Rumah Sakit
tipe C khusus, dipandang perlu adanya panduan sebagai petunjuk;
Mengingat : a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 pasal
32 tentang Rumah Sakit;
b. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU :Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika tentang
pemberlakuan panduan permesinan di Rumah Sakit Jabal Rahmah
Medika.
KEDUA :memberlakukan penggunaan panduan permesinan di Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika sebagai mana terlampir dalam surat keputuan
ini.
KETIGA :surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan 3 (tiga) tahun dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam Surat Keputusan ini akan akan diperbaiki sebagai mestinya.

Ditetapkan di : Muara Bungo


Pada tanggal :
Direktur

dr. Reksi Andrianol


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunian-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan“ Panduan pelayanan penyakit menular dan pasien yang mengalami
imunitas rendah “ guna memenuhi kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan mencapai
keselamatan dan kenyamanan pada pasien di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika.
Penulis menyadari bahwa panduan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, olehkarena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
panduan ini selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap agar panduan ini dapat berguna bagi seluruh rekan – rekan
di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika dalam memberikan pelayanan kepada pasien di RS
Jabal Rahmah medika.

Muara Bungo, 2019

Tim Peyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................

B. PENGERTIAN..............................................................................................

BAB II RUANG LINGKUP......................................................................................

BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................

A. KEBIJAKAN.............................................................................................................
B. KEBIJAKAN PASIEN DENGAN IMMUNOSUPRESSED....................................
C. PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI..............................................................
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 2005). Rumah sakit merupakan tempat
pelayanan pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi,
dari mulai yang ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan
resiko penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas
kesehatan yang sering terpapar dengan agen infeksi.. Meningkatnya angka kejadian
infeksi di rumah sakit, baik terhadap petugas kesehatan atau pasien yang dirawat di
rumah sakit, mengharuskan diwujudkannya suatu langkah pencegahan sehingga angka
infeksi di rumah sakit dapat menurun. Salah satu upaya adalah dengan memisahkan
perawatan pasien imunitas rendah dengan pasien lainnya, petugas dan pengunjung hal ini
dikarenakan tubuh pasien tidak mampu mengeluarkan respon pertahanan terhadap
pathogen.

B. Pengertian
Immunocompromised (imunitas lemah) adalah kondisi abnormal dimana
kemampuan seseorang untuk melawan infeksi menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh
proses penyakit, obat-obatan tertentu atau kondisi yang ada sejak lahir.
BAB II
RUANG LINGKUP

Yang dimaksud dengan pasien Immunocompromised antara lain:


1. Imunitas lemah karena proses penyakitnya, misalnya: HIV/AIDS, Kanker terutama
kanker darah, penyakit kelainan darah, penyakit auto Imun (SLE)
2. Obat-obatan tertentu: obat sitostatika, mengkonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka
waktu yang lama.
BAB III
TATA LAKSANA

A. RS JABAL RAHMAH MEDIKA menetapkan kebijakan :


1. KETENTUAN UMUM
a. pasien imunocompromised adalah kondisi abnormal dimana kemampuan
seseorang untuk melawan infeksi menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh proses
penyakit, obat-obatan tertentu, atau kondisi yang ada sejak lahir.
b. Penempatan dengan pasien dengan Imunocompromised adalah memberikan
tempat tersendiri kepada pasien yang mengalami imunitas rendah sehingga
mereka terlindung dari penyakit infeksi yang lain.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. RS JABAL RAHMAH MEDIKA tidak memberikan pelayanan terhadap pasien
dengan imunocompromised.
b. Apabila pasien datang dengan suspek imunocompromised maka akan kita rujuk ke
Rumah Sakit yg telah di tunjuk oleh Dinas Kesehatan yaitu RSUD HANAFIE
BUNGO
c. Dalam proses rujukan pasien di tempakan dalam ruang isolasi sementara yang
berada di IGD.
3. PENDIDIKAN
Edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga minimal terkait:
a. Kondisi pasien dan resiko terkena infeksi sekunder
b. Pembatasan pengunjung selama pasien dirawat
c. Kebersihan tangan
d. Etika batuk
e. Pembuangan limbah.
B. Penanganan pasien dengan Immunosupressed
1. Pasien yang terdiagnosa rentan infeksi atau bila pasien diduga rentan terinfeksi segera
ditempatkan dikamar terpisah dengan pasien yang lain. Penentuan penempatan ini
ditentukan oleh dokter yang menerima ada di IGD.
2. Petugas IGD memberitahukan pada perawat unit yang dituju agar meyiapkan ruangan
yang untuk pasien.
3. Pasien yang menggunakan obat-obatan Immunosupressan ditempatkan di kamar
terpisah agar tidak terkontaminasi penyakit dari luar.
4. Pasien dengan immunosupressed ditempatkan dikamar tersendiri untuk menghindari
tertular dengan penyakit dari luar, apabila ruangan tersendiri penuh dapat dilakukan
dengan sistem kohorting yaitu menempatkan pasien pada kamar/ruangan yang sama
memiliki kasus immunocomprommised yang sama tanpa adanya infeksi sekunder yang
memungkinkan tertularnya pasien lain.

C. Pencegahan Terjadinya Infeksi


Untuk pencegahan infeksi diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan
program diantaranya:
1. Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan
dan penggunaan alat pelindung diri, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan
desinfektan.
a. Cuci Tangan
Transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalkan dengan menjaga hygiene
dari tangan, sehingga dalam merawat pasien isolasi sangat perlu diperhatikan
kebersihan tangan untuk mencegah penyebaran infeksi. cucilah tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien.
b. Alat Pelindung Diri
Dalam melakukan perawatan pada pasien isolasi, alat pelindung diri harus
dipergunakan dengan benar untuk mencegah kontaminasi dan menurunkan angka
kejadian infeksi, yang meliputi penggunaan masker, topi, sarung tangan, gaun
pelindung, apron, pelindung kaki dan penutup kepala.
2. Mengontrol risiko penularan dari lingkungan
Pengendalian lingkungan rumah sakit merupakan salah satu aspek dalam upaya
pencegahan pengendalian infeksi. beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
dengan melakukan pembersihan lingkungan, desinfeksi permukaan lingkungan yang
terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh pasien serta mempertahankan ventilasi
udara yang baik.
3. Menjaga kondisi pasien dengan pemberian nutrisi yang adekuat sesuai diit yang
dijalani.
4. Mengelola bahan infeksius sesuai dengan prosedur
5. Pengawasan infeksi, pastikan linen infeksius telah dikelola dengan benar.
6. Pengunjung dan petugas yang sedang mengalami infeksi saluran pernafasan tidak
kontak dengan pasien.
7. Staf medis secara berkala akan diberikan pelatihan penanganan dan penempatan
pasien imunocompromissed
8. Edukasi yang bisa diberikan kepada pasien dan pengunjung terkait PPI adalah:
a. Terkait penyakit pasien dan resiko rentan tertular penyakit infeksi
b. Batasi pengunjung dan kontak dengan dunia luar, pengunjung dan keluarga yang
sedang sakit dilarang mengunjungi pasien
c. Penerapan kebersihan tangan
d. Pemakaian APD
e. Pembuangan limbah
f. Hygiene Respiratori (etika Batuk).
BAB IV
DOKUMENTASI

a. SPO alur penempatan pasien dengan immunocompromissed atau suspect

Anda mungkin juga menyukai