NPM.0906594620
UNIVERSITAS INDONESIA
2010
Desain discharge planning berbasis komputerisasi sebagai upaya meningkatkan
Abstrak
Tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat merupakan salah satu faktor
yang harus dicermati oleh tenaga kesehatan, termasuk profesi perawat. Perawat dituntut
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi
kemanusiaan dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu dan kiat serta
kewenangan yang dimiliki.
Alternatif strategi dalam mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah melakukan proses manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan
merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional.
Pelayanan keperawatan secara profesional tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari
semua pihak. Kemauan dan kemampuan serta pengelolaan manajemen dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan tercapainya peningkatan pelayanan keperawatan yang profesional.
Discharge planning merupakan salah satu komponen dalam aplikasi manajemen keperawatan
untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan yang profesional.
perencanaan pulang atau discharge planning merupakan bagian penting dari program
keperawatan yang dimulai sejak pasien masuk rumah sakit. Disharge planning disebut juga
sebagai perawatan berkelanjutan, yang artinya perawatan yang selalu dibutuhkan pasien
dimanapun pasien berada. Metode ini berfokus pada pasien yang terdiri atas mekanisme
pelayanan keperawatan yang membimbing dan mengarahkan pasien sepanjang waktu, serta
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim kesehatan,
keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien. (Carpenito, 2005)
pelaksanaan discharge planning, sebagian besar belum dilaksanakan oleh perawat dirumah
sakit. Kendatipun dilakukan, belum dilaksanakan sesuai dengan standar dan prosedure
pelaksanaan. Kurangnya pemahaman tentang prosedure pelaksanaan discharge planning, dan
tingginya beban kerja yang diakibatkan oleh pelaksanaan discharge planning menyebabkan
perawat cenderung tidak melakukan disharge planning kepada pasien.
Hasil penelitian di rumah sakit Acute Care Hospitals di Israel, 659 keluarga (77%) menilai
pelaksanaan discharge planning sangat adekwat. Pasien dan keluarga merasa diperhatikan
walaupun sudah tidak dirawat dirumah sakit. Keterlibatan anggota keluarga dalam proses
perawatan pasien dirumah sangat membantu proses pemulihan pasien. Informasi yang
diterima terkait perawatan pasien secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran pasien dan
keluarga dalam perawatan pasien dirumah (Soskolne, V. 2010)
Sistem informasi manajemen keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan
menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu
sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada
sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,
terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Perawat harus memberikan sentuhan yang tinggi terhadap dunia teknologi. Teknologi,
komputer dan sistem informasi dapat memberikan pengetahuan dan kenyamanan dalam
melakukan tindakan keperawatan khususnya tindakan discharge planning. sistem ini dapat
mempermudah mengontrol pasien yang telah pulang dan pasien dapat mengakses informasi
terkait dengan perawatan dirumah dengan mudah melalui komputerisasi yang memiliki
jaringan online.
Kemudahan sistem ini bukan hanya untuk perawat, tetapi juga bagi pasien dan keluarga.
Pasien dan keluarga akan lebih mudah melakukan perawatan mandiri dirumah. Tanpa harus
takut kehilangan waktu untuk antri dipoli rawat jalan atau kehilangan lembaran-lembaran
format discharge planning. pasien dan keluarga diberikan Compact Disk Room (CDR) yang
berisi tentang identitas diri, riwayat penyakit, perawatan mandiri dirumah, diet, obat-obatan,
aktivitas dan istirahat serta hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, ECG, Rontgen, dan
lain-lain).
Compact Disk Room (CDR) media discharge planning merupakan alat bantu yang baik dalam
perencanaan pulang. CD media pembelajaran memudahkan pasien dan juga menudahkan
perawat dalam melaksanakan perencanaan pulang. Discharge planning dilaksanakan dengan
mekanisme untuk memberikan perawatan berkelanjutan, informasi tentang kebutuhan
kesehatan setelah pulang, perjanjian evaluasi, dan instruksi perawatan diri.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryati, dkk (2008) menyimpulkan bahwa discharge
planning menggunakan CDR sangat membantu perawat, pasien dan keluarga dalam
mempersiapkan pulang. Pasien dan keluarga terbantu dengan adanya media pembelajaran
Discharge Planning. demikian juga halnya bagi perawat, perawat lebih mudah dalam
memberikan edukasi kepada pasien.
Discharge planing (Perencanaan Pulang) merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan
proses keperawatan dari komponen sistem perawatan berkelanjutan. Pelayanan keperawatan
yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat
dengan harga yang terjangkau (Spring, 2010)
Sistem Informasi Keperawatan yang di design dalam sistem ini adalah seluruh dokumentasi
yang diperlukan dalam aktifitas Discharge planing (Perencanaan Pulang). Meliputi:
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika
melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan.
Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah
sakit ke rumah dapat efektif.
Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah:
a. Data Kesehatan
b. Data Pribadi
c. Pemberi Perawatan
d. Lingkungan
e. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan
untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan
memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Penentuan
masalah keperawatan sangat diperlukan (aktual, resiko, resiko, kesejahteraan)
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran
yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang
(Discharge summary). Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi
perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan
digunakan di rumah.
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan
perawatannya dientry kedalam CD tersebut. Seperti informasi tentang jenis pembedahan,
pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien
dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien
berada di rumah. Hal ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan
rumah (home visit)
Kendala SIM yang lain adalah kekhawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk, pasien dan
keluarga yang tidak memiliki komputer dirumah dan pemadaman aliran listrik sementara
oleh pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dapat mengganggu proses pelaksanaan,
mengingat masih banyak warga masyarakat yang mengeluh karena proses pemadaman secara
berkala dibeberapa daerah. Kendala-kendala ini dapat menjadi pemicu untuk tidak
tercapainya proses pelaksanaan discharge planning, sehingganya perlu adanya optimalisasi
dalam mengatasi kendala-kendala tersebut.
Kepustakaan
Spring (2010) Discharge planning Anonymous Nursing Standard; ProQuest Health and
Medical Complete proquest jurnal. http://proquest.umi.com/pqdweb?
index=8&did=2015624101&SrchMode=1&sid=2&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&
RQT=309&VName=PQD&TS=1288818613&clientId=45625
Karen S. M & Melisa Herbert (2010) Medication discharge planning prior to hospital
discharge. The Quality Management Journal. ABI/INFORM Global. Diunduh
pada tanggal 3 November 2010.
http://proquest.umi.com/pqdweb?
sid=2&RQT=511&TS=1288818987&clientId=45625&firstIndex=10
Amy E Boutwell, Jesse Raiten. (2010) Discharge Planning and Rates of Readmissions.
Diunduh pada tanggal 3 November 2010.
http://proquest.umi.com/pqdweb?
did=2000244891&sid=1&Fmt=2&clientId=45625&RQT=309&VName=PQD
Patricia Hinton W. (2010) Information Systems & Technology The tiger Initiative: A Call to
Accept and Pass the Baton for Nursing Policy and Professor of Nursing,
Uniformed Services University of the Health Sciences in Bethesda,
Hariyati, R. Afifah, E. Handiyani H. (2008) Evaluasi model perencanaan pulang yang berbasis
teknologi informasi. Diunduh pada tanggal 4 November 2010.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/bb016bc55f0867072bd098935def85
d01320324d.pdf
Swansburg, R C. (2000) Introduction management & leadership for nurse manager. Boston:
James & Bartleett Publisher.
Soskolne, V. (2010) Social Work Discharge Planning in Acute Care Hospitals in Israel:
Clients' Evaluation of the Discharge Planning Process and Adequacy.
Diunduh pada tanggal 3 November 2010.
http://proquest.umi.com/pqdweb?
index=11&did=2074268601&SrchMode=1&sid=1&Fmt=2&VInst=PR
OD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1288818066&client
Id=45625