Anda di halaman 1dari 21

Tita Sulastri

Profesi Ners

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID KMB SESI 2

______________________________________________________________________________

KASUS

Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang untuk memeriksakan dirinya ke IGD RSUP


Sanglah dengan keluhan lemas yang dirasakan pada keempat ekstremitas. Lemas tersebut
sudah dirasakan sejak dua minggu yang lalu dan terjadi secara terus menerus  sepanjang hari
dan semakin lama semakin memberat, hingga mengganggu aktivitasnya  sehari-hari. Lemas
dirasakan lebih berat pada tungkai bawahnya, sehingga pasien tidak dapat berjalan. Keluhan
lemasnya tersebut tidak membaik setelah pasien beristirahat. 

Pasien mengeluh sulit tidur yang dialami pasien sejak dua bulan yang lalu.  Pasien memiliki
riwayat adanya benjolan di lehernya, benjolan tersebut sudah muncul sejak sepuluh tahun
yang lalu  dan sejak duabulan yang lalu benjolan tersebut mengecil. Pasien mengatakan nafsu
makan dan minum juga menurun yang dirasakan sejak dua bulan yang lalu.. Buang air  besar
dikatakan meningkat, namun buang air kecil masih normal. 

Pasien mengatakan adanya penurunan berat badan yang cukup drastis dalam dua bulan
terakhir yaitu dari 58 kg menjadi 34 kg. Pasien memiliki riwayat hipertiroid sejak sepuluh
tahun yang lalu dan telah diberikan PTU dan propanolol. Namun sejak dua bulan terakhir
pasien tidak meminum obatnya dan beralih ke pengobatan herbal.  Pasien tidak merokok
maupun minum minuman beralkohol. Dari pemeriksaan fisik pasien didapatkan kompos
mentis, dengan tekanan darah 120/75 mmHg, Nadi 10 x/menit,  Respirasi 22x/menit, Suhu
Axila 36,80C, dan VAS 0. BMI pasien didapatkan 13,28 kg/m2 . 

Pada pemeriksaan status general pasien didapatkan data : Konjungtiva tidak tampak anemis,  
Ikterus juga tidak ditemukan.  Ditemukan eksopthalmus pada kedua mata.  Pada pemeriksaan
THT tidak ditemukan adanya kelainan. 
Pada pemeriksaan Leher didapatkan adanya benjolan pada leher kanan dan kiri,  dengan
ukuran 10 x 6 cm, konsistensi kenyal, terfiksir, tidak terdapat nyerti tekan.  Pada auskultasi
leher didapatkan bruit (+).  Pada pemeriksaan thorax dan abdomen tidak ditemukan adanya
kelainan.  Sementara itu pada pemeriksaan ekstremitas teraba hangat.  Pada pemeriksaan
motorik ekstremitas atas dan bawah didapatkan tenaga 3/2, tonus flaksid/flaksid,  
trofik normal, dan reflek fisiologis +/+,  pemeriksaan sensoris didapatkan perasa raba, tekan,
suhu serta proprioseptik masih dalam batas normal.  Tidak ditemukan adanya reflek patologis.

Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap ditemukan WBC 5,35x10 3 /μ, RBC sedikit
menurun sebesar 4,36.x10 6 /μL,   HGB 12,30 g/dL, HCT 40,4 %, platelet 179 103 /Μl
Sementara itu pada pemeriksaan kimia darah tidak ditemukan adanya kelainan.  Nilai SGOT
yaitu 27,00 U/L, SGPT 34.00 u/L, BUN 18.40 mg/dL, Kreatinin 1.05 mg/dL.  Pada
pemeriksaan Fungsi tiroid didapatkan FT4 >7,77 ng/dL dan TSH senilai < 0,05 µIU/ml.  Pada
pemeriksaan USG Tiroid, ditemukan adanya pembesaran diffus dari kelenjar tiroid sesuai
dengan gambaran penyakit Grave’s. Pasien kemudian didiagnosis dengan hipertiroid e.c.
Grave’s disease dan diterapi dengan , PTU 3x 200 mg dan Propanolol 2x 20 mg   pasien juga
disarankan untuk menjalani operasi tiroidektomi, namun pasien menolak.  Setelah
perawatan kondisi pasien membaik dan kelemahan pada kedua tungkai bawah juga membaik.

1. Apa yang terjadi pada pasien? Jelaskan penyebab dan manifestasi klinik yang
mendukung
Jawaban :
Pasien mengalami hipertiroid, yaitu Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu
keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan
suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan. adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.

Penyebab :
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.

Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH


yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

1. Penyebab Utama

a. Penyakit Grave

b. Toxic multinodular goitre

c. ’’Solitary toxic adenoma’’

2. Penyebab Lain

a. Tiroiditis

b. Penyakit troboblastis

c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

d. Pemakaian yodium yang berlebihan

e. Kanker pituitari

f. Obat-obatan seperti Amiodarone

Manifestasi Klinik :
- Penurunan berat badan
- Peningkatan frekuensi buang air besar
- Cepat lelah
- Pembesaran kelenjar tiroid
2. Apa masalah keperawatan utama pada pasien? Jelaskan data mayor dan data
minor yang mendukung masalah tersebut berdasarkan kasus diatas!, Buat
berdasarkan SDKI!
Jawaban :

No Data Fokus Etiologi Problem


1 DS : Penyakit graves (antibody Nyeri Akut b.d
- Pasien memiliki riwayat hipertiroid reseptor TSH, merangsang agen pncedera
sejak sepuluh tahun yang lalu dan aktivitas tiroid) fisiologis
telah diberikan PTU dan propanolol (hipertiroid)
- Pasien mengeluh sulit tidur Sekresi hormone tiroid yang (D.0077)
yang dialami pasien sejak dua bulan berlebihan
yang lalu
- Pasien memiliki riwayat Hipertiroidisme
adanya benjolan di lehernya,
- benjolan tersebut sudah muncul Keluhan tidak nyaman pada
sejak sepuluh tahun yang lalu  dan leher
sejak dua bulan yang lalu benjolan
tersebut mengecil. Nyeri pada leher

DO : Nyeri akut
- pasien tampak meringis
- tampak gelisah
- kesadaran kompos mentis,
- tekanan darah 120/75 mmHg,
- Nadi 10 x/menit, 
- Respirasi 22x/menit,
- Suhu Axila 36,80C, dan
- VAS 0.
- Pada pemeriksaan Leher didapatkan
adanya benjolan pada leher  kanan
dan kiri,  dengan ukuran 10 x 6 cm,
konsistensi kenyal, terfiksir,
- tidak terdapat nyerti tekan. 
- Pada auskultasi leher didapatkan
bruit (+). 
- pemeriksaan laboratorium darah
lengkap ditemukan WBC 5,35x10 3
/μ,
- RBC sedikit menurun sebesar
4,36.x10 6 /μL,  
- HGB 12,30 g/dL, 
- HCT 40,4 %,
- platelet 179 103 /Μl
- pada pemeriksaan kimia darah tidak
ditemukan adanya kelainan. 
- Nilai SGOT yaitu 27,00 U/L,
- SGPT 34.00 u/L, 
- BUN 18.40 mg/dL,
- Kreatinin 1.05 mg/dL. 
- Pada pemeriksaan Fungsi
tiroid didapatkan FT4 >7,77 ng/dL
dan
- TSH senilai < 0,05 µIU/ml. 
- Pada pemeriksaan USG Tiroid,
ditemukan adanya pembesaran
diffus dari kelenjar tiroid sesuai
dengan gambaran penyakit
Grave’s..
2 DS : Penyakit graves (antibody Gangguan rasa
- Mengeluh tidak nyaman reseptor TSH, merangsang nyaman b.d
- Mengeluh sulit tidur aktivitas tiroid) gejala penyakit
- keluhan lemas yang dirasakan pada (D.0074)
keempat ekstremitas.  Sekresi hormone tiroid yang
- Pasien memiliki riwayat berlebihan
adanya benjolan di lehernya,
- benjolan tersebut sudah muncul Hipertiroidisme
sejak sepuluh tahun yang lalu  dan
sejak dua bulan yang lalu benjolan Keluhan tidak nyaman pada
tersebut mengecil. leher
- Pasien mengatakan nafsu
makan dan minum juga menurun Gangguan rasa nyaman
yang dirasakan sejak dua bulan
yang lalu.. Buang air besar
dikatakan meningkat, namun buang
air kecil masih normal. 

DO :
- Gelisah
- Kesadaran kompos mentis,
- tekanan darah 120/75 mmHg,
- Nadi 10 x/menit, 
- Respirasi 22x/menit,
- Suhu Axila 36,80C, dan
- VAS 0.
- Pada pemeriksaan Leher didapatkan
adanya benjolan pada leher  kanan
dan kiri,  dengan ukuran 10 x 6 cm,
konsistensi kenyal, terfiksir,
- tidak terdapat nyerti tekan. 
- Pada auskultasi leher didapatkan
bruit (+). 
- pemeriksaan laboratorium darah
lengkap ditemukan WBC 5,35x10 3
/μ,
- RBC sedikit menurun sebesar
4,36.x10 6 /μL,  
- HGB 12,30 g/dL, 
- HCT 40,4 %,
- platelet 179 103 /Μl
- pada pemeriksaan kimia darah tidak
ditemukan adanya kelainan. 
- Nilai SGOT yaitu 27,00 U/L,
- SGPT 34.00 u/L, 
- BUN 18.40 mg/dL,
- Kreatinin 1.05 mg/dL. 
- Pada pemeriksaan Fungsi
tiroid didapatkan FT4 >7,77 ng/dL
dan
- TSH senilai < 0,05 µIU/ml. 
- Pada pemeriksaan USG Tiroid,
ditemukan adanya pembesaran
diffus dari kelenjar tiroid sesuai
dengan gambaran penyakit
Grave’s..
3 DS : Penyakit graves (antibody Intoleransi
- Merasa lemah reseptor TSH, merangsang aktivitas b.d
- keluhan lemas yang dirasakan pada aktivitas tiroid) kelemahan
keempat ekstremitas.  (D.0056)
- Lemas tersebut sudah dirasakan Sekresi hormone tiroid yang
sejak dua minggu yang lalu dan berlebihan
terjadi secara terus
menerus sepanjang hari dan Hipertiroidisme
semakin lama semakin memberat,
hingga mengganggu aktivitas Hipermetabilosme meningkat
nya sehari -hari. 
- Lemas dirasakan lebih berat pada ketidakseimbangan energy
tungkai bawahnya, sehingga dengan kebutuhan tubuh
pasien tidak dapat berjalan. 
- Keluhan lemasnya tersebut tidak kelelahan / kelemahan
membaik setelah
pasien beristirahat.  Intoleransi aktivitas
DO :
- pemeriksaan fisik pasien
didapatkan kompos mentis,
- tekanan darah 120/75 mmHg,
- Nadi 10 x/menit, 
- Respirasi 22x/menit,
- Suhu Axila 36,80C, dan
- VAS 0.
- pemeriksaan ekstremitas teraba
hangat. 
- Pada pemeriksaan
motorik ekstremitas atas dan bawah
didapatkan tenaga 3/2,
- tonus flaksid/flaksid, 
- trofik normal,
- reflek fisiologis +/+, 
- pemeriksaan sensoris didapatkan
perasa raba, tekan, suhu serta
proprioseptik masih dalam batas
normal.  Tidak ditemukan adanya
reflek patologis.
- Pada pemeriksaan Leher didapatkan
adanya benjolan pada leher  kanan
dan kiri,  dengan ukuran 10 x 6 cm,
konsistensi kenyal, terfiksir,
- tidak terdapat nyerti tekan. 
- Pada auskultasi leher didapatkan
bruit (+). 
- pemeriksaan laboratorium darah
lengkap ditemukan WBC 5,35x10 3
/μ,
- RBC sedikit menurun sebesar
4,36.x10 6 /μL,  
- HGB 12,30 g/dL, 
- HCT 40,4 %,
- platelet 179 103 /Μl
- pada pemeriksaan kimia darah tidak
ditemukan adanya kelainan. 
- Nilai SGOT yaitu 27,00 U/L,
- SGPT 34.00 u/L, 
- BUN 18.40 mg/dL,
- Kreatinin 1.05 mg/dL. 
- Pada pemeriksaan Fungsi
tiroid didapatkan FT4 >7,77 ng/dL
dan
- TSH senilai < 0,05 µIU/ml. 
- Pada pemeriksaan USG Tiroid,
ditemukan adanya pembesaran
diffus dari kelenjar tiroid sesuai
dengan gambaran penyakit
Grave’s..
4 DS : Penyakit graves (antibody Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan nafsu reseptor TSH, merangsang b.d (D.0019)
makan dan minum juga menurun aktivitas tiroid)
yang dirasakan sejak dua bulan
yang lalu.. Sekresi hormone tiroid yang
- Buang air besar dikatakan berlebihan
meningkat, namun buang air kecil
masih normal.  Hipertiroidisme
- Pasien mengatakan adanya
penurunan berat badan yang cukup Hipermetabilosme meningkat
drastis dalam dua bulan terakhir
yaitu dari 58 kg menjadi 34 kg. Penuruna BB
- Pasien memiliki riwayat hipertiroid
sejak sepuluh tahun yang lalu dan Deficit nutrisi
telah diberikan PTU
dan propranolol (obat yang bekerja
dengan emnghambat reseptor beta
di jantung dan pembuluh darah,
pembluh darah yg sbeelumnya
menyempit jadi melebar, alian
darah dapat lebih lancar.
DO :
- pemeriksaan fisik pasien
didapatkan kompos mentis,
- tekanan darah 120/75 mmHg,
- Nadi 10 x/menit, 
- Respirasi 22x/menit,
- Suhu Axila 36,80C
- VAS 0.
- BMI pasien didapat kan 13,28
kg/m2 .
- Pada pemeriksaan Leher didapatkan
adanya benjolan pada leher  kanan
dan kiri,  dengan ukuran 10 x 6 cm,
konsistensi kenyal, terfiksir,
- tidak terdapat nyerti tekan. 
- Pada auskultasi leher didapatkan
bruit (+). 
- pemeriksaan laboratorium darah
lengkap ditemukan WBC 5,35x10 3
/μ,
- RBC sedikit menurun sebesar
4,36.x10 6 /μL,  
- HGB 12,30 g/dL, 
- HCT 40,4 %,
- platelet 179 103 /Μl
- pada pemeriksaan kimia darah tidak
ditemukan adanya kelainan. 
- Nilai SGOT yaitu 27,00 U/L,
- SGPT 34.00 u/L, 
- BUN 18.40 mg/dL,
- Kreatinin 1.05 mg/dL. 
- Pada pemeriksaan Fungsi
tiroid didapatkan FT4 >7,77 ng/dL
dan
- TSH senilai < 0,05 µIU/ml. 
- Pada pemeriksaan USG Tiroid,
ditemukan adanya pembesaran
diffus dari kelenjar tiroid sesuai
dengan gambaran penyakit
Grave’s.. 
3. Apa kriteria hasil yang ingin dicapat dari kasus tersebut? Buat berdasarkan
SLKI!
Jawaban :
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri akut
2. Gangguan rasa nyaman
3. Intolernasi aktivitas
4. Deficit nutrisi

No DX. Kriteria Hasil


1 Tingkat nyeri (L.08066)
- Keluhan nyeri menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Meringis menurun (5)
- Nafsu makan membaik (5)
- Fungsi berkemih membaik (5)
2 Status kenyamanan (L.08064)
- Perawatan sesuai kebutuhan meningkat (5)
- Keluhan tidak nyaman menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Keluhan sulit tidur menurun (5)
- Pola eliminasi membaik (5)
- Pola tidur membaik (5)
Pola tidur (L.05045)
- Keluhan sulit tidur menurun (5)
- Kemampuan beraktivitas meningkat (5)
Tingkat ansietas (L.09093)
- Pola tidur membaik (5)
- Pola berkemih membaik (5)
- Perilaku gelisah menurun (5)
3 Toleransi aktivitas (L.05047)
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat (5)
- Kekuatan ekremitas atas dan bawah meningkat (5)
- Perasaan lemah menurun (5)
4 Status nutrisi (L.03030)
- Berat badan membaik (5)
- IMT membaik (5)
- Frekuensi makan membaik (5)
- Nafsu makan membaik (5)
Berat badan (L.03018)
- Berat badan membaik (5)
- IMT membaik (5)

4. Sebutkan 2 intervensi utama dan 5 intervensi pendukung untuk mengatasi


masalah keperawatan tersebut ?
Jawaban :

No Intervensi
1 Intervensi Utama
1. Manajemen Nyeri
2. Pemberian analgesic

Intervensi Pendukung
1. Edukasi proses penyakit
2. Terapi relaksasi Edukasi teknik napas
3. Pemantauan nyeri
4. Terapi relaksasi
5. Pemberian Obat
2 Intervensi utama
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
Intervensi pendukung :
1. Edukasi aktivitas / istirahat
2. Edukasi dukungan : manajemen nyeri
3. Edukasi manajemen nyeri
4. Edukasi proses penyakit
5. Edukasi latihan fisik
3 Intervensi Utama

1. Manajemen energi
2. Terapi aktivitas

Intervensi Pendukung

1. Edukasi latihan fisik


2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Promosi berat badan
4. Manajemen nyeri
5. Manajemen nutrisi
4 Intervensi Utama

1. Manajemen nutrisi
2. Promosi berat badan

Intervensi Pendukung

1. Konseling nutrisi
2. Edukasi diet
3. Pemantauan nutrisi
4. Pemberian makanan
5. Pemberian obat intravena

5. Uraikan 1 intervensi utama dan 1 intervensi pendukung yang bersifat edukasi!


Jawaban :

No Intervensi utama dan pendukung


1 Intervensi Utama
Manajemen Nyeri
Tindakan
Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,


- Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping pengguanaan analgetik
Terapeutik

- berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, blofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

Intervensi Pendukung
Terapi Relaksasi (I.09326)

Observasi

- Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidak mampuan berkonsentrasi, atau


gejala lain yang menganggu kemapuan kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemapuan, dan pengguanaan teknik sebelumnya
- Periksa keteganagan otot, frekuensi nadi, TD, dan suhu sebelum dan sesudah
latihan.
- Monitor respon terhadap terapi relaksasi

Terapeutik

- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan


suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagia strategi penunjang penungjang dengan analgetik,
atau tindakan medis yang lain, jika sesuai

Edukasi

- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis.
Music, medikasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinciintervensi relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan rasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
- Demontrasikan dan laih teknik relaksasi (mis. Napas dalam, peregangan,
imajinasi terbimbing.
2 Intervensi Utama
Manajemen Nyeri
Tindakan
Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,


- Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping pengguanaan analgetik
Terapeutik

- berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, blofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyari (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

Intervensi Pendukung
Edukasi proses penyakit (I.12444)

Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan ( Glaukoma)
- Jadwalakna pendidikan kesehtanan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

- Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit


- Jelaskan patofifiologi munculnya penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
- Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
- Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
- Ajarkan cara meminimalkan efek samping dari intervensi atau pengobatan
- Informasikan kondisi pasien saat ini
- Anjurkan melapor jika merasa tanda dan gejala meberat atau tidak biasa.
3 Intervensi utama
Manajemen energy (I.05178)
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelehan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamana selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan rentang gerak pasif dan ataua aktif
- Berikan aktivtas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjrukan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawta jika tandan dan gejala kelekahan tidak
berkurnag
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.

Intervensi Pendukung
Edukasi latihan fisik (I.12389)
Observasi
- Identifkasi kesiapan dan kempuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media penkes
- Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga
- Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi keshetana
- Jelaskan frekuens, durasi, dan intensitas program latihan yang di inginkan
- Ajarkan latihan pemanasan dan pendignina yang tepat
- Ajrakan teknik menghindari cedera saat berolahraga
- Ajarkna teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan
oksigen selam latihan fisik
4 Intervensi Utama
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi
- Identifikasi statsu nutrsi
- Identifikasi alergi dan intolernasi makanan
- Identifikasi makana yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Monitor asupan makanan
- Monitor BB
- Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi mementukan pedoman diet (mis, pramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah kosntipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makan, jika pelru
Edukasi
- Anjurkan possisi duduk,jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik)
- Kolaorasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nitrien yang
dibutuhkan, jika perlu

Intervensi pendukung :
Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Observasi
- Identifkasi faktor yangmempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan.
Ketersediaan makanan. Agama / kepercayaan)
- Identifkasi perubahan BB
- Identifikasi kelainan pada kulit (mis, memar yangberlebihan, luka yang sulit
sembuh, dan perdarahan)
- Identifkasi kelainan pada rambut (mis. Kering, tipis, kasar, dan mudah patah)
- Identifikasi pola makan (mis. Kesukaan atau ketidaksukaan makanan, konsumsi
makann cepat saji, makan terburu-buru)
- Identiifikasi kelainan pada kuku
- Indetifikasi kelainan rongga mulut
- Identifikasi kelainan eliminasi
- Monitor mual muntah
- Monitor asupan oral
- Monitor warna konjungtiva
- Monitor hasil lab
Terapeutik
- Timbang BB
- Ukur antropometrik komposisi tubuh
- Hitung perubahan BB
- Atur interval waktu pemantaun sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumntasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jekaskan tujuan dan prosedur pemantauan

- Informasikan hasil pemantauan

Anda mungkin juga menyukai