SKRIPSI
SILFANI A MAHADALI
201801039
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
SILFANI A MAHADALI
201801039
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian Pelatihan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan
Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Didesa Pajeko Kabupaten Buol
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berhasil atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya Nusantara
palu.
Materai 10.000
SILFANI
NIM 201801039
``
iv
ABSTRAK
Tersedak seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari terutama pada balita. Pada saat
balita melakukan aktivitas seperti makan atau minum secara mandiri, perlu adanya perhatian
khusus dari orang tua karena pada usia tersebut kemandirian baru terbentuk. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi tersedak ada 3 teknik yaitu penekanan dada (chest trust)
hentakan perut (heimilich maneuver) dan tepukan punggung (back blow). Utuk mengetahui
tingkat pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan tersedak pada orang tua. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian pelatihan untuk peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak di desa Pajeko Kabupaten Buol. Metode penelitian ini kuantitatif yang
menggunakan quasi experiment dengan metode time series desain melalui pendekatan pre dan
pos. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 ibu dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian diperoleh nilai p value .000
<0.05. Simpulannya adalah terdapat pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol. Saran diharapkan kepada petugas
kesehatan agar menggunakan metode ceramah terlebih dahulu agar masyarakat mampu
memahami tentang pendidikan kesehatan seperti tersedak sehingga terbukti dapat
meningkatkan pengetahuan pada masyarakat.
ABSTRAC
Choking often happens in daily life, especially in toddlers age. When they do some activities
such as eating or drinking by their own, actually need special attention from parents because at
that age independence is just established. One of the efforts that could be done to manage the
choking has 3 techniques such as chest pressure (chest trust), abdominal trust (Heimlich
maneuver), and back blow (back blow). Obtaining the parent’s level of skills and knowledge
about choking management. The purpose of the research is to analyze the effect of training to
increase the community’s knowledge and skills as well as the first aid management for choking
cases toward children in Pajeko Village, Buol Regency. This is quantitative research that uses a
quasi-experimental method with a time series design by pre and post-approaches. Total of the
sample of the research was about 36 women which were taken by simple random sampling
technique. The result obtained p-value = 0,000 <0.05. The conclusion mentioned that have an
effect of training to increase the community’s knowledge and skills as well as the first aid
management for choking cases toward children in Pajeko Village, Buol Regency. Suggestions
are expected for health workers to perform presentations to improve the knowledge about
health education such as choking toward the community.
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
SILFANI A MAHADALI
201801039
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
NIK. 20110901019
vii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
SILFANI A MAHADALI
201801039
Mengetahui
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia Nya sehingga
skripsi ini berhasil diselesaikan dan izinkanlah penulis menghaturkan sembah sujud sedalam-
dalamnya serta terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang tua tercinta
yaitu Bapak saya Agus Mahadali dan Ibu saya Sumanti Madanun, Yudistira Faturrahman dan
adik saya Moh Farlan Mahadali. Serta pihak-pihak yang sangat membantu, atas semua doa,
dorongan semangat, inspirasi, serta segala bantuan baik moril maupun materialnya selama
studi yang senantiasa ikut menemani setiap kuliah yang penulis jalani.
Tema yang dipilih dalam penelitiannyang dilaksanakan sejak bulannjuly 2022 dengan
judul Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan
Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak
Didesa Pajeko Kabupaten Buol.
Dalam menyelesaikan penulisannskripsi ini, penulis telah banyak menrima bimbingan,
bantuan, dorongan, arahan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Widyawaty Situmorang, B.Sc, selaku Ketua Yayasan STIKes Widya Nusantara Palu.
2. Bapak Dr. Tigor H Situmorang, M.H.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya Nusantara
Palu selaku penguji.
3. Bapak Sintong H. Hutabarat ST, M.Sc., selaku Wakil Ketua 1 bidang akademik STIKes
Widya Nusantara Palu.
4. Ns. Yuhana Damantalm, S,Kep.,M.Erg., selaku Ketua Prodi STIKes Widya Nusantara
Palu.
5. Bapak Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak James Walean, SST.,M.Kes, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan kritik
dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Harsono, selaku kepala Desa Pajeko dan seluruh Staf Desa Pajeko atas bantuan
dan kerjasamanya sehinggaapenelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang
ditetapkan.
8. Pihak puskesmas, kepada bapak Ns. Kasim Madanun S.Kep terima kasih atas
bantuannya untuk membawakan pelatihan kegawat daruratan penanganan tersedak
sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.
ix
9. Dosen Pengajar dan Staf akademik pada Program Studi Ners STIKes Widya Nusantara
Palu yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti
perkuliahan.
10. Responden yang telah meluangkan waktunya kepada peneliti.
11. Sahabat-sahabat saya, An Nisa Pagotja, Novianti, Rajab Dan Adit yang selalu
membantu, memberikan semangat, motivasi serta doa dalam penyusunan skripsi ini.
12. Teman seperjuangan saya, angkatan XI dan kelas IV A keperawatan yang sudah banyak
membantu serta memberikan dukungan.
Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Penulis menyadari bahwaaskripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dankkritik yang bersifat
membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dibidanggilmu keperawatan.
Palu,july 2022
Silfani
Nim 201801039
DAFTAR ISI
x
HALAMAN SAMPUL i
ABSTRAK iv
ABSTRACK v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
A. Kerangka Teori 18
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 18
A. Desain Penelitian 19
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 20
C. Populasi Dan Sampel 20
D. Variabel Penelitian 21
E. Definisi Oprasional 21
F. Instrumen Penelitian 22
xi
A. Hasil 30
B. Pembahasan 42
C. Keterbatasan Penelitian 44
A. KESIMPULAN 45
B. SARAN 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 50
xii
DAFTAR TABEL
2. 3 Kerangka Konsep
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal penelitian
2. Surat permohonan pengambilan data
3. Surat balasan pengambilan data
4. Surat permohonan turun penelitian
5. Permohonan menjadi responden
6. Kuisioner
7. Surat balasan selesai penelitian
8. Dokumentasi penelitian
9. Lembar bimbingan proposal dan skripsi
10. Riwayat hidup
11. Materi penyuluhan
12. Satuan acara penyuluhan
13. Daftar hadir responden
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tindakan yang dapat diambil untuk mencegah penyumbatan saluran udara adalah
dengan melakukan Heimlich maneuver pada anak yang tersedak3. Bantuan hidup korban
yang mengalami keadaan darurat sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan dalam
mendeteksi dan membantu korban. Semakin cepat korban terdeteksi maka semakin cepat
pula pasien dapat tertolong agar terhindar dari kecacatan atau kematian. Jika keadaan
darurat terlambat maka kekurangan oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak
permanen lebih dari 1 menit akan menyebabkan kematian3.
Menurut data Word Health Organization (WHO) di Mulyani dan Fitriani 4. Terdapat
17.537 anak usia 3 tahun kebawa yang mengalami situasi berbahaya akibat tersedak,
sebesar 59,5% kasus tersedak terkait dengan makanan 31,4% adalah karena tersedak
benda asing 9,1% penyebab lain yang tidak diketahui. Prevalensi di Amerika Serikat
ditemukan kasus tersedak pada anak dibawah usia 4 tahun adalah 710, 11,6% kasus yang
terjadi pada usia 2-4 tahun sebesar 29,4% 5.
Di Indonesia terdapat kasus 106 kematian bayi pada tahun 2018 dan tahun 2019
jumlah ini meningkat menjadi 126 salah satu penyebab kematiannya adalah mati lemas.
Berdasarkan data dari Depkes penyebab obstruksi terindikasi benda asing, sereal 105
pasien, 82 pasien tersedak benda asing biji-bijian, sayuran 79 pasien, lainnya tersedak
disebabkan oleh logam, makanan, tulang ikan6.
Dikabupaten buol khususnya desa pajeko berdasarkan wawancara pada ibu-ibu yang
mempunyai anak usia 1-5 tahun terdapat 17 kasus kejadian tersedak pada tahun 2021 dan
pada tahun 2022 terdapat 3 kasus pada bulan februari penyebab tersedak adalah dengan
makanan, mainan, dan kertas sehingga para orang tua lebih waspada lagi untuk menjaga
anaknya.
Pentingnya keterampilan penatalaksanaan tersedak pada anak sangat penting untuk
mencegah terjadinya tersedak, diperlukan informasi dan edukasi untuk penatalaksanaan
tepat waktu agar keluarga tidak hanya sadar, tahu, dan memahami tetapi juga mau dan
mampu membuat rekomendasi yang berkaitan dengan kesehatan terutama tentang
penanganan tersedak pada anak untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga dalam melakukannya7. Tersedak dapat menyebabkan kematian karena keluarga
tidak memiliki pengetahuan untuk menanganinya dengan baik maka resiko kematian akan
dapat dihindari dan tidak akan terjadi cedera setelah penanganan, sebaliknya jika salah
dalam menangani keluarga dapat menyebabkan cedera dan jika tidak segera ditangani
dapat menyebabkan kematian. Tersedak terjadi karena masuknya benda asing berupa
makanan, minuman, atau benda asing pada tenggorokan menyebabkan anak sulit bernafas
xvi
dan terjadi kegagalan nafas menyebabkan anak pinsan bahkan sianosis dan kematian otak
secara perlahan bahkan mengalami mati lemas karena kekurangan oksigen8.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada anak yang tersedak adalah
heimilich maneuver. Namun tidak semua ibu atau orang tua memiliki keterampilan untuk
melakukan pertolongan pertama pada anak yang tersedak. Keterampilan seseorang dalam
ada kaitannya dengan pengetahuan dan pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
umur, motivasi, pengalaman dan keahlian5.
Pengetahuan tentang penanganan darurat anak sangat penting bagi masyarakat yang
berada di Desa Pajeko Kabupaten Buol seperti kasus tersedak diperlukan agar masyarakat
khususnya orang tua memberikan pertolongan pertama sebelum anak mendapatkan
pertolongan medis9.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pelatihan kepada masyarakat tentang
pertolongan pertama pada kasus tersedak, agar dapat meminimalkan angka komplikasi
bahkan meninggal. Pelatihan tersebut diberikan kepada masyarakat khususnya orang tua
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga dapat membantu
korban mengalami tersedak10.
Peneli melakukan survei pendahuluan pada bulan januari 2022 di wilayah Desa
Pajeko Kabupaten Buol dengan jumlah penduduk Desa Pajeko sebanyak 2.397 jiwa, 1.223
laki-laki dan 1.174 perempuan serta 76 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun. Informasi
yang diperoleh melalui wawancara, 70% dari 10 ibu orang tua mengatakan tidak
mengetahui secara spesifik bagaimana cara mengatasi tersedak. 30% sisanya tahu
bagaimana menangani tersedak. Mereka mengatakan cara mengatasi balita tersedak
adalah dengan menepuk punggunya sampai tersedak berhenti. Dapat disimpulkan bahwa
100% orang tua tidak mengetahui cara yang benar tentang menangani bayi tersedak.
Peneliti juga melakukan wawancara tentang pencegahan dan penyebab balita tersedak
dalam satu keluarga yang sama. Informasi yang diperoleh 70% dari 10 telah membantu
orang tua mengetahui cara mencegah saat anaknya tersedak. Mereka mengatakan
penyebab tersedak adalah makanan dan mainan disekitar anak yang tidak sengaja tertelan.
Maka, cara agar tidak tersedak adalah dengan mengawasi anak pada saat bermain dan
memberikan makan pada saat makan. Sedangkan 30% orang tua tidak mengetahui tentang
mencegah dan menyebabkan tersedak.
Berdasarkan fakta data kejadian dan resiko mati lemas tersebut diatas, peneliti
bermaksud untuk mengkaji pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan
xvii
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama pada anak dalam
keadaan darurat di Desa Pajeko Kabupaten Buol. Peneliti akan melatih kasus tersedak.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian konteks diatas pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah Apakah ada pengaruh pemberian pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di
Desa Pajeko Kabupaten Buol.
C. Tujuan penelitian
1) Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian pelatihan
untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan
pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di desa Pajeko Kabupaten Buol.
2) Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sebelum
diberi pelatihan.
b) Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sesudah
diberi pelatihan.
c) Mengidentifikasi keterampilan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sebelum
diberi pelatihan.
d) Mengidentifikasi keterampilan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sesudah
diberi pelatihan.
e) Menganalisis pengaruh pemberian pelatihan pertolongan pertama tersedak pada anak
di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
D. Manfaat penelitian
1) Bagi ilmu pengetahuan
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan sebagai acuan dalam
pengembangan metode belajar yang lebih efektif tentang pendidikan kesehatan
khususnya terkait pengaruh pemberian pelatihan peningkatan pengetahuan dan
xviii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori.
1. Tersedak
a. Definisi tersedak
Tersedak adalah dimana seseorang mengalami sumbatan jalan nafas disekitar
tenggorokan kemudian aliran udara menuju paru-paru pun menjadi terhambat
sehingga aliran darah menuju otak dan organ tubuh lain terputus11.
b. Penyebab tersedak
1) Benda asing yang sering menghalangi makanan yang sulit dikunyah, makanan jelly,
kelereng, koin, manik-manik, makanan padat atau kacang-kacangan dan buah.
2) Karena lidah terluka terjadi pendarahan mengakibatkan tertutupnya jalan nafas
sering terjadi pada penderita.
3) Pembengkakan saluran pernafasan sering terjadi pada penderita alergi
makanan/obat,korban menghirup uap panas, trauma leher,dan korban luka bakar
pada wajah, leher dan dada.
4) Pada bayi yang di beri susu12.
c. Tanda dan gejala tersedak
1) Gejala tersedak yang paling umum adalah batuk yang normal karena batuk
merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
tenggorakan.
2) Seperti orang yang tercekik tanda ini biasanya muncul seiring bertambahnya
ukuran benda yang masuk.
3) Sesak nafas
xx
2. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui
pengalaman atau pembelajaran. Deteksi terjadi melalui panca indera manusia yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga16.
Menurut pendapat Ismail yang dikutip Saryono17. Pengetahuan manusia ini
berkaitan dengan jumlah informasi seseorang, semakin banyak informasi maka
semakin tinggi pula pengetahuan orang tersebut.
b. Tingakt pengetahuan
1) Tahu
Mengetahui berarti mengingat suatu yang telah dipelajari tingkat pengetahuan
tingkat ini mencakup mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari semua materi
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Jadi ilmu adalah ilmu yang paling
rendah.
2) Memahami
Pemahaman didefinisikan sebagai suatu kemampuan secara akurat menafsirkan
materi dengan benar. Orang yang sudah memahami subjek atau dokumen akan
dapat menjelaskan, mengutip contoh, kesimpulan, prediksi, dan banyak lagi pada
mata pelajaran yang dipelajari.
3) Aplikasi
Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari dalam situasi pada kondisi kehidupa nyata penerapan dapat dipahami
sebagai penerapan atau penggunaan hokum, rumus, metode, prinsip, dan lain-lain
dalam konteks atau situasi lain
4) Analisis
xxiii
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular metode penelitian.
Yang lebih popular metode ini awalnya dikembangkan oleh Francis Bacon dan
kemudian dikembangkan oleh Deobolod Van Daven akhirnya menghasilkan cara
untuk melakukan penelitian saat ini yang dikenal dengan penelitian ilmiah.
d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan ini intruksi yang diberikan oleh seseorang tentang pengembangan
beberapa mimpi tertentu mengidentifikasi untuk melakukan keselamatan dan
kebahagiaan. Selain itu memerlukan kabar misalnya ada yang membuat
pemeriksaan kesehatan dan akan memberi kualitas lebih baik. Kemudian ilmu
pendidikan dapat menyebabkan orang berubah sesuai dengan kemampuan
mereka berfikir dan mendorong mereka berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
tertentu18.
b) Pekerjaan
Inilah perlu dilaksanakan terutama dapat menopang kehidupan keluargaya.
Pekerjaan adalah sumber mata pencahrian dan sumber kegembiraan seseorang itu
sendiri, dan mencari uang untuk kehidupan sehari-hari18.
c) Umur
Umur merupakan usia bagi seseorang sejak ia dilahirkan kedunia sampai ia
meninggal. Semakin tinggi tingkat umur akan semakin tumbuh lebih banyak
dalam fikiran dan pekerjaan tentang pekerjaan umum, seseorang memiliki
iman yang matang daripada orang-orang yang tidak matang. Ini juga
merupakan pengalaman pertumbuhan jiwa.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Adalah semua kondisi disekitar orang yang menghasut orang atau kelompok
untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan atau menguntungkan.
b) Faktor social budaya
Budaya sistem sosial saat ini di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
dalam menerima informasi19.
xxv
Ketika umur seseorang bertambah maka akan terjadi perubahan pada fisik dan
psikologi seseorang. Semakin cukup umur seseorang, akan semakin matang dan
dewasa dalam berfikir dan bekerja.
3) Pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan sebagai sumber pengetahuan untuk memperoleh suatu
kebenaran. Pengalaman yang pernah didapat seseorang akan mempengaruhi
kematangan seseorang dalam berfikir dalam melakukan suatu hal. Semakin lama
seseorang bekerja pada suatu pekerjaan yang ditekuni, maka akan semakin
berpengalaman dan keterampilan kerja akan semakin naik.
4) Motivasi
Merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri seseorang untuk
melakukan berbagai tindakan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang bisa
melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang sudah diajarkan.
5) Keahlian
Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam melakukan
keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat seseorang mampu melakukan
sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan.
4) Peserta pelatihan
5) Sarana pelatihan
6) Evaluasi pelatihan
c. Pelatih
Pelatih dapat berupa individu atau kelompok yang memberikan beragam pelatihan
seperti yang diungkapkan oleh Hasibuan, bahwa pelatih yaitu seseorang atau tim yang
memberikan pelatihan atau pendidikan kepada masyarakat21.
d. Syarat-syarat pelatih
1) Kemampuan mengajar
2) Kemampuan berkomunikasi
3) Otoritas kepribadian
4) Kemampuan sosial
5) Kompetensi teknis
6) Stabilitas emosi
e. Indikator pelatih
1) Pendidikan trainer atau instruktur pelatihan
2) Komunikatif yang dibangun oleh trainer dalam proses pelatihan
3) Personality atau karakter yang dimiliki oleh seorang trainer
4) Humanis dalam kegiatan pelatihan
f. Efektivitas pelatihan
Efektivitas pelatihan merupakan hasil akhir pelatihan yang dilaksanakan untuk
perusahaan yang berupa bertambahnya pengetahuan keterampilan dan kemampuan
peserta sehingga mereka dapat bekerja lebih baik.
g. Ukuran efektivitas pelatihan
1) Reaksi
Merupakan ukuran efektivitas pelatihan yang dilihat dari reaksi para peserta
pelatihan, terutama reaksi yang bersifat langsung.
2) Proses belajar
Merupakan ukuran efektivitas pelatihan yang dilihat dari seberapa besar peserta
pelatihan mampu menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan dalam pelatihan.
3) Perubahan perilaku
Perubahan perilaku ini berupa dampak dari perilaku adanya perubahan sikap dari
sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan.
4) Hasil
xxviii
5. Kerangka teori
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti
tampak pada gambaran berikut:
Pengaruh pemberian
pelatihan terhadap Pertolongan pertama
peningkatan pengetahuan kasus kegawatdaruratan
dan keterampilan tersedak pada anak
masyarakat
6. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh pemberian pelatihan terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus
kegawatdaruratan tersedak pada anak di Desa Pajeko.
xxix
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang
menggunakan quasi experiment dengan metode time series desain melalui pendekatan
pretest dan post test. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Peneliti
akan melakukan pelatihan dengan cara memberikan pretest sebanyak 4 kali sampai
jawaban stabil kemudian membuat kesepakatan dengan responden untuk mengikuti
pelatihan lalu mengumpulkan responden di balai desa dan mengisi absensi responden
memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada responden tentang materi tersedak
kemudian disusul dengan pelatihan dan memperagakan masing-masing cara penanganan
sesuai SOP dan akan dinilai. Kemudian memberikan post test kembali sebanyak 4 kali
sampai jawaban stabil. Judul penelitian tentang pengaruh pemberian pelatihan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus
kegawat daruratan tersedak pada anak di Desa Pajeko Kabupaten Buol22.
R----->O1-----O2-----O3-----O4-----X1-----O5-----O6-----O7-----O8
Keterangan :
xxx
R : Responden penelitian
O1, O2, 03, 04 : Pre test pada kelompok perlakuan
O5, O6, O7, O8 : Post test setelah perlakuan
X1 : Uji coba/intervensi pada kelompok perlakuan
(µa - µ0)2
Keterangan :
µ0 = 7,42 m
µ = 5,02 m
02 = 2,562 menit
µ = ………?
(µ0 - µ)2
( 7,42-5,02)2
= 13.107 + 15,7728
(2,4)2
= 206.73
5,75
= 35.89 = 36 sampel
D. Variabel penelitian
1) Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang pengaruh atau nilainya menentukan
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pengaruh pemberian
pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.
2) Variable dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya di pengaruhi dan ditentukan oleh
variabel lain.variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pertolongan pertama kasus
kegawat daruratan tersedak pada anak.
E. Definisi operasional
Adalah untuk membantu peneliti untuk memanipulasi atau mengukur variabel. Definisi
operasional merupakan variabel penting yang bisa diperkirakan secara operasional serta
bias dipertanggung jawabkan.
1. Pengetahuan adalah suatu informasi yang penting untuk diketahui oleh seseorang
dan mengembangkan pengetahuannya dengan menampilkan keterampilan yang
xxxii
mereka miliki khususnya terkait dengan penanganan tersedak sehingga orang tua
lebih memahami dan dapat mengetahui lebih dalam lagi cara menangani anak yang
tersedak sehingga dapat mengaplikasikan sendiri penanganan tersedak pada anak
guna untuk peningkatan pengetahuan orang tua.
Alat ukur : Kuisioner
Cara ukur : Pengisian kuisioner
Skala : Ordinal
Hasil : Baik dengan hasil presentasi 76%-100%.
Sedang dengan hasil presentasi 56%-75%.
Buruk dengan hasil presentasi <56%.
2. Keterampilan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melatih skill dari orang tua
semenjak mendapat informasi terkait tentang penanganan tersedak pada anak.
Sehingga orang tua bisa mempraktekkan langsung bagaimana penanganan tersedak
sehingga orang tua bisa melakukan pertolongan pertama pada anak tersedak.
Alat ukur : Kuisioner
Cara ukur : Pengisian kuisioner
Skala : Ordinal
Hasil : Baik dengan hasil presentasi >60%
Cukup dengan hasil presentasi 40%-60%.
Kurang dengan hasil presentasi <40%.
3. Pemberian pertolongan pertama pada kasus kegawat daruratan yaitu pemberian
pertolongan segera kepada pasien yang mengalami keadaan klinis serta memerlukan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan agar
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menangani kegawat daruratan.
Alat ukur : SOP
F. Instrument penelitian
Data yang diperoleh dari pengamatan langsung, perhitungan dan survei dengan
menggunakan kuisioner atau alatbantu lainnya. Data primer penelitian ini adalah hasil
pengisian kuisioner berupa karakteristik responden dan pengetahuan balita tersedak.
Alat pengumpulan data penenlitian ini meliputi dari kuisioner sifat responden,
kuisioner pengetahuan tersedak, dan SOP tersedak.
1. Kuisioner karakteristik responden
Ini adalah alat untuk mengumpulkan deskripsi karakteristik responden termasuk
nama, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Kuisioner sifat
xxxiii
b. Peneliti mengidentifikasi jumlah ibu yang memiliki anak balita didesa Pajeko
Kabupaten Buol.
c. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendeskripsikan karakteristik dan
pengetahuan orang tua tentang tersedak.
d. Peneliti telah berpartisipasi dalam responden sesuai dengan kriteria
xxxiv
2. Tahap pretest
a. Peneliti mengumpulkan karakteristik responden dalam bentuk surat pernyataan.
F
P= X 100%
N
xxxv
Keterangan :
P : Presentase
F : Jumlah jawaban benar
N : Jumlah
b. Analisis bivariat
Analisa data ini yang mengkaji hubungan antar variabel. Analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan keterampilan ibu
mengola tersedak pada anak usia 1-5 tahun. Jika data berdistribusi normal, digunakan
uji t berpasangan. Jika tidak normal digunakan uji wilcoxon. Untuk mengetahui
normalitas data perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan nilai Shapiro-
Wilk karena data tersebut merupakan interval/skala (kuantitatif), yang dapat
digunakan untuk sampel besar atau kecil, sampel acak (random) dan standart errornya
adalah ≤ 0,05 bila nilai Shapiro-Wilk menghasilkan angka ≤ 0,05 maka distribusinya
normal.
Indentifikasi masalah
xxxvi
Lokasi Penelitian :
Di desa pajeko kabupaten buol.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 76 ibu
Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 ibu.
Sampling
Porposive sampling
Desain Penelitian
Quasi eksperimen dengan time series desain
Pretest dan post test
Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan Kuesioner
Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran lokasi penelitian
Wilayah Buol merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah
yang beribu kota dilipunoto. Luas daerah adalah 4.043,57km2. Secara administratif,
daerah ini terbagi menjadi 9 kecamatan, 98 desa dan 4 kelurahan.daerah ini
mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain disektor pertanian
dengan hasil pertanian yang utama bahkan tanaman makanan yang meliputi padi,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedelai, untuk hasil perkebunan komoditi
yang dihasilkan didaerah ini berupa kelapa,cengkeh, kakao,jambu mente, lada, kopi
robusta, dari komuditi perkebunan ini kelapa sawit menjadi komoditas unggulan,
minyak goreng yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan kandungan
asam lemak rendah.
Kemudian ada salah satu desa yaitu Kecamatan Momunu merupakan salah satu
dari 11 Kecamatan di Kabupaten Buol dalam peta Kabupaten Buol. Desa Pajeko
Kabupaten Buol dengan jumlah penduduk Desa Pajeko sebanyak 2.397 jiwa, 1.223
laki-laki dan 1.174 dan penduduk asli desa Pajeko yaitu suku buol, kaili, dan bugis.
Di desa pajeko masih rendah pengetahuan orang tua terkait penanganan
tersedak dan sama sekali belum mengikuti kegiatan terkait tersedak sehingga peneliti
berniat untuk memberikan pelatihan kepada orang tua balita untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka. Karena di desa pajeko ini banyak yang
mempunyai balita sehingga mereka bisa melakukan penanganan sendiri agar terhindar
dari kematian karena benda asing 23.
Dalam peta kabupaten Buol, tampak memanjang dari timur kebarat terletak di
sebelah utara garis khatulistiwa dengan mempunyai batas sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbataan dengan kecamatan Karamat
b. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bukal
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Biau
d. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tiloan
30
31
2. Karakteristik responden
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 juni – 30 juni 2022 di Kabupaten Buol desa
Pajeko dengan jumlah responden 36 orang dan semua bersedia menjadi responden
untuk penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dalam bentuk
pertanyaan seputar pengetahuan dan keterampilan. berdasarkan hasil pengumpulan
data yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Pengalaman Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol (f=36)a
Karakteristik subjek Frekuensi(f) Presentase(%)
Usia (Tahun)
18-25 13 36.1
26-31 12 33.5
32-37 11 30.7
Jenis kelamin
Perempuan 36 100.0
Pendidikan
Smp 8 22.2
Sma 12 33.3
Smk 3 8.3
Diii 2 5.6
S1 10 27.8
S2 1 2.8
Pekerjaan
Urt 14 38.9
Petani 5 13.9
Wirausaha 8 22.2
Guru 3 8.3
Pns 6 16.7
Alamat
Desa pajeko 36 100.0
Pengalaman
Tidak pernah 20 55.6
1 kali 7 19.4
2 kali 4 11.1
3 kali 3 8.3
4 kali 1 2.8
>4 kali 1 2.8
ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.1 uji normalitas berdasarkan hasil shapiro wilk pretest 1 memiliki
hasil signifikan (.191) yang berarti tidak normal, pretest 2 memiliki hasil signifikan
(.191) yang berarti tidak normal, pretest 3 memiliki hasil signifikan (.026) yang
berarti tidak normal, dan pretest 4 memiliki nilai signifikan (.026) yang berarti tidak
normal. Kemudian postest 1 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak
32
normal, postest 2 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, postest 3
memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, dan postest 4 memiliki
hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal. Hasil uji normalitas di dapatkan hasil
data tidak normal maka digunakan uji Wilcoxon.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Keterampilan (f= 36)a
Keterampilan fb P valuec
Pretest 1 36 .006
Pretest 2 36 .001
Pretest 3 36 .004
Pretest 4 36 .007
Postest 1 36 .000
Postest 2 36 .000
Postest 3 36 .000
Postest 4 36 .001
a
total sampel keseluruhan, jumlah sampel, cuji normalitas, signifikasi bila p<0.05.
b
Berdasarkan tabel 4.2 uji normalitas berdasarkan hasil shapiro wilk pretest 1 memiliki
hasil signifikan (.006) yang berarti tidak normal, pretest 2 memiliki hasil signifikan
(.001) yang berarti tidak normal, pretest 3 memiliki hasil signifikan (.004) yang
berarti tidak normal, dan pretest 4 memiliki nilai signifikan (.007) yang berarti tidak
normal. Kemudian postest 1 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak
normal, postest 2 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, postest 3
memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, dan postest 4 memiliki
hasil signifikan (.001) yang berarti tidak normal. Hasil uji normalitas di dapatkan hasil
data tidak normal maka digunakan uji Wilcoxon.
33
Tabel 4.4 menunjukan bahwa pada PRETEST 1 yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 16 responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 15
responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden
(13.9%). Pada PRETEST 2 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 responden
(44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 15 responden (41.7%), dan
yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden (13.9%). Kemudian pada
PRETEST 3 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang
memiliki pengetahuan sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%). Dan pada PRETEST 4 yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang memiliki
pengetahuan sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%).
34
Tabel 4.5 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 36 responden (100.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), POSTEST 3 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), dan POSTEST 4 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam
pertolongan pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan
Pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Keterampilan Frekuensi(f) Presentase(%)
PRETEST 1
Cukup 2 5.6
Kurang 34 94.4
PRETEST 2
Cukup 12 33.3
Kurang 24 66.7
PRETEST 3
Cukup 10 27.8
Kurang 26 72.2
PRETEST 4
Cukup 14 38.9
Kurang 22 61.1
ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022
Tabel 4.6 pada PRETEST 1 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 2 responden
(5.6%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 34 responden (94.4).
PRETEST 2 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 12 responden (33.3%) dan
yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 24 responden (66.7%). Kemudian
PRETEST 3 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 10 responden (27.8%) dan
yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 26 responden (72.2%), dan PRETEST 4
35
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki keterampilan baik
sebanyak 3 responden (8.3%) yang memiliki keterampilan sedang 15 responden
(41.7%) dan yang memiliki keterampilan buruk 18 responden (50.0%), kemudian
pada POSTEST 2 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 10 responden (27.8%)
dan yang memiliki keterampilan sedang sebanyak 26 responden (72.2%), dan pada
POSTEST 3 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 19 responden (52.8%) dan
yang memiliki keterampilan sedang 17 responden (47.2%), kemudian pada
POSTEST 4 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
4. Analisis bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa besar keterkaitan antara hubungan variabel dependen dan independen yaitu
dependen pertolongan pertama kasus tersedak sedangan independen pengetahuan dan
keterampilan masyarakat.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini uji Wilcoxon. Adapun tujuan dari
penggunaan uji tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pelatihan
terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan
pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di desa pajeko kabupaten buol.
Dari pengolahan hasil data maka didapatkan hasil dalam bentuk tabel dibawah ini:
36
Pretest 2 Postest 2
Pengetahua fb %c fb %c p value
n
Baik 16 44.4 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 5 13.9 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
Pretest 3 Postest 3
Pengetahua fb %c fb %c p value
n
Baik 20 55.6 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 1 2.8 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
Pretest 4 Postest 4
Pengetahua fb c
% fb %c p value
n
Baik 20 55.6 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 1 2.8 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
Tabel 4.8 menunjukan pada pretest 1 yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 16 responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15
responden dengan presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5
responden dengan jumlah presentase (13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%). Pada pretest
37
Pretest 2 Postest 2
Keterampila fb %c
fb %c p value
n
Baik 0 0 10 27.8 .000
Cukup 12 33.3 26 72.2
Kurang 24 66.7 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
38
Pretest 3 Postest 3
Keterampila fb %c
fb %c p value
n
Baik 0 0 19 52.8 .000
Cukup 10 27.8 17 47.2
Kurang 26 72.2 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
Pretest 4 Postest 4
Keterampila fb %c
fb %c p value
n
Baik 0 0 36 100.0 .000
Cukup 14 38.9 0 0
Kurang 22 61.1 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
Tabel 4.9 menunjukan pada Pretest 1 yang memiliki tingkat keterampilan cukup
sebanyak 2 responden dengan presentase (5.6%), keterampilan kurang sebanyak 34
responden dengan presentase (94.4%), sedangkan postest 1 memiliki tingkat
keterampilan baik sebanyak 3 responden dengan presentase (8.3%), memiliki
keterampilan cukup sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%), dan
memiliki keterampilan kurang sebanyak 18 responden dengan presentase (50.0%).
Pada pretest 2 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 12 responden
dengan presentase (33.3%), keterampilan kurang sebanyak 24 responden dengan
presentase (66.7%). Sedangkan pada postest 2 yang memiliki tingkat keterampilan
baik sebanyak 10 responden dengan presentase (27.8%), yang memiliki tingkat
keterampilan cukup sebanyak 26 responden dengan presentase (72.2%). Pada pretest
3 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 10 responden dengan
presentase (27.8%), dan keterampilan kurang sebanyak 26 responden dengan
presentase (72.2%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki tingkat keterampilan
baik sebanyak 19 responden dengan presentase (52.8%), dan yang memiliki tingkat
keterampilan cukup sebanyak 17 responden dengan presentase (47.2%). Pada pretest
4 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 14 responden dengan
presentase (38.9%), dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 22 responden
39
heimlich manuver pada anak tersedak. Hal ini sebagian besar disebabkan
responden tidak mengetahui teknik apa saja yang dilakukan pada saat anak
tersedak24.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Argo One25. Penelitian pre
eksperimental design. Populasi berjumlah 34 responden anggota PMR di SMPN 1
Kalisat. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dan uji statistik
menggunakan Wilcoxon. Masalah dalam penelitian ini adalah bahwa anggota
PMR sebelum diberikan pelatihan abdominal thrust dikategorikan cukup, karena
pada dasarnya anggota PMR sudah pernah mendapatkan materi dasar mengenai
pertolongan pertama ketika pendidikan dan pelatihan untuk bergabung menjadi
anggota PMR tetapi masih banyak juga yang belum paham dengan metode
tersebut hal ini di perkuat oleh Aries Wahyu Ningsih, Pelatihan Penanganan
Korban Tersedak didapatkan bahwa, paling banyak responden memiliki
pemahaman yang cukup tentang tujuan tindakan, paling banyak tidak bisa hingga
kurang bisa melakukan prosedur tindakan, paling banyak belum mengerti tentang
kewaspadaan tindakan, paling banyak responden kurang bisa melakukan tindakan
evaluasi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh karena siswa belum pernah
mendapatkan pelatihan sebelumnya jadi dapat di simpulkan bahwa metode Back
blow, Hrimlich manuver, Chest trust sangat penting untuk di lakukan pelatihan
agar dapat di tangani segera jika kasus tersedak25.
2. Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak sesudah diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
Tabel 4.5 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), kemudian pada POSTEST 2
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), POSTEST 3
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), dan
POSTEST 4 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Peneliti berasumsi bahwa setelah dilakukan pemberian pelatihan terkait
pertolongan pertama kasus tersedak pengetahuan dan keterampilan ibu
mengalami perbaikan. Hal ini disebabkan karena semakin sering seseorang orang
mendapat informasi semakin mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Efprita et all Dengan ini
menyatakan bahwa pengetahuan metode Heimlich manuver kurang untuk
41
C. KETERBATASAN PENELITI
Berdasarkan dari pengalaman langsung peneliti pada saat melakukan penelitian
ini, ada beberapa keterbatasan yang dialamai peneliti dan dapat diperhatikan bagi
peneliti-peneliti yang akan datang akan lebih menyempurnakan penelitiannya karena
penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki dalam
penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut
diantaranya keterbatasan waktu yang dimiliki responden, keterbatasan responden pada
saat mengisi kuisioner yang disebabkan ada beberapa responden yang harus menjaga
anaknya karena masih bayi dan jarak rumah responden yang berjauhan.
BAB V
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di
Desa Pajeko Kabupaten Buol Terdapat p value .000 <0.05.
2. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan keterampilan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di
Desa Pajeko Kabupaten Buol Terdapat p value .000 <0.05.
3. Terdapat Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Dan Keterampilan
Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan ( STIKes Widya Nusantara Palu)
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan bagi mahasiswa STIKes wn
palu diperpustakaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan terkait
pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menangani anak yang tersedak
serta dapat membantu pembuatan skripsi selanjutnya.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan agar menggunakan metode ceramah
terlebih dahulu agar masyarakat mampu memahami tentaang pendidikan
kesehatan seperti tersedak sehingga terbukti dapat meningkatkan pengetahuan
pada masyarakat.
3. Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi seputar pendidikan
kesehatan dan sebagai bentuk masukan bagi desa pajeko terhadap pengaruh
pemberian pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak.
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Nur, Aini Dwi, Kustriyani Menik & and Arifianto. ‘PKM PELATIHAN
PERTOLONGAN PERTAMA DALAM GAWAT DARURAT PADA ORANG
AWAM.’ Jurnal implementasi pengabdian masyarakat kesehatan ( JIPMK) 1(2): 34-
38. (2019).
4. Pandegirot, J., S. & Posangi, J., Masi., G., N., M. Pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang penanganan tersendak terhadap pengetahuan ibu menyusui. jurnal
keperawatan, 7(2). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/27473.
(2019).
5. Suryani, R. studi kasus pengetahuan orang tua tentang pertolongan pertama choking
pada balita di desa geyer kecamatan geyer kabupaten grobogan. ejournal the shine
cahaya dunia S1 keperawatan, 4(1),1-8. (2019).
6. Sulistiyani, A. & & Ramdani, M. L. The influence of Health Education about Handling
Choking on Children through Booklet Media on the knowledge Level of Posyandu
Cadres in Karangsari Village. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI), 4(1), 11.
https://doi.org/10.31000/JIKI.V4I1.2826. (2020).
10. Zurimi, S., Kaluku, S. & Bumbungan, A. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
melalui Penyuluhan dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar pada Masyarakat Awam
Pesisir di Dusun Kasuari Desa Asilulu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.
PengabdianMu J. Ilm. Pengabdi. Kpd. Masy. 5, 264–269 (2020).
11. Suparti, S. & Amelia, V. L. penanganan kegawatdaruratan tersendak pada anak bagi
kader aisyiyah desa pamijen. 2015, 167-170. (2019).
12. Yulianingsih Nengsih. self help emeregency. Yogyakarta: permata ilmu. (2017).
14. Panji, P. Pengaruh Edukasi Penanganan Tersedak Pada Balita Dengan Media Aplikasi
Android Terhadap Pengetahuan Orang Tua Di Paud Tunas Mulia Kelurahan
Sumbersari. Digit. Repos. Univ. Jember 2, 8 (2019).
15. Mardalena. Dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawatan. Yogyakarta: pustaka baru press.
(2017).
16. Notoatmodjo, S. kesehatan masyarakat: ilmu dan kiat. jakarta: PT. rineka cipta. (2018).
18. Wawan, A. D. Teori dan pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika. (2018).
19. Harigustian, Y. tingkat pengetahuan penanganan tersendak pada ibu yang memiliki
balita diperumahan graha sedayu sejahtera. jurnal keperawatan akper Yky yogyakarta,
12(3), 162-169. (2020).
21. Putri, R, Safitri, F., Munir, S., Hermawan, A., Endiyono, E. Pelatihan bantuan hidup
dasar dengan media pantom resusitasi jantung paru (prejaru) meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar pada orang awam. Jurnal Gawat
Darurat. 1(1):7-12. (2019).
22. Nursalam. metode penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis edisi 4. jakarta:
salemba medika. (2019).
24. Astrianna, B. T. Gambaran pengetahuan ibu terhadap pertolongan pertama pada balita
tersedak di desa tuntungan Ii tahun 2019 program studi d3 keperawatan sekolah tinggi
ilmu kesehatan santa elisabeth medan 2019. (2019).
25. Argo One. Pengaruh pelatihan abdominal thrust terhadap pengetahuan dan
keterampilan menolong korban tersedak pada anggota pmr di smpn 1 kalisat program
studi s1 keperawatan fakultas ilmu kesehatan universitas muhamadiyyah jember 2019.
(2019).
26. Elfprita, M.D.S. & Putri, W., Ainil, F. perilaku ibu dalam pertolongan pertama saat
tersedak pada anak usia toddler diposyandu desa penghidupan tahun 2018 harapan ibu
program studi d1 keperawatan universitas abdurrab jl. riau ujung no. 73, pekan baru,
riau. (2018).
27. Edita Siaahan. hubungan pengetahuan heimilich manuver pada ibu dengan
keterampilan penanganan anak todler yang mengalami chocking. akademi perawat
bunda deloma, bandar lampung email: editasiahaan@bundadelimalampung.ac.id.
(2019).
28. Milwati susi. Penerapan promosi kesehatan metode demonstrasi dan keterampilan
pemeriksaan payudara sendiri bagi ibu-ibu pkk di Kota Malang. Jurnal Informasi
Kesehatan Indonesia (Jiki), volume 1,No.2, November: 142-147. (2015).
29. Yulfitria & Fauziah. Pengaruh pendidikan kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan tentang kepatuhan patologis. juli.MJ: 3(2);82-91. (2017).
30. Akbar & dkk. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
tentang penyakit HIV/AIDS di SMP Baznas Provinsi Sulawesi Selatan. Juli. JIN:3(1).
(2018).
Kepada
Dengan Hormat,
Saya Mahasiswa Stikes Widya Nusantara Palu Program Studi Keperawatan, bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus
Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol”.
Saya menunggu partisipasi anda dalam penelitian yang saya lakukan,yang saya jamin
kerahasiaan, identitas anda. Informasi yang anda berikan hanya digunakan untuk
pengembangan ilmu keperawatann dan tidak boleh gunakan untuk tujuan lain.
Jika anda setuju untuk menjadi responden, anda melengkapi dan menandatangani
formulir persetujuan untuk menjadi responden.
Silfani A Mahadali
PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama :
Usia :
Alamat :
Pernyataan bahwa beliau bersedia menjawab penelitian ini dengan sadar, jujur dan tanpa
paksaan dari siapapun dalam penelitian:
Nim : 201801039
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan tentang penanganan tersedak
pada balita. Keuntungan yang didapat dari orang tua adalah dapat mengetahui teknik
penanganan tersedak pada balita, sehingga orang tua dapat menerapkannya pada anaknya.
Saya menyadari bahwa tidak ada resiko kerugian dalam penelitian ini, sehingga kerahasiaan
data tetap terjaga. Demikian pernyataan yang saya buat ini, semoga dapat digunakan dengan
benar.
(……………………)
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERTOLONGAN
PERTAMA PADA BALITA TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN
BUOL
A. SIDENTIFIKASI RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. No Responden :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan:
B. Berikan tanda checklist (√) pada kolom yang ada di sebelah kanan pada masing-
masing butir pertanyaan dengan pilihan yang sesuai dengan apa yang anda alami.
C. Ada dua alternatif jawaban yang dapat saudara pilih, yaitu :
1 = Ya
0 = Tidak
No Skor
Pertanyaan Ya Tidak
A.
MEKANISME PERTOLONGAN PERTAMA
PADA BALITA TERSEDAK
1 Apakah kerongkongan sebagai jalan masuknya
makanan dan minum terletak di belakang tenggorokan
(jalan nafas).
2 Apakah untuk mencegah agar tidak terjadi salah
masuk, maka di antara kerongkongan dan tenggorokan
terdapat sebuah katup (epiglottis) yang bergerak secara
bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan
seperti layaknya daun pintu.
3 Apakah saat bernafas, katup menutup kerongkongan
agar udara menuju tenggorokan, sedangkan saat
menelan makanan, katup menutup tenggorokan agar
makanan lewat kerongkongan.
makanan ke dalam perut, pada awal trachea ada pita
suara.
7 Pada saat kita makan atau minum, pita suara ini
tertutup yang mencegah makanan masuk ke saluran
4 Apakah tersedak dapat terjadi bila makanan yang
pernapasan.
seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju
8 Tersedak adalah suatu proses dimana makanan salah
tenggorokan karena berbagai sebab.
masuk jalur, masuk ke trachea (jalan nafas). Dapat
5 Apakah tenggorokan mempunyai 2 saluran yaitu
disebabkan oleh keadaan tidak sadar atau banyak
kerongkongan dan trachea.
alihan saat makan, seperti tertawa, ngobrol, dan lain-
6 Apakah kerongkongan (jalan makan) berfungsi
lain.
memasukkan
9 Pada saat makanan atau minuman masuk ke paru-paru
Hal yang perlu dilakukan pada saat melakukan tepukan
dapat menyebabkan aspirasi dan merupakan hal yang
punggung (Back Blows) anak berusia diatas 1 tahun,
bahaya.
kepala tidak perlu ditopang secara khsusus.
10 Pada saat tersedak pasti akan ada reflex batuk, dimana
20 lakukan 5 hentakan tepukan punggung (back blows)
batuk ini akan mengeluarkan makanan dari jalur
secara kuat dengan menggunakan telapak tangan
yang salah ke jalur yang benar.
ditengah punggung
11 Saat anak tersedak usahakan minum air putih secara
21 Tujuan tindakan tepukan punggung (back blows)
sedikit-sedikit
secara kuat adalah untuk mengupayakan sumbatan
B Sandwich Back Slap atau Back Blows
benda asing terlepas setelah satu hentakan.
(hentakan/tepukan punggung)
C Chest Thrust (tekanan dada/kompresi dada)
12 Jika anak tersedak, maka tindakan anda adalah
22 Jika
telungkupkan
anak tersedak
anak makasambil
tindakanmenepuk-nepuk
anda adalah
baringkan
punggungnya
anak
(back
dengan
blows)
posisi terlentang dipangkuan
13 sambil tekan atau
Back Blows dada Back
dengan menggunakan
Slap 2-3 jari.
adalah tindakan menepuk
23 atau memukul
Chest punggung
Thrust yaitu pada menekan
tindakan pertengahan
dadadaerah
atau
diantara kedua
kompresi dada scapula.
yang dapat dilakukan pada bayi yang
14 mengalami
Cara tersedak
melakukan back blows adalah posisikan bayi atau
24 anak
Caradengan
melakukan
posisi kepala
chest thrust
mengarah
adalah
ke memposisikan
bawah.
15 bayi dengan
Tindakan kepala dipunggung
tepukan bawah dan(Back
posisi telentang.
Blows) dapat
25 dilakukan chest
Tindakan dengan posisiakan
thrust penolong
lebih berlutut
aman bilaatau duduk.
penolong
16 meletakkan punggung bayi
Pada saat memberikan di lengan
tindakan yang bebas
tepukan serta
punggung
menopang ubun-ubun
(Back Blows) dengan
penolong tanganatau duduk, dapat
berlutut
26 Topang
menopang peletakan
bayi di pangkuannya
bayi padaagar lengan
lebih aman
dengan
saat
menggunakan
melakukan tindakan.
bantuan paha penolong
1727 Untuk bayi topang
identifikasi daerah kepala
yang dengan menggunakan
akan dilakukan ibu
tekanan
jari di bawah
(bagian satu sisi rahang Kemudian
sternum). dan rahang yang chest
lakukan lain
menggunakan satu atau dua jari dari tangan yang
thrust
sama.
18 Pada saat melakukan tepukan punggung (Back Blows)
pada bayi. Jangan sampai menekan jaringan lunak
28 Apakah tindakan ini mirip dengan kompresi dada pada
bantuan hidup dasar, namun lebih lambat dan lebih
menghentak sebanyak 5 kali.
BAIK: 29-41
SEDANG : 15-28
BURUK : 0-14
LEMBAR SOP
2. Usia :
3. Pekerjaan :
( ) pegawat swasta
( ) wiraswasta
( ) PNS
( ) lainnya, sebutkan.................
4. Pendidikan
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) DII/S1
5. Pengalaman menangani tersedak
( ) tidak pernah
( ) 1 kali
( ) 2 kali
( ) 3 kali
( ) 4 kali
( ) >4 kali
Skor
Langkah Tindakan
0 1 2
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
Baik = 13-20
Cukup = 8-12
Kurang = 0-7
RIWAYAT HIDUP
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ALAMAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRETEST PENGETAHUAN 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRETEST PENGETAHUAN 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRETEST PENGETAHUAN 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST PENGETAHUAN 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST PENGETAHUAN 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST PENGETAHUAN 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRE KETERAMPILAN 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRE KETERAMPILAN 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PRE KETERAMPILAN 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST KETERAMPILAN 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST KETERAMPILAN 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST KETERAMPILAN 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTEST KETERAMPILAN 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Descriptives
Median 30.00
Variance 42.618
Minimum 16
Maximum 40
Range 24
Interquartile Range 11
Median 30.00
Variance 42.618
Minimum 16
Maximum 40
Range 24
Interquartile Range 11
Median 32.00
Variance 26.193
Minimum 20
Maximum 38
Range 18
Interquartile Range 9
Variance 26.193
Minimum 20
Maximum 38
Range 18
Interquartile Range 9
Median 38.00
Variance 4.657
Minimum 32
Maximum 40
Range 8
Interquartile Range 4
Median 38.00
Variance 4.657
Maximum 40
Range 8
Interquartile Range 4
Median 39.00
Variance 2.193
Minimum 34
Maximum 40
Range 6
Interquartile Range 2
Median 39.00
Variance 2.193
Minimum 34
Maximum 40
Range 6
Interquartile Range 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Cases
Descriptives
Median 6.00
Variance 1.533
Minimum 4
Maximum 8
Range 4
Interquartile Range 2
Median 6.50
Variance 3.507
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 4
Median 7.00
Variance 2.136
Minimum 4
Maximum 9
Range 5
Interquartile Range 3
Median 7.00
Variance 2.593
Minimum 4
Maximum 9
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness -.307 .393
Median 10.00
Variance 4.021
Minimum 6
Maximum 17
Range 11
Interquartile Range 2
Median 10.50
Variance 3.056
Minimum 10
Maximum 15
Range 5
Interquartile Range 4
Median 13.50
Variance 15.873
Minimum 10
Maximum 20
Range 10
Interquartile Range 8
Median 18.00
Variance 3.244
Minimum 14
Maximum 20
Range 6
Interquartile Range 3
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Ties 0c
Total 36
Ties 0f
Total 36
Ties 1i
Total 36
Ties 1l
Total 36
c. POSTES 1 = PRETES 1
d. POSTES 2 < PRETES 2
f. POSTES 2 = PRETES 2
i. POSTES 3 = PRETES 3
l. POSTES 4 = PRETES 4
Test Statisticsb
Ranks
Ties 0c
Total 36
POS KETERAMPILAN 2 - Negative Ranks 0d .00 .00
PRE KETERAMPILAN 2 Positive Ranks 36e 18.50 666.00
Ties 0f
Total 36
Ties 0i
Total 36
Ties 0l
Total 36
LAMPIRAN
Tabel 1.1 Waktu Penyelenggara Ujian Proposal Dan Skripsi
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Konsultasi judul
2. Bimbingan proposal
3. Ujian proposal
5. Penelitian
6. Bimbingan hasil
7. Ujian hasil
PENGISIAN KUISIONER PRETEST PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
PENGISIAN KUISIONER POSTEST PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
PENGARAHAN UNTUK MELAKUKAN KETERAMPILAN MANDIRI
PENYAMPAIAN MATERI TERSEDAK,0k
KETERAMPILAN RESPONDEN
MATERI PENYULUHAN TERSEDAK
A. Pengertian tersedak
Tersedak adalah terjadinya kondisi penyumbatan saluran napas bagian atas
oleh makanan atau benda lain. Kondisi ini akan membuat seseorang mengalami
kesulitan bernapas.Kondisi ini dapat menyebabkan batuk sederhana dan cenderung
mudah diatasi. Akan tetapi penyumbatan total jalan napas dapat menyebabkan
kematian. Sehingga hal ini bisa dikategorikan sebagai keadaan darurat medis
sejati.Karena termasuk keadaan darurat, maka tersedak dikategorikan keadaan yang
membutuhkan tindakan cepat dan tepat oleh siapa pun yang ada. Tim medis darurat
mungkin tidak tiba tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa orang yang
tersedak.Pernapasan merupakan salah satu bagian terpenting dari kehidupan. Saat kita
menarik napas, kita menghirup campuran nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas
lainnya.Di paru-paru, oksigen memasuki aliran darah untuk melakukan perjalanan ke
seluruh tubuh.Di dalam tubuh, oksigen digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk
menghasilkan energi dari makanan yang kita makan. Ketika seseorang tersedak
dengan jalan napas yang benar-benar tersumbat, tidak ada oksigen yang bisa masuk
ke paru-paru.Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen sehingga organ ini
akan mulai mati dalam empat hingga enam menit sejak kekurangan oksigen. Pada saat
inilah pertolongan pertama harus dilakukan. Kematian otak tidak akan dapat
dipulihkan setelah mengalami kekurangan oksigen dalam 10 menit.
B. Penyebab Tersedak
Penyebab tersedak bisa berupa makanan, benda kecil, atau cairan yang
tersangkut di tenggorokan. Kondisi ini akan menyebabkan penderita kesulitan
bernapas hingga benda yang menghalangi jalur pernapasan bisa dikeluarkan.Orang
dewasa biasanya tersedak saat menelan makanan tanpa mengunyah dengan benar atau
tertawa saat makan atau minum.Sementara pada anak-anak, mainan kecil yang
tertelan bisa saja menyebabkan tersedak. Anak kecil memiliki rasa penasaran yang
tinggi sehingga kadang menelan apa yang dipegangnya. Anak kecil juga sering makan
terlalu cepat atau makan sambal berbicara.Adapun objek yang paling sering
menyebabkan seseorang tersedak antara lain:
Popcorn
Permen
Penghapus pensil
Wortel
Hot dog
Mengunyah permen karet
Kacang-kacangan
Tomat ceri
Anggur utuh
Potongan besar buah
Potongan besar sayuran
Beberapa kondisi medis tertentu bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami tersedak.
Beberapa faktor tersebut antara lain:
Topik : Tersedak
Waktu : 45 Menit
F. Pelaksanaan kegiatan
1. Prakonfersi
A. Mengucapkan salam dan memperkenalkan Membalas salam
diri.
B. Persepsi dengan memberi pertanyaan dan Menjawab dan memberi
2. Pelaksanaan
A. Pengertian tersedak Mendengarkan
B. Penyebab tersedak Memperhatikan
C. Cara penanganan tersedak Memperhatikan
3. Pasca konferensi
A. Menyimpulkan hasil ceramah tentang Memperhatikan
tersedak
B. Memberikan kesempatan peserta unutk Memberi pertanyaan
bertanya langsung
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selam proses berlangsung dan setelahnya. Bentuk evaluasi adalah
pertanyaan lisan :
1. Menjelaskan pengertian tersedak
2. Menjelaskan penyebab tersedak
3. Menyebutkan cara penanganan tersedak