Anda di halaman 1dari 111

1

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA
PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL

SKRIPSI

SILFANI A MAHADALI
201801039

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
ii

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA
PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

SILFANI A MAHADALI
201801039

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian Pelatihan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan
Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Didesa Pajeko Kabupaten Buol
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berhasil atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya Nusantara
palu.

Palu, July 2022

Materai 10.000

SILFANI
NIM 201801039

``
iv

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA
PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL
The effect of providing training on increasing community knowledge and skills as well as first
in emergency cases of choking in Pajeko village, Buol district

Silfani A Mahadali, Wahyu Sulfian, James Walean


Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Tersedak seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari terutama pada balita. Pada saat
balita melakukan aktivitas seperti makan atau minum secara mandiri, perlu adanya perhatian
khusus dari orang tua karena pada usia tersebut kemandirian baru terbentuk. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi tersedak ada 3 teknik yaitu penekanan dada (chest trust)
hentakan perut (heimilich maneuver) dan tepukan punggung (back blow). Utuk mengetahui
tingkat pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan tersedak pada orang tua. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian pelatihan untuk peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak di desa Pajeko Kabupaten Buol. Metode penelitian ini kuantitatif yang
menggunakan quasi experiment dengan metode time series desain melalui pendekatan pre dan
pos. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 ibu dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian diperoleh nilai p value .000
<0.05. Simpulannya adalah terdapat pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol. Saran diharapkan kepada petugas
kesehatan agar menggunakan metode ceramah terlebih dahulu agar masyarakat mampu
memahami tentang pendidikan kesehatan seperti tersedak sehingga terbukti dapat
meningkatkan pengetahuan pada masyarakat.

Kata kunci : Pengetahuan, Keterampilan, Kegawat Daruratan, Tersedak


v

THE EFFECT OF TRAINING TOWARD SKILLS AND KNOWLEDGE


IMPROVEMENT OF COMMUNITY AND EMERGENCY
FIRST AID CASE OF CHOKING IN PAJEKO
VILLAGE, BUOL REGENCY
Silfani A Mahadali, Wahyu Sulfian, James Walean
Nursing Science Program, Widya Nusantara Univesity, Palu.

ABSTRAC

Choking often happens in daily life, especially in toddlers age. When they do some activities
such as eating or drinking by their own, actually need special attention from parents because at
that age independence is just established. One of the efforts that could be done to manage the
choking has 3 techniques such as chest pressure (chest trust), abdominal trust (Heimlich
maneuver), and back blow (back blow). Obtaining the parent’s level of skills and knowledge
about choking management. The purpose of the research is to analyze the effect of training to
increase the community’s knowledge and skills as well as the first aid management for choking
cases toward children in Pajeko Village, Buol Regency. This is quantitative research that uses a
quasi-experimental method with a time series design by pre and post-approaches. Total of the
sample of the research was about 36 women which were taken by simple random sampling
technique. The result obtained p-value = 0,000 <0.05. The conclusion mentioned that have an
effect of training to increase the community’s knowledge and skills as well as the first aid
management for choking cases toward children in Pajeko Village, Buol Regency. Suggestions
are expected for health workers to perform presentations to improve the knowledge about
health education such as choking toward the community.

Keywords: Knowledge, Skills, Emergency, Choking


vi

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA
PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL

SKRIPSI

SILFANI A MAHADALI
201801039

Tanggal 29 Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep.,M.Kes James Walean, SST., M.Kes

NIK. 20130901037 NIK. 20080901008

Mengetahui

Ketua Prodi Ners

Stikes Widya Nusantara Palu

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep.,M.Erg

NIK. 20110901019
vii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA
PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL

SKRIPSI

SILFANI A MAHADALI
201801039

Skripsi Ini Telah Diujikan Tanggal 31 Agustus 2022

Dr. Tigor Situmorang, MH.,M.Kes


NIK. 20080901001 (........................................................)

Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep.,M.Kes


NIK. 20130901037 (........................................................)

James Walean, SST.,M.Kes


NIK. 20080901008 (........................................................)

Mengetahui
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor Situmorang, MH.,M.Kes


NIK. 20080901001
viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia Nya sehingga
skripsi ini berhasil diselesaikan dan izinkanlah penulis menghaturkan sembah sujud sedalam-
dalamnya serta terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang tua tercinta
yaitu Bapak saya Agus Mahadali dan Ibu saya Sumanti Madanun, Yudistira Faturrahman dan
adik saya Moh Farlan Mahadali. Serta pihak-pihak yang sangat membantu, atas semua doa,
dorongan semangat, inspirasi, serta segala bantuan baik moril maupun materialnya selama
studi yang senantiasa ikut menemani setiap kuliah yang penulis jalani.
Tema yang dipilih dalam penelitiannyang dilaksanakan sejak bulannjuly 2022 dengan
judul Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan
Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak
Didesa Pajeko Kabupaten Buol.
Dalam menyelesaikan penulisannskripsi ini, penulis telah banyak menrima bimbingan,
bantuan, dorongan, arahan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Widyawaty Situmorang, B.Sc, selaku Ketua Yayasan STIKes Widya Nusantara Palu.
2. Bapak Dr. Tigor H Situmorang, M.H.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya Nusantara
Palu selaku penguji.
3. Bapak Sintong H. Hutabarat ST, M.Sc., selaku Wakil Ketua 1 bidang akademik STIKes
Widya Nusantara Palu.
4. Ns. Yuhana Damantalm, S,Kep.,M.Erg., selaku Ketua Prodi STIKes Widya Nusantara
Palu.
5. Bapak Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak James Walean, SST.,M.Kes, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan kritik
dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Harsono, selaku kepala Desa Pajeko dan seluruh Staf Desa Pajeko atas bantuan
dan kerjasamanya sehinggaapenelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang
ditetapkan.
8. Pihak puskesmas, kepada bapak Ns. Kasim Madanun S.Kep terima kasih atas
bantuannya untuk membawakan pelatihan kegawat daruratan penanganan tersedak
sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.
ix

9. Dosen Pengajar dan Staf akademik pada Program Studi Ners STIKes Widya Nusantara
Palu yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti
perkuliahan.
10. Responden yang telah meluangkan waktunya kepada peneliti.
11. Sahabat-sahabat saya, An Nisa Pagotja, Novianti, Rajab Dan Adit yang selalu
membantu, memberikan semangat, motivasi serta doa dalam penyusunan skripsi ini.
12. Teman seperjuangan saya, angkatan XI dan kelas IV A keperawatan yang sudah banyak
membantu serta memberikan dukungan.
Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Penulis menyadari bahwaaskripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dankkritik yang bersifat
membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dibidanggilmu keperawatan.

Palu,july 2022

Silfani

Nim 201801039

DAFTAR ISI
x

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACK v

LEMBAR PENGESAHAN PRAKATA vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Kerangka Teori 18
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 18

BAB III METODE PENELITIAN 19

A. Desain Penelitian 19
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 20
C. Populasi Dan Sampel 20
D. Variabel Penelitian 21
E. Definisi Oprasional 21
F. Instrumen Penelitian 22
xi

G. Teknik Pengumpulan Data 23


H. Analisis Data 28
I. Bagan Alur Penelitian 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30

A. Hasil 30
B. Pembahasan 42
C. Keterbatasan Penelitian 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45

A. KESIMPULAN 45
B. SARAN 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN 50
xii

DAFTAR TABEL

1.1 Waktu Penyelenggara Ujian Proposal Dan Skripsi

2. 3 Kerangka Konsep

2.4 Rancangan penelitian

2.5 Bagan Alur Penelitian

4.1 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan (f=36)a

4.2 Hasil Uji Normalitas Keterampilan (f=36)a


4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat, Pengalaman Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Dalam Pertolongan Pertama


Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Dalam Pertolongan Pertama
Kasus Tersedak Pada Anak Sesudah Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol
4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam pertolongan
pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol
4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam pertolongan
pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sesudah Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol

4.8 Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Serta


Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol

4.9 Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Keterampilan Masyarakat Serta


Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol
xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Teknik back blows

2.2 Teknik chest trush


xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal penelitian
2. Surat permohonan pengambilan data
3. Surat balasan pengambilan data
4. Surat permohonan turun penelitian
5. Permohonan menjadi responden
6. Kuisioner
7. Surat balasan selesai penelitian
8. Dokumentasi penelitian
9. Lembar bimbingan proposal dan skripsi
10. Riwayat hidup
11. Materi penyuluhan
12. Satuan acara penyuluhan
13. Daftar hadir responden

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Uutuk menghadapi situasi gawat darurat seperti saat terjadinya kecelakaan,


tersendak dan lain-lain, mintalah bantuan langsung kepada individu atau kelompok yang
menemukan korban. Namun jika penolong tidak mengetahui cara yang benar untuk
mempertahankan hidup dasar maka akan berakibat fatal bagi korban. Perlu membutuhkan
pertolongan pertama tetapi tidak mengetahui bagaimana menangani korban di tempat
kejadian sangatlah penting. Setiap kali ada kejadian tersedak keluarga membawa pasien ke
rumah sakit pertolongan pertama tetapi seringkali lambat menyebabkan pasien mengalami
kematian1.Tersedak dapat terjadi pada anak dan bayi karena berbagai jenis benda-benda
atau makanan yang dapat menyebabkan anak tersedak lalu terjadi kekurangam oksigen
sehingga anak mengalami sianosis dan mengalami kematian otak secara perlahan dan
mengakibatkan anak mati lemas2.
xv

Tindakan yang dapat diambil untuk mencegah penyumbatan saluran udara adalah
dengan melakukan Heimlich maneuver pada anak yang tersedak3. Bantuan hidup korban
yang mengalami keadaan darurat sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan dalam
mendeteksi dan membantu korban. Semakin cepat korban terdeteksi maka semakin cepat
pula pasien dapat tertolong agar terhindar dari kecacatan atau kematian. Jika keadaan
darurat terlambat maka kekurangan oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak
permanen lebih dari 1 menit akan menyebabkan kematian3.
Menurut data Word Health Organization (WHO) di Mulyani dan Fitriani 4. Terdapat
17.537 anak usia 3 tahun kebawa yang mengalami situasi berbahaya akibat tersedak,
sebesar 59,5% kasus tersedak terkait dengan makanan 31,4% adalah karena tersedak
benda asing 9,1% penyebab lain yang tidak diketahui. Prevalensi di Amerika Serikat
ditemukan kasus tersedak pada anak dibawah usia 4 tahun adalah 710, 11,6% kasus yang
terjadi pada usia 2-4 tahun sebesar 29,4% 5.
Di Indonesia terdapat kasus 106 kematian bayi pada tahun 2018 dan tahun 2019
jumlah ini meningkat menjadi 126 salah satu penyebab kematiannya adalah mati lemas.
Berdasarkan data dari Depkes penyebab obstruksi terindikasi benda asing, sereal 105
pasien, 82 pasien tersedak benda asing biji-bijian, sayuran 79 pasien, lainnya tersedak
disebabkan oleh logam, makanan, tulang ikan6.
Dikabupaten buol khususnya desa pajeko berdasarkan wawancara pada ibu-ibu yang
mempunyai anak usia 1-5 tahun terdapat 17 kasus kejadian tersedak pada tahun 2021 dan
pada tahun 2022 terdapat 3 kasus pada bulan februari penyebab tersedak adalah dengan
makanan, mainan, dan kertas sehingga para orang tua lebih waspada lagi untuk menjaga
anaknya.
Pentingnya keterampilan penatalaksanaan tersedak pada anak sangat penting untuk
mencegah terjadinya tersedak, diperlukan informasi dan edukasi untuk penatalaksanaan
tepat waktu agar keluarga tidak hanya sadar, tahu, dan memahami tetapi juga mau dan
mampu membuat rekomendasi yang berkaitan dengan kesehatan terutama tentang
penanganan tersedak pada anak untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga dalam melakukannya7. Tersedak dapat menyebabkan kematian karena keluarga
tidak memiliki pengetahuan untuk menanganinya dengan baik maka resiko kematian akan
dapat dihindari dan tidak akan terjadi cedera setelah penanganan, sebaliknya jika salah
dalam menangani keluarga dapat menyebabkan cedera dan jika tidak segera ditangani
dapat menyebabkan kematian. Tersedak terjadi karena masuknya benda asing berupa
makanan, minuman, atau benda asing pada tenggorokan menyebabkan anak sulit bernafas
xvi

dan terjadi kegagalan nafas menyebabkan anak pinsan bahkan sianosis dan kematian otak
secara perlahan bahkan mengalami mati lemas karena kekurangan oksigen8.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada anak yang tersedak adalah
heimilich maneuver. Namun tidak semua ibu atau orang tua memiliki keterampilan untuk
melakukan pertolongan pertama pada anak yang tersedak. Keterampilan seseorang dalam
ada kaitannya dengan pengetahuan dan pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
umur, motivasi, pengalaman dan keahlian5.
Pengetahuan tentang penanganan darurat anak sangat penting bagi masyarakat yang
berada di Desa Pajeko Kabupaten Buol seperti kasus tersedak diperlukan agar masyarakat
khususnya orang tua memberikan pertolongan pertama sebelum anak mendapatkan
pertolongan medis9.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pelatihan kepada masyarakat tentang
pertolongan pertama pada kasus tersedak, agar dapat meminimalkan angka komplikasi
bahkan meninggal. Pelatihan tersebut diberikan kepada masyarakat khususnya orang tua
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga dapat membantu
korban mengalami tersedak10.
Peneli melakukan survei pendahuluan pada bulan januari 2022 di wilayah Desa
Pajeko Kabupaten Buol dengan jumlah penduduk Desa Pajeko sebanyak 2.397 jiwa, 1.223
laki-laki dan 1.174 perempuan serta 76 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun. Informasi
yang diperoleh melalui wawancara, 70% dari 10 ibu orang tua mengatakan tidak
mengetahui secara spesifik bagaimana cara mengatasi tersedak. 30% sisanya tahu
bagaimana menangani tersedak. Mereka mengatakan cara mengatasi balita tersedak
adalah dengan menepuk punggunya sampai tersedak berhenti. Dapat disimpulkan bahwa
100% orang tua tidak mengetahui cara yang benar tentang menangani bayi tersedak.
Peneliti juga melakukan wawancara tentang pencegahan dan penyebab balita tersedak
dalam satu keluarga yang sama. Informasi yang diperoleh 70% dari 10 telah membantu
orang tua mengetahui cara mencegah saat anaknya tersedak. Mereka mengatakan
penyebab tersedak adalah makanan dan mainan disekitar anak yang tidak sengaja tertelan.
Maka, cara agar tidak tersedak adalah dengan mengawasi anak pada saat bermain dan
memberikan makan pada saat makan. Sedangkan 30% orang tua tidak mengetahui tentang
mencegah dan menyebabkan tersedak.
Berdasarkan fakta data kejadian dan resiko mati lemas tersebut diatas, peneliti
bermaksud untuk mengkaji pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan
xvii

pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama pada anak dalam
keadaan darurat di Desa Pajeko Kabupaten Buol. Peneliti akan melatih kasus tersedak.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian konteks diatas pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah Apakah ada pengaruh pemberian pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di
Desa Pajeko Kabupaten Buol.

C. Tujuan penelitian
1) Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian pelatihan
untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan
pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di desa Pajeko Kabupaten Buol.
2) Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sebelum
diberi pelatihan.
b) Mengidentifikasi pengetahuan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sesudah
diberi pelatihan.
c) Mengidentifikasi keterampilan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sebelum
diberi pelatihan.
d) Mengidentifikasi keterampilan masyarakat di Desa Pajeko Kabupaten Buol sesudah
diberi pelatihan.
e) Menganalisis pengaruh pemberian pelatihan pertolongan pertama tersedak pada anak
di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
D. Manfaat penelitian
1) Bagi ilmu pengetahuan
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan sebagai acuan dalam
pengembangan metode belajar yang lebih efektif tentang pendidikan kesehatan
khususnya terkait pengaruh pemberian pelatihan peningkatan pengetahuan dan
xviii

keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan


tersedak pada anak di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
2) Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan agar dapat membantu mahasiswa stikes wn palu
dalam menyusun skripsi memperkaya ilmu pengetahuan dan menjadi bahan bacaan
bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai pengaruh pemberian pelatihan untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama
kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di Desa Pajeko Kabupaten Buol.

3) Bagi tempat penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi seputar pendidikan
kesehatan dan sebagai bentuk masukan bagi desa pajeko pengaruh pemberian
pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta
pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
xix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori.
1. Tersedak
a. Definisi tersedak
Tersedak adalah dimana seseorang mengalami sumbatan jalan nafas disekitar
tenggorokan kemudian aliran udara menuju paru-paru pun menjadi terhambat
sehingga aliran darah menuju otak dan organ tubuh lain terputus11.
b. Penyebab tersedak
1) Benda asing yang sering menghalangi makanan yang sulit dikunyah, makanan jelly,
kelereng, koin, manik-manik, makanan padat atau kacang-kacangan dan buah.
2) Karena lidah terluka terjadi pendarahan mengakibatkan tertutupnya jalan nafas
sering terjadi pada penderita.
3) Pembengkakan saluran pernafasan sering terjadi pada penderita alergi
makanan/obat,korban menghirup uap panas, trauma leher,dan korban luka bakar
pada wajah, leher dan dada.
4) Pada bayi yang di beri susu12.
c. Tanda dan gejala tersedak
1) Gejala tersedak yang paling umum adalah batuk yang normal karena batuk
merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
tenggorakan.
2) Seperti orang yang tercekik tanda ini biasanya muncul seiring bertambahnya
ukuran benda yang masuk.
3) Sesak nafas
xx

4) Tidak dapat berbicara atau suara serak


5) Mengi
6) Tidak dapat bernafas
7) Saat balita memegang lehernya terasa seperti tercekik
8) Tersedak didada jenis darurat ringan ditandai dengan batuk sampai muntah. yang
semakin jarang dan akhirnya ketidakmampuan untuk batuk wajah menjadi pucat
dan kemudian pingsan.
9) Tersedak parah ditandai dengan batuk yang semakin jarang dan akhirnya
ketidakmampuan untuk batuk wajah menjadi pucat dan kemudian pingsan.
10) Korban yang tersedak sering mengalami gangguan bicara dan mata melotot12.
d. Factor penyebab tersedak
1) Makan dan tertawa, makan berbicara, makan makan berjalan.
2) Factor usia
Ketika bayi dan anak-anak belum baik reflex menelan, orang dewasa bisa
tersedak saat makan sambil buru-buru, sedangkan pada orang tua sering terjadi
karna kesulitan menelan. Tersedak dapat terjadi dalam keadaan tertentu, seperti
memberi makan/minum kesulitan bernafas mengalami kejang dan pingsan12.
3) Pengetahuan orang tua tentang perannya dalam kesehatan anak. Karena peran
orang tua sangat mempengaruhi tingkat kesehatan anak terutama dalam menjaga
kebersihan mulut dan makanan yang dikonsumsi anak. Orang yang dominan
dalam hal ini adalah ibu, saat ini ibu berperan sebagai guru pertama bagi anaknya,
ibu kurang memahami kesehatan anak dan mengabaikan sehingga beresiko sangat
tinggi untuk tersedak.
e. Komplikasi tersedak
Tersedak merupakan keadaan darurat yang sangat berbahaya, karena dalam sekejap
akan menjadi kekurangan oksigen total sehingga dalam sekejap penderita akan
kehilangan refleks pernafasan, detak jantung batang otak dan mati selamanya.
f. Penatalaksanaan tersedak
1) Pencegahan tersedak
Untuk mencegah makanan tersangkut di kerongkongan makanlah dalam porsi
kecil, kunyah makanan secara perlahan, minum banyak air saat menelan, dan
hindari makanan keras. Selain itu, mengawasi semua makanan anak yang makan
dimeja atau kursi tinggi juga biasa13. Mainan kecil, seperti bola atau kelereng.
xxi

Pertimbangkan untuk menggunakan komponen penguji kecil , atau gulungan


kertas kosong, untuk mengukur ukuran mainan14.
2) Penanganan tersedak
Back blow adalah menopang kepala dan rahang bayi dengan jari-jari tangan
kemudian tepuk punggungnya secara lembut diantara tulang belikat sebanyak 5
kali dengan menggunakan tangan yang lain. Chest thrust adalah menemukan
tulang dada dan tempatkan 2 jari ditengah dan berikan tekanan dibagian tengah
tulang dadanya sebanyak 5 kali, dan Heimlich maneuver adalah gerakan
pertolongan pertama untuk membantu orang yang tersedak dengan cara menekan
perutnya kuat-kuat gerakan pertolongan pertam ini akan menghasilkan tekanan
besar pada perut dan dada sehingga benda asing yang tersangkut disaluran nafas
dapat dikeluarkan. Untuk bayi 0-1 tahun menggunakan back blow dan chest
thrust sedangkan untuk anak usia 2-5 tahun menggunakan Heimlich maneuver15.

Tatalaksana anak tersedak (Bayi umur <1 tahun)


1. Tempatkan bayi di lengan atau paha dengan kepala dibawah.
2. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit tangan anda dibagian
punggung bayi.

Gambar 2.1 : Teknik back blows


1. Tempatkan bayi pada punggungnya dan pijat dada sebanyak 5 kali dengan
menggunakan 2 jari, 1 jari dibawah garis yang menghubungkan kedua
kelenjar susu.
2. Jika sumbatan masih ada, kaji mulut bayi apakah ada sumbatan yang dapat
disingkarkan.
3. Jika perlu,bisa diulang dengan memukul punggung bayi lagi.
xxii

Gambar 2.2 : Teknik chest trush

2. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui
pengalaman atau pembelajaran. Deteksi terjadi melalui panca indera manusia yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga16.
Menurut pendapat Ismail yang dikutip Saryono17. Pengetahuan manusia ini
berkaitan dengan jumlah informasi seseorang, semakin banyak informasi maka
semakin tinggi pula pengetahuan orang tersebut.
b. Tingakt pengetahuan
1) Tahu
Mengetahui berarti mengingat suatu yang telah dipelajari tingkat pengetahuan
tingkat ini mencakup mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari semua materi
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Jadi ilmu adalah ilmu yang paling
rendah.
2) Memahami
Pemahaman didefinisikan sebagai suatu kemampuan secara akurat menafsirkan
materi dengan benar. Orang yang sudah memahami subjek atau dokumen akan
dapat menjelaskan, mengutip contoh, kesimpulan, prediksi, dan banyak lagi pada
mata pelajaran yang dipelajari.
3) Aplikasi
Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari dalam situasi pada kondisi kehidupa nyata penerapan dapat dipahami
sebagai penerapan atau penggunaan hokum, rumus, metode, prinsip, dan lain-lain
dalam konteks atau situasi lain
4) Analisis
xxiii

Kemampuan untuk menggambarkan suatu bahan atau benda dsalam bagian-


bagian komponennya tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih
berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini diterjemahkan kedalam
penggunaan kata kerja, seperti mampu menggambarkan, membedakan,
memisahkan mengelompokkan, dan lain-lain.
5) Sintesis
Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan
bagian-bagian menjadi keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk membangun formula baru dari formula yang ada.
6) Evaluasi
Penilaian melibatkan kemampuan untuk mendemonstrasikan atau mengevaluasi
bahan atau objek. Penilaian didasarkan pada kriteria yang ada16.
c. Cara memperoleh pengetahuan
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah
Metode ini telah digunakan manusia sebelum kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemampuan untuk memecahkan masalah dan jika kemampuan tidak berhasil
maka cobalah. Kemungkinan lain sampai masalah teratasi.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber-sumber pengetahuan ini dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat baik
formal maupun informal, para ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai
prinsip lain yang menerima hal-hal yang dikemukakan oleh mereka yang
berwenang tanpa pengujian terlebih dahulu atau membuktikan fakta dan
penalaran empiris.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi


Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses masa lalu.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
xxiv

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular metode penelitian.
Yang lebih popular metode ini awalnya dikembangkan oleh Francis Bacon dan
kemudian dikembangkan oleh Deobolod Van Daven akhirnya menghasilkan cara
untuk melakukan penelitian saat ini yang dikenal dengan penelitian ilmiah.
d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan ini intruksi yang diberikan oleh seseorang tentang pengembangan
beberapa mimpi tertentu mengidentifikasi untuk melakukan keselamatan dan
kebahagiaan. Selain itu memerlukan kabar misalnya ada yang membuat
pemeriksaan kesehatan dan akan memberi kualitas lebih baik. Kemudian ilmu
pendidikan dapat menyebabkan orang berubah sesuai dengan kemampuan
mereka berfikir dan mendorong mereka berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
tertentu18.
b) Pekerjaan
Inilah perlu dilaksanakan terutama dapat menopang kehidupan keluargaya.
Pekerjaan adalah sumber mata pencahrian dan sumber kegembiraan seseorang itu
sendiri, dan mencari uang untuk kehidupan sehari-hari18.
c) Umur
Umur merupakan usia bagi seseorang sejak ia dilahirkan kedunia sampai ia
meninggal. Semakin tinggi tingkat umur akan semakin tumbuh lebih banyak
dalam fikiran dan pekerjaan tentang pekerjaan umum, seseorang memiliki
iman yang matang daripada orang-orang yang tidak matang. Ini juga
merupakan pengalaman pertumbuhan jiwa.

2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Adalah semua kondisi disekitar orang yang menghasut orang atau kelompok
untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan atau menguntungkan.
b) Faktor social budaya
Budaya sistem sosial saat ini di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
dalam menerima informasi19.
xxv

e. Kriteria tingkat pengetahuan


Seseorang kenalan dapat diketahui dan di jelaskan dengan skala kualitatif,
yaitu: baik dengan hasil presentasi 76%-100%.
3. Keterampilan
a. Definisi keterampilan
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu, dan cekatan.
Keterampilan membutuhkan pelatihan dan kemampuan dasar yang dimiliki setiap
orang dapat lebih membantu menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih
cepat. Suatu kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman
belajar tertentu dengan menggunakan anggota badan dan peralatan yang tersedia.
Keterampilan merupakan kelanjutan dan hasil belajar kognitif (memahami sesuatu)
dan efektif (perbuatan atau perilaku).
b. Klasifikasi keterampilan
Keterangan dibagi menjadi 3 karakteristik yaitu:
1) Respon motorik
Respon motorik adalah koordinasi yang disebabkan oleh gerakan mata dengan
tangan, dan mengorganisasikan respon menjadi pola-pola repon yang kompleks.
2) Koordinasi gerakan
Terampil merupakan koordinasi gerakan mata dengan tangan. Oleh karena itu
keterampilan menitik beratkan koordinasi resepsi dan tindakan motoric.
3) Pola respon
Terampil merupakan rangkaian stimulus respon menjadi pola-pola respon yang
kompleks. Keterampilan yang kompleks terdiri dari unit-unit stimulus respon dan
rangkaian respon yang tersusun menjadi pola respon yang luas. Dari beberapa
pengertian keterampilan yang kemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah suatu kecakapan dan keahlian dalam mengerjakan sesuatu
kegiatan yang memerlukan kordinasi gerakan-gerakan otot.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan
1) Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin baik pengetahuan yang
dimiliki. Sehingga, seseorang tersebut akan lebih mudah dalam menerima dan
menyerap hal-hal baru. Selain itu, dapat membantu mereka dalam menyelesaikan
hal-hal baru tersebut.
2) Umur
xxvi

Ketika umur seseorang bertambah maka akan terjadi perubahan pada fisik dan
psikologi seseorang. Semakin cukup umur seseorang, akan semakin matang dan
dewasa dalam berfikir dan bekerja.
3) Pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan sebagai sumber pengetahuan untuk memperoleh suatu
kebenaran. Pengalaman yang pernah didapat seseorang akan mempengaruhi
kematangan seseorang dalam berfikir dalam melakukan suatu hal. Semakin lama
seseorang bekerja pada suatu pekerjaan yang ditekuni, maka akan semakin
berpengalaman dan keterampilan kerja akan semakin naik.
4) Motivasi
Merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri seseorang untuk
melakukan berbagai tindakan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang bisa
melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang sudah diajarkan.
5) Keahlian
Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam melakukan
keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat seseorang mampu melakukan
sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan.

d. Kriteria tingkat keterampilan


Keterampilan seseorang dapat dijelaskan dengan skala kualitatif, yaitu baik dengan
hasil jawaban >60%, cukup dengan hasil jawaban 40%-60%, kurang dengan hasil
jawaban <40%.
4. Pelatihan
a. Definisi pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga masyarakat belajar pengetahuan
teknik penanganan tersedak20.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan
1) Materi atau isi pelatihan
2) Metode pelatihan
3) Pelatih
xxvii

4) Peserta pelatihan
5) Sarana pelatihan
6) Evaluasi pelatihan
c. Pelatih
Pelatih dapat berupa individu atau kelompok yang memberikan beragam pelatihan
seperti yang diungkapkan oleh Hasibuan, bahwa pelatih yaitu seseorang atau tim yang
memberikan pelatihan atau pendidikan kepada masyarakat21.
d. Syarat-syarat pelatih
1) Kemampuan mengajar
2) Kemampuan berkomunikasi
3) Otoritas kepribadian
4) Kemampuan sosial
5) Kompetensi teknis
6) Stabilitas emosi
e. Indikator pelatih
1) Pendidikan trainer atau instruktur pelatihan
2) Komunikatif yang dibangun oleh trainer dalam proses pelatihan
3) Personality atau karakter yang dimiliki oleh seorang trainer
4) Humanis dalam kegiatan pelatihan
f. Efektivitas pelatihan
Efektivitas pelatihan merupakan hasil akhir pelatihan yang dilaksanakan untuk
perusahaan yang berupa bertambahnya pengetahuan keterampilan dan kemampuan
peserta sehingga mereka dapat bekerja lebih baik.
g. Ukuran efektivitas pelatihan
1) Reaksi
Merupakan ukuran efektivitas pelatihan yang dilihat dari reaksi para peserta
pelatihan, terutama reaksi yang bersifat langsung.
2) Proses belajar
Merupakan ukuran efektivitas pelatihan yang dilihat dari seberapa besar peserta
pelatihan mampu menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan dalam pelatihan.
3) Perubahan perilaku
Perubahan perilaku ini berupa dampak dari perilaku adanya perubahan sikap dari
sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan.
4) Hasil
xxviii

Hasil merupakan ukuran efektivitas pelatihan yang dilihat dari pencapaian


pelatihan kepada masyarakat.
h. Indikator efektivitas pelatihan
1) Tambahan pengetahuan atau kemampuan peserta atau wawasan
2) Kemampuan peserta mengingat isi pelatihan atau kemampuan
3) Kemampuan peserta mempraktikanmateri pelatihan

5. Kerangka teori
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti
tampak pada gambaran berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengaruh pemberian
pelatihan terhadap Pertolongan pertama
peningkatan pengetahuan kasus kegawatdaruratan
dan keterampilan tersedak pada anak
masyarakat

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

6. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh pemberian pelatihan terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus
kegawatdaruratan tersedak pada anak di Desa Pajeko.
xxix

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang
menggunakan quasi experiment dengan metode time series desain melalui pendekatan
pretest dan post test. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Peneliti
akan melakukan pelatihan dengan cara memberikan pretest sebanyak 4 kali sampai
jawaban stabil kemudian membuat kesepakatan dengan responden untuk mengikuti
pelatihan lalu mengumpulkan responden di balai desa dan mengisi absensi responden
memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada responden tentang materi tersedak
kemudian disusul dengan pelatihan dan memperagakan masing-masing cara penanganan
sesuai SOP dan akan dinilai. Kemudian memberikan post test kembali sebanyak 4 kali
sampai jawaban stabil. Judul penelitian tentang pengaruh pemberian pelatihan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus
kegawat daruratan tersedak pada anak di Desa Pajeko Kabupaten Buol22.

R----->O1-----O2-----O3-----O4-----X1-----O5-----O6-----O7-----O8

Keterangan :
xxx

R : Responden penelitian
O1, O2, 03, 04 : Pre test pada kelompok perlakuan
O5, O6, O7, O8 : Post test setelah perlakuan
X1 : Uji coba/intervensi pada kelompok perlakuan

Gambar 2.4 Rancangan Penelitian

B. Tempat dan waktu penelitian


1) Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
2) Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan July 2022
C. Populasi dan sampel
1) Populasi
Semua responden akan disebut sebagai objek. Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu-ibu dari Desa Pajeko Kabupaten Buol yang memiliki anak usia 1-5. Populasi
dalam penelitian ini adalah 76 ibu.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Sampel terdiri dari bagian dari populasi yang dapat dijadikan sampel
penelitian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple
Random Sampling.
Rumus
n = Z2 ( Z1- - Z1-β)2 (Dua arah)

(µa - µ0)2

Keterangan :

µ0 = 7,42 m

µ = 5,02 m

Z1- = Tingkat kepercayaan 95% (satuarah) artinya (1-) = 100-99

= 1% atau 0,01 pada  0,01 nilai Z = 2,3266

Z1-β = Kekuatan uji 90% = 1,6449


xxxi

02 = 2,562 menit

µ = ………?

µ = Z2 ( Z1- + Z1-β)2

(µ0 - µ)2

µ = 22 2.562 ( 2.326 6+1,640)2

( 7,42-5,02)2

= 13.107 + 15,7728

(2,4)2

= 206.73

5,75

= 35.89 = 36 sampel

Berdasarkan rumus di atas, besar sampel yang dibutuhkan pada


penelitian ini sebanyak 36 orang.

D. Variabel penelitian
1) Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang pengaruh atau nilainya menentukan
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pengaruh pemberian
pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.
2) Variable dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya di pengaruhi dan ditentukan oleh
variabel lain.variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pertolongan pertama kasus
kegawat daruratan tersedak pada anak.
E. Definisi operasional
Adalah untuk membantu peneliti untuk memanipulasi atau mengukur variabel. Definisi
operasional merupakan variabel penting yang bisa diperkirakan secara operasional serta
bias dipertanggung jawabkan.
1. Pengetahuan adalah suatu informasi yang penting untuk diketahui oleh seseorang
dan mengembangkan pengetahuannya dengan menampilkan keterampilan yang
xxxii

mereka miliki khususnya terkait dengan penanganan tersedak sehingga orang tua
lebih memahami dan dapat mengetahui lebih dalam lagi cara menangani anak yang
tersedak sehingga dapat mengaplikasikan sendiri penanganan tersedak pada anak
guna untuk peningkatan pengetahuan orang tua.
Alat ukur : Kuisioner
Cara ukur : Pengisian kuisioner
Skala : Ordinal
Hasil : Baik dengan hasil presentasi 76%-100%.
Sedang dengan hasil presentasi 56%-75%.
Buruk dengan hasil presentasi <56%.
2. Keterampilan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melatih skill dari orang tua
semenjak mendapat informasi terkait tentang penanganan tersedak pada anak.
Sehingga orang tua bisa mempraktekkan langsung bagaimana penanganan tersedak
sehingga orang tua bisa melakukan pertolongan pertama pada anak tersedak.
Alat ukur : Kuisioner
Cara ukur : Pengisian kuisioner
Skala : Ordinal
Hasil : Baik dengan hasil presentasi >60%
Cukup dengan hasil presentasi 40%-60%.
Kurang dengan hasil presentasi <40%.
3. Pemberian pertolongan pertama pada kasus kegawat daruratan yaitu pemberian
pertolongan segera kepada pasien yang mengalami keadaan klinis serta memerlukan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan agar
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menangani kegawat daruratan.
Alat ukur : SOP
F. Instrument penelitian
Data yang diperoleh dari pengamatan langsung, perhitungan dan survei dengan
menggunakan kuisioner atau alatbantu lainnya. Data primer penelitian ini adalah hasil
pengisian kuisioner berupa karakteristik responden dan pengetahuan balita tersedak.
Alat pengumpulan data penenlitian ini meliputi dari kuisioner sifat responden,
kuisioner pengetahuan tersedak, dan SOP tersedak.
1. Kuisioner karakteristik responden
Ini adalah alat untuk mengumpulkan deskripsi karakteristik responden termasuk
nama, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Kuisioner sifat
xxxiii

objek , dapat memberikan jawaban yang benar menurut objek.


2. Pengetahuan tentang tersedak
Instrument yang digunakan untuk mengukur pengetahuan orang tua tentang tersedak
pada anak. Kuisioner ini terdiri dari 41 item pertanyaan dengan skala guttman dan
menawarkan pilihan jawaban yang jelas“ya nilai 1 dan tidak nilai 0” Instrument
berupa pertanyaan kuesioner dimana responden hanya diminta untuk mencentang
kotak jawaban tersedak yang sesuai.
3. Keterampilan penanganan tersedak
Instrument yang digunakan untuk mengukur keterampilan orang tua tentang tersedak
pada anak. Kuisioner ini terdiri dari 23 item pertanyaan dengan skala guttman dan
menawarkan pilihan jawaban yang jelas“ya nilai 1 dan tidak nilai 0” Instrument
berupa pertanyaan kuesioner dimana responden hanya diminta untuk mencentang
kotak jawaban tersedak yang sesuai.
4. Lembar ceklist SOP
Alat ini digunakan untuk mengukur pengetahuan keterampilan orang tua tentang
tersedak pada anak. SOP ini termasuk manajemen penanganan tersedak dan
menawarkan pilihan jawaban 0 1 2.
G. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses mendeteksi audiens untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan bagi peneliti. Teknik pengumpulan sangat penting untuk
menentukan sebaran data dan cara memperoleh data dari subjek penelitian. Hasil dari
edukasi terhadap pengetahuan orang tua akan dianalisis atau tidak berpengaruh setelah
analisis. koleksi data dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap persiapan, pretest,
intervensi dan posttest.
1. Tahap persiapan penelitian
a. Meminta surat izin untuk penelitian dari kampus Stikes Widya Nusantara Palu
dan di kantor desa Pajeko.

b. Peneliti mengidentifikasi jumlah ibu yang memiliki anak balita didesa Pajeko
Kabupaten Buol.
c. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendeskripsikan karakteristik dan
pengetahuan orang tua tentang tersedak.
d. Peneliti telah berpartisipasi dalam responden sesuai dengan kriteria
xxxiv

e. Peneliti melakuan persetujuan dengan responden melalui surat persetujuan untuk


menjadi kelompok eksperimental.

2. Tahap pretest
a. Peneliti mengumpulkan karakteristik responden dalam bentuk surat pernyataan.

b. Kemudian memberikan prestest sebanyak 4 kali agar dapat mengetahui sampai


dimana pengetahuan responden tentang tersedak.
c. Membuat kesepakatan untuk melakukan intervensi kepada responden.

1) Peneliti memberikan pelatihan berupa penanganan tersedak.


2) Membuat kesepakatan untuk melakukan evaluasi berupa posttest.
3. Tahap posttest
a. Peneliti memberikan posttest sebanyak 4 kali berupa kuesioner yang sama
dengan pretest kepada seluruh responden.
b. Kemudian data dikumpul dan di oleh melalui SPSS yaitu:
1) Editing
2) Coding
3) Entry
4) Cleaning
5) Describing
H. Analisa data
a. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti.
Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis secara univariat adalah karakteristik
orang tua dan anak. Data orang tua meliputi umur, jenis pekerjaan dan tingkat
pendidikan. Sedangkan, karakteristik anak meliputi jenis kelamin dan usia.
Karakteristik responden meliputi umur ditampilkan dalam dalam bentuk mean,
sedangkan untuk tingkat pendidikan dan pekerjaan dinyatakan dalam presentase.
Rumus :

F
P= X 100%
N
xxxv

Keterangan :
P : Presentase
F : Jumlah jawaban benar
N : Jumlah
b. Analisis bivariat
Analisa data ini yang mengkaji hubungan antar variabel. Analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan keterampilan ibu
mengola tersedak pada anak usia 1-5 tahun. Jika data berdistribusi normal, digunakan
uji t berpasangan. Jika tidak normal digunakan uji wilcoxon. Untuk mengetahui
normalitas data perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan nilai Shapiro-
Wilk karena data tersebut merupakan interval/skala (kuantitatif), yang dapat
digunakan untuk sampel besar atau kecil, sampel acak (random) dan standart errornya
adalah ≤ 0,05 bila nilai Shapiro-Wilk menghasilkan angka ≤ 0,05 maka distribusinya
normal.

I. Bagan alur penelitian

Indentifikasi masalah
xxxvi

Lokasi Penelitian :
Di desa pajeko kabupaten buol.

Populasi
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 76 ibu

Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 ibu.

Sampling
Porposive sampling

Desain Penelitian
Quasi eksperimen dengan time series desain
Pretest dan post test

Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan Kuesioner

Variabel independent Variable dependent


Pengaruh pemberian pelatihan terhadap Pertolongan pertama kasus
peningkatan pengetahuan dan kegawatdaruratan tersedak pada anak.
keterampilan masyarakat.

Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa Data Kesimpulan


Daftar gambar 2.5
BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran lokasi penelitian
Wilayah Buol merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah
yang beribu kota dilipunoto. Luas daerah adalah 4.043,57km2. Secara administratif,
daerah ini terbagi menjadi 9 kecamatan, 98 desa dan 4 kelurahan.daerah ini
mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain disektor pertanian
dengan hasil pertanian yang utama bahkan tanaman makanan yang meliputi padi,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedelai, untuk hasil perkebunan komoditi
yang dihasilkan didaerah ini berupa kelapa,cengkeh, kakao,jambu mente, lada, kopi
robusta, dari komuditi perkebunan ini kelapa sawit menjadi komoditas unggulan,
minyak goreng yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan kandungan
asam lemak rendah.
Kemudian ada salah satu desa yaitu Kecamatan Momunu merupakan salah satu
dari 11 Kecamatan di Kabupaten Buol dalam peta Kabupaten Buol. Desa Pajeko
Kabupaten Buol dengan jumlah penduduk Desa Pajeko sebanyak 2.397 jiwa, 1.223
laki-laki dan 1.174 dan penduduk asli desa Pajeko yaitu suku buol, kaili, dan bugis.
Di desa pajeko masih rendah pengetahuan orang tua terkait penanganan
tersedak dan sama sekali belum mengikuti kegiatan terkait tersedak sehingga peneliti
berniat untuk memberikan pelatihan kepada orang tua balita untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka. Karena di desa pajeko ini banyak yang
mempunyai balita sehingga mereka bisa melakukan penanganan sendiri agar terhindar
dari kematian karena benda asing 23.
Dalam peta kabupaten Buol, tampak memanjang dari timur kebarat terletak di
sebelah utara garis khatulistiwa dengan mempunyai batas sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbataan dengan kecamatan Karamat
b. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bukal
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Biau
d. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tiloan

30
31

2. Karakteristik responden
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 juni – 30 juni 2022 di Kabupaten Buol desa
Pajeko dengan jumlah responden 36 orang dan semua bersedia menjadi responden
untuk penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dalam bentuk
pertanyaan seputar pengetahuan dan keterampilan. berdasarkan hasil pengumpulan
data yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Pengalaman Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol (f=36)a
Karakteristik subjek Frekuensi(f) Presentase(%)
Usia (Tahun)
18-25 13 36.1
26-31 12 33.5
32-37 11 30.7
Jenis kelamin
Perempuan 36 100.0
Pendidikan
Smp 8 22.2
Sma 12 33.3
Smk 3 8.3
Diii 2 5.6
S1 10 27.8
S2 1 2.8
Pekerjaan
Urt 14 38.9
Petani 5 13.9
Wirausaha 8 22.2
Guru 3 8.3
Pns 6 16.7
Alamat
Desa pajeko 36 100.0
Pengalaman
Tidak pernah 20 55.6
1 kali 7 19.4
2 kali 4 11.1
3 kali 3 8.3
4 kali 1 2.8
>4 kali 1 2.8
ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan responden jumlah responden terbanyak


berdasarkan usia 18-25 tahun 13 responden (36.1%), sedangkan yang terkecil usia 32-
37 tahun 11 responden (30.7%). Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
perempuan sebanyak 36 responden (100.0%). Jumlah responden berdasarkan
pendidikan SMP sebanyak 8 responden (22.2%), SMA sebanyak 12 responden
32

(33.3%), SMK sebanyak 3 responden (8.3%), DIII sebanyak 2 responden (5.6%), S1


sebayangk 10 responden (27.8%) dan S2 sebanyak 1 responden (2.8). jumlah
responden berdasarkan pekerjaan URT sebanyak 14 responden (38.9%), PETANI
sebanyak 5 responden (13.9%), WIRAUSAHA sebanyak 8 responden (22.2%),
GURU sebanyak 3 responden (8.3%), dan PNS sebanyak 6 responden (16.7%).
Jumlah responden berdasarkan alamat Desa Pajeko sebanyak 36 responden (100.0%).
Jumlah responden berdasarkan pengalaman Tidak pernah sebanyak 20 responden
(55.6%), 1 kali sebanyak 7 responden (19.4%), 2 kali sebanyak 4 responden (11.1%),
3 kali sebanyak 3 responden (8.3%), 4 kali sebanyak 1 kali (2.8%), dan >4 kali
sebanyak 1 responden (2.8%).
3. Analisis univariat
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat yang dimana
analisis yang dilakukan dengan menganalisis setiap variabel dari hasil penelitian.
Umumnya analisis hanya menghasilkan nilai distribusi dan presentase dari masing-
masing variabel, dari pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat
daruratan tersedak pada anak di desa pajeko kabupaten buol. Variabel tersebut terdiri
dari pengetahuan responden dan keterampilan responden maka didapatkan hasil dari
pengolahan data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan (f=36)a
Pengetahuan fb P valuec
Pretest 1 36 .191
Pretest 2 36 .191
Pretest 3 36 .026
Pretest 4 36 .026
Postest 1 36 .000
Postest 2 36 .000
Postest 3 36 .000
Postest 4 36 .000
a
total sampel keseluruhan, jumlah sampel, cuji normalitas, signifikasi bila p<0.05.
b

Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.1 uji normalitas berdasarkan hasil shapiro wilk pretest 1 memiliki
hasil signifikan (.191) yang berarti tidak normal, pretest 2 memiliki hasil signifikan
(.191) yang berarti tidak normal, pretest 3 memiliki hasil signifikan (.026) yang
berarti tidak normal, dan pretest 4 memiliki nilai signifikan (.026) yang berarti tidak
normal. Kemudian postest 1 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak
32

normal, postest 2 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, postest 3
memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, dan postest 4 memiliki
hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal. Hasil uji normalitas di dapatkan hasil
data tidak normal maka digunakan uji Wilcoxon.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Keterampilan (f= 36)a
Keterampilan fb P valuec
Pretest 1 36 .006
Pretest 2 36 .001
Pretest 3 36 .004
Pretest 4 36 .007
Postest 1 36 .000
Postest 2 36 .000
Postest 3 36 .000
Postest 4 36 .001
a
total sampel keseluruhan, jumlah sampel, cuji normalitas, signifikasi bila p<0.05.
b

Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.2 uji normalitas berdasarkan hasil shapiro wilk pretest 1 memiliki
hasil signifikan (.006) yang berarti tidak normal, pretest 2 memiliki hasil signifikan
(.001) yang berarti tidak normal, pretest 3 memiliki hasil signifikan (.004) yang
berarti tidak normal, dan pretest 4 memiliki nilai signifikan (.007) yang berarti tidak
normal. Kemudian postest 1 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak
normal, postest 2 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, postest 3
memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, dan postest 4 memiliki
hasil signifikan (.001) yang berarti tidak normal. Hasil uji normalitas di dapatkan hasil
data tidak normal maka digunakan uji Wilcoxon.
33

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Dalam


Pertolongan Pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan
Pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Pengetahuan Frekuensi(f) Presentase(%)
PRETEST 1
Baik 16 44.4
Sedang 15 41.7
Buruk 5 13.9
PRETEST 2
Baik 16 44.4
Sedang 15 41.7
Buruk 5 13.9
PRETEST 3
Baik 20 55.6
Sedang 15 41.7
Buruk 1 2.8
PRETEST 4
Baik 20 55.6
Sedang 16 41.7
Buruk 1 2.8
ᵃTotal sampel keseluruhan . Sumber: Data primer 2022

Tabel 4.4 menunjukan bahwa pada PRETEST 1 yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 16 responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 15
responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden
(13.9%). Pada PRETEST 2 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 responden
(44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 15 responden (41.7%), dan
yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden (13.9%). Kemudian pada
PRETEST 3 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang
memiliki pengetahuan sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%). Dan pada PRETEST 4 yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang memiliki
pengetahuan sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%).
34

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Dalam


Pertolongan Pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sesudah Diberikan
Pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Pengetahuan Frekuensi(f) Presentase(%)
POSTEST 1
Baik 36 100.0
POSTEST 2
Baik 36 100.0
POSTEST 3
Baik 36 100.0
POSTEST 4
Baik 36 100.0

ᵃTotal sampel keseluruhan 36. Sumber: Data primer 2022

Tabel 4.5 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 36 responden (100.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), POSTEST 3 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), dan POSTEST 4 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam
pertolongan pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan
Pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Keterampilan Frekuensi(f) Presentase(%)
PRETEST 1
Cukup 2 5.6
Kurang 34 94.4
PRETEST 2
Cukup 12 33.3
Kurang 24 66.7
PRETEST 3
Cukup 10 27.8
Kurang 26 72.2
PRETEST 4
Cukup 14 38.9
Kurang 22 61.1
ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022

Tabel 4.6 pada PRETEST 1 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 2 responden
(5.6%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 34 responden (94.4).
PRETEST 2 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 12 responden (33.3%) dan
yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 24 responden (66.7%). Kemudian
PRETEST 3 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 10 responden (27.8%) dan
yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 26 responden (72.2%), dan PRETEST 4
35

yang memiliki keterampilan cukup 14 responden (38.9%) dan yang memiliki


keterampilan kurang sebanyak 22 responden (61.1).
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam
pertolongan pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sesudah Diberikan Pelatihan Di
Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a

Keterampilan Frekuensi(f) Presentase(%)


POSTEST 1
Baik 3 8.3
Sedang 15 41.7
Buruk 18 50.0
POSTEST 2
Baik 10 27.8
Sedang 26 72.2
POSTEST 3
Baik 19 52.8
Sedang 17 47.2
POSTEST 4
Baik 36 100.0

ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022

Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki keterampilan baik
sebanyak 3 responden (8.3%) yang memiliki keterampilan sedang 15 responden
(41.7%) dan yang memiliki keterampilan buruk 18 responden (50.0%), kemudian
pada POSTEST 2 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 10 responden (27.8%)
dan yang memiliki keterampilan sedang sebanyak 26 responden (72.2%), dan pada
POSTEST 3 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 19 responden (52.8%) dan
yang memiliki keterampilan sedang 17 responden (47.2%), kemudian pada
POSTEST 4 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
4. Analisis bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa besar keterkaitan antara hubungan variabel dependen dan independen yaitu
dependen pertolongan pertama kasus tersedak sedangan independen pengetahuan dan
keterampilan masyarakat.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini uji Wilcoxon. Adapun tujuan dari
penggunaan uji tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pelatihan
terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan
pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di desa pajeko kabupaten buol.
Dari pengolahan hasil data maka didapatkan hasil dalam bentuk tabel dibawah ini:
36

Tabel 4.8 Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan


Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Pretest 1 Postest 1
Pengetahua fb %c fb %c p value
n
Baik 16 44.4 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 5 13.9 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Pretest 2 Postest 2
Pengetahua fb %c fb %c p value
n
Baik 16 44.4 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 5 13.9 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Pretest 3 Postest 3
Pengetahua fb %c fb %c p value
n
Baik 20 55.6 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 1 2.8 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Pretest 4 Postest 4
Pengetahua fb c
% fb %c p value
n
Baik 20 55.6 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 1 2.8 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Tabel 4.8 menunjukan pada pretest 1 yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 16 responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15
responden dengan presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5
responden dengan jumlah presentase (13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%). Pada pretest
37

2 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 responden dengan presentase


(44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%),
dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5 responden dengan jumlah presentase
(13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36
responden dengan presentase (100.0%). Pada pretest 3 yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 20 responden dengan presentase (55.6%), dan tingkat
pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%), tingkat
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden dengan presentase (2.8%). Sedangkan
pada postest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden
dengan presentase (100.0%). Pada pretest 4 yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 20 responden dengan presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang
sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%), tingkat pengetahuan buruk
sebanyak 1 responden dengan presentase (2.8%). Sedangkan pada postest 3 yang
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase
(100.0%).
Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka secara
pengujian statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat peningkatan
pengetahuan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak
pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Tabel 4.9 Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Keterampilan
Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Pretest 1 Postest 1
Keterampila f b
% c
fb %c p value
n
Baik 0 0 3 8.3 .000
Cukup 2 5.6 15 41.7
Kurang 34 94.4 18 50.0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Pretest 2 Postest 2
Keterampila fb %c
fb %c p value
n
Baik 0 0 10 27.8 .000
Cukup 12 33.3 26 72.2
Kurang 24 66.7 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
38

Pretest 3 Postest 3
Keterampila fb %c
fb %c p value
n
Baik 0 0 19 52.8 .000
Cukup 10 27.8 17 47.2
Kurang 26 72.2 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Pretest 4 Postest 4
Keterampila fb %c
fb %c p value
n
Baik 0 0 36 100.0 .000
Cukup 14 38.9 0 0
Kurang 22 61.1 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon
signifikan bila p<0.05. Sumber : Data Primer 2022

Tabel 4.9 menunjukan pada Pretest 1 yang memiliki tingkat keterampilan cukup
sebanyak 2 responden dengan presentase (5.6%), keterampilan kurang sebanyak 34
responden dengan presentase (94.4%), sedangkan postest 1 memiliki tingkat
keterampilan baik sebanyak 3 responden dengan presentase (8.3%), memiliki
keterampilan cukup sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%), dan
memiliki keterampilan kurang sebanyak 18 responden dengan presentase (50.0%).
Pada pretest 2 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 12 responden
dengan presentase (33.3%), keterampilan kurang sebanyak 24 responden dengan
presentase (66.7%). Sedangkan pada postest 2 yang memiliki tingkat keterampilan
baik sebanyak 10 responden dengan presentase (27.8%), yang memiliki tingkat
keterampilan cukup sebanyak 26 responden dengan presentase (72.2%). Pada pretest
3 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 10 responden dengan
presentase (27.8%), dan keterampilan kurang sebanyak 26 responden dengan
presentase (72.2%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki tingkat keterampilan
baik sebanyak 19 responden dengan presentase (52.8%), dan yang memiliki tingkat
keterampilan cukup sebanyak 17 responden dengan presentase (47.2%). Pada pretest
4 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 14 responden dengan
presentase (38.9%), dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 22 responden
39

dengan presentase (61.1%). Sedangkan pada postest 4 yang memiliki tingkat


keterampilan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%).
Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka secara
pengujian statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat peningkatan
keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
B. PEMBAHASAN
Pengolahan hasil data yang dilaksanakan dari hasil penelitian tentang
Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan
Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
1. Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak sebelum diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
Tabel 4.4 menunjukan bahwa pada PRETEST 1 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 16 responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan
sedang sebanyak 15 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk
sebanyak 5 responden (13.9%). Pada PRETEST 2 yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 16 responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang
sebanyak 15 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk
sebanyak 5 responden (13.9%). Kemudian pada PRETEST 3 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang memiliki pengetahuan
sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk
sebanyak 1 responden (2.8%). Dan pada PRETEST 4 yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang memiliki pengetahuan sedang
sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak
1 responden (2.8%).
Asumsi peneliti terkait tingkat pengetahuan masyarakat yang berada di desa
pajeko masih banyak yang belum mengetahui tentang tersedak hal ini disebabkan
kurangnya informasi yang didapatkan oleh ibu.
Dengan hal ini di perkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Astrianna24.Sampel sebanyak 51 responden yang menyatakan bahwa pengetahuan
kurang dengan penanganan tersedak pada anak sehingga dapat di tarik kesimpulan
ada hubungan pengetahuan kegawatdaruratan dengan metode back blow dan
40

heimlich manuver pada anak tersedak. Hal ini sebagian besar disebabkan
responden tidak mengetahui teknik apa saja yang dilakukan pada saat anak
tersedak24.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Argo One25. Penelitian pre
eksperimental design. Populasi berjumlah 34 responden anggota PMR di SMPN 1
Kalisat. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dan uji statistik
menggunakan Wilcoxon. Masalah dalam penelitian ini adalah bahwa anggota
PMR sebelum diberikan pelatihan abdominal thrust dikategorikan cukup, karena
pada dasarnya anggota PMR sudah pernah mendapatkan materi dasar mengenai
pertolongan pertama ketika pendidikan dan pelatihan untuk bergabung menjadi
anggota PMR tetapi masih banyak juga yang belum paham dengan metode
tersebut hal ini di perkuat oleh Aries Wahyu Ningsih, Pelatihan Penanganan
Korban Tersedak didapatkan bahwa, paling banyak responden memiliki
pemahaman yang cukup tentang tujuan tindakan, paling banyak tidak bisa hingga
kurang bisa melakukan prosedur tindakan, paling banyak belum mengerti tentang
kewaspadaan tindakan, paling banyak responden kurang bisa melakukan tindakan
evaluasi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh karena siswa belum pernah
mendapatkan pelatihan sebelumnya jadi dapat di simpulkan bahwa metode Back
blow, Hrimlich manuver, Chest trust sangat penting untuk di lakukan pelatihan
agar dapat di tangani segera jika kasus tersedak25.
2. Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak sesudah diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
Tabel 4.5 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), kemudian pada POSTEST 2
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), POSTEST 3
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%), dan
POSTEST 4 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Peneliti berasumsi bahwa setelah dilakukan pemberian pelatihan terkait
pertolongan pertama kasus tersedak pengetahuan dan keterampilan ibu
mengalami perbaikan. Hal ini disebabkan karena semakin sering seseorang orang
mendapat informasi semakin mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Efprita et all Dengan ini
menyatakan bahwa pengetahuan metode Heimlich manuver kurang untuk
41

melakukan penanganan kegawatdaruratan tersedak26. Hal ini sejalan dengan


penelitian yang dilakukan oleh Edita Siaahan, dengan penelitian menggunakan
desain kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional dengan sampel ibu yang
memiliki anak berusia satu sampai tiga tahun yang terdata berjumlah 50
responden. pengetahuan ibu dapat melalui penglihatan, mendengar dan
pengalaman masa lalu27.
3. Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak sebelum diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
Tabel 4.6 pada PRETEST 1 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 2
responden (5.6%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 34
responden (94.4). PRETEST 2 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 12
responden (33.3%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 24
responden (66.7%). Kemudian PRETEST 3 yang memiliki keterampilan cukup
sebanyak 10 responden (27.8%) dan yang memiliki keterampilan kurang
sebanyak 26 responden (72.2%), dan PRETEST 4 yang memiliki keterampilan
cukup 14 responden (38.9%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak
22 responden(61.1).
Peneliti berasumsi bahwa sebelum dilakukan pelatihan kepada masyarakat
banyak yang belum tahu tehnik penanganan tersedak karena kurangnya
pengetahuan atau informasi yang didapatkan.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramono yang
menyatakan ibu yang memiliki informasi akan memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang lebih banyak sehingga dapat mengaplikasikannya.
4. Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak sesudah diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki
keterampilan baik sebanyak 3 responden (8.3%) yang memiliki keterampilan
sedang 15 responden (41.7%) dan yang memiliki keterampilan buruk 18
responden (50.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki keterampilan
baik sebanyak 10 responden (27.8%) dan yang memiliki keterampilan sedang
sebanyak 26 responden (72.2%), dan pada POSTEST 3 yang memiliki
keterampilan baik sebanyak 19 responden (52.8%) dan yang memiliki
42

keterampilan sedang 17 responden (47.2%), kemudian pada POSTEST 4 yang


memiliki keterampilan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Peneliti berasumsi bahwa setelah diberikan pelatihan ada peningkatan
kepada masyarakat untuk melakukan tehnik penanganan tersedak secara mandiri
ini disebabkan banyaknya informasi yang diterima pada saat pemberian pelatihan
sehingga mempengaruhi keterampilan ibu..
Hal ini sesuai dengan penelitian Susi Milwati,dkk yang menyatakan bahwa
setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan diperoleh bahwa kemampuan ibu
melakukan penanganan tersedak mengalami peningkatan hal ini ditujukan
dengan hasil uji dimana ada perbedaan kemampuan melakukan penanganan
tersedak sebelum dan sesudah pelatihan28.
5. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan
Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol
Tabel 4.8 menunjukan pada pretest 1 yang memiliki tingkat pengetahuan
baik sebanyak 16 responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang
sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan
buruk sebanyak 5 responden dengan jumlah presentase (13.9%). Sedangkan
postest 1 memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan
presentase(100.0%).
Pada pretest 2 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16
responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15
responden dengan presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak
5 responden dengan jumlah presentase (13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%).
Pada pretest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 20
responden dengan presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak
15 responden dengan presentase (41.7%), tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1
responden dengan presentase (2.8%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%).
Pada pretest 4yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 20
responden dengan presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak
15 responden dengan presentase (41.7%), tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1
43

responden dengan presentase (2.8%). Sedangkan pada postest 4 yang memiliki


tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%).
Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka
secara pengujian statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat
peningkatan pengetahuan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat
daruratan tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan ibu memiliki peningkatan setelah
diberikan beberapa pengetahuan terkait pertolongan pertama kasus tersedak
banyak informasi yang telah disampaikan sehingga menambah pengetahuan
masyarakat.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Fauziah, dkk dan Yulfitria dkk 29
yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara
sebelum dan setelah diberikan intervensi29. Hal ini serupa dengan penelitian
Akbar, Wa Ode, 2018 bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara
sebelum dan sesudah pemberian pelatihan30.
Tabel 4.9 menunjukan pada PRETEST 1 yang memiliki tingkat
keterampilan cukup sebanyak 2 responden dengan presentase (5.6%),
keterampilan kurang sebanyak 34 responden dengan presentase (94.4%),
sedangkan postest 1 memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 3 responden
dengan presentase (8.3%), memiliki keterampilan cukup sebanyak 15 responden
dengan presentase (41.7%), dan memiliki keterampilan kurang sebanyak 18
responden dengan presentase (50.0%).
Pada pretest 2 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 12
responden dengan presentase (33.3%), keterampilan kurang sebanyak 24
responden dengan presentase (66.7%). Sedangkan pada postest 2 yang memiliki
tingkat keterampilan baik sebanyak 10 responden dengan presentase (27.8%),
yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 26 responden dengan
presentase (72.2%).
Pada pretest 3 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 10
responden dengan presentase (27.8%), dan keterampilan kurang sebanyak 26
responden dengan presentase (72.2%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki
tingkat keterampilan baik sebanyak 19 responden dengan presentase (52.8%),
dan yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 17 responden dengan
presentase (47.2%).
44

Pada pretest 4 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 14


responden dengan presentase (38.9%), dan yang memiliki keterampilan kurang
sebanyak 22 responden dengan presentase (61.1%). Sedangkan pada postest 4
yang memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 36 responden dengan
presentase (100.0%).
Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka
secara pengujian statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat
peningkatan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat
daruratan tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Peneliti berasumsi bahwa setelah dilakukan pemberian pelatihan terkait
pertolongan pertama kasus tersedak pengetahuan dan keterampilan ibu
mengalami perbaikan. Hal ini disebabkan karena semakin sering seseorang orang
mendapat informasi semakin mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumarningsih 31. Pengalaman
dalam mendapatkan informasi salah satunya melalui penyuluhan kesehatan dari
sumber yang akurat dan pengalaman menangani korban tersedak dapat
meningkatkan keterampilan seseorang dalam melakukan suatu prosedur.
Pengalaman menjadi sumber pengetahuan yang berpengaruh terhadap
keterampilan seseorang. Hal ini dikarenakan seseorang cenderung akan mencari
kebenaran pengetahuannya, caranya dengan mengulang kembali pengalaman di
masa lalu dalam menyelesaikan masalah dengan kemampuan mengambil
keputusan yang baik31.
47

C. KETERBATASAN PENELITI
Berdasarkan dari pengalaman langsung peneliti pada saat melakukan penelitian
ini, ada beberapa keterbatasan yang dialamai peneliti dan dapat diperhatikan bagi
peneliti-peneliti yang akan datang akan lebih menyempurnakan penelitiannya karena
penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki dalam
penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut
diantaranya keterbatasan waktu yang dimiliki responden, keterbatasan responden pada
saat mengisi kuisioner yang disebabkan ada beberapa responden yang harus menjaga
anaknya karena masih bayi dan jarak rumah responden yang berjauhan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di
Desa Pajeko Kabupaten Buol Terdapat p value .000 <0.05.
2. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan keterampilan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di
Desa Pajeko Kabupaten Buol Terdapat p value .000 <0.05.
3. Terdapat Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Dan Keterampilan
Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan
Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan ( STIKes Widya Nusantara Palu)
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan bagi mahasiswa STIKes wn
palu diperpustakaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan terkait
pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menangani anak yang tersedak
serta dapat membantu pembuatan skripsi selanjutnya.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan agar menggunakan metode ceramah
terlebih dahulu agar masyarakat mampu memahami tentaang pendidikan
kesehatan seperti tersedak sehingga terbukti dapat meningkatkan pengetahuan
pada masyarakat.
3. Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi seputar pendidikan
kesehatan dan sebagai bentuk masukan bagi desa pajeko terhadap pengaruh
pemberian pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak.

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Nur, Aini Dwi, Kustriyani Menik & and Arifianto. ‘PKM PELATIHAN
PERTOLONGAN PERTAMA DALAM GAWAT DARURAT PADA ORANG
AWAM.’ Jurnal implementasi pengabdian masyarakat kesehatan ( JIPMK) 1(2): 34-
38. (2019).

2. Palimbunga, A. P., Palendeng, O. E. & Bidjuni, H. hubungan posisi menyusui dengan


kejadian tersendak pada bayi di puskesmas bahu kota manado. E-journal keperawatan
(E-Kp) volume 5 nomor 1 1-2. (2017).

3. Rifai, A. & Sugiyarto. pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode simulasi


pertolongan pertama (management airway) pada penyintas dengan masalah sumbatan
jalan nafas pada masyarakat awam di Kec. Sawit. Kab.Boyolali. Jurnal keperawatan
global, volume 4, no 2, 81-88. (2019).

4. Pandegirot, J., S. & Posangi, J., Masi., G., N., M. Pengaruh penyuluhan kesehatan
tentang penanganan tersendak terhadap pengetahuan ibu menyusui. jurnal
keperawatan, 7(2). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/27473.
(2019).

5. Suryani, R. studi kasus pengetahuan orang tua tentang pertolongan pertama choking
pada balita di desa geyer kecamatan geyer kabupaten grobogan. ejournal the shine
cahaya dunia S1 keperawatan, 4(1),1-8. (2019).

6. Sulistiyani, A. & & Ramdani, M. L. The influence of Health Education about Handling
Choking on Children through Booklet Media on the knowledge Level of Posyandu
Cadres in Karangsari Village. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI), 4(1), 11.
https://doi.org/10.31000/JIKI.V4I1.2826. (2020).

7. Sari, A. S. & Saputro, Y. A. pengaruh edukasi keluarga tentang pencegahan perawatan


cedera tersendak pada anak terhadap pengetahuan dan keterampilan keluarga. jurnal
pendidikan jasmani. volume 2, nomor 2, 89-99. (2018).

8. Ningsih MU & Yusarti BKK. Jurnal pengamas kesehatan sasambo. Peningkatan


Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak Pada Bayi Dan Anak. 2020; 1(2): 95-
102. (2020).

9. Putri, N. O., Untari, D. & Keperawatan, P. D. PENINGKATAN PEMAHAMAN


MELALUI PELATIHAN INCREASED UNDERSTANDING THROUGH
HOUSEHOLD. 3, 19–24 (2021).

10. Zurimi, S., Kaluku, S. & Bumbungan, A. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
melalui Penyuluhan dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar pada Masyarakat Awam
Pesisir di Dusun Kasuari Desa Asilulu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.
PengabdianMu J. Ilm. Pengabdi. Kpd. Masy. 5, 264–269 (2020).

11. Suparti, S. & Amelia, V. L. penanganan kegawatdaruratan tersendak pada anak bagi
kader aisyiyah desa pamijen. 2015, 167-170. (2019).

12. Yulianingsih Nengsih. self help emeregency. Yogyakarta: permata ilmu. (2017).

13. Priosusilo, A. P. Pengaruh Pemberian Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Terhadap


Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan pada Siswa SMKN 1 Geger Madiun. J.
Chem. Inf. Model. 53, 1689–1699 (2019).

14. Panji, P. Pengaruh Edukasi Penanganan Tersedak Pada Balita Dengan Media Aplikasi
Android Terhadap Pengetahuan Orang Tua Di Paud Tunas Mulia Kelurahan
Sumbersari. Digit. Repos. Univ. Jember 2, 8 (2019).

15. Mardalena. Dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawatan. Yogyakarta: pustaka baru press.
(2017).

16. Notoatmodjo, S. kesehatan masyarakat: ilmu dan kiat. jakarta: PT. rineka cipta. (2018).

17. Prasetyo, D. D. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Pesisir Tentang


Pertolongan Pertama Pada Kejadian Tenggelam Di Desa Batu Gong Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Politeknik Kesehatan Kendari (2017).

18. Wawan, A. D. Teori dan pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika. (2018).

19. Harigustian, Y. tingkat pengetahuan penanganan tersendak pada ibu yang memiliki
balita diperumahan graha sedayu sejahtera. jurnal keperawatan akper Yky yogyakarta,
12(3), 162-169. (2020).

20. Ambarika, R. effectiveness of simulated prehospital care thought self-efficacy of


community in giving first aid on traffic accidents victim. jurnal keperawatan. 8(1):22-
32. (2017).

21. Putri, R, Safitri, F., Munir, S., Hermawan, A., Endiyono, E. Pelatihan bantuan hidup
dasar dengan media pantom resusitasi jantung paru (prejaru) meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar pada orang awam. Jurnal Gawat
Darurat. 1(1):7-12. (2019).

22. Nursalam. metode penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis edisi 4. jakarta:
salemba medika. (2019).

23. Profil Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. (2013).

24. Astrianna, B. T. Gambaran pengetahuan ibu terhadap pertolongan pertama pada balita
tersedak di desa tuntungan Ii tahun 2019 program studi d3 keperawatan sekolah tinggi
ilmu kesehatan santa elisabeth medan 2019. (2019).

25. Argo One. Pengaruh pelatihan abdominal thrust terhadap pengetahuan dan
keterampilan menolong korban tersedak pada anggota pmr di smpn 1 kalisat program
studi s1 keperawatan fakultas ilmu kesehatan universitas muhamadiyyah jember 2019.
(2019).

26. Elfprita, M.D.S. & Putri, W., Ainil, F. perilaku ibu dalam pertolongan pertama saat
tersedak pada anak usia toddler diposyandu desa penghidupan tahun 2018 harapan ibu
program studi d1 keperawatan universitas abdurrab jl. riau ujung no. 73, pekan baru,
riau. (2018).

27. Edita Siaahan. hubungan pengetahuan heimilich manuver pada ibu dengan
keterampilan penanganan anak todler yang mengalami chocking. akademi perawat
bunda deloma, bandar lampung email: editasiahaan@bundadelimalampung.ac.id.
(2019).

28. Milwati susi. Penerapan promosi kesehatan metode demonstrasi dan keterampilan
pemeriksaan payudara sendiri bagi ibu-ibu pkk di Kota Malang. Jurnal Informasi
Kesehatan Indonesia (Jiki), volume 1,No.2, November: 142-147. (2015).
29. Yulfitria & Fauziah. Pengaruh pendidikan kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan tentang kepatuhan patologis. juli.MJ: 3(2);82-91. (2017).

30. Akbar & dkk. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
tentang penyakit HIV/AIDS di SMP Baznas Provinsi Sulawesi Selatan. Juli. JIN:3(1).
(2018).

31. Sumarningsih D. Pengaruh Edukasi Keluarga Tentang Pencegahan dan Penanganan


Tersedak Pada Anak Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Dusun
Ngebel RT 09 Tamantirto Kasihan Bantul. Skripsi. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Aisyah. (2015).
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth Calon Responden Penelitian

Dengan Hormat,

Saya Mahasiswa Stikes Widya Nusantara Palu Program Studi Keperawatan, bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus
Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol”.

Saya menunggu partisipasi anda dalam penelitian yang saya lakukan,yang saya jamin
kerahasiaan, identitas anda. Informasi yang anda berikan hanya digunakan untuk
pengembangan ilmu keperawatann dan tidak boleh gunakan untuk tujuan lain.

Jika anda setuju untuk menjadi responden, anda melengkapi dan menandatangani
formulir persetujuan untuk menjadi responden.

Terima kasih atas perhatian dan ketersediaan anda.

Buol, juli 2022

Silfani A Mahadali
PERSETUJUAN RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Pernyataan bahwa beliau bersedia menjawab penelitian ini dengan sadar, jujur dan tanpa
paksaan dari siapapun dalam penelitian:

Nama : Silfani A Mahadali

Nim : 201801039

Judul :Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap PeningkatanPengetahuan Dan


Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Pada Kasus Kegawat
Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan tentang penanganan tersedak
pada balita. Keuntungan yang didapat dari orang tua adalah dapat mengetahui teknik
penanganan tersedak pada balita, sehingga orang tua dapat menerapkannya pada anaknya.
Saya menyadari bahwa tidak ada resiko kerugian dalam penelitian ini, sehingga kerahasiaan
data tetap terjaga. Demikian pernyataan yang saya buat ini, semoga dapat digunakan dengan
benar.

Buol, juli 2022

(……………………)
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERTOLONGAN
PERTAMA PADA BALITA TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN
BUOL

A. SIDENTIFIKASI RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. No Responden :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan:
B. Berikan tanda checklist (√) pada kolom yang ada di sebelah kanan pada masing-
masing butir pertanyaan dengan pilihan yang sesuai dengan apa yang anda alami.
C. Ada dua alternatif jawaban yang dapat saudara pilih, yaitu :
1 = Ya

0 = Tidak
No Skor
Pertanyaan Ya Tidak
A.
MEKANISME PERTOLONGAN PERTAMA
PADA BALITA TERSEDAK
1 Apakah kerongkongan sebagai jalan masuknya
makanan dan minum terletak di belakang tenggorokan
(jalan nafas).
2 Apakah untuk mencegah agar tidak terjadi salah
masuk, maka di antara kerongkongan dan tenggorokan
terdapat sebuah katup (epiglottis) yang bergerak secara
bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan
seperti layaknya daun pintu.
3 Apakah saat bernafas, katup menutup kerongkongan
agar udara menuju tenggorokan, sedangkan saat
menelan makanan, katup menutup tenggorokan agar
makanan lewat kerongkongan.
makanan ke dalam perut, pada awal trachea ada pita
suara.
7 Pada saat kita makan atau minum, pita suara ini
tertutup yang mencegah makanan masuk ke saluran
4 Apakah tersedak dapat terjadi bila makanan yang
pernapasan.
seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju
8 Tersedak adalah suatu proses dimana makanan salah
tenggorokan karena berbagai sebab.
masuk jalur, masuk ke trachea (jalan nafas). Dapat
5 Apakah tenggorokan mempunyai 2 saluran yaitu
disebabkan oleh keadaan tidak sadar atau banyak
kerongkongan dan trachea.
alihan saat makan, seperti tertawa, ngobrol, dan lain-
6 Apakah kerongkongan (jalan makan) berfungsi
lain.
memasukkan
9 Pada saat makanan atau minuman masuk ke paru-paru
Hal yang perlu dilakukan pada saat melakukan tepukan
dapat menyebabkan aspirasi dan merupakan hal yang
punggung (Back Blows) anak berusia diatas 1 tahun,
bahaya.
kepala tidak perlu ditopang secara khsusus.
10 Pada saat tersedak pasti akan ada reflex batuk, dimana
20 lakukan 5 hentakan tepukan punggung (back blows)
batuk ini akan mengeluarkan makanan dari jalur
secara kuat dengan menggunakan telapak tangan
yang salah ke jalur yang benar.
ditengah punggung
11 Saat anak tersedak usahakan minum air putih secara
21 Tujuan tindakan tepukan punggung (back blows)
sedikit-sedikit
secara kuat adalah untuk mengupayakan sumbatan
B Sandwich Back Slap atau Back Blows
benda asing terlepas setelah satu hentakan.
(hentakan/tepukan punggung)
C Chest Thrust (tekanan dada/kompresi dada)
12 Jika anak tersedak, maka tindakan anda adalah
22 Jika
telungkupkan
anak tersedak
anak makasambil
tindakanmenepuk-nepuk
anda adalah
baringkan
punggungnya
anak
(back
dengan
blows)
posisi terlentang dipangkuan
13 sambil tekan atau
Back Blows dada Back
dengan menggunakan
Slap 2-3 jari.
adalah tindakan menepuk
23 atau memukul
Chest punggung
Thrust yaitu pada menekan
tindakan pertengahan
dadadaerah
atau
diantara kedua
kompresi dada scapula.
yang dapat dilakukan pada bayi yang
14 mengalami
Cara tersedak
melakukan back blows adalah posisikan bayi atau
24 anak
Caradengan
melakukan
posisi kepala
chest thrust
mengarah
adalah
ke memposisikan
bawah.
15 bayi dengan
Tindakan kepala dipunggung
tepukan bawah dan(Back
posisi telentang.
Blows) dapat
25 dilakukan chest
Tindakan dengan posisiakan
thrust penolong
lebih berlutut
aman bilaatau duduk.
penolong
16 meletakkan punggung bayi
Pada saat memberikan di lengan
tindakan yang bebas
tepukan serta
punggung
menopang ubun-ubun
(Back Blows) dengan
penolong tanganatau duduk, dapat
berlutut
26 Topang
menopang peletakan
bayi di pangkuannya
bayi padaagar lengan
lebih aman
dengan
saat
menggunakan
melakukan tindakan.
bantuan paha penolong
1727 Untuk bayi topang
identifikasi daerah kepala
yang dengan menggunakan
akan dilakukan ibu
tekanan
jari di bawah
(bagian satu sisi rahang Kemudian
sternum). dan rahang yang chest
lakukan lain
menggunakan satu atau dua jari dari tangan yang
thrust
sama.
18 Pada saat melakukan tepukan punggung (Back Blows)
pada bayi. Jangan sampai menekan jaringan lunak
28 Apakah tindakan ini mirip dengan kompresi dada pada
bantuan hidup dasar, namun lebih lambat dan lebih
menghentak sebanyak 5 kali.

29 Bila benda asing belum keluar tindakan diulang dari


awal
D Heimlich Manuver ( penekanan pada perut tepat
dibawah tulang iga)
30 Penanganan yang paling umum dilakukan untuk
membebaskan jalan napas pasien yang mengalami
tersedak adalah heimlich manuver ( penekanan pada
perut tepat dibawah tulang iga)
31 Manuver heimlich adalah suatu prosedur kegiatan
pelayanan keperawatan gawat darurat pada
pertolongan pertama pasien tersedak
32 pengeluaran benda asing dari dalam trakea untuk
mencegah obstruksi jalan napas dan untuk mencegah
adanya asfiksia
33 Heimlich manuver dapat dilakukan pada pasien yang
sedang duduk, berdiri, atau berbaring dan harus
dilakukan kuat-kuat dalam urutan yang cepat
34 Memeriksa jalan napas yang mengalami pertukaran
obstruksi total (rangsangan batuk) atau parsial
(pertukaran udara)
35 Berdiri dengan posisi yang benar di belakang pasien
dalam memberikan hentakan subdiafragma
36 Melingkarkan lengan dengan mengelilingi pinggang
dengan posisi tangan yang benar untuk mencegah
terjadinya kerusakan organ dalam
37 Mengepalkan satu tangan dan menggenggam kepalan
dengan tangan yang lain dengan ibu jari tangan yang
mengepal menghadap ke perut
38 Melakukan hentakan tersendiri dan tegas ke atas pada
perut pasien
39 Prosedur heimlich manuver adalah berupa 5 hentakan
abdomen tepat di atas pusar dan dibawah sternum
40 Memposisikan tangan berada di garis tengah, di bawah
prosesus xiphoideus dan tepi bawah kubah iga serta di
atas pusar
41 Mengulangi proses melakukan heimlich manuver
enam sampai sepuluh kali sampai pasien
mengeluarkan benda asing.

BAIK: 29-41

SEDANG : 15-28

BURUK : 0-14

LEMBAR SOP

1. Kuisioner Data Demografi


Petunjuk Pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar sesuai dengan kondisi anda saat
ini. Beri tanda silang (X) pada kotak yang disediakan sesuai dengan jawaban anda.
1. Nama :

2. Usia :

3. Pekerjaan :

( ) ibu rumah tangga

( ) pegawat swasta

( ) wiraswasta

( ) PNS
( ) lainnya, sebutkan.................

4. Pendidikan
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) DII/S1
5. Pengalaman menangani tersedak
( ) tidak pernah
( ) 1 kali
( ) 2 kali
( ) 3 kali
( ) 4 kali
( ) >4 kali

Skor
Langkah Tindakan
0 1 2

Back Tatalaksana anak tersedak (Bayi umur <1


blows tahun)
1. Meletakkan bayi pada lengan atau paha
dengan posisi kepala lebih rendah.
2. Memberikan 5 pukulan dengan
menggunakan tumit dari telapak tangan
pada bagian belakang bayi.
Chest 3. Membalikan bayi menjadi terlentang dan
thrusts berikan 5 pijatan dada dengan menggunakan
2 jari, 1 jari dibawah garis yang
menghubungkan kedua papila mamae (sama
seperti melakukan pijat jantung).
4. Mengevaluasi mulut bayi apakah ada bahan
obtruksi yang bisa dikeluarkan.
5. Mengulangi kembali dengan melakukan
pukulan pada bagian belakang bayi.

Back Tatalaksana anak tersedak (Anak umur >1


blows tahun)
6. Meletakan anak posisi tengkurap dengan
kepala lebih mudah.
7. Memberikan 5 pukulan dengan
menggunakan tumit
Heimilh
dari telapak tangan pada bagian belakang
manuver
anak
8. Berbalik kebelakang anak dan lingkarkan
kedua lengan mengelilingi badan anak.
Pertemukan kedua tangan dengan salah satu
mengepal dan letakkan pada perut bagian
atas, kemudian lakukan hentakan kearah
belakang atas. Lakukan heimilich manuver
sebanyak 5 kali.
9. Bila obstruksi masih tetap evaluasi mulut
anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa
dikeluarkan.
10. Bila diperlukan bisa diulang kembali
melakukan pukulan pada bagian belakang
anak.
Berurutan
Tidak berurutan
JUMLAH SKOR

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan

1: Dilakukan dengan bantuan


2 : Dilakukan secara mandiri

Baik = 13-20
Cukup = 8-12
Kurang = 0-7

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dipalu tanggal 13 september 2000 dari ayah Agussalim A


Mahadali dan ibu Sumanti K Madanun. Penulis adalah putri pertama dari kedua
bersaudara. Pada tahun 2018 penulis lulus dari SMA NEGERI 1 BIAU dan
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk STIKes Widya Nusantara
Palu melalui jalur undangan seleksi masuk STIKes Widya Nusantara Palu dan
diterima di program Studi Ilmu Keperawatan.
FREKUENSI BERDASARKAN BIODATA RESPONDEN

UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18 2 5.6 5.6 5.6

21 1 2.8 2.8 8.3

22 1 2.8 2.8 11.1

23 3 8.3 8.3 19.4

24 2 5.6 5.6 25.0

25 4 11.1 11.1 36.1

26 2 5.6 5.6 41.7

27 1 2.8 2.8 44.4

28 3 8.3 8.3 52.8

29 2 5.6 5.6 58.3

30 2 5.6 5.6 63.9

31 2 5.6 5.6 69.4

32 1 2.8 2.8 72.2

33 1 2.8 2.8 75.0

34 2 5.6 5.6 80.6

35 4 11.1 11.1 91.7

36 1 2.8 2.8 94.4

37 2 5.6 5.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid P 36 100.0 100.0 100.0


PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 2 5.6 5.6 5.6

S1 10 27.8 27.8 33.3

S2 1 2.8 2.8 36.1

SMA 12 33.3 33.3 69.4

SMK 3 8.3 8.3 77.8

SMP 8 22.2 22.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid GURU 3 8.3 8.3 8.3

PETANI 5 13.9 13.9 22.2

PNS 6 16.7 16.7 38.9

URT 14 38.9 38.9 77.8

WIRAUSAHA 8 22.2 22.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

ALAMAT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PAJEKO 36 100.0 100.0 100.0


PENGALAMAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid >4 KALI 1 2.8 2.8 2.8

1 KALI 7 19.4 19.4 22.2

2 KALI 4 11.1 11.1 33.3

3 KALI 3 8.3 8.3 41.7

4 KALI 1 2.8 2.8 44.4

TIDAK PERNAH 20 55.6 55.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

FREKUENSI BERDASARKAN PENGETAHUAN

PRETEST PENGETAHUAN 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 16 44.4 44.4 44.4

SEDANG 15 41.7 41.7 86.1

BURUK 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0

PRETEST PENGETAHUAN 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 16 44.4 44.4 44.4

SEDANG 15 41.7 41.7 86.1

BURUK 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0


PRETEST PENGETAHUAN 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 20 55.6 55.6 55.6

SEDANG 15 41.7 41.7 97.2

BURUK 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

PRETEST PENGETAHUAN 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 20 55.6 55.6 55.6

SEDANG 15 41.7 41.7 97.2

BURUK 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

POSTEST PENGETAHUAN 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 36 100.0 100.0 100.0

POSTEST PENGETAHUAN 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 36 100.0 100.0 100.0

POSTEST PENGETAHUAN 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 36 100.0 100.0 100.0


POSTEST PENGETAHUAN 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 36 100.0 100.0 100.0

FREKUENSI BERDASARKAN KETERAMPILAN

PRE KETERAMPILAN 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP 2 5.6 5.6 5.6

KURANG 34 94.4 94.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

PRE KETERAMPILAN 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP 12 33.3 33.3 33.3

KURANG 24 66.7 66.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

PRE KETERAMPILAN 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP 10 27.8 27.8 27.8

KURANG 26 72.2 72.2 100.0

Total 36 100.0 100.0


PRE KETERAMPILAN 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP 14 38.9 38.9 38.9

KURANG 22 61.1 61.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

POSTEST KETERAMPILAN 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 3 8.3 8.3 8.3

CUKUP 15 41.7 41.7 50.0

KURANG 18 50.0 50.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

POSTEST KETERAMPILAN 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 10 27.8 27.8 27.8

CUKUP 26 72.2 72.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

POSTEST KETERAMPILAN 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 19 52.8 52.8 52.8

CUKUP 17 47.2 47.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

POSTEST KETERAMPILAN 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 36 100.0 100.0 100.0


UJI NORMALITAS PENGETAHUAN
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRETES 1 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

PRETES 2 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

PRETES 3 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

PRETES 4 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POSTES 1 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POSTES 2 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POSTES 3 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POSTES 4 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

PRETES 1 Mean 29.19 1.088

95% Confidence Interval for Lower Bound 26.99


Mean
Upper Bound 31.40

5% Trimmed Mean 29.38

Median 30.00

Variance 42.618

Std. Deviation 6.528

Minimum 16

Maximum 40

Range 24

Interquartile Range 11

Skewness -.230 .393

Kurtosis -.725 .768

PRETES 2 Mean 29.19 1.088


95% Confidence Interval for Lower Bound 26.99
Mean
Upper Bound 31.40

5% Trimmed Mean 29.38

Median 30.00

Variance 42.618

Std. Deviation 6.528

Minimum 16

Maximum 40

Range 24

Interquartile Range 11

Skewness -.230 .393

Kurtosis -.725 .768

PRETES 3 Mean 31.42 .853

95% Confidence Interval for Lower Bound 29.69


Mean
Upper Bound 33.15

5% Trimmed Mean 31.59

Median 32.00

Variance 26.193

Std. Deviation 5.118

Minimum 20

Maximum 38

Range 18

Interquartile Range 9

Skewness -.283 .393

Kurtosis -.945 .768

PRETES 4 Mean 31.42 .853

95% Confidence Interval for Lower Bound 29.69


Mean
Upper Bound 33.15

5% Trimmed Mean 31.59


Median 32.00

Variance 26.193

Std. Deviation 5.118

Minimum 20

Maximum 38

Range 18

Interquartile Range 9

Skewness -.283 .393

Kurtosis -.945 .768

POSTES 1 Mean 37.83 .360

95% Confidence Interval for Lower Bound 37.10


Mean
Upper Bound 38.56

5% Trimmed Mean 37.99

Median 38.00

Variance 4.657

Std. Deviation 2.158

Minimum 32

Maximum 40

Range 8

Interquartile Range 4

Skewness -.748 .393

Kurtosis -.093 .768

POSTES 2 Mean 37.83 .360

95% Confidence Interval for Lower Bound 37.10


Mean
Upper Bound 38.56

5% Trimmed Mean 37.99

Median 38.00

Variance 4.657

Std. Deviation 2.158


Minimum 32

Maximum 40

Range 8

Interquartile Range 4

Skewness -.748 .393

Kurtosis -.093 .768

POSTES 3 Mean 38.58 .247

95% Confidence Interval for Lower Bound 38.08


Mean
Upper Bound 39.08

5% Trimmed Mean 38.71

Median 39.00

Variance 2.193

Std. Deviation 1.481

Minimum 34

Maximum 40

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness -1.122 .393

Kurtosis 1.248 .768

POSTES 4 Mean 38.58 .247

95% Confidence Interval for Lower Bound 38.08


Mean
Upper Bound 39.08

5% Trimmed Mean 38.71

Median 39.00

Variance 2.193

Std. Deviation 1.481

Minimum 34

Maximum 40

Range 6
Interquartile Range 2

Skewness -1.122 .393

Kurtosis 1.248 .768

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRETES 1 .092 36 .200* .958 36 .191

PRETES 2 .092 36 .200* .958 36 .191

PRETES 3 .126 36 .160 .931 36 .026

PRETES 4 .126 36 .160 .931 36 .026

POSTES 1 .203 36 .001 .865 36 .000

POSTES 2 .203 36 .001 .865 36 .000

POSTES 3 .192 36 .002 .844 36 .000

POSTES 4 .192 36 .002 .844 36 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

UJI NORMALITAS KETERAMPILAN

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRE KETERAMPILAN 1 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

PRE KETERAMPILAN 2 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

PRE KETERAMPILAN 3 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%


PRE KETERAMPILAN 4 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POS KETERAMPILAN 1 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POS KETERAMPILAN 2 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POS KETERAMPILAN 3 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

POS KETERAMPILAN 4 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

PRE KETERAMPILAN 1 Mean 5.69 .206

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.28


Mean
Upper Bound 6.11

5% Trimmed Mean 5.66

Median 6.00

Variance 1.533

Std. Deviation 1.238

Minimum 4

Maximum 8

Range 4

Interquartile Range 2

Skewness .242 .393

Kurtosis -.889 .768

PRE KETERAMPILAN 2 Mean 6.08 .312

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.45


Mean
Upper Bound 6.72

5% Trimmed Mean 6.12

Median 6.50

Variance 3.507

Std. Deviation 1.873

Minimum 3
Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 4

Skewness -.321 .393

Kurtosis -1.331 .768

PRE KETERAMPILAN 3 Mean 6.42 .244

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.92


Mean
Upper Bound 6.91

5% Trimmed Mean 6.43

Median 7.00

Variance 2.136

Std. Deviation 1.461

Minimum 4

Maximum 9

Range 5

Interquartile Range 3

Skewness -.320 .393

Kurtosis -1.066 .768

PRE KETERAMPILAN 4 Mean 6.75 .268

95% Confidence Interval for Lower Bound 6.21


Mean
Upper Bound 7.29

5% Trimmed Mean 6.78

Median 7.00

Variance 2.593

Std. Deviation 1.610

Minimum 4

Maximum 9

Range 5

Interquartile Range 3
Skewness -.307 .393

Kurtosis -1.073 .768

POS KETERAMPILAN 1 Mean 10.08 .334

95% Confidence Interval for Lower Bound 9.40


Mean
Upper Bound 10.76

5% Trimmed Mean 9.93

Median 10.00

Variance 4.021

Std. Deviation 2.005

Minimum 6

Maximum 17

Range 11

Interquartile Range 2

Skewness 1.342 .393

Kurtosis 3.830 .768

POS KETERAMPILAN 2 Mean 11.53 .291

95% Confidence Interval for Lower Bound 10.94


Mean
Upper Bound 12.12

5% Trimmed Mean 11.44

Median 10.50

Variance 3.056

Std. Deviation 1.748

Minimum 10

Maximum 15

Range 5

Interquartile Range 4

Skewness .579 .393

Kurtosis -1.288 .768

POS KETERAMPILAN 3 Mean 14.11 .664

95% Confidence Interval for Lower Bound 12.76


Mean Upper Bound 15.46

5% Trimmed Mean 14.01

Median 13.50

Variance 15.873

Std. Deviation 3.984

Minimum 10

Maximum 20

Range 10

Interquartile Range 8

Skewness .218 .393

Kurtosis -1.679 .768

POS KETERAMPILAN 4 Mean 17.89 .300

95% Confidence Interval for Lower Bound 17.28


Mean
Upper Bound 18.50

5% Trimmed Mean 17.96

Median 18.00

Variance 3.244

Std. Deviation 1.801

Minimum 14

Maximum 20

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness -.259 .393

Kurtosis -.919 .768

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRE KETERAMPILAN 1 .185 36 .003 .909 36 .006


PRE KETERAMPILAN 2 .188 36 .002 .886 36 .001

PRE KETERAMPILAN 3 .211 36 .000 .903 36 .004

PRE KETERAMPILAN 4 .173 36 .008 .911 36 .007

POS KETERAMPILAN 1 .267 36 .000 .844 36 .000

POS KETERAMPILAN 2 .309 36 .000 .774 36 .000

POS KETERAMPILAN 3 .238 36 .000 .816 36 .000

POS KETERAMPILAN 4 .213 36 .000 .886 36 .001

a. Lilliefors Significance Correction

UJI WILCOXON PENGETAHUAN

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POSTES 1 - PRETES 1 Negative Ranks 2a 6.75 13.50

Positive Ranks 34b 19.19 652.50

Ties 0c

Total 36

POSTES 2 - PRETES 2 Negative Ranks 2d 6.75 13.50

Positive Ranks 34e 19.19 652.50

Ties 0f

Total 36

POSTES 3 - PRETES 3 Negative Ranks 0g .00 .00

Positive Ranks 35h 18.00 630.00

Ties 1i

Total 36

POSTES 4 - PRETES 4 Negative Ranks 0j .00 .00

Positive Ranks 35k 18.00 630.00

Ties 1l

Total 36

a. POSTES 1 < PRETES 1

b. POSTES 1 > PRETES 1

c. POSTES 1 = PRETES 1
d. POSTES 2 < PRETES 2

e. POSTES 2 > PRETES 2

f. POSTES 2 = PRETES 2

g. POSTES 3 < PRETES 3

h. POSTES 3 > PRETES 3

i. POSTES 3 = PRETES 3

j. POSTES 4 < PRETES 4

k. POSTES 4 > PRETES 4

l. POSTES 4 = PRETES 4

Test Statisticsb

POSTES 1 - POSTES 2 - POSTES 3 - POSTES 4 -


PRETES 1 PRETES 2 PRETES 3 PRETES 4

Z -5.023a -5.023a -5.167a -5.167a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UJI WILCOXON KETERAMPILAN

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POS KETERAMPILAN 1 - Negative Ranks 1a 1.50 1.50


PRE KETERAMPILAN 1
Positive Ranks 35b 18.99 664.50

Ties 0c

Total 36
POS KETERAMPILAN 2 - Negative Ranks 0d .00 .00
PRE KETERAMPILAN 2 Positive Ranks 36e 18.50 666.00

Ties 0f

Total 36

POS KETERAMPILAN 3 - Negative Ranks 0g .00 .00


PRE KETERAMPILAN 3 Positive Ranks 36h 18.50 666.00

Ties 0i

Total 36

POS KETERAMPILAN 4 - Negative Ranks 0j .00 .00


PRE KETERAMPILAN 4
Positive Ranks 36k 18.50 666.00

Ties 0l

Total 36

a. POS KETERAMPILAN 1 < PRE KETERAMPILAN 1

b. POS KETERAMPILAN 1 > PRE KETERAMPILAN 1

c. POS KETERAMPILAN 1 = PRE KETERAMPILAN 1

d. POS KETERAMPILAN 2 < PRE KETERAMPILAN 2

e. POS KETERAMPILAN 2 > PRE KETERAMPILAN 2

f. POS KETERAMPILAN 2 = PRE KETERAMPILAN 2

g. POS KETERAMPILAN 3 < PRE KETERAMPILAN 3

h. POS KETERAMPILAN 3 > PRE KETERAMPILAN 3

i. POS KETERAMPILAN 3 = PRE KETERAMPILAN 3

j. POS KETERAMPILAN 4 < PRE KETERAMPILAN 4

k. POS KETERAMPILAN 4 > PRE KETERAMPILAN 4

l. POS KETERAMPILAN 4 = PRE KETERAMPILAN 4


Test Statisticsb

POS POS POS POS


KETERAMPILA KETERAMPILA KETERAMPILA KETERAMPILA
N 1 - PRE N 2 - PRE N 3 - PRE N 4 - PRE
KETERAMPILA KETERAMPILA KETERAMPILA KETERAMPILA
N1 N2 N3 N4

Z -5.224a -5.245a -5.241a -5.241a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

a. Based on negative ranks.

LAMPIRAN
Tabel 1.1 Waktu Penyelenggara Ujian Proposal Dan Skripsi

No Jenis kegiatan 2021 2022

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Konsultasi judul

2. Bimbingan proposal

3. Ujian proposal

4. Perbaikan hasil ujian proposal

5. Penelitian

6. Bimbingan hasil

7. Ujian hasil
PENGISIAN KUISIONER PRETEST PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
PENGISIAN KUISIONER POSTEST PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
PENGARAHAN UNTUK MELAKUKAN KETERAMPILAN MANDIRI
PENYAMPAIAN MATERI TERSEDAK,0k

MEMPRAKTEKKAN TEKNIK HEIMLICH MANUVER


MEMPRAKTEKKAN TEKNIK BACK BLOWS

KETERAMPILAN RESPONDEN
MATERI PENYULUHAN TERSEDAK
A. Pengertian tersedak
Tersedak adalah terjadinya kondisi penyumbatan saluran napas bagian atas
oleh makanan atau benda lain. Kondisi ini akan membuat seseorang mengalami
kesulitan bernapas.Kondisi ini dapat menyebabkan batuk sederhana dan cenderung
mudah diatasi. Akan tetapi penyumbatan total jalan napas dapat menyebabkan
kematian. Sehingga hal ini bisa dikategorikan sebagai keadaan darurat medis
sejati.Karena termasuk keadaan darurat, maka tersedak dikategorikan keadaan yang
membutuhkan tindakan cepat dan tepat oleh siapa pun yang ada. Tim medis darurat
mungkin tidak tiba tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa orang yang
tersedak.Pernapasan merupakan salah satu bagian terpenting dari kehidupan. Saat kita
menarik napas, kita menghirup campuran nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas
lainnya.Di paru-paru, oksigen memasuki aliran darah untuk melakukan perjalanan ke
seluruh tubuh.Di dalam tubuh,  oksigen digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk
menghasilkan energi dari makanan yang kita makan. Ketika seseorang tersedak
dengan jalan napas yang benar-benar tersumbat, tidak ada oksigen yang bisa masuk
ke paru-paru.Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen sehingga organ ini
akan mulai mati dalam empat hingga enam menit sejak kekurangan oksigen. Pada saat
inilah pertolongan pertama harus dilakukan. Kematian otak tidak akan dapat
dipulihkan setelah mengalami kekurangan oksigen dalam 10 menit.
B. Penyebab Tersedak
Penyebab tersedak bisa berupa makanan, benda kecil, atau cairan yang
tersangkut di tenggorokan. Kondisi ini akan menyebabkan penderita kesulitan
bernapas hingga benda yang menghalangi jalur pernapasan bisa dikeluarkan.Orang
dewasa biasanya tersedak saat menelan makanan tanpa mengunyah dengan benar atau
tertawa saat makan atau minum.Sementara pada anak-anak, mainan kecil yang
tertelan bisa saja menyebabkan tersedak. Anak kecil memiliki rasa penasaran yang
tinggi sehingga kadang menelan apa yang dipegangnya. Anak kecil juga sering makan
terlalu cepat atau makan sambal berbicara.Adapun objek yang paling sering
menyebabkan seseorang tersedak antara lain:

 Popcorn
 Permen
 Penghapus pensil
 Wortel
 Hot dog
 Mengunyah permen karet
 Kacang-kacangan
 Tomat ceri
 Anggur utuh
 Potongan besar buah
 Potongan besar sayuran

Beberapa kondisi medis tertentu bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami tersedak.
Beberapa faktor tersebut antara lain:

 Anak di bawah usia 5 tahun


 Orang yang sudah tua
 Penderita penyakit neurologis
 Penderita penyakit degeneratif otot seperti multiple sclerosis
 Penyempitan pada kerongkongan
 Refluks asam kronis (GERD)
 Penderita bibir sumbing
 Cedera yang menyebabkan proses menelan jadi susah

Beberapa kebiasaan di bawah ini juga rentan menyebabkan tersedak, di antaranya:

 Makan terlalu cepat


 Saat makan tidak duduk dengan baik
 Tidak mengunyah makanan dengan benar
 Makan sambal tiduran

C. Cara menangani tersedak


sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa tersedak bisa memengaruhi suplai
oksigen ke otak. Jika telat, maka kematian bisa saja terjadi. Oleh karenanya,
pertolongan pertama pada korban tersedak harus dilakukan secepatnya.Untuk
mengobati orang dewasa yang tersedak, tepuk punggungnya dengan tumit tangan
sebanyak lima kali. Tepukan diarahkan di area antara tulang belikat penderita.
Selanjutnya lakukan manuver Heimlich lima kali. Lakikan selang seling antara
keduanya sampai tersedak sembuh.Pada anak, yang dilakukan hanya metode
Heimlich yang langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Berdirilah di belakang penderita dengan tangan Anda melingkari pinggangnya
2. Condongkan penderita ke depan
3. Kepalkan tangan Anda dan letakkan di atas pusar penderita
4. Gunakan tangan Anda yang bebas untuk menggenggam tinju Anda dan tekan
perut pasien dengan gerakan ke atas.
5. Ulangi metode ini lima kali.
6. Jika benda masih tersangkut di tenggorokan orang tersebut, ulangi langkah ini
lima kali lagi.

Jika penderita tidak sadarkan diri, bersihkan jalan napasnya jika


memungkinkan. Anda dapat melakukannya dengan menggunakan jari.Namun berhati-
hatilah agar tidak mendorong benda yang tersangkut menjadi lebih jauh ke dalam
tenggorokan. Hubungulah layanan gawat darurat kemudian lakukan tindakan
PCR.Adapun langkah-langkah untuk melakukan CPR adalah sebagai berikut:

1. Baringkan korban telentang, di permukaan yang datar.


2. Berlututlah di sisi orang tersebut dan letakkan tangan Anda di tengah dadanya,
telapak tangan menghadap ke bawah.
3. Letakkan tangan Anda yang bebas di atas tangan lainnya. Condongkan tubuh ke
depan dengan bahu Anda dan dorong ke bawah dengan cepat, 100 kali per menit. Ini
disebut kompresi dada.
4. Ulangi proses ini sampai orang tersebut mulai bernapas lagi atau bantuan medis
sampai di sana.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tersedak

Sub Topik : Cara menangani tersedak

Sasaran : Ibu yang memiliki anak balita di desa pajeko

Hari, Tanggal : 27 juni 2022

Waktu : 45 Menit

Tempat : Di balai desa pajeko

A. Tujuan instruksional umum


Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan peserta dapat mengerti cara
penanganan tersedak dan bisa mempraktekkan sendiri.
B. Tujuan instruksional khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan peserta dapat mengerti dan
mengetahui tentang:
1. Pengertian tersedak
2. Penyebab tersedak
3. Cara penanganan tersedak
C. Bahan
1. Pengertian tersedak
2. Penyebab tersedak
3. Cara penanganan tersedak
D. Metode
Metode dilakukan dengan ceramah.
E. Media
Power point yang berisikan penjelasan tentang tersedak

F. Pelaksanaan kegiatan

No Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta

1. Prakonfersi
A. Mengucapkan salam dan memperkenalkan Membalas salam
diri.
B. Persepsi dengan memberi pertanyaan dan Menjawab dan memberi

menggali pengetahuan tentang tersedak pendapat

C. Menyempurnakan pendapat peserta.


D. Menampilkan power poit tentang tersedak Memperhatikan menerima dan
membaca

2. Pelaksanaan
A. Pengertian tersedak Mendengarkan
B. Penyebab tersedak Memperhatikan
C. Cara penanganan tersedak Memperhatikan

3. Pasca konferensi
A. Menyimpulkan hasil ceramah tentang Memperhatikan
tersedak
B. Memberikan kesempatan peserta unutk Memberi pertanyaan
bertanya langsung
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selam proses berlangsung dan setelahnya. Bentuk evaluasi adalah
pertanyaan lisan :
1. Menjelaskan pengertian tersedak
2. Menjelaskan penyebab tersedak
3. Menyebutkan cara penanganan tersedak

Anda mungkin juga menyukai