SKRIPSI
OLEH :
YUMNA AQILAH
NPM : 18.11.176
OLEH :
YUMNA AQILAH
NPM : 18.11.176
NPM : 18.11.176
Fakultas : Keperawatan
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dekan,
Ketua Jurusan,
Ns. Megawati Sinambela,S.Kep, M.Kes Ns. Herri Novita Br. Tarigan, M.Kep
NPP. 19621116.199304.2.001 NPP. 19801019.200609.2.2002
YUMNA AQILAH
NPM.18.11.176
Penguji I
Mengesahkan :
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
2022” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai langkah awal untuk memenuhi
Skripsi ini dapat penulis selesaikan atas bimbingan dan bantuan dari beberapa
pihak, dengan rasa syukur penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
4. Ns. Herri Novita Br, Tarigan, M.Kep. selaku Ketua Jurusan Program Studi
5. Ns. Reisy Tane, M.Kep. Sp.Kep. An selaku Wali Tingkat Program Studi
iii
ini.
7. s. Meta Rosaulina, M.Kep dan Ns. Hariati, M.Kep. selaku penguji utama
dan penguji kedua yang telah membimbing serta memberi saran demi
8. Kedua Orang Tua Saya Bapak Arsul, A.Ma dan Ibu Hanifah, kakak
danadik saya, serta sepupu saya yang telah banyak memberikan dukungan
Dan semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan skripsi ini.
menyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat membawa
bermanfaat.
Penulis
YUMNA AQILAH
NPM : 18.11.17
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL PADA SAMPUL DEPAN
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
vi
3.7. Metode Pengumpulan Data… ..................................................................... … 33
3.8. Prosedur Penelitian dan Kerangka Oprasinal Penelitian … ............................ … 34
3.9. Kode Etik Penelitian… .............................................................................. … 37
3.10. Analisis Data… ......................................................................................... … 38
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 .................................................................................................... 56
LAMPIRAN 2 .................................................................................................... 57
LAMPIRAN 3 .................................................................................................... 58
LAMPIRAN 4 .................................................................................................... 59
LAMPIRAN 5 .................................................................................................... 60
LAMPIRAN 6 .................................................................................................... 62
LAMPIRAN 7 .................................................................................................... 64
LAMPIRAN 8 .................................................................................................... 69
LAMPIRAN 9 .................................................................................................... 74
LAMPIRAN 10 .................................................................................................. 76
LAMPIRAN 11 .................................................................................................. 79
LAMPIRAN 12 .................................................................................................. 80
LAMPIRAN 13 .................................................................................................. 82
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(Rani Kawati Damani&Linda, 2018). Menurut Damanik dan Linda (2018), bahwa
dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat
maupun pada orang sakit. Menurut Listuayu dkk. (2018), betapa pentingnya
seseorang untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya yaitu personal hygiene,
digunakan dalam aktivitas sehari-sehari, sehingga tak lepas dari adanya bakteri
yang menempel di tangan (Ali dkk., 2017). Salah satu cara agar kita terlindungi
Manfaat mencuci tangan menurut WHO, yaitu untuk melindungi diri dari
bakteri dan virus ke orang lain melalui tangan. Mencuci tangan dengan sabun
merupakan salah satu upaya preventif yang dilakukan untuk pencegahan penyakit
Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman
dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan
1
2
Menurut Putra (2018), dalam Damanik dan Linda (2018), fenomena yang
banyak terjadi saat ini adalah masih banyak anak usia sekolah yang mengalami
personal hygiene yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena kebiasaan mencuci
belajar, dan peningkatan rasa percaya diri anak (Ali dkk., 2017). Beberapa
penyakit yang sering terjadi pada anak-anak saat ini adalah diare, ISPA (Infeksi
Menurut data WHO pada tahun 2018 diperoleh bahwa hampir 1,7 miliar
terdapat kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang terjadi pada anak
karena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan diare dengan prevalensi
nasional 525.000 kasus setiap tahun serta cacingan, dan penyakit kulit. Hal ini
sejalan dengan penelitian Black (2017), dan Biran (2017), yang menemukan
bahwa penyebab terbesar kematian pada anak-anak adalah diare dan ISPA (Infeksi
bahwa hanya 30% orang yang mencuci tangan dengan menggunakan sabun ketika
makan ataupun ketika selesai buang air kecil dan besar (UNICEF, 2018).
sering menyerang anak-anak terutama mereka yang status gizi dan personal
hygiene yang rendah. Dan hal ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
60-80% dan kematian sebesar 36% menyerang terutama 9-12 tahun. Sedangkan
setiap tahun rata-rata 100 anak meninggal dunia dunia karena diakibatkan oleh
personal hygiene yang buruk akibat tidak mencuci tangan (Ali dkk., 2017).
49,5% untuk kebersihan kaki, tangan dan kuku mendapat persentase 21,7 %. Oleh
karena itu, pemberian health education tentang personal hygiene harus selalu
Dasar Kota medan pada tahun 2016 sebesar 28,4% dan pada tahun 2017
meningkat sebanyak 20% sedangkan pada tahun 2018 hanya sebesar 48,6% (Ali
dkk., 2017).
Rendahnya angka personal Hygiene pada anak bisa terjadi karna beberapa
faktor, salah satunya kurangnya pengetahuan dan kesadaran orang tua, hal ini bisa
pada anak harus dilakukan sejak dini, untuk mencegah terjadinya penyakit masuk
ke tubuh dan membudidayakan perilaku cuci tangan yang baik dan benar pada
anak. Namun biasanya pada masa Anak-Anak mereka sering tidak memperhatikan
4
karna metode ini dianggap metode yang paling efektif dalam menyampaikan healt
metode yang dipilih, pemilihan alat bantu yang tepat, kebutuhan anak untuk
John Pieget (2019), bahwa dalam perkembangan kognitif anak usiasekolah sudah
hubungan antara sesuatu hal dan ide. Anak kaya akan fantasi, sifat ini
dapat dipakai sebagai salah satu metode belajar (Wong, 2009, dalam
Abiyogadkk.,2017).
Menurut Wong (2017) dalam Wardiah & Dessy (2018), bahwa Storytelling
(bercerita atau mendongeng) dapat dipakai sebagai salah satu metode belajar yang
berupaya secara langsung atau tidak langsung terhadap perilaku. Manfaat dari
storytelling sangat kuat dalam meningkatkan pemahaman diri anak dan orang lain
yang berada disekitarnya. Pada saat cerita sedang dibacakan, ada saatnya kata-
kata yang diucapkan tidak hanya diingat oleh anak akan tetapi juga seperti
dilukiskan kembali secara spontan (Mauliyah, 2015, dalam Damanik & Linda,
2018).
kepada anak. Melalui storytelling indra pengelihatan dan pendengaran anak akan
audiovisual tersebut diteruskan menuju otak anak dan memicu produksi dopamin
vesikel untuk membawa pesan ke sel saraf lainnya. Terstimulasinya otak tengah
yang memiliki sifat mudah mencerna informasi yang disajikan dalam bentuk
cerita beralur dengan emosi yang menyentuh akan memudahkan kinerja otak anak
kesehatanyang disampaikan.
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Lismayani (2015), dalam
motivasi melakukan personal hygien mencuci tangan pada anak usia sekolah di
SD NEGRI 00124 Denpasar Bali, di dapatkan data bahwa p value 0,000 (kurang
dari nilai α 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
mencuci tangan pada anak sekolah. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
6
oleh Widyawati dkk. (2019), bahwa hasil analisis statistik menggunakan wilcoxon
signed rank test didapatkan p value <0,001 yang berarti terdapat pengaruh metode
dengan dalam kategori baik berjumlah 44,7% dan setelah dilakukan storytelling
peneliti lakukan pada 12 siswa, diketahui bahwa masih banyak anak-anak yang
belum mencuci tangan secara optimal, dimana hasil survei awal pada usia 9–12
tahun didapatkan data seluruh anak memiliki kesehatan personal hygiene yang
buruk. Pada saat anak diwawancara oleh peneliti, 9 anak menjawab tidak
tidak pernah mencuci tangan menggunakan sabun setelah buang air besar ataupun
saat makan. Hasil survei awal juga diketahui bahwa 7 dari 12 anak mengalami
masalah penyakit diare dan ISPA serta penyakit kulit akibat kurangnya
Hasil wawancara yang juga dilakukan dengan 5 orang tua oleh peneliti di
7
mengatakan bahwa anak-anak mereka sering terkena penyakit diare dan kulit, dan
Serdang.”
dalam penelitian ini yaitu Apakah terdapat pengaruh dari pemberian pendidikan
2022 ?
1.3.1 TujuanUmum
Serdang.
personal hygiene mencuci tangan pada anak khususnya pada anak sekolah.
terutama kebersihan personal hygiene mencuci tangan yang baik dan benar pada
anak di sekolah.
ini mencuci tangan dengan baik dan benar pada anak di sekolah.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia sekolah merupakan individu yang berusia antara 5-12 tahun dan
sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang
masih duduk di bangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2017). Pada masa
usia sekolah dasar ini terjadi pertumbuhan yang sedikit lambat dibandingkan
dengan masa remaja serta lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
Proses tumbuh kembang anak usia sekolah dimulai dari usia 6tahun
sampai 12 tahun, pada masa ini anak akan mengalami beberapa perubahan baik
dari aspek fisik maupun emosional (Hockenberry & Wilson, 2017). Pada periode
1) Perkembangan Biologi
cm dan berat badan kira-kira 40 kg. Selama periode usia ini laki-
laki lebih terlihat besar baik terhadap berat badan maupun tinggi
2) Perkembangan Kognitif
3) Perkembangan Psikososial
pertengahan umur masa kanak- kanak dan periode erotis pada masa
4) Perkembangan Moral
usia 6-7 tahun mengetahui apa yang menjadi aturan yang harus
tentang apa yang mereka lakukan akan salah dan akan mendapat
terhadap kesalahan.
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Selanjutnya teori
dansebagainya.
memperoleh promosikesehatan.
masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
bersangkutan.
sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan
melakukan tindakan.
ketersediaan fasilitas.
dilakukan. Faktor ini dapat bersifat negatif atau positif. Hal ini
tingkatan:
1) Tahu (know)
2) Memahami (comperhension)
3) Aplikasi (aplication)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
2.2 Storytelling
arti “the action of telling stories” yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
menjadi mendongeng atau bercerita, berasal dari dua kata yaitu story dan telling.
bercerita. Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya (Gordon & Browne, 2018). Bercerita juga dapat
Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang
17
menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan
memberikan suasana yang segar, menarik dan menjadi pengalaman yang unik
bagianak.
pemahaman yang baik tentang diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka, dapat
di lingkungan anak, serta anak belajar berbicara dalam gaya yang menyenangkan
guru-murid dan salah satu cara paling efektif untuk membentuk tingkah laku di
harapan terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik (Stanhope & Lancaster,
2017).
(Notoatmodjo, 2017).
menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang
dapat mereka lakukan terhadap masalahnya,dengan sumber daya yang ada pada
mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan
yang tepat guna meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
kesehatan kedalam kelompok kecil yaitu pada anak-anak khususnya anak sekolah
sangat kuat dalam meningkatkan pemahaman diri anak dan orang lain yang berada
disekitarnya. Pada saat cerita sedang dibacakan, ada saatnya kata-kata yang
diucapkan tidak hanya diingat oleh anak akan tetapi juga seperti dilukiskan
kembali secara spontan (Damanik & Linda, 2018). Storytelling adalah salah satu
afektif anak usia prasekolah. Saat storytelling berlangsung merupakan proses yang
19
audience. Proses inilah yang menjadi pengalaman seorang anak dan menjadi tugas
itu, memilih mana yang dapat dijadikan panutan sehingga membentuknya menjadi
moralitas yang dipegang sampai dewasa anak akan mengadopsi cerita yang
merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
tantangan karena bukanlah mudah dilakukan. Masa anak usia sekolah lebih
oleh anak, topik yang menarik, cerita, durasi, cerita yang tepat sesuai jamannya
Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan. Dalam
sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seseorang Dewi yaitu Hygea (Dewi
pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa,yang intinya sama yaitu
20
rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, suatu
atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. Personal hygiene
timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun
rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, kulit, dan area genital.
diri, baik secara mandiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup bersih dan
Selain itu, dapat membuat rasa nyaman dan relaksasi untuk menghilangkan
jaringan. Masa sekolah tidak lepas dari masa bermain sehingga menyebabkan
yang sangat penting dan harus diperhatikan karena konsep personal hygiene akan
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangatberpengaruh itu diantaranya
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Pemecahan masalah
21
kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi
harus di lihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah ‘sehat
anak, hal ini disebabkan karena anak-anak adalah pendidikan yang sangat
bahkan ada yang berpendapat bahwa usia dini adalah usia emas (golden age) yang
hanya terjadi sekali dalam kehidupan manusia. Apabila usia dini dimanfaatkan
dengan menerapkan pendidikan dan penerapan sikap yang baik tentunya kelak
ketika dewasa sikap dan moral yang berkembang adalah baik, demikian
sebaliknya bila pendidikan dan penanaman sikap tidak baik akan berkembang
sikap yang kurang baik tentunya. Oleh karena itu anak-anak adalah investasi yang
sangat mahal harganya bagi keluarga dan juga bagi bangsa (Gordon & Browne,
2018).
hal-hal yang tergantung dari kebiasaan seseorang. Personal hygiene anak yang
hygiene, seperti diare, ISPA, penyakit infektsi, penyakit mulut dan gigi, kulit
Pada anak usia sekolah, anak usia sekolah masih memerlukan perhatian
22
menerapkan personal hygiene yang baik dan benar, mereka masih memerlukan
dukungan dan motivasi dari keluarga sebagai tempat acuan mereka untuk
penerapan personal hygiene pada anak usia sekolah. Karakteristik keluarga terdiri
dari usia orang tua, agama, suku, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan
hygiene yaitu mencuci tangan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menurunkan angka kejadian diare adalah perilaku cuci tangan pakai sabun karena
menurut Afany (2017) bahwa perilaku cuci tangan dengan sabun khususnya
setelah berkontak dengan feses dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%.
infeksi karena mikroba mengkontaminasi tangan dalam waktu yang singkat dalam
tangan pakai sabun. Metode cuci tangan tujuh langkah adalah metode cuci tangan
paling lengkap dalam menghilangkan kotoran dan kuman yang ada di tangan.
diri dari berbagai penyakit menular. Cuci tangan menggunakan sabun dapat kita
sesudah makan, setelah BAK dan BAB, setelah membuang ingus, setelah
makan/memegang hewan, serta setelah batuk atau bersin pada tangan kita. Cuci
tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar merupakan cara
dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara
penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasite lainnya pada kedua tangan
(Mukminatun, 2017).
upaya pencegahan penyakit dan penularan penyakit. Hal ini dilakukan karena
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak tidak langsung
menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki dampak besar bagi
menjadi kebiasaan masyarakat. Tentunya hal ini masih dipengaruhi oleh banyak
Kebiasaan cuci tangan menggunakan air saja tidak dapat melindungi diri
dari bakteri dan virus di tangan. Terlebih jika mencuci tangan tidak di bawah
halitu sama saja saling berbagi kuman dan tetap membiarkan kuman menempel
Cara cuci tangan pakai sabun yang benar adalah menggosok talapak
24
daerah antara jari telunjuk dan ibu jari secara bergantian, letakkan ujung jari ke
telapak tangan dan gosok perlahan, bilas dengan air dan keringkan (Kemenkes RI,
Organization, 2018):
detik.
Selanjutnya untuk 6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu
memutar.
25
Berdasarkan tinjauan teori dan apa yang telah diuraikan maka digunakan
Faktor-faktor presdiposisi:
1. pengetahuan
2. sikap dan Keyakinan
3. umur dan jenis kelamin
Pesonal
hygiene Peningkatan prilaku
mencuci Pesonal hygiene
tangan buruk Faktor penguat: mencuci tangan
pada anak Kebiasaan menggunakan
metode storytelling
Faktor pemungkin:
1. Lingkungan Personal hygiene
(orangtua) mencuci tangan baik
2. Kemampuan pada anak
3. ketersediaan
informasi dan
ketersediaan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022. Adapun yang menjadi kerangka
2022.
2022.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Group Pre and Post Test Design, untuk melihat perilaku personal hygiene
personal hygiene mencuci tangan pada anak usia sekolah di SD Swasta PAB 34
Patumbak.Menurut Arikunto (2018), Pretest dan posttest one group design adalah
penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pretest)
O X O
1 A 2
Keterangan :
XA : Metode Storytelling
3.2.1 Lokasi
3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa siswi SD Swasta PAB 34 kelas V
3.3.2 Sampel
responden.
31
Total Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi (sugiono, 2017). Alasan mengambil total sampling karena jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian
semuannya,
dengan prilaku personal hygiene mencuci tangan pada anak sekolah (variabel
dependen).
Sumber:
Notoatmodjo
(2017) dan Silalahi
(2017)
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
sistematis instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner, power point dan video
kepada orang lain yang bersedian memberikan respon (merespon) sesuai dengan
Dalam hal ini Kuesioner yang peneliti gunakan berupa check list
dan kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
33
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti tepat. Tinggi rendahnya validitas
dalam penelitian.
0,883 atau lebih dari r tabel (0,444), sehingga disimpulkan semua pertanyaan
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di
andalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama.
Nilai uji reliabilitas didapatkan nilai alpha croanbach’s 0,944 (> 0,06)
berarti nilai Motivasi melakukan personal higiene mencuci tangan dengan nilai uji
reliabilitas didapatkan nilai alpha croanbach’s 0,964 (> 0,06) berarti koesioner
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau data objek
penelitian ini data primer didapatkan dari koesioner tentang personal hygiene
mencuci tangan.
untuk melakukan personal hygiene mencuci tangan pada anak usia sekolah yang
dirancang peneliti sesuai indikator secara terstruktur dan telah diuji validitas serta
reliabilitasnya. Kuesioner berupa check list menggunakan skala Likert dan terdiri
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
Swasta PAB 34 Patumbak serta buku dan internet sebagai sumber penulisan
Skripsi.
Setelah mendapatkan data survey awal dari responden dan orang tua
dahulu kepada pihak kepala sekolah dan guru-guru disana. Setelah itu peneliti
kesehatan.
dikumpulkan di dalam ruang kelas yang sama dan peniliti langsung memberikan
menggunakan power point dan vidio animasi mencuci tangan selama 15 menit.
kesehatan yang telah diberikan peneliti pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu
Kemudian peneliti akan mengumpulkan data pre-test dan post-test yang telah
pernah) dengan skor 1. skoring kuesioner berdasarkan skor, yaitu: motivasi rendah
penelitian yang ada. Dalam penelitian ini etika penelitian yang dilakukan yaitu
penelitian yang akan dilakukan kepada para responden dan meminta persetujuan
orangtua dari para responden oleh karena agak susah menjelaskan kepada anak-
anak tentang pernyataan yang cukup Panjang dan diperlukan tanda tangan.
diisi oleh peneliti pada proses pengolahan data nama-nama dari responden diganti
bisa dijadikan pelajaran hidup yang bisa diaktualisasikan setiap hari oleh para
38
yang memnuhi syarat dalam penelitian yang diberikan pre-test dan post-test tanpa
terkecuali.
karakteristik setiap varialel penelitian yang meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi
mencuci tangan).
Dalam penelitian ini uji statistik yang akan digunakan adalah uji McNemar
yang digunakan untuk menguji sebelum dan sesudah perlakuan (pre-test dan post-
test), dan digunalan untuk menguji kefektifan suatu perlakuan tertentu terhadap
suatu kondisi sampel. Yang dalam hal ini penulis ingin menguji kefektifan dari
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Responden, hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini
41
Tabel 4.2.3.1
Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Anak di SD Swasta PAB 34
Kelurahan PatumbakII Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang tahun 2022
UMUR Frequency Percent
10 TAHUN 24 80.0
11 TAHUN 6 20.0
Total 30 100.0
Tabel 4.2.3.2
Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di SD Swasta PAB
34 Kelurahan PatumbakII Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang tahun 2022
JENIS_KELAMIN Frequency Percent
LAKI-LAKI 21 70.0
PEREMPUAN 9 30.0
Total 30 100.0
42
Tabel 4.2.3.3
Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Untuk Melakukan Personal
Hygienesebelum PendidikanKesehatan Metode Storytelling
TINGGI 3 10.0
RENDAH 27 90.0
Total 30 100.0
Tabel 4.2.3.4
Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Untuk Melakukan Personal
HygieneSesudahPendidikanKesehatan Metode Storytelling
TINGGI 29 96.7
RENDAH 1 3.3
Total 30 100.0
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Uji Wilxocon Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Storytelling Terhadap
Motivasi Untuk Melakukan Personal HygieneMencuci Tangan Pada Anak di
SD Swasta PAB 34 Kelurahan PatumbakII Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang tahun 2022
nilai signifikansi p value 0,00 atau lebih kecil dari = 0,005 sebagai taraf yang telah
14.50 Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya hasil
sabun pada anak usia 6-7 tahun sebelum diberikan storytelling dalam pendidikan
personal hygiene tidak ada siswa yang patuh dalam melakukan cuci tangan.
Menurut Kushartanti (2017) yang mengatakan kepatuhan cuci tangan pakai sabun
pada anak usia 6-7 tahun dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki meliputi
disebabkan karena pengetahuan. Hal ini dapat disebabkan karena anak belum
terpapar informasi tentang cara mencuci tangan baik dari orang tua, guru serta
informasi seperti media cetak informasi dari teman, guru, keluarga, maupun
kurangnya stimulus dari luar antara lain orang tua dan guru.
Hal ini sesuai hasil penelitian yang menunjukkan orang tua sebagian besar
jarang menganjurkan cuci tangan.Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka
diharapkan orang tua dapat ditiru, sehingga anak yang bebas bersekolahpun sudah
mau dan mampu melakukan cuci tangan dengan benar melalui model yang ditiru
dari orang tuanya. Guru merupakan individu yang sering dijumpai anak dalam
lingkungan sekolah. Tugas guru sebagai pengajar dan pendidik yang salah satu
diantaranya adalah mengajarkan praktek cuci tangan pakai sabun pada anak
sekolah.
45
anak-anak sejak kecil, tidak hanya oleh orang tua di rumah bahkan menjadi salah
satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman KanakKanak sampai
dengan Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
kesehatan dengan metode bernyanyi terhadap kepatuhan mencuci tangan anak pra
dalam kategori kurang patuh sebanyak 80%. Penelitian Vianny (2017) tentang
yang baik dan benar pada anak usia prasekolah di TK Tunas IGTKI-PGRI
Pontianak.
nilai kurang sebanyak 65,5%. Kepatuhan cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada
anak usia 6-7 tahun di Sekolah Dasar Negeri 13 Sesetan termasuk kategori kurang
patuh . Hal ini terjadi karena sesuai dengan keterangan dari kepala sekolah bahwa
selama ini sudah memberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada
anak dengan metode demonstrasi akan tetapi belum dilakukan secara teratur serta
saat pendidikan kesehatan dilakukan anak mudah bosan serta tertarik untuk
mengikuti. Menurut peneliti cuci tangan yang dilatih melalui praktik akan menjadi
responden tidak melakukan tindakan menggosok kedua telapak tangan dan sela-
sela jari tangan, tindakan jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan dilakukan
sebaliknya.
47
BAB V
PEMBAHASAN
waktu cuci tangan menunjukkan sebagian besar setelah makan yaitu sebanyak 17
responden menurut jenis kelamin dan usia, responden dengan jenis kelamin laki-
48
berjumlah 9 orang. Jadi total anak yang menjadi responden dalam penelitian ini
berjumlah 19 orang.
tangan pakai sabun sebelum dan sesudah intervensi didapatkan bahwa nilai
adalah 8.Untuk nilai minimum dan maksimum sebelum intervensi adalah 2 dan 4
sedangkan untuk nilai minimum dan maksimum setelah intervensi adalah 6 dan 9.
nilai signifikansi p value 0,00 atau lebih kecil dari = 0,005 sebagai taraf yang telah
14.50 Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya hasil
Tahun 2022.
sabun pada anak usia 6-7 tahun sebelum diberikan storytelling dalam pendidikan
personal hygiene tidak ada siswa yang patuh dalam melakukan cuci tangan.
Menurut Kushartanti (2017) yang mengatakan kepatuhan cuci tangan pakai sabun
pada anak usia 6-7 tahun dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki meliputi
disebabkan karena pengetahuan. Hal ini dapat disebabkan karena anak belum
terpapar informasi tentang cara mencuci tangan baik dari orang tua, guru serta
informasi seperti media cetak informasi dari teman, guru, keluarga, maupun
50
kurangnya stimulus dari luar antara lain orang tua dan guru.
Hal ini sesuai hasil penelitian yang menunjukkan orang tua sebagian besar
jarang menganjurkan cuci tangan.Orang tua adalah tokoh panutan anak, maka
diharapkan orang tua dapat ditiru, sehingga anak yang bebas bersekolahpun sudah
mau dan mampu melakukan cuci tangan dengan benar melalui model yang ditiru
dari orang tuanya. Guru merupakan individu yang sering dijumpai anak dalam
lingkungan sekolah. Tugas guru sebagai pengajar dan pendidik yang salah satu
diantaranya adalah mengajarkan praktek cuci tangan pakai sabun pada anak
sekolah.
anak-anak sejak kecil, tidak hanya oleh orang tua di rumah bahkan menjadi salah
satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman KanakKanak sampai
dengan Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
kesehatan dengan metode bernyanyi terhadap kepatuhan mencuci tangan anak pra
dalam kategori kurang patuh sebanyak 80%. Penelitian Vianny (2017) tentang
yang baik dan benar pada anak usia prasekolah di TK Tunas IGTKI-PGRI
51
Pontianak.
nilai kurang sebanyak 65,5%. Kepatuhan cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada
anak usia 6-7 tahun di Sekolah Dasar Negeri 13 Sesetan termasuk kategori kurang
patuh . Hal ini terjadi karena sesuai dengan keterangan dari kepala sekolah bahwa
selama ini sudah memberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada
anak dengan metode demonstrasi akan tetapi belum dilakukan secara teratur serta
saat pendidikan kesehatan dilakukan anak mudah bosan serta tertarik untuk
mengikuti. Menurut peneliti cuci tangan yang dilatih melalui praktik akan menjadi
responden tidak melakukan tindakan menggosok kedua telapak tangan dan sela-
sela jari tangan, tindakan jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan dilakukan
sebaliknya
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
berikut:
personal hygiene mencuci tangan pada anak khususnya pada anak sekolah.
hal ini mencuci tangan dengan baik dan benar pada anak disekolah
54
DAFTAR PUSTAKA
Gordon&Browne.(2018).PerillakuCuciTanganSebelumMakandanKecacinganpa
daMurid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.Jurnal
Promkes,ISSN : 3429-4429
Hockenberry & Wilson.(2017).Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan
Metode Storytelling Terhadap Kepatuhan menjaga kesehatan diri Pada
Anak Usia Sekola.Jurnal Care,5(3),22-24
Listuayu, Juniari Luh Pt. dkk.(2018).Pengaruh Storytelling Terhadap Motivasi
Untuk Melakukan Personal Hygiene Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk.
Mandala Kumara Denpasar.Storytelling-Personal Hygiene,ISSN 1026-
2226
LAMPIRAN 1
Dengan hormat,
1. Bersama ini datang menghadap Bapak / Ibu, Mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua Program
Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana Yang bersangkutan a.n Yumna Aqilah, NPM.18.11.176 akan
mengadakan peninjauan / riset / on the job training di SD Swasta PAB 34 Patumbak dalam rangka
memenuhi kewajiban / tugas – tugas dalam melakukan / menyelesaikan studi pada Institut Kesehatan Deli
Husada Deli Tua.
2. Sehubungan dengan ini kami sangat mengharapkan bantuan Bapak / Ibu agar dapat memberikan
keterangan – keterangan, brosur – brosur, buku – buku, dan penjelasan – penjelasan lainnya yang akan
digunakan dalam rangka menyusun skripsi dengan judul: ”Pengaruh Metode Storytelling Terhadap
Motivasi Melakukan Personal Hygiene Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah Di SD Swasta PAB 34
Kelurahan Patumbak II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022”
3. Segala bahan dan keterangan yang diperoleh akan digunakan semata – mata demi perkembangan ilmu
pengetahuan dan tidak akan diumumkan atau diberitahukan pada pihak lain. Selanjutnya setelah
Mahasiswa yang bersangkutan menyelesaikan peninjauan / riset / on the job training di tempat ini, kami
akan menyerahkan kepada Bapak / Ibu 1 (satu) eksemplar laporan / skripsi yang dibuat Mahasiswa kami.
Apabila hasil penelitian ini akan diterbitkan, maka kami terlebih dahulu meminta persetujuan Bapak / Ibu.
4. Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasama yang baik dari Bapak / Ibu
kami ucapkan terima kasih.
D e k an
Tembusan:
1. Dosen Pembimbing
57
LAMPIRAN 2
58
LAMPIRAN 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
Program Studi :
4)Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana, Akreditasi LAM-PTKes “Baik sekali ”
5)Program Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi, Akreditasi LAM-PTKes “Baik sekali ”
6)Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga, Akreditasi LAM-PTKes “B”
Jl. Besar No. 77 Deli Tua Kab. Deli Serdang – Sumatera Utara 20355
Telp. (061) 7030082 – 7030083 Faximilie : (061) 7030083
Email :keperawatandelihusada@gmail.com, Website : www.delihusada.ac.id
Dengan hormat,
5. Bersama ini datang menghadap Bapak / Ibu, Mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua Program
Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana Yang bersangkutan a.n Yumna Aqilah, NPM.18.11.176 akan
mengadakan peninjauan / riset / on the job training di SD Swasta PAB 34 Patumbak dalam rangka
memenuhi kewajiban / tugas – tugas dalam melakukan / menyelesaikan studi pada Institut Kesehatan Deli
Husada Deli Tua.
6. Sehubungan dengan ini kami sangat mengharapkan bantuan Bapak / Ibu agar dapat memberikan keterangan
– keterangan, brosur – brosur, buku – buku, dan penjelasan – penjelasan lainnya yang akan digunakan dalam
rangka menyusun skripsi dengan judul: ”Pengaruh Metode Storytelling Terhadap Motivasi Melakukan
Personal Hygiene Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah Di SD Swasta PAB 34 Kelurahan Patumbak II
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022”
7. Segala bahan dan keterangan yang diperoleh akan digunakan semata – mata demi perkembangan ilmu
pengetahuan dan tidak akan diumumkan atau diberitahukan pada pihak lain. Selanjutnya setelah Mahasiswa
yang bersangkutan menyelesaikan peninjauan / riset / on the job training di tempat ini, kami akan
menyerahkan kepada Bapak / Ibu 1 (satu) eksemplar laporan / skripsi yang dibuat Mahasiswa kami. Apabila
hasil penelitian ini akan diterbitkan, maka kami terlebih dahulu meminta persetujuan Bapak / Ibu.
8. Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasama yang baik dari Bapak / Ibu
kami ucapkan terima kasih.
D e k an
Tembusan:
2. Dosen Pembimbing
59
LAMPIRAN 4
63
60
Nama (inisial) :
Usia :
Responden
( )
63
62
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH METODE STORYTELLING TERHADAP MOTIVASI
UNTUK MELAKUKAN PERSONAL HYGIENE MENCUCI TANGAN
PADA ANAK SEKOLAH DI SD SWASTA PAB 34 KELURAHAN
PATUMBAK II KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2022
• Data Umum
1. Nama Anak :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :
No Pertanyaan Pernyataan
Melakukan Tidak
Melakukan
1 Mencucitangandenganmenggunakanairmengalir dan
sabun
2 Melepaskan semua aksesoris dan menyingsing baju
hinnga lengan
3 Membasahi tangan dan memberi sabun
4 Menggosok kedua telapak tangan secara
lembutdengan arah memutar
63
STORYTELLING
bersifat segera.
sesuai kebutuhan.
4. Bercerita hal yang simple ke hal yang komplek sesuai alur cerita
yang disiapkan
kurang.
• Janganlupajari-jaritangan, gosoksela-selajarihinggabersih
• Bersihkanujungjarisecarabergantiandenganmengatupkan(gerak
anmengunci) padakeduatangan
• Gosokdanputarkeduaibujarisecarabergantiankearahkeluartanga
n
• Laluletakkanujungjariketelapaktangankemudiangosokperlahan
• Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir.
• Setelah itu kering tangan dengan cara di angin-anginkan atau
keringkan dengan kertas (tissue) atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
69
Npm : 18.11.176
Perbaikan Perbaikan
Penguji I
Npm : 18.11.176
Perbaikan Perbaikan
Random Sampling
Penguji II
Npm : 18.11.176
Perbaikan Perbaikan
Sampel
Operasional di Variabel
menjadi Interval
73
3. Menambahkan SOP - -
Penguji III
JENIS
UMUR KODE KODE PRE KODE POST KODE
KELAMIN
11 TAHUN 2 LAKI-LAKI 1 TINGGI 1 TINGGI 1
11 TAHUN 2 LAKI-LAKI 1 TINGGI 1 RENDAH 2
11 TAHUN 2 LAKI-LAKI 1 TINGGI 1 TINGGI 1
11 TAHUN 2 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
11 TAHUN 2 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
11 TAHUN 2 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 LAKI-LAKI 1 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
10 TAHUN 1 PEREMPUAN 2 RENDAH 2 TINGGI 1
80
Frequencies
Statistics
Valid 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0
Std. Error of Mean .074 .085 .056 .033
Std. Deviation .407 .466 .305 .183
Variance .166 .217 .093 .033
Range 1 1 1 1
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2
Frequency Table
UMUR
JENIS_KELAMIN
PRE_PERSONAL_HIGIENE
POST_PERSONAL_HYGIENE
NPar Tests
Ranks
Test Statisticsa
POST_PERSONAL_HYGIENE - PRE_PERSONAL_HIGIENE
Z -4.914b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
LAMPIIRAN 13 DOKUMENTASI