Kiki Faraniska
G3A021147
Adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip dan dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar
( Kiki Faraniska )
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah dinyatakan layak untuk diseminarkan dihadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) Program Studi Profesi Ners.
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada tanggal 4 September 2022 dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NERS pada Program Studi
Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk (pilih salah satu
dengan memberi warna blok hitam):
Dapat diakses di UNIMUS
Tidak dapat diakses di UNIMUS karena:
Data yang digunakan untuk penulisan berasal dari instansi tertentu bersifat konfidensial
Akan ditunda publikasinya mengingat akan karena/sedang dalam proses pengajuan Hak
Paten/HKI hingga tahun……………………….
Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional
yaitu:…………………………yang diprediksi akan dipublikasi sebagai prosiding pada
bulan………………tahun………….
Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah pada seminar
internasional yaitu:………………………………yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai
prosiding pada bulan…………………….tahun………………….
Akan diterbitkan pada Jurnal Program /Departemen / Fakultas di UNIMUS yaitu: jurnal ners
muda yang diprediksi akan dipublikasi pada September 2022
Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu:…………………….yaitu diprediksi akan
dipublikasikan pada bulan………tahun………
Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional
yaitu......................................................................yang diprediksi akan dipublikasikan pada
bulan…………tahun……
Breast milk has an important role in increasing endurance, growth, development and intelligence in infants.
Inadequate milk production causes growth disorders in infants and is susceptible to infection. Efforts to
increase the production of breast milk so that the nutritional needs of the baby are fulfilled, it can be done by
stimulating the breast by massage using the marmet technique. The purpose of this case study is to determine
the increase in breast milk production in post partum mothers after massage using the marmet technique. The
design of this case study uses a descriptive design, nursing care approach with the application of the marmet
technique. The subjects of this case consisted of 2 post partum mothers on 1-3 days, post partum mothers aged
20-25 years, post partum mothers who experienced insufficient milk production. The results of this case study
show that after the implementation of marmet massage for 3 days, it was found that there was an increase in
the amount of milk production by an average of 0.85 ml, so it can be concluded that the marmet technique was
able to increase milk production in post partum mothers.
HASIL STUDI
Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pengkajian pada hari
pertama post partum kedua responden belum dapat memproduksi ASI, selain itu payudara kedua
responden juga belum terasa keras. Hasil pengkajian menunjukan, kedua subjek studi kasus berjenis
kelamin perempuan dan beragama islam, rentang usia responden antara 20-25 tahun dengan status
obstetric yang sama yaitu G1P1A0. Responden I dan II memiliki bayi dengan berat badan yang cukup,
dikarenakan lebih dari 2.500 gram serta lahir secara normal. Pengkajian pada kedua subjek
didapatkan hasil bahwa subjek studi kasus 1 mengatakan bahwa mengalami ketidakcukupan produksi
ASI, ibu mengatakan bahwa belum merasakan adanya pembengkakan pada kedua payudara, serta
bayi pada saat dilakukan proses menyusui tidak ada reflek menghisap terus menerus dan menangis
saat proses menyusui berlangsung. Pada subjek studi kasus 2, responden mengatakan bahwa produksi
ASI yang dihasilkan sedikit terkadang hanya keluar beberapa tetes saja. Subjek studi kasus II sering
cemas dengan apa yang dirasakan. Kedua subjek penelitian tidak melakukan penanganan untuk
mengatasi ketidaklancaran produksi ASI, hal tersebut dibuktikan bahwa keduanya tidak tahu cara
untuk meningkatkan atau melancarkan produksi ASI.
Berdasarkan hasil analisis pengkajian tersebut untuk diagnosa keperawatan utama pada kedua
responden adalah menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI (D.0029)
(PPNI, 2017). Diagnosis keperawatan menyusui tidak efektif diambil peneliti menjadi diagnosa
keperawatan utama , hal tersebut dikarenakan sesuai dengan data mayor pada subjek studi kasus 1
dan 2 yaitu ketidakmampuan bayi untuk mendekat atau melekat dengan payudara ibu, ASI tidak dapat
keluar, sementara itu untuk data minor adalah reflek menghisap bayi berlangsung secara tidak
adekuat, pada saat proses disusui bayi sering menangis, serta menolak untuk menghisap.
Rencana keperawatan atau intervensi keperawatan untuk kedua subjek yang dapat dilakukan
pada studi kasus yaitu edukasi menyusui (PPNI, 2018). Edukasi menyusui yang direncanakan yaitu
Observasi dengan Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, identifikasi tujuan atau
keinginan menyusui. Terapeutik dengan sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, dukung ibu
meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui, libatkan sistem pendukung seperti suami atau
keluarga. Edukasi dengan berikan konseling menyusui, jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi,
ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (lecth on) dengan benar, dan ajarkan perawatan
payudara post partum dengan pijat marmet.
Implementasi keperawatan dilakukan pada subjek studi kasus 1 pada tanggal 15,16,17 agustus
2022, sedangkan subjek studi 2 pada tanggal 20,21,22 agustus 2022. Subjek studi 1 dan 2 sebelum
dilakukan implementasi keperawatan, pada tanggal 14 dan 19 agustus 2022, penulis melakukan
pengkajian terlebih dahulu, dikarenakan untuk menunjang penentuan suatu diagnosis keperawatan
serta intervensi dan implementasi yang akan diberikan. Setelah dilakukan pengkajian, pada hari
berikutnya penulis mulai melakukan implementasi keperawatan mulai dari observasi terlebih dahulu
yaitu mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, mengidentifikasi tujuan atau
keinginan menyusui. Terapeutik dengan menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan,
menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, serta melibatkan sistem pendukung seperti
keluarga dalam tindakan berlangsung. Edukasi dengan memberikan pendidikan kesehatan menyusui,
menjelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta mengajarkan perawatan payudara post partum
dengan pijat Marmet.
Berdasarkan dari data diatas, setelah pelaksanaan intervensi dalam kurun waktu 3 hari dengan
proses serta durasi yang sama pada masing-masing responden, maka diperoleh adanya peningkatan
jumlah produksi ASI setiap hari, hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan rata-rata peningkatan pada
subjek I dan II adalah sebanyak 0,85 ml.
Produksi ASI pada ibu post partum berdasarkan hasil studi terdapat peningkatan jumlah ASI,
hal tersebut dikarenakan pemberian pijat payudara dengan menggunakan teknik Marmet sebanyak 3
kali dengan durasi waktu ± 15-30 menit. Pijat marmet merupakan suatu teknik dengan cara kombinasi
antara menstimulasi serta memijat payudara menggunakan bantuan tangan, tindakan tersebut
dilakukan bertujuan untuk menstimulasi ASI agar keluar lebih optimal.
Mekanisme pijat marmet dalam meningkatkan produksi ASI, menggunakan metode
pengosongan ASI yang berasal dari sinus latiferus dibawah areola, pengosongan ASI yang terletak di
sinus latiferus diharapkan mampu mendorong pengeluaran hormon prolaktin. Selanjutnya,
pengeluaran hormon prolaktin tersebut dapat merangsang mammary alveoli dalam memproduksi
ASI. Apabila produksi ASI banyak yang dikosongkan atau dikeluarkan dari payudara maka jumlah
produksi ASI yang dihasilkan di payudara akan semakin banyak (Mas´adah & Rusmini, 2015). Pijat
payudara dengan menggunakan teknik Marmet ini jika diaplikasikan secara tepat, maka seharusnya
permasalahan tentang produksi ASI atau cara pengeluaran ASI tidak terjadi kembali. Memerah ASI
menggunakan bantuan tangan sangat direkomendasikan, hal tersebut dikarenakan dapat
menghasilkan stimulus sentuhan yang memacu hormon laktasi (Dahlan, 2018).
Hasil studi tersebut sejalan sesuai penelitian (Dahlan, 2018) yang menemukan bahwa
intervensi pada ibu nifas dengan menggunakan teknik Marmet, memiliki peluang 2 kali lebih besar
dalam meningkatkan jumlah produksi ASI, dibandingkan dengan ibu nifas yang tidak dilakukan
intervensi menggunakan pijat marmet. Hasil tersebut didukung juga dengan penelitian (Risnawati &
Tristanti, 2018) yang mengatakan bahwa teknik Marmet berdampak terhadap peningkatan produksi
ASI pada ibu post partum di klinik Srikandi Kudus. Hasil studi ini juga didukung oleh (Yustianti et
al., 2020) bahwa adanya suatu perbedaan pada produksi ASI ibu post partum sebelum diberikan
teknik Marmet serta setelah diberikan teknik Marmet.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa usia ibu post partum yang dilakukan pemijatan karena
mengalami ketidakcukupan produksi ASI, yaitu dengan rentang usia 20-25 tahun. Usia berpengaruh
dalam produksi ASI, hal tersebut dikarenakan usia yang ideal untuk melahirkan serta usia yang cukup
dalam memproduksi ASI antara usia 20 tahun sampai dengan 35 tahun, akantetapi umur 20 tahun
sampai dengan 25 tahun termasuk usia yang terbilang masih muda dengan kondisi psikologis yang
belum memadai, sehingga banyak ibu menunjukkan respon ketakutan, kebingungan, dan gugup saat
bayi menangis. Respon psikologis ibu yang mengalami ketidaktenangan tersebut juga akan
berdampak pada jumplah produksi ASI, hal tersebut dikarenakan reflek prolaktin serta oksitosin
menghambat. Setelah ibu memasuki usia 35 tahun, maka fungsi dari hormon reproduksi akan
mengalami penurunan, tetapi kematangan emosional akan tercapai pada usia ini. Pada usia tersebut
ibu memiliki banyak pengalaman dalam menyusui, baik pengalaman dari dirinya sendiri maupun
pengalaman dari orang lain (Selistiyaningtyas & Pawestri, 2021).
Hasil studi kasus didapatkan bahwa ibu primipara lebih beresiko mengalami ketidakcukupan
produksi ASI dibandingkan dengan ibu multipara, hal tersebut dapat dibuktikan bahwa ibu multipara
lebih mempersiapkan kebutuhan psikologis serta kebutuhan fisik yang berkaitan dengan kebutuahn
ekonomi, secara terencana dan sangat matang dalam memperlancar produksi ASI. Ibu yang baru
pertamam kali melahirkan atau ibu primipara belum berpengalaman sehungga kecemasan dan
ketegangan setelah melahirkan sering muncul, maka hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi fisik
serta psikologis, ibu yang mengalami keadaan psikologis tersebut maka akan berdampak pada
hormon oksitosin yaitu hormon tersebut akan mengalami ketergangguan, peran hormon oksitosin
adalah untuk membantu melancarkan serta meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Produksi
ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, pada ibu primipara produksi ASI yang dikeluarkan atau
dihasilkan lebih sedikit jika dibandingan dengan ibu multipara (Romlah & Sari, 2019).
Proses pelaksanaan teknik Marmet dalam studi kasus ini terdapat beberapa faktor pendukung
serta penghambat, Faktor pendukung pada saat pelaksaan pijat marmet yaitu keluarga memberikan
dukungan secara penuh kepada responden sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar serta
kedua responden mengikuti pelaksanaan dengan kooperatif. Sedangkan faktor penghambat pada
pelaksanaan studi kasus ini yaitu terdapat beberapa gerakan yang membuat responden merasa geli
sehingga beberapa prosedur terhenti dan harus diulang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan bahwa penerapan pijat marmet efektif dalam
meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum. Pijat marmet merupakan salah satu cara dari
beberapa tindakan nonfarmakologi lainnya yang dapat membatu merangsang pengeluaran ASI, hal
ini ditunjunjukkan pada peningkatan produksi ASI subjek studi kasus sebelum dan sesudah dilakukan
terapi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati yang tulus
dan ikhlas perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada responden dan kedua orang tua yang telah
membantu pelaksanaan studi. Terimakasih kepada dosen pembimbing ibu Ns. Nikmatul Khayati,
M.Kep yang sudah memberikan motivasi dan arahan sehingga studi ini dapat dilaksanakan.
REFERENSI
D, R., & Yunarsih. (2018). Penerapan pijat oksitoksin dalam meningkatkan produksi ASI ibu post
partum. Journals of Ners Community, 9.
https://www.google.com/search?q=ahayu+D+dan+Yunarsih%2C+%282018%29.+“Pener
apan+Pijat+Oksitoksin++dalam+Meningkatkan+Produksi+ASI+Ibu+Post
partum”.++Journals+of+Ners+Community.+Volume+09.&biw=1366&bih=657&sxsrf=A
LiCzsZ1RUVTn7fcHNj1fXOXwqGuMIh7ZA%3A166078645
Dahlan, A. K. (2018). Pengaruh teknik Marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui. Voice
of Midwifery, 6(08), 17–30. https://doi.org/10.35906/vom.v6i08.20
Fajri, N., Rahayuningsih, S. I., Nizami, N. H., & Rizkia, M. (2020). Kebutuhan dan kendala kader
kesehatan dalam membantu keberhasilan ibu menyusui. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan,
7(2), 89–97. https://doi.org/10.22435/sel.v7i2.4389
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kemenkes RI.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017 (Vol. 1227, Issue July).
https://doi.org/10.1002/qj
Lubis, D. R., & Angraeni, L. (2021). Pijat Oksitosin Sebagai Langkah Awal Gentle Breastfeeding.
Marwiyah, N., & Khaerawati, T. (2020). Faktor–faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja di kelurahan cipare kota serang. Faletehan Health Journal, 7(1),
18–29. https://doi.org/10.33746/fhj.v7i1.78
Mas´adah, & Rusmini. (2015). Teknik meningkatkan dan memperlancar produksi asi pada ibu post
sectio caesaria. I(2), 1495–1505.
PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
Pujiati, W., Sartika, L., Wati, L., & Alya Ramadinta, R. (2021). Teknik Marmet terhadap Kelancaran
Asi pada Ibu Post Partum. Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan, 11(2), 78–85.
https://doi.org/10.24929/fik.v11i2.1596
Risnawati, I., & Tristanti, I. (2018). Efek teknik Marmet terhadap produksi air susu ibu pada ibu nifas.
In Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA): Vol. XI (Issue 1).
Romlah, & Sari, A. P. (2019). Faktor risiko ibu menyusui dengan produktif asi di puskesmas 23 ilir
kota palembang. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 14(1), 32–37.
https://doi.org/10.36086/jpp.v14i1.285
Selistiyaningtyas, S. R., & Pawestri. (2021). Pemberian pijat marmet dan oksitosin untuk
meningkatkan produksi asi pada asuhan keperawatan ibu post partum dengan sectio
caesarea. Ners Muda, 2(1), 61. https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.6228
WHO. (2020). Exclusive breastfeeding for optimal growth,. Development And Health Of Infants.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-
feeding#:~:text=WHO and UNICEF recommend%3A,years of age or beyond.
Widiastuti, A., Arifah, S., & Rachmawati, W. R. (2015). Pengaruh teknik Marmet terhadap
kelancaran air susu ibu dan kenaikan berat badan bayi. Kesmas: National Public Health
Journal, 9(4), 315. https://doi.org/10.21109/kesmas.v9i4.737
Yustianti, D., Susilawati, S., & Hermawan, D. (2020). Pijat teknik Marmet pada post partum dan
produksi ASI. Holistik Jurnal Kesehatan, 14(3), 338–345.
https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.1855
LAMPIRAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN STUDI KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Tabel 1.1 Data Demografi Klien
Data Klien 1 Klien 2
2. Status Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien 1 Klien 2
Pada saat dilakukan pengkajian di rumah Pada saat dilakukan pengkajian di rumah Ny.P.
Ny.A, Ny.A mengeluh tentang Ny.P mengatakan bahwa produksi ASI yang
ketidakcukupan produksi ASI. Ny.A dihasilkan sedikit terkadang hanya keluar
mengatakan bahwa payudara sebelah kiri beberapa tetes saja. Ny.P sering cemas dengan
kadang susah mengeluarkan ASI. Pada saat apa yang dirasakan. Pada saat dilakukan
dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan pemeriksaan TTV didapatkan hasil bahwa suhu
hasil suhu 36,5℃, nadi 80 x/menit, RR 18 36,6℃, nadi 85 x/menit, RR 20 x/menit,
x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg. BB tekanan darah 110/70 mmHg. BB 56 Kg.
68 Kg.
c. Riwayat kesehatan lalu
Klien 1 Klien 2
Ny.A mengatakan bahwa tidak memiliki Ny.P mengatakakan bahwa tidak memiliki
riwayat penyakit sebelumnya Riwayat penyakit sebelumnya.
G1P1A0 G1P1A0
f. Riwayat KB
Klien 1 Klien 2
Klien mengatakan belum pernah Klien mengatakan belum pernah menggunakan
menggunakan KB . KB .
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Nama Klien
Fisik
Klien 1 Klien 2
Kepala Mesochepal, tidak ada lesi dan Mesochepal, tidak ada lesi dan
benjolan, rambut sedang dan bersih benjolan, rambut lurus
Hidung Simetris, tidak ada napas cuping Simetris, tidak ada napas cuping
hidung, tidak ada polip hidung, tidak ada polip
Mulut Bersih, mukosa bibir lembab, tidak Bersih, mukosa bibir lembab, tidak
ada stomatitis ada stomatitis
Ekstremitas Atas: Akral teraba hangat, tidak ada Atas: Akral teraba hangat, tidak ada
(kekuatan lesi, edema lesi, edema
Bawah: akral teraba hangat, tidak Bawah: akral teraba hangat, tidak ada
otot, ROM, ada lesi, edema dan pergerakan baik. lesi, edema dan pergerakan baik.
Gangguan
keseimbang
an)
h. Pengkajian Pola Fungsi
Pasien 1 Pasien 2
Oksigenasi Oksigenasi
- Pasien mengatakan tidak sesak nafas saat - Pasien mengatakan tidak sesak
beraktivitas biasa. nafas saat beraktivitas biasa
Nutrisi maupun berlebihan.
- Pasien mengatakan makan sehari 3 kali Nutrisi
porsi sedang. - Pasien mengatakan makan sehari 3
- Pasien tidak memiliki pantangan makanan kali porsi sedang.
apapun - Pasien tidak memiliki pantangan
Cairan makanan apapun
- Pasien mengatakan sehari minum kurang Cairan
lebih 2000 cc. - Pasien mengatakan sehari minum
Eliminasi kurang lebih 1500 cc.
- BAB sekali dalam sehari, biasanya pagi Eliminasi
hari, konsistensi padat, tidak ada keluhan, - BAB sekali dalam sehari, pada pagi
sedangkan untuk BAK tergantung jumlah hari, konsistensi padat sedikit
cairan yang diminum. lembek, tidak ada keluhan,
Kenyamanan sedangkan BAK sehari tergantung
- Pasien mengatakan tidak mengalami nyeri jumlah cairan yang diminum.
Kenyamanan
- Pasien mengatakan tidak
mengalami nyeri
B. ANALISA DATA
Klien 1 : Ny.A
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
Ds :
- Ny.A mengatakan bahwa mengalami Menyusui tidak efektif Ketidakadekuatan
ketidaklancaran atau ketidakcukupan dalam suplai ASI
memproduksi ASI.
- Ny.A mengatakan bahwa payudara sebelah kiri
kadang susah mengeluarkan ASI.
- Ny.A mengatakan bahwa cemas tentang apa yang
sedang dialaminya yaitu ketidakcukupan dalam
memproduksi ASI.
Do :
- Payudara Nampak mengeluarkan ASI sedikit.
- ASI keluar tampak tidak lancer
- Ny.A tampak cemas.
- Pemeriksaan TTV
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
RR : 18x/ menit
S : 36,5oC
Klien 2 : Ny.P
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
Ds : Menyusui tidak efektif Ketidakadekuatan
- Ny.A mengatakan bahwa mengalami suplai ASI
ketidaklancaran atau ketidakcukupan dalam
memproduksi ASI.
- Ny.A mengatakan bahwa ASI yang dikeluarkan
kadang hanya beberapa tetes saja..
- Ny.A mengatakan bahwa cemas tentang apa yang
sedang dialaminya yaitu ketidakcukupan dalam
memproduksi ASI.
Do :
- Payudara tampak mengeluarkan ASI sedikit.
- ASI keluar tampak tidak lancer
- Ny.A tampak cemas.
- Pemeriksaan TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,6oC
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Klien 1 Klien 2
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien 1 : Ny. A (23 th)
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
Edukasi :
- Ajarkan perawatan payudara post
partum (pijat marmet).
Edukasi :
- Ajarkan perawatan payudara post
partum (pijat marmet).
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien 1 : Ny. A (23 th)
No Tanggal & Diagnosa Implementasi Respon Klien TTD
Waktu Keperawatan
1 Selasa Menyusui tidak - Mengidentifikasi S:
15 Agustus kesiapan dan Pasien mengatakan
efektif berhubungan
2022 kemampuan menerima sudah siap untuk
dengan informasi.
menerima informasi
ketidakadekuatan yang akan diberikan
suplai ASI O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.
S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.
- Memberikan Jadwal
Pendidikan Kesehatan S:
sesuai kesepakatan. Pasien mengatakan
bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
- Meibatkan system S:
pendukung : suami dan Pasien mengatakan
keluarga. bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
- Mengajarkan perawatan S:
payudara post partum Pasien mengatakan
(pijat marmet). bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.
- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
S:
Pasien mengatakan
- Meibatkan system bahwa keluaga dan
pendukung : suami dan suami bersedia di
keluarga. libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
- Mengajarkan perawatan
payudara post partum S:
(pijat marmet). Pasien mengatakan
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.
- Memberikan Jadwal
Pendidikan Kesehatan S:
sesuai kesepakatan. Pasien mengatakan
bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
- Meibatkan system
S:
pendukung : suami dan
Pasien mengatakan
keluarga.
bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
- Mengajarkan perawatan
payudara post partum S:
(pijat marmet). Pasien mengatakan
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
- Melibatkan system
pendukung : suami dan
keluarga.
S:
Pasien mengatakan
bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
- Mengajarkan perawatan
payudara post partum S:
(pijat marmet). Pasien mengatakan
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk
meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.
- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
S:
- Melibatkan system Pasien mengatakan
pendukung : suami dan bahwa keluaga dan
keluarga. suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
S:
Pasien mengatakan
- Mengajarkan perawatan bersedia diajarkan
payudara post partum perawatan payudara
(pijat marmet). untuk
meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.
- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
- Melibatkan system
pendukung : suami dan S:
keluarga. Pasien mengatakan
bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
- Mengajarkan perawatan
S:
payudara post partum
Pasien mengatakan
(pijat marmet).
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk
meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien 1 : Ny. A (23 th)
No Tanggal & Evaluasi TTD
Waktu
1. Kamis S:
17 Agustus 2022 - Pasien mengatakan bahwa ASI sudah bisa keluar dan Ny.A sudah
lebih rileks
O:
- Pasien tampak rileks.
- Pasien tampak gelisah menurun.
- ASI tampak keluar dengan lancar
- Pemeriksaan TTV :
TD: 110/70 mmHg
N : 78x/ menit
RR : 19x/ menit
S : 36,6oC
A:
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
O:
- Pasien tampak rileks.
- Pasien tampak gelisah menurun.
- ASI tampak keluar dengan lancar
- Pemeriksaan TTV :
TD: 130/70 mmHg
N : 75x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,6oC
A:
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Baskom
b. Handuk
c. Pelumas ( missalnya: minyak zaitun/Baby oil)
d. Air Hangat.
2. Persiapan Tempat : Usahakan ditempat yang nyaman dan terjaga privasi klien.
3. Berikanlah penjelasan kepada responden tentang cara pelaksanaan teknik Marmet.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun atau air mengalir agar tetap bersih dan klien
terhindar dari infeksi.
2. Pastikan klien rileks dan memilih tempat atau ruangan sesuai, nyaman, tenang dalam
tindakan berlangsung.
3. Tutup pintu atau jendela terlebih dahulu agar tetap terjaga privasi klien.
4. Buka pakaian klien agar mempermudah dalam tindakan berlangsung.
5. Kompres payudara menggunakan air hangat, tujuannya untuk membuat payudara lebih
rileks sebelum tindakan dimulai.
6. Tuangkan pelumas ditelapak tangan, agar mempermudah proses tindakan.
7. Mulailah mengurut payudara dengan Langkah sebagai berikut :
a. Massage
1) Gunakan 2 jari, yaitu jari tengah dan telunjuk
2) Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan.
3) Bila payudara besar dapat menggunakan keempat jarinya.
4) Beri tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan
gerakan spiral kearah putting.
b. Stroke
1) Gunakan jari-jari tangan, tekan-tekanlah payudara secara lembu, dari dasar
payudara kearah putting susu dengan garis susu, kemudian dilanjutkan secara
bertahap keseluruh bagian payudara.
2) Menyisir payudara menggunakan tangan secara lembut dari dasar payudara kearah
puting susu.
3) Menggunakan ujung jari lakukan stroke dari dasar kearah puting susu.
c. Shake
Posisikan tubuh condong kedepan, kocok/goyangkan payudara dengan lembut, biarkan
daya tarik bumi meningkatkan stimulus pengeluaran ASI.
ORIGINALITY REPORT
14 %
SIMILARITY
13%
INTERNET SOURCES
5%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS
INDEX
PRIMARY SOURCES
4%
jurnal.unimus.ac.id
1 Internet Source
2%
www.ejournalwiraraja.com
2 Internet Source
1%
123dok.com
3 Internet Source
1%
repositori.uin-alauddin.ac.id
4 Internet Source
1%
qdoc.tips
5 Internet Source
1%
repo.stikesperintis.ac.id
6 Internet Source
journal.unismuh.ac.id
11
<1 %
Internet Source
media.neliti.com
14
<1 %
Internet Source
pt.scribd.com
15
<1 %
Internet Source