Anda di halaman 1dari 38

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN BAYI

MENGGUNAKAN INTERVENSI PIJAT MARMET PADA IBU POST


PARTUM

KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIAN)

Kiki Faraniska
G3A021147

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul:


PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN BAYI MENGGUNAKAN
INTERVENSI PIJAT MARMET PADA IBU POST PARTUM

Adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip dan dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar

Semarang, 31 Agustus 2022


Penulis

( Kiki Faraniska )
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul:


PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN BAYI MENGGUNAKAN
INTERVENSI PIJAT MARMET PADA IBU POST PARTUM

Yang disusun oleh:

Nama : Kiki Faraniska


NIM : G3A02147
Program Studi : Pendidikan Profesi Ners

Telah dinyatakan layak untuk diseminarkan dihadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN) Program Studi Profesi Ners.

Semarang, 31 Agustus 2022


Pembimbing

Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep


NIK : 28.6.1026.099
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan judul:


PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN BAYI MENGGUNAKAN
INTERVENSI PIJAT MARMET PADA IBU POST PARTUM

Yang disusun oleh:

Nama : Kiki Faraniska


NIM : G3A021138
Program Studi : Pendidikan Profesi Ners

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada tanggal 4 September 2022 dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar NERS pada Program Studi
Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Penguji I : Dr. M. Fatkhul Mubin, S.Kp., M.Kep.Sp.Kep.J

Penguji II : Ns. Dewi Setyowati, S.Kep., M.NS

Penguji III : Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep


PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep
NIK : 28.6.1026.127
Adalah pembimbing mahasiswa profesi:
Nama : Kiki Faraniska
NIM : G3A021147
Program Studi : Pendidikan Profesi Ners
Fakultas : Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Judul Naskah Ringkas : Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan Bayi Menggunakan
Intervensi Pijat Marmet Pada Ibu Post Partum

Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk (pilih salah satu
dengan memberi warna blok hitam):
Dapat diakses di UNIMUS
Tidak dapat diakses di UNIMUS karena:
Data yang digunakan untuk penulisan berasal dari instansi tertentu bersifat konfidensial
Akan ditunda publikasinya mengingat akan karena/sedang dalam proses pengajuan Hak
Paten/HKI hingga tahun……………………….
Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional
yaitu:…………………………yang diprediksi akan dipublikasi sebagai prosiding pada
bulan………………tahun………….
Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah pada seminar
internasional yaitu:………………………………yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai
prosiding pada bulan…………………….tahun………………….
Akan diterbitkan pada Jurnal Program /Departemen / Fakultas di UNIMUS yaitu: jurnal ners
muda yang diprediksi akan dipublikasi pada September 2022
Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu:…………………….yaitu diprediksi akan
dipublikasikan pada bulan………tahun………
Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional
yaitu......................................................................yang diprediksi akan dipublikasikan pada
bulan…………tahun……

Semarang, 31 Agustus 2022

Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep


PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN BAYI MENGGUNAKAN INTERVENSI
PIJAT MARMET PADA IBU POST PARTUM

Kiki Faraniska1, Nikmatul Khayati2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Dosen Program Studi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
Email : kikifara880@gmail.com
Abstrak
Air Susu Ibu (ASI) berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh, pertumbuhan, perkembangan
serta kecerdasan pada bayi. Produksi ASI yang tidak adekuat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi
serta mudah terserang infeksi. Upaya untuk meningkatkan produksi ASI agar kebutuhan nutrisi pada bayi
tercukupi, maka dapat dilakukan stimulus payudara dengan cara pemijatan yang menggunakan teknik Marmet.
Tujuan dari studi kasus ini yaitu untuk mengetahui peningkatan produksi ASI pada ibu post partum setelah
dilakukan pemijatan dengan teknik Marmet. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan
asuhan keperawatan. Teknik Marmet dilakukan sehari 2 kali pemijatan selama 3 hari. Subjek kasus ini terdiri
dari 2 orang ibu post partum hari ke 1-3 yang mengalami keterlambatan dan ketidakadekuatan produksi ASI,
dengan usia 20-25 tahun. Hasil studi kasus ini didapatkan adanya peningkatan jumlah produksi ASI dengan
rata-rata 0,85 ml, hal tersebut dikarenakan teknik marmet ini dapat mengosongkan ASI dari sinus laktiferus
yang terletak dibawah areola sehingga diharapkan dengan pengosongan ASI pada daerah sinus laktiferus ini
akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin ini selanjutnya akan
merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI, sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik Marmet
mampu meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum.

Kata Kunci : Post partum; Produksi ASI; Teknik Marmet


FULFILLMENT OF BABY'S NUTRIENT AND FLUID NEEDS USING MARMET MASSAGE
INTERVENTION IN POST PARTUM MOTHERS

Kiki Faraniska1, Nikmatul Khayati2


1
Student of the Nurse Study Program, Muhammadiyah University of Semarang
2
Lecturer of the Nursing Study Program, Muhammadiyah University of Semarang
Email : kikifara880@gmail.com
Abstract

Breast milk has an important role in increasing endurance, growth, development and intelligence in infants.
Inadequate milk production causes growth disorders in infants and is susceptible to infection. Efforts to
increase the production of breast milk so that the nutritional needs of the baby are fulfilled, it can be done by
stimulating the breast by massage using the marmet technique. The purpose of this case study is to determine
the increase in breast milk production in post partum mothers after massage using the marmet technique. The
design of this case study uses a descriptive design, nursing care approach with the application of the marmet
technique. The subjects of this case consisted of 2 post partum mothers on 1-3 days, post partum mothers aged
20-25 years, post partum mothers who experienced insufficient milk production. The results of this case study
show that after the implementation of marmet massage for 3 days, it was found that there was an increase in
the amount of milk production by an average of 0.85 ml, so it can be concluded that the marmet technique was
able to increase milk production in post partum mothers.

Keywords: Post partum; Breast milk production; Marmet Engineering


PENDAHULUAN
Post partum adalah masa dimana hari pertama ibu melahirkan sampai 6 minggu paska
persalinan. (Pujiati et al., 2021). Kelahiran termasuk salah satu proses kelangsungan hidup manusia,
terdapat banyak hal yang akan dibutuhkan pasca bayi tersebut dilahirkan, dan salah satunya adalah
gizi. Kebutuhan gizi yang paling utama pada bayi adalah ASI (Lubis & Angraeni, 2021). Air susu ibu
(ASI) termasuk konsumsi terbaik bagi bayi dalam enam bulan pertama sampai usia bayi sekitar dua
tahun (Risnawati & Tristanti, 2018). Tiga hari pertama ASI adalah kolostrum, yang mengandung
antibodi sehingga mencegah bayi dari berbagai penyakit (Fajri et al., 2020).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 menyatakan angka pemberian ASI
eksklusif secara global sekitar 36%. Pencapaian ini belum memenuhi standart WHO dalam pemberian
ASI eksklusif sebanyak 50%. Pada tahun 2020, WHO kembali memberikan data berupa angka secara
global pemberian ASI eksklusif, meskipun ada peningkatan namun tidak signifikan, yaitu pada
periode 2015-2020 mengenai pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang memiki usia diantara 0-6
bulan hanya sekitar 44%, dibandingkan dengan standart pemberian ASI eksklusif sebesar 50%
(WHO, 2020).
Menurut Riskesdas tahun 2014-2018, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun
2014 adalah 37,3 %, 55,7% pada tahun 2015, 54% pada tahun 2016, 61,33% pada tahun 2017,
kemudian terjadi penurun secara signifikan pada tahun 2018, yaitu setara dengan 37,3%, dibandingan
dengan standart sebesar 80% sesuai ketentuan Kementrian Kesehatan RI, pencapaian ASI eksklusif
di Indonesia belum sesuai target (Kemenkes RI, 2018). Presentase bayi dengan usia 0-6 bulan yang
memperoleh ASI eksklusif di Jawa Tengah sebesar 66,0% pada tahun 2019, meningkat dari 65,6%
pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2020).
Pemberian ASI eksklusif dalam kelangsungan hidup bayi sangat penting, hal tersebut
dikarenakan terdapat beberapa kandungan dalam ASI, seperti faktor pertumbuhan dan zat antibodi.
Faktor pertumbuhan pada ASI dapat mendukung proses pematangan hormon serta organ, Zat antibodi
dalam ASI berperan dalam proses pematangan sistem kekebalan imun. Proses pematangan dalam
sistem imun penting, sebab bayi baru lahir mempunyai sistem imun yang belum sempurna, tanpa
pemberian ASI penuh, proses pematangan sistem kekebalan tubuh dapat terganggu, sehingga bayi
rentang terhadap infeksi. Pengendalian infeksi yang tertunda akan menyebabkan kematian (Marwiyah
& Khaerawati, 2020).
Kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi dikarenakan oleh beberapa factor
penyebab seperti minimnya dukungan sosial, kurangnya kontak ibu serta bayi, toleransi sosial pada
penggunaan susu formula atau pemberhentian pemberian ASI, kurangnya pengetahuan ibu tentang
menyusui, stress dan kecemasan pada ibu, kurangnya percaya diri dalam menyusui serta
ketidakcukupan produksi ASI (Rahayu & Yunarsih, 2018).
Produksi ASI yang kurang mencukupi merupakan salah satu penyebab utama ibu untuk
melakukan pemberhentian dalam proses menyusui, hal tersebut dikarenakan ibu merasa bahwa ASI
yang diproduksi kurang dalam mencukupi kebutuhan bayi serta kurang membantu proses kenaikan
berat badan bayi (Rahayu & Yunarsih, 2018). Adapun cara untuk mengatasi ketidakcukupan produksi
ASI yaitu dengan menggunakan Teknik farmakologi serta nonfarmakologi. Teknik farmakologi yaitu
suatu terapi yang menggunakan obat untuk memperlancar dan meningkatkan produksi ASI seperti
metoklopramid, domperidon dan chlorpromazin. Penggunaan teknik farmakologi dalam jangka
panjang dapat menyebabkan efek samping. Sedangkan teknik non farmakologi merupakan teknik
yang digunakan untuk memperlancar atau meningkatkan produksi ASI tanpa menggunakan obat
sehingga efek samping yang ditimbulkan relatif lebih sedikit bahkan tidak ada seperti pijat oksitosin,
pijat akupresur, kompres hangat, perawatan payudara dan pijat Marmet (Pujiati et al., 2021).
Pijat Marmet adalah kombinasi dari pemijatan serta pemerasan pada payudara sehingga dapat
merangsang pengeluaran ASI secara optimal. Teknik memerah ASI yang menggunakan metode
pemerasan, bertujuan agar ASI dapat dikosongkan dari sinus laktiferus sehingga merangsang
pelepasan hormon prolaktin. Pelepasan hormon prolaktin bertujuan agar dapat merangsang mammary
alveoli dalam memproduksi ASI, karena banyaknya ASI yang dikosongkan atau dikeluarkan dari
payudara, maka produksi ASI akan semakin baik. Teknik memeras ASI disarankan untuk memakai
tangan serta jari, hal tersebut dikarenakan lebih praktis serta efisien dibandingkan penggunaan pompa
(Widiastuti et al., 2015).
Hasil penelitian dari Tristanti & Risnawati tahun 2018, menunjukkan adanya perbedaan antara
sebelum serta sesudah perlakuan dengan menggunakan teknik Marmet, teknik Marmet mampu
mempengaruhi peningkatan jumlah produksi ASI pada ibu post partum di klinik srikandi kudus
(Risnawati & Tristanti, 2018). Sedangkan menurut penelitian Pujiati dkk pada tahun 2021,
berpendapat bahwa teknik Marmet mempunyai pengaruh terhadap kelancaran ASI pada ibu post
partum di wilayah kerja puskesmas kota tanjungpinang. Hal tersebut dikarenakan teknik Marmet
salah satu upaya yang dapat optimal dalam merangsang hormon oksitosin dan prolaktin dalam proses
kelancaran ASI (Pujiati et al., 2021).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan melakukan studi kasus
lebih lanjut mengenai “Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan Bayi Menggunakan Intervensi
Pijat Marmet Pada Ibu Post Partum
METODE
Metode pada saat penerapan studi kasus ini adalah deskriptif, pendekatan asuhan keperawatan
dengan pengaplikasian teknik Marmet. Teknik pengambilan subjek studi kasus didasarkan pada
kriteria eksklusi serta inklusi yang sudah ditetapkan. Kriteria inklusi pada studi kasus ini adalah ibu
post partum hari 1-3 yang mengalami ketidakcukupan produksi ASI, usia 20-25 tahun, ibu primipara,
serta ibu post partum yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi pada studi kasus ini adalah
ibu post partum yang memiliki riwayat operasi bagian payudara, serta ibu post partum yang minum
obat atau jamu untuk meningkatkan produksi ASI.
Subjek studi kasus berjumlah 2 orang ibu post partum, Studi kasus ini dilakukan di rumah
responden I dan II yang berada di dukuh Nguleng, desa Sambongwangan, kecamatan Randublatung,
kabupaten Blora. Instrument yang dapat digunakan pada studi kasus ini yaitu menggunakan gelas
ukur atau botol susu serta menggunakan SOP teknik Marmet. Studi kasus ini menggunakan lembar
persetujuan yang diberikan kepada responden sebelum tindakan dilakukan, tujuannya yaitu agar
responden mengetahui manfaat dari studi kasus ini, pijat marmet dilakukan selama 7 kali pertemuan
dengan durasi waktu ± 15-30 menit dalam kurun waktu 3 hari.

HASIL STUDI

Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pengkajian pada hari
pertama post partum kedua responden belum dapat memproduksi ASI, selain itu payudara kedua
responden juga belum terasa keras. Hasil pengkajian menunjukan, kedua subjek studi kasus berjenis
kelamin perempuan dan beragama islam, rentang usia responden antara 20-25 tahun dengan status
obstetric yang sama yaitu G1P1A0. Responden I dan II memiliki bayi dengan berat badan yang cukup,
dikarenakan lebih dari 2.500 gram serta lahir secara normal. Pengkajian pada kedua subjek
didapatkan hasil bahwa subjek studi kasus 1 mengatakan bahwa mengalami ketidakcukupan produksi
ASI, ibu mengatakan bahwa belum merasakan adanya pembengkakan pada kedua payudara, serta
bayi pada saat dilakukan proses menyusui tidak ada reflek menghisap terus menerus dan menangis
saat proses menyusui berlangsung. Pada subjek studi kasus 2, responden mengatakan bahwa produksi
ASI yang dihasilkan sedikit terkadang hanya keluar beberapa tetes saja. Subjek studi kasus II sering
cemas dengan apa yang dirasakan. Kedua subjek penelitian tidak melakukan penanganan untuk
mengatasi ketidaklancaran produksi ASI, hal tersebut dibuktikan bahwa keduanya tidak tahu cara
untuk meningkatkan atau melancarkan produksi ASI.
Berdasarkan hasil analisis pengkajian tersebut untuk diagnosa keperawatan utama pada kedua
responden adalah menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI (D.0029)
(PPNI, 2017). Diagnosis keperawatan menyusui tidak efektif diambil peneliti menjadi diagnosa
keperawatan utama , hal tersebut dikarenakan sesuai dengan data mayor pada subjek studi kasus 1
dan 2 yaitu ketidakmampuan bayi untuk mendekat atau melekat dengan payudara ibu, ASI tidak dapat
keluar, sementara itu untuk data minor adalah reflek menghisap bayi berlangsung secara tidak
adekuat, pada saat proses disusui bayi sering menangis, serta menolak untuk menghisap.
Rencana keperawatan atau intervensi keperawatan untuk kedua subjek yang dapat dilakukan
pada studi kasus yaitu edukasi menyusui (PPNI, 2018). Edukasi menyusui yang direncanakan yaitu
Observasi dengan Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, identifikasi tujuan atau
keinginan menyusui. Terapeutik dengan sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, dukung ibu
meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui, libatkan sistem pendukung seperti suami atau
keluarga. Edukasi dengan berikan konseling menyusui, jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi,
ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (lecth on) dengan benar, dan ajarkan perawatan
payudara post partum dengan pijat marmet.
Implementasi keperawatan dilakukan pada subjek studi kasus 1 pada tanggal 15,16,17 agustus
2022, sedangkan subjek studi 2 pada tanggal 20,21,22 agustus 2022. Subjek studi 1 dan 2 sebelum
dilakukan implementasi keperawatan, pada tanggal 14 dan 19 agustus 2022, penulis melakukan
pengkajian terlebih dahulu, dikarenakan untuk menunjang penentuan suatu diagnosis keperawatan
serta intervensi dan implementasi yang akan diberikan. Setelah dilakukan pengkajian, pada hari
berikutnya penulis mulai melakukan implementasi keperawatan mulai dari observasi terlebih dahulu
yaitu mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, mengidentifikasi tujuan atau
keinginan menyusui. Terapeutik dengan menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan,
menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, serta melibatkan sistem pendukung seperti
keluarga dalam tindakan berlangsung. Edukasi dengan memberikan pendidikan kesehatan menyusui,
menjelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta mengajarkan perawatan payudara post partum
dengan pijat Marmet.
Berdasarkan dari data diatas, setelah pelaksanaan intervensi dalam kurun waktu 3 hari dengan
proses serta durasi yang sama pada masing-masing responden, maka diperoleh adanya peningkatan
jumlah produksi ASI setiap hari, hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan rata-rata peningkatan pada
subjek I dan II adalah sebanyak 0,85 ml.

Produksi ASI pada ibu post partum berdasarkan hasil studi terdapat peningkatan jumlah ASI,
hal tersebut dikarenakan pemberian pijat payudara dengan menggunakan teknik Marmet sebanyak 3
kali dengan durasi waktu ± 15-30 menit. Pijat marmet merupakan suatu teknik dengan cara kombinasi
antara menstimulasi serta memijat payudara menggunakan bantuan tangan, tindakan tersebut
dilakukan bertujuan untuk menstimulasi ASI agar keluar lebih optimal.
Mekanisme pijat marmet dalam meningkatkan produksi ASI, menggunakan metode
pengosongan ASI yang berasal dari sinus latiferus dibawah areola, pengosongan ASI yang terletak di
sinus latiferus diharapkan mampu mendorong pengeluaran hormon prolaktin. Selanjutnya,
pengeluaran hormon prolaktin tersebut dapat merangsang mammary alveoli dalam memproduksi
ASI. Apabila produksi ASI banyak yang dikosongkan atau dikeluarkan dari payudara maka jumlah
produksi ASI yang dihasilkan di payudara akan semakin banyak (Mas´adah & Rusmini, 2015). Pijat
payudara dengan menggunakan teknik Marmet ini jika diaplikasikan secara tepat, maka seharusnya
permasalahan tentang produksi ASI atau cara pengeluaran ASI tidak terjadi kembali. Memerah ASI
menggunakan bantuan tangan sangat direkomendasikan, hal tersebut dikarenakan dapat
menghasilkan stimulus sentuhan yang memacu hormon laktasi (Dahlan, 2018).
Hasil studi tersebut sejalan sesuai penelitian (Dahlan, 2018) yang menemukan bahwa
intervensi pada ibu nifas dengan menggunakan teknik Marmet, memiliki peluang 2 kali lebih besar
dalam meningkatkan jumlah produksi ASI, dibandingkan dengan ibu nifas yang tidak dilakukan
intervensi menggunakan pijat marmet. Hasil tersebut didukung juga dengan penelitian (Risnawati &
Tristanti, 2018) yang mengatakan bahwa teknik Marmet berdampak terhadap peningkatan produksi
ASI pada ibu post partum di klinik Srikandi Kudus. Hasil studi ini juga didukung oleh (Yustianti et
al., 2020) bahwa adanya suatu perbedaan pada produksi ASI ibu post partum sebelum diberikan
teknik Marmet serta setelah diberikan teknik Marmet.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa usia ibu post partum yang dilakukan pemijatan karena
mengalami ketidakcukupan produksi ASI, yaitu dengan rentang usia 20-25 tahun. Usia berpengaruh
dalam produksi ASI, hal tersebut dikarenakan usia yang ideal untuk melahirkan serta usia yang cukup
dalam memproduksi ASI antara usia 20 tahun sampai dengan 35 tahun, akantetapi umur 20 tahun
sampai dengan 25 tahun termasuk usia yang terbilang masih muda dengan kondisi psikologis yang
belum memadai, sehingga banyak ibu menunjukkan respon ketakutan, kebingungan, dan gugup saat
bayi menangis. Respon psikologis ibu yang mengalami ketidaktenangan tersebut juga akan
berdampak pada jumplah produksi ASI, hal tersebut dikarenakan reflek prolaktin serta oksitosin
menghambat. Setelah ibu memasuki usia 35 tahun, maka fungsi dari hormon reproduksi akan
mengalami penurunan, tetapi kematangan emosional akan tercapai pada usia ini. Pada usia tersebut
ibu memiliki banyak pengalaman dalam menyusui, baik pengalaman dari dirinya sendiri maupun
pengalaman dari orang lain (Selistiyaningtyas & Pawestri, 2021).
Hasil studi kasus didapatkan bahwa ibu primipara lebih beresiko mengalami ketidakcukupan
produksi ASI dibandingkan dengan ibu multipara, hal tersebut dapat dibuktikan bahwa ibu multipara
lebih mempersiapkan kebutuhan psikologis serta kebutuhan fisik yang berkaitan dengan kebutuahn
ekonomi, secara terencana dan sangat matang dalam memperlancar produksi ASI. Ibu yang baru
pertamam kali melahirkan atau ibu primipara belum berpengalaman sehungga kecemasan dan
ketegangan setelah melahirkan sering muncul, maka hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi fisik
serta psikologis, ibu yang mengalami keadaan psikologis tersebut maka akan berdampak pada
hormon oksitosin yaitu hormon tersebut akan mengalami ketergangguan, peran hormon oksitosin
adalah untuk membantu melancarkan serta meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Produksi
ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, pada ibu primipara produksi ASI yang dikeluarkan atau
dihasilkan lebih sedikit jika dibandingan dengan ibu multipara (Romlah & Sari, 2019).
Proses pelaksanaan teknik Marmet dalam studi kasus ini terdapat beberapa faktor pendukung
serta penghambat, Faktor pendukung pada saat pelaksaan pijat marmet yaitu keluarga memberikan
dukungan secara penuh kepada responden sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar serta
kedua responden mengikuti pelaksanaan dengan kooperatif. Sedangkan faktor penghambat pada
pelaksanaan studi kasus ini yaitu terdapat beberapa gerakan yang membuat responden merasa geli
sehingga beberapa prosedur terhenti dan harus diulang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan bahwa penerapan pijat marmet efektif dalam
meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum. Pijat marmet merupakan salah satu cara dari
beberapa tindakan nonfarmakologi lainnya yang dapat membatu merangsang pengeluaran ASI, hal
ini ditunjunjukkan pada peningkatan produksi ASI subjek studi kasus sebelum dan sesudah dilakukan
terapi.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati yang tulus
dan ikhlas perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada responden dan kedua orang tua yang telah
membantu pelaksanaan studi. Terimakasih kepada dosen pembimbing ibu Ns. Nikmatul Khayati,
M.Kep yang sudah memberikan motivasi dan arahan sehingga studi ini dapat dilaksanakan.

REFERENSI
D, R., & Yunarsih. (2018). Penerapan pijat oksitoksin dalam meningkatkan produksi ASI ibu post
partum. Journals of Ners Community, 9.
https://www.google.com/search?q=ahayu+D+dan+Yunarsih%2C+%282018%29.+“Pener
apan+Pijat+Oksitoksin++dalam+Meningkatkan+Produksi+ASI+Ibu+Post
partum”.++Journals+of+Ners+Community.+Volume+09.&biw=1366&bih=657&sxsrf=A
LiCzsZ1RUVTn7fcHNj1fXOXwqGuMIh7ZA%3A166078645
Dahlan, A. K. (2018). Pengaruh teknik Marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui. Voice
of Midwifery, 6(08), 17–30. https://doi.org/10.35906/vom.v6i08.20
Fajri, N., Rahayuningsih, S. I., Nizami, N. H., & Rizkia, M. (2020). Kebutuhan dan kendala kader
kesehatan dalam membantu keberhasilan ibu menyusui. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan,
7(2), 89–97. https://doi.org/10.22435/sel.v7i2.4389
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kemenkes RI.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017 (Vol. 1227, Issue July).
https://doi.org/10.1002/qj
Lubis, D. R., & Angraeni, L. (2021). Pijat Oksitosin Sebagai Langkah Awal Gentle Breastfeeding.
Marwiyah, N., & Khaerawati, T. (2020). Faktor–faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja di kelurahan cipare kota serang. Faletehan Health Journal, 7(1),
18–29. https://doi.org/10.33746/fhj.v7i1.78
Mas´adah, & Rusmini. (2015). Teknik meningkatkan dan memperlancar produksi asi pada ibu post
sectio caesaria. I(2), 1495–1505.
PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
Pujiati, W., Sartika, L., Wati, L., & Alya Ramadinta, R. (2021). Teknik Marmet terhadap Kelancaran
Asi pada Ibu Post Partum. Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan, 11(2), 78–85.
https://doi.org/10.24929/fik.v11i2.1596
Risnawati, I., & Tristanti, I. (2018). Efek teknik Marmet terhadap produksi air susu ibu pada ibu nifas.
In Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA): Vol. XI (Issue 1).
Romlah, & Sari, A. P. (2019). Faktor risiko ibu menyusui dengan produktif asi di puskesmas 23 ilir
kota palembang. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 14(1), 32–37.
https://doi.org/10.36086/jpp.v14i1.285
Selistiyaningtyas, S. R., & Pawestri. (2021). Pemberian pijat marmet dan oksitosin untuk
meningkatkan produksi asi pada asuhan keperawatan ibu post partum dengan sectio
caesarea. Ners Muda, 2(1), 61. https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.6228
WHO. (2020). Exclusive breastfeeding for optimal growth,. Development And Health Of Infants.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-
feeding#:~:text=WHO and UNICEF recommend%3A,years of age or beyond.
Widiastuti, A., Arifah, S., & Rachmawati, W. R. (2015). Pengaruh teknik Marmet terhadap
kelancaran air susu ibu dan kenaikan berat badan bayi. Kesmas: National Public Health
Journal, 9(4), 315. https://doi.org/10.21109/kesmas.v9i4.737
Yustianti, D., Susilawati, S., & Hermawan, D. (2020). Pijat teknik Marmet pada post partum dan
produksi ASI. Holistik Jurnal Kesehatan, 14(3), 338–345.
https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.1855
LAMPIRAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN STUDI KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Tabel 1.1 Data Demografi Klien
Data Klien 1 Klien 2

Tanggal Pengkajian 14 Juli 2022 19 Juli 2022

Nama Klien Ny.A Ny.P

Usia 23 tahun 25 tahun

Jenis Kelamin Perempuan Perempuan

Agama Islam Islam

Suku Jawa Jawa

Pendidikan Terakhir SD SMP

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Penanggung Jawab Ny.A Ny.P

2. Status Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien 1 Klien 2

Ny.A mengatakan ketidakcukupan Ny.P mengatakan ketidakcukupan produksi ASI


produksi ASI

b. Riwayat kesehatan saat ini


Klien 1 Klien 2

Pada saat dilakukan pengkajian di rumah Pada saat dilakukan pengkajian di rumah Ny.P.
Ny.A, Ny.A mengeluh tentang Ny.P mengatakan bahwa produksi ASI yang
ketidakcukupan produksi ASI. Ny.A dihasilkan sedikit terkadang hanya keluar
mengatakan bahwa payudara sebelah kiri beberapa tetes saja. Ny.P sering cemas dengan
kadang susah mengeluarkan ASI. Pada saat apa yang dirasakan. Pada saat dilakukan
dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan pemeriksaan TTV didapatkan hasil bahwa suhu
hasil suhu 36,5℃, nadi 80 x/menit, RR 18 36,6℃, nadi 85 x/menit, RR 20 x/menit,
x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg. BB tekanan darah 110/70 mmHg. BB 56 Kg.
68 Kg.
c. Riwayat kesehatan lalu
Klien 1 Klien 2

Ny.A mengatakan bahwa tidak memiliki Ny.P mengatakakan bahwa tidak memiliki
riwayat penyakit sebelumnya Riwayat penyakit sebelumnya.

d. Riwayat kesehatan keluarga


Klien 1 Klien 2

- Pasien mengatakan didalam keluarga - Pasien mengatakan didalam keluarga


mempunyai riwayat penyakit tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi.

e. Riwayat status obstetric


Klien 1 Klien 2

G1P1A0 G1P1A0

f. Riwayat KB
Klien 1 Klien 2
Klien mengatakan belum pernah Klien mengatakan belum pernah menggunakan
menggunakan KB . KB .

g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Nama Klien
Fisik
Klien 1 Klien 2

Keadaan Baik, komposmentis Baik, komposmentis


Umum
TTV TD: 120/80 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit N : 85x/ menit
RR : 18x/ menit RR : 20x/ menit
S : 36,5oC S : 36,6oC

Kepala Mesochepal, tidak ada lesi dan Mesochepal, tidak ada lesi dan
benjolan, rambut sedang dan bersih benjolan, rambut lurus

Mata Fungsi penglihatan baik, simetris, Fungsi penglihatan baik, simetris,


konjungtita tidak anemis dan skelra konjungtita tidak anemis dan skelra
tidak ikterik tidak ikterik

Hidung Simetris, tidak ada napas cuping Simetris, tidak ada napas cuping
hidung, tidak ada polip hidung, tidak ada polip
Mulut Bersih, mukosa bibir lembab, tidak Bersih, mukosa bibir lembab, tidak
ada stomatitis ada stomatitis

Leher Tidak ada pemebesaran kelenjar Tidak ada pemebesaran kelenjar


tiroid, tidak ada lesi tiroid, tidak ada lesi

Dada I: simetris, tidak ada lesi I: simetris, tidak ada lesi


Paru-paru P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan
P: Sonor P: Sonor
A: Vesikuler
A: Vesikuler
Payudara - Bentuk payudara simetris, tidak - Bentuk payudara simetris, tidak ada
ada luka, tidak ada nyeri, tidak luka, tidak ada nyeri, tidak
bengkak. bengkak.
- Putting susu menonjol normal, - Putting susu menonjol normal,
aerola berwarna hitam. tidak ada yang lecet.
- Puting susu menonjol tidak ada - Tidak adanya nyeri tekan pada
lecet. kedua payudara.
- Tidak adanya nyeri tekan pada - Tidak ada benjolan kecoklatan.
kedua payudara. - Tidak nyeri saat ditekan.
- Tidak ada benjolan kecoklatan. - Pigmentasi coklat kehitaman.
- Tidak nyeri saat ditekan. - Kolostrum belum keluar.
- Pigmentasi coklat kehitaman.
- Kolostrum belum keluar.
- Payudara tampak bersih.
Jantung I: simetris, tidak tampak ictus cordis I: simetris, tidak tampak ictus cordis
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan
P: pekak P: pekak
A: S1 S2 reguler A: S1 S2 reguler

Abdomen I: tidak ada lesi, datar I: tidak ada lesi, datar


A: BU 12x/menit A: BU 12x/menit
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan
P: Timpani P: Timpani

Ekstremitas Atas: Akral teraba hangat, tidak ada Atas: Akral teraba hangat, tidak ada
(kekuatan lesi, edema lesi, edema
Bawah: akral teraba hangat, tidak Bawah: akral teraba hangat, tidak ada
otot, ROM, ada lesi, edema dan pergerakan baik. lesi, edema dan pergerakan baik.
Gangguan
keseimbang
an)
h. Pengkajian Pola Fungsi
Pasien 1 Pasien 2

Oksigenasi Oksigenasi
- Pasien mengatakan tidak sesak nafas saat - Pasien mengatakan tidak sesak
beraktivitas biasa. nafas saat beraktivitas biasa
Nutrisi maupun berlebihan.
- Pasien mengatakan makan sehari 3 kali Nutrisi
porsi sedang. - Pasien mengatakan makan sehari 3
- Pasien tidak memiliki pantangan makanan kali porsi sedang.
apapun - Pasien tidak memiliki pantangan
Cairan makanan apapun
- Pasien mengatakan sehari minum kurang Cairan
lebih 2000 cc. - Pasien mengatakan sehari minum
Eliminasi kurang lebih 1500 cc.
- BAB sekali dalam sehari, biasanya pagi Eliminasi
hari, konsistensi padat, tidak ada keluhan, - BAB sekali dalam sehari, pada pagi
sedangkan untuk BAK tergantung jumlah hari, konsistensi padat sedikit
cairan yang diminum. lembek, tidak ada keluhan,
Kenyamanan sedangkan BAK sehari tergantung
- Pasien mengatakan tidak mengalami nyeri jumlah cairan yang diminum.
Kenyamanan
- Pasien mengatakan tidak
mengalami nyeri
B. ANALISA DATA
Klien 1 : Ny.A
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
Ds :
- Ny.A mengatakan bahwa mengalami Menyusui tidak efektif Ketidakadekuatan
ketidaklancaran atau ketidakcukupan dalam suplai ASI
memproduksi ASI.
- Ny.A mengatakan bahwa payudara sebelah kiri
kadang susah mengeluarkan ASI.
- Ny.A mengatakan bahwa cemas tentang apa yang
sedang dialaminya yaitu ketidakcukupan dalam
memproduksi ASI.

Do :
- Payudara Nampak mengeluarkan ASI sedikit.
- ASI keluar tampak tidak lancer
- Ny.A tampak cemas.
- Pemeriksaan TTV
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
RR : 18x/ menit
S : 36,5oC

Klien 2 : Ny.P
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
Ds : Menyusui tidak efektif Ketidakadekuatan
- Ny.A mengatakan bahwa mengalami suplai ASI
ketidaklancaran atau ketidakcukupan dalam
memproduksi ASI.
- Ny.A mengatakan bahwa ASI yang dikeluarkan
kadang hanya beberapa tetes saja..
- Ny.A mengatakan bahwa cemas tentang apa yang
sedang dialaminya yaitu ketidakcukupan dalam
memproduksi ASI.

Do :
- Payudara tampak mengeluarkan ASI sedikit.
- ASI keluar tampak tidak lancer
- Ny.A tampak cemas.
- Pemeriksaan TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,6oC
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Klien 1 Klien 2

Menyusui tidak efektif berhubungan Menyusui tidak efektif berhubungan dengan


dengan ketidakadekuatan suplai ASI ketidakadekuatan suplai ASI (D.0029)
(D.0029)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien 1 : Ny. A (23 th)
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi

1. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Edukasi Menyusui (I.12393)


berhubungan dengan keperawatan selama 6
ketidakadekuatan suplai pertemuan diharapkan status Observasi :
ASI (D.0029) menyusui (L.03029) klien - Identifikasi kesiapan dan
membaik menurun dengan kemampuan menerima informasi.
kriteria hasil:
1. Suplai ASI adekuat Terapeutik :
meningkat (5). - Sediakan materi dan media
2. Tetesa atau pancaran Pendidikan kesehatan.
ASI meningkat (5). - Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
3. Berat badan bayi sesuai kesepakatan.
meningkat (5). - Libatkan system pendukung :
suami dan keluarga

Edukasi :
- Ajarkan perawatan payudara post
partum (pijat marmet).

Nama Pasien 2 : Ny. P (25 th)


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi

1. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Edukasi Menyusui (I.12393)


berhubungan dengan keperawatan selama 6
ketidakadekuatan suplai pertemuan diharapkan status Observasi :
ASI (D.0029) menyusui (L.03029) klien - Identifikasi kesiapan dan
membaik menurun dengan kemampuan menerima informasi.
kriteria hasil:
4. Suplai ASI adekuat Terapeutik :
meningkat (5). - Sediakan materi dan media
5. Tetesa atau pancaran Pendidikan kesehatan.
ASI meningkat (5). - Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
6. Berat badan bayi sesuai kesepakatan.
meningkat (5). - Libatkan system pendukung :
suami dan keluarga

Edukasi :
- Ajarkan perawatan payudara post
partum (pijat marmet).
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien 1 : Ny. A (23 th)
No Tanggal & Diagnosa Implementasi Respon Klien TTD
Waktu Keperawatan
1 Selasa Menyusui tidak - Mengidentifikasi S:
15 Agustus kesiapan dan Pasien mengatakan
efektif berhubungan
2022 kemampuan menerima sudah siap untuk
dengan informasi.
menerima informasi
ketidakadekuatan yang akan diberikan
suplai ASI O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.

S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.

- Memberikan Jadwal
Pendidikan Kesehatan S:
sesuai kesepakatan. Pasien mengatakan
bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.

- Meibatkan system S:
pendukung : suami dan Pasien mengatakan
keluarga. bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.

- Mengajarkan perawatan S:
payudara post partum Pasien mengatakan
(pijat marmet). bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.

2 Rabu Menyusui tidak - Mengidentifikasi S:


16 Agustus kesiapan dan Pasien mengatakan
efektif berhubungan
2022 kemampuan menerima sudah siap untuk
dengan informasi.
menerima informasi
ketidakadekuatan yang akan diberikan
suplai ASI O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.

S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.

- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.

S:
Pasien mengatakan
- Meibatkan system bahwa keluaga dan
pendukung : suami dan suami bersedia di
keluarga. libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.

O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.
- Mengajarkan perawatan
payudara post partum S:
(pijat marmet). Pasien mengatakan
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.

3 Kamis Menyusui tidak - Mengidentifikasi S:


17 Agustus kesiapan dan Pasien mengatakan
efektif berhubungan
2022 kemampuan menerima sudah siap untuk
dengan informasi.
menerima informasi
ketidakadekuatan yang akan diberikan
suplai ASI O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.

S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.

- Memberikan Jadwal
Pendidikan Kesehatan S:
sesuai kesepakatan. Pasien mengatakan
bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
- Meibatkan system
S:
pendukung : suami dan
Pasien mengatakan
keluarga.
bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.

- Mengajarkan perawatan
payudara post partum S:
(pijat marmet). Pasien mengatakan
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.

Nama Pasien 2 : Ny. P (25 th)


No Tanggal & Diagnosa implementasi Respon klien TTD
Waktu Keperawatan
1. Jumat, Menyusui tidak efektif - Mengidentifikasi S:
19 Agustus kesiapan dan kemampuan Pasien mengatakan
berhubungan dengan
2022 menerima informasi. sudah siap untuk
ketidakadekuatan
menerima
suplai ASI informasi yang
akan diberikan
O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.

- Menyediakan materi dan S:


media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.

- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.
- Melibatkan system
pendukung : suami dan
keluarga.
S:
Pasien mengatakan
bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.

- Mengajarkan perawatan
payudara post partum S:
(pijat marmet). Pasien mengatakan
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk
meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.

2. Sabtu, Menyusui tidak efektif - Mengidentifikasi S:


20 Agustus kesiapan dan kemampuan Pasien mengatakan
berhubungan dengan
2022 menerima informasi. sudah siap untuk
ketidakadekuatan menerima
suplai ASI informasi yang
akan diberikan
O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.

S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.
- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.

S:
- Melibatkan system Pasien mengatakan
pendukung : suami dan bahwa keluaga dan
keluarga. suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.

S:
Pasien mengatakan
- Mengajarkan perawatan bersedia diajarkan
payudara post partum perawatan payudara
(pijat marmet). untuk
meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.

3. Minggu Menyusui tidak efektif - Mengidentifikasi S:


21 Agustus kesiapan dan kemampuan Pasien mengatakan
berhubungan dengan
2022 menerima informasi. sudah siap untuk
ketidakadekuatan
menerima
suplai ASI informasi yang
akan diberikan
O:
Pasien tampak siap
menerima infomasi.

S:
- Menyediakan materi dan
media Pendidikan Pasien mengatakan
kesehatan. bahwa media yang
diberikan saat
pendkes
mempermudah
pasien dalam proses
pendkes
O:
Pasien tampak
antusias pada saat
akan dilakukan
pendkes.

- Memberikan Jadwal S:
Pendidikan Kesehatan Pasien mengatakan
sesuai kesepakatan. bersedia bahwa
diberikan
kesepakatan jadwal
karena untuk
mempermudah
waktu bertemu.
O:
Pasien tampak
kooperatif.

- Melibatkan system
pendukung : suami dan S:
keluarga. Pasien mengatakan
bahwa keluaga dan
suami bersedia di
libatkan dalam
proses tindakan
berlangsung.
O:
keluarga tampak
antusias dan
kooperatif.

- Mengajarkan perawatan
S:
payudara post partum
Pasien mengatakan
(pijat marmet).
bersedia diajarkan
perawatan payudara
untuk
meningkatkan
produksiASI.
O:
Pasien tampak
antusisas.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien 1 : Ny. A (23 th)
No Tanggal & Evaluasi TTD
Waktu
1. Kamis S:
17 Agustus 2022 - Pasien mengatakan bahwa ASI sudah bisa keluar dan Ny.A sudah
lebih rileks

O:
- Pasien tampak rileks.
- Pasien tampak gelisah menurun.
- ASI tampak keluar dengan lancar
- Pemeriksaan TTV :
TD: 110/70 mmHg
N : 78x/ menit
RR : 19x/ menit
S : 36,6oC

A:
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
teratasi

P:
Pertahankan intervensi

Nama Pasien 2 : Ny. P (25 th)


No Tanggal & Evaluasi TTD
Waktu
1. Minggu S:
21 Agustus 2022 - Pasien mengatakan bahwa ASI sudah bisa keluar.
- Ny.P mengatakan sudah lebih rileks dan tida cemas lagi.

O:
- Pasien tampak rileks.
- Pasien tampak gelisah menurun.
- ASI tampak keluar dengan lancar
- Pemeriksaan TTV :
TD: 130/70 mmHg
N : 75x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,6oC

A:
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
teratasi

P:
Pertahankan intervensi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

A. Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Baskom
b. Handuk
c. Pelumas ( missalnya: minyak zaitun/Baby oil)
d. Air Hangat.
2. Persiapan Tempat : Usahakan ditempat yang nyaman dan terjaga privasi klien.
3. Berikanlah penjelasan kepada responden tentang cara pelaksanaan teknik Marmet.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun atau air mengalir agar tetap bersih dan klien
terhindar dari infeksi.
2. Pastikan klien rileks dan memilih tempat atau ruangan sesuai, nyaman, tenang dalam
tindakan berlangsung.
3. Tutup pintu atau jendela terlebih dahulu agar tetap terjaga privasi klien.
4. Buka pakaian klien agar mempermudah dalam tindakan berlangsung.
5. Kompres payudara menggunakan air hangat, tujuannya untuk membuat payudara lebih
rileks sebelum tindakan dimulai.
6. Tuangkan pelumas ditelapak tangan, agar mempermudah proses tindakan.
7. Mulailah mengurut payudara dengan Langkah sebagai berikut :
a. Massage
1) Gunakan 2 jari, yaitu jari tengah dan telunjuk
2) Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan.
3) Bila payudara besar dapat menggunakan keempat jarinya.

4) Beri tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan
gerakan spiral kearah putting.
b. Stroke
1) Gunakan jari-jari tangan, tekan-tekanlah payudara secara lembu, dari dasar
payudara kearah putting susu dengan garis susu, kemudian dilanjutkan secara
bertahap keseluruh bagian payudara.
2) Menyisir payudara menggunakan tangan secara lembut dari dasar payudara kearah
puting susu.
3) Menggunakan ujung jari lakukan stroke dari dasar kearah puting susu.

c. Shake
Posisikan tubuh condong kedepan, kocok/goyangkan payudara dengan lembut, biarkan
daya tarik bumi meningkatkan stimulus pengeluaran ASI.

d. Memerah ASI dengan menggunakan tangan


1) Meletakkan ibu jari dan jari lainnya (telunjuk & jari tengah)
2) Membentuk huruf C sekitar 1 cm hingga 1,5 cm dari areola.
3) Menempatkan ibu jari diatas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya diposisi jam
6.
4) Perhatikanlah bahwa jari-jari tersebut terletak di atas gudang ASI, sehingga proses
pengeluaran dapat optimal.
5) Mendorong payudara ke arah dada, jangan ubah posisi jari.
6) Menekan menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan. Gerakan ibu jari
dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga kosong. Jika dilakukan dengan
tepat, maka ibu tidak akan kesakitan saat memerah.
7) Memutar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI. Demikian juga saat
memerah payudara lainnya, gunakan kedua tangan, misalnya saat memerah payudara
kiri, gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara kanan, gunakan tangan kanan.
Saat memerah ASI, jari-jari berputar seiring jarum jam agar semua gudang ASI
kosong. Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 & jam 12, kemudian
jam 2 & jam 8, kemudian jam 3 & jam 9 lakukan sampai payudara diperas
sepenuhnya, kemudian ganti dengan payudara yang sebelah.
8. Kompres payudara dengan cara diguyur menggunakan air hangat.
9. Berihkan payudara menggunakan kain lembut atau tisu.
10. Tutup Kembali pakaian klien.
C. Tahap Terminasi.
1. Perhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
2. Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
DOKUMENTASI
LEMBAR KONSULTASI
HASIL TURNITIN

ORIGINALITY REPORT

14 %
SIMILARITY
13%
INTERNET SOURCES
5%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS
INDEX

PRIMARY SOURCES

4%
jurnal.unimus.ac.id
1 Internet Source

2%
www.ejournalwiraraja.com
2 Internet Source

1%
123dok.com
3 Internet Source

1%
repositori.uin-alauddin.ac.id
4 Internet Source

1%
qdoc.tips
5 Internet Source

1%
repo.stikesperintis.ac.id
6 Internet Source

7 Submitted to Badan PPSDM Kesehatan


Kementerian Kesehatan 1%
Student Paper

8 Anita Rahmawati, Bisepta Prayogi. "Analysis of


Factors Affecting Breastmilk Production on 1%
Breastfeeding Working Mothers", Jurnal Ners dan
Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 2017
Publication

Submitted to Universitas Respati Indonesia


9 Student Paper
1%
ejournal.undip.ac.id
10
<1 %
Internet Source

journal.unismuh.ac.id
11
<1 %
Internet Source

Submitted to Politeknik Kesehatan Kemenkes


12
Semarang
Student Paper
<1 %
adoc.pub
13
<1 %
Internet Source

media.neliti.com
14
<1 %
Internet Source

pt.scribd.com
15
<1 %
Internet Source

Latifah Hanum. "Pengaruh Teknik Marmet


16 Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu <1 %
PosPartum Di Klinik Ny Tyas Edi Di Jember
Tahun 2020", Judika (Jurnal Nusantara Medika),
2022
Publication

Anda mungkin juga menyukai