OLEH :
YUNI HASRI GULTOM
170209080
OLEH :
YUNI HASRI GULTOM
170209080
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Yuni Hasri Gultom
2. Tempat/Tanggal Lahir : Sibabangun, 02 Juli 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jln. Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah
5. Agama : Islam
6. Status : Belum Menikah
7. Anak Ke : 4 dari 4 Bersaudara
8. Pekerjaan : -
9. Kewarganegaraan : WNI
10. No. Telepon : 0822-9706-6368
11. E-mail : yunihasrigultom21@gmail.com
12. Nama Ayah : Raklan Gultom
13. Nama Ibu : Junaida Siregar
14. Pekerjaan : PNS
15. Alamat Orangtua : Jln. Sibabangun,Kabupaten Tapanuli Tengah
Demam dengue (DD) atau dengue hemorrhagic fever adalah penyakit virus yang ditularkan oleh
nyamuk yang saat ini menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Demam Dengue (DD)
merupakan salah satu penyakit infeksi yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat. Hematokrit adalah pemeriksan yang dilakukan untuk mengukur
persentase sel darah merah dalam darah. Nilai hematokrit biasanya meningkat pada hari ketiga dari
munculnya penyakit dan semakin meningkat sesuai dengan proses perjalanan infeksi dengue. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Persentase Hematokrit Pada Penderita Dicurigai Demam
Dengue. Jenis penelitian secara deskriptif.,metode penelitian Automatic dengan menggunakan alat
Hematology Analyzer. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Persentase Hematokrit
dicurigai Demam dengue di RS Hermina Medan tahun 2020 ditemukan bahwa dari 20 sampel yang
dicurigai Demam Dengue ditemukan 12 sampel (60%) laki-laki dan 8 sampel (40%) perempuan.
Kesimpulan Diperoleh 12 sampel Normal (60%) 4 Meningkat (20%), dan 4 Menurun (20%).
Dengue fever (DD) or dengue hemorrhagic fever is a mosquito-borne viral disease that is currently of
major concern to the international community. Dengue fever (DD) is an infectious disease that has a
fast course and can cause death in a short time. Hematocrit is a test that measures the percentage of
red blood cells in the blood. The hematocrit value usually increases on the third day of the onset of the
disease and increases according to the course of the dengue infection. The purpose of this study was to
determine the Percentage of Hematocrit in Patients with Suspected of Dengue Fever. This type of
research is descriptive., Automatic research method using a Hematology Analyzer. Based on the
results of research on the Percentage of Hematocrit Percentage of Suspected Dengue Fever at
Hermina Hospital Medan in 2020, it was found that of the 20 samples suspected of dengue fever found
12 samples (60%) were male and 8 samples (40%) were female. Conclusion It was obtained that 12
samples were normal (60%), 4 were increasing (20%), and 4 were decreasing (20%).
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan dan
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Persentase Hematokrit Pada Penderita Di
Curigai Demam Dengue Di Rumah Sakit Hermina Medan 2020”.
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar D-III
Teknologi Laboratorium Medis. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, S.H, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, M.KM., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Yunita Purba, M.Si, selaku Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medis
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Dr. dr. Jenny Ria Sihombing, Sp.PK., sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan dan membimbing
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. dr. Dicky Yuswardi Wiratma, M.Kes, selaku Dosen penguji saya yang telah
memberi masukan dan saran untuk Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Orang tua saya Raklan Gultom dan Ibunda Junaida Siregar tercinta dan abang-
abang dan kakak saya yang tidak pernah luput memberikan kasih sayang,
dukungan dan doa dalam setiap langkah penulis.
Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat kekurangan. Peneliti menerima masukan berupa kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK....................................................................................................... i
ABSTRACT...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 4
1.4 Manfaar Penelitian........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demam Dengue................................................................................ 5
2.1.1 Defenisi Demam Dengue..................................................... 5
2.1.2 Etiologi................................................................................. 7
2.1.3 Manifestasi Klinis................................................................. 8
2.2 Darah................................................................................................ 10
2.2.1 Definisi Darah...................................................................... 10
2.2.2 Komposisi............................................................................. 13
2.3 Hematokrit........................................................................................ 15
2.3.1 Definisi Hematokrit.............................................................. 15
2.3.2 Pemeriksaan Hematokrit...................................................... 16
2.3.3 Macam-macam Cara Pemeriksaan Hematokrit.................... 17
2.4 Kerangkah Konsep........................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian................................................................................ 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 20
3.2.1 Tempat Penelitian................................................................. 20
3.2.2 Waktu Penelitian.................................................................. 20
3.3 Populasi dan Sampel........................................................................ 20
3.3.1 Populasi................................................................................ 20
3.3.2 Sampel.................................................................................. 20
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 20
3.5 Definisi Operasional Penelitian........................................................ 21
3.6 Alat dan Bahan................................................................................. 21
3.6.1 Alat....................................................................................... 21
3.6.2 Bahan.................................................................................... 21
3.7 Prosedur Penelitian........................................................................... 22
3.7.1 Prosedur Pengambilan Darah Vena...................................... 22
3.7.2 Cara Kerja Alat Hematologi Analyzer sysmex xp 100........ 22
3.8 Nilai Normal Hematokrit RS Hermina Medan…………………… 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian................................................................................ 24
4.2. Pembahasaan.................................................................................... 26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan.......................................................................................... 28
5.2. Saran................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.2 Darah
2.2.1 Definisi Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan intraseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu
sel darah merah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua
belas berat badan dan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan
45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit
(Pearce, 2009).
Darah adalah cairan berwarna merah pekat, berwarna merah cerah di dalam
arteri (sudah dioksigenasi) dan berwarna ungu gelap di dalam vena (deoksigenasi),
setelah melepas sebagian oksigen ke jaringan. Darah bersifat sedikit alkali dan pH-
nya hanya sedikit bervariasi sepanjang kehidupan karena sel-sel badan hanya bisa
hidup bila pH dalam batas normal. Jumlah darah sekitar 5% berat badan, sehingga
volume rata-ratanya adalah 3-4 liter. (Watson,2002).
1. Fungsi Darah
a. Fungsi respirasi
Melalui eritrosit darah memiliki fungsi mengangkut oksigen dari paru-paru
menuju jaringan diseluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari
jaringan menuju paru-paru untuk dikeluarkan. Pengangkutan oksigen dan
karbon dioksida tersebut dilakukan oleh) molekul hemoglobin yang
terkandungan dalam eritrosit (Nugraha, 2015)
b. Fungsi Nutrisi
Karbohidrat, protein dan lemak yang kita makan akan diproses oleh sistem
pencernaan. Di dalam lumes usus nutrisi akan diabsorpsi menuju kapiler-
kapiler darah disekitar usus. Beberapa nutrisi disintesis oleh sel dalam organ
seperti hati. Semua molekul tersebut akan diangkut oleh darah, melalui sistem
kardiofaskuler nutrisi akan didistribusikan keeluruh tubuh (Nugraha,2015).
c. Fungsi Ekskresi
Sel dalam jaringan melakukan metabolisme dan menghasilkan sisa
metabolisme berupa sampah yang tidak digunakan, jika terakumulasi dalam
sel atau organ akan menyebabkan kerusakan sel dan gangguan kesehatan. Sisa
metabolisme akan dikeluarkan oleh sel kedalam darah dan dan diangkut
melalui sistem kardiovaskuler menuju organ ekskresi untuk dikeluarkan
(Nugraha, 2015).
d. Fungsi penyeimbangan
e. Asam-Basa Tubuh Aktivitas fisiologis tubuh dipengaruhi oleh keasaman,
keseimbangan asam-basa tercapai karena adanya proses metabolisme dan
pengendaliannya yang disebabkan suatu senyawa yang bersifat asam (asidi)
maupun bersifat basa (alkali) yang mempengaruhi faktor keasaman didalam
darah akibat adanya aktivitas di luar sel (ekstrasel) dan di dalam sel (intrasel),
kelebihan senyawa tersebut akan dieksresikan oleh organ paru-paru dan ginjal
(Nugraha, 2015).
f. Fungsi Penyeimbangan
Air Tubuh Air merupakan komponen penting dan terdistribusi dengan baik
didalam tubuh, sekitar 60-75% berat tubuh manusia adalah air baik yang
terdapat intrasel maupun ekstrasel. Air dalam darah merupakan cairan
ekstrasel yang berada di dalam intravaskuler (plasma) (Nugraha,2015).
g. Fungsi Pengaturan
Suhu Tubuh Manusia memiliki suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-
37,5°c. suhu tersebut selalu dipertahankan agar organ atau aktivitas sel di
dalam tubuh bekerja secara optimal. Pada saat terjadi kenaikan suhu tubuh
baik oleh suhu lingkungan atau suhu tubuh meningkat karena sakit, pembuluh
darah akan melebar (vasodilatasi) sehingga bnyak darah yang bersirkulasi
terutama pada bagian bawah kulit yang bnyak mengandung kalanjar keringat
untuk memproduksi bnyak keringat yang berguna untuk membuang panas
(Nugraha,2015).
h. Fungsi Pertahanan
Terhadap Infeksi Leukosit memiliki peranan dalam pertahanan tubuh terhadap
benda asing maupun serangan penyakit baik oleh bakteri, virus atau parasit.
Pertahanan dilakukan dengan cara eliminasi dari dalam tubuh melalui proses
fagositosis maupun pembentukan antibodi (Nugraha, 2015).
i. Fungsi Transpor
Hormon dan Pengaturan Metabolisme Metabolisme terjadi karena adanya
reaksi biokimia di dalam tubuh untuk keberlangsungan mahkluk hidup salah
satunya dengan bantuan enzim sebagai katalisator (pemercepat reaksi)
(Nugraha, 2015).
j. Fungsi Pembekuan
Darah (Koagulasi) Sistem peredaran darah manusia merupakan sistem
peredaran darah tertutup, dalam keadaan tertentu darah dapat keluar dari
pembuluh darah sehingga dapat berakibat fatal misalnya luka atau penyakit
sehimgga perlu dilakukan penyumbatan agar darah tidak keluar dari sirkulasi,
melalui mekanisme pembekuan darah (hemostasis) (Nugraha, 2015).
2.2.2 Komposisi
Meskipun secara makroskopis darah berbentuk cair tetapi, sebenarnya darah
terdiri dari bagian yang cair dan padat. Darah yang diperiksa dibawah mikroskop,
tampak banyak benda bundar kecil didalamnya, yang dikenal sebagai sel darah. Sel-
sel darah merupakan bagian yang padat, sedangkan cairan tempat sel-sel ini berada
merupakan bagian cair yang disebut plasma. Sel-sel darah membentuk 45% seluruh
volume darah dan plasma membentuk 55% seluruh volume darah. (Watson,2002).
2.3 Hematokrit
2.3.1 Definisi Hematokrit
Hematokrit dalam kamus kedokteran Webster’s new world (2010)
didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah terhadap volume seluruh darah
yang dinyatakan dalam % yang tergantung pada jenis kelamin. Hematokrit adalah
perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit terhadap volume seluruh
darah yang dihitung dalam % (Sutedjo, 2009).
Hematokrit pada dasarnya mencerminkan presentase eritrosit dalam volume
darah total. Nilai hematokrit biasanya meningkat pada hari ketiga dari munculnya
penyakit dan semakin meningkat sesuai dengan proses perjalanan infeksi dengue.
Peningkatan hematokrit menandakan terjadinya kebocoran plasma ke ruang
ekstravaskular. Akibat kebocoran plasma volume darah menjadi berkurang sehingga
dapat menyebabkan syok hipovolemik dan kegagalan sirkulasi. Peningkatan nilai
hematokrit dapat diobservasi secara bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit.
Peningkatan nilai hematokrit >20% menjadi dasar objektif terjadinya kebocoran
plasma (Iskandar, 2015)
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu metode yang paling teliti dan
simpel dalam mendeteksi derajat anemia atau polisitemia. Kadar hematokrit juga
digunakan untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata. Nilai itu ditentukan dengan
darah vena atau darah kapiler (Gandasoebrata, 2007). Darah utuh disentrifus, partikel
yang lebih berat akan turun ke dasar tabung kapiler dan partikel endapan yang lebih
ringan berada diatasnya. Kadar hematokrit dapat segera diukur. Kadar normal
hematokrit berbeda dalam jenis kelamin. Laki-laki kadar hematokritnya adalah 40%-
54% sedangkan untuk wanita kadar hematokritnya adalah 36% -46%
Hemoglobin merupakan zat protein yang terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) yang memberi warna merah pada darah dan merupakan pengangkut
oksigen utama dalam tubuh. Hemoglobin terdiri dari 2 bagian utama, yaitu hem dan
globin. Setiap molekul hemoglobin memiliki 4 gugus hem identik yang melekat pada
4 rantai globin. Keempat rantai globin itu merupakan rantai polipeptida yang terdiri
dari 2 buah rantai alfa (α) dan 2 buah rantai beta (β). Selain itu, hemoglobin juga
memiliki 4 molekul nitrogen protoporphyrin IX, dan 4 atom besi dalam bentuk ferro
(Fe²+) yang berpasangan dengan protoporphyrin IX untuk membentuk 4 molekul
hem (Ardina and Rosalinda, 2018)
2.3.2 Pemeriksaan Hematokrit
Pemeriksaan hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Cara
makro digunakan tabung wintrobedengan panjang 9,5 cm, diameter 0,6 mm dan berskala
0-100. Cara mikro digunakan tabung kapiler dengan panjang 75 mm dan diameter 1,5
mm (Mahode, 2011). Metode makro menggunakan sentrifuge yang cukup besar, untuk
memadatkan sel-sel darah merah dan membutuhkan waktu ±30 menit. Metode mikro
menggunakan sentrifus mikro hematokrit yang mencapai kecepatan yang jauh lebih
tinggi, maka dari itu lamanya pemusingan dapat di perpendek (Gandasoebrata, 2007).
Pemeriksaan hematokrit metode makro bahan yang digunakan adalah darah vena.
Pemeriksaan hematokrit metode mikro dapat menggunakan darah kapiler dan darah
vena. Pemeriksaan hematokrit baik metode makro maupun metode mikro terdapat
lapisan Buffy coat yang letaknya diantara lapisan sel darah merah dan plasma. Lapisan
ini terdiri dari leukosit dan trombosit yang berwarna kelabu kemerahan atau keputih-
putihan. Keadaaan normal tingginya lapisan Buffy coat 0,1 mm sampai dengan 1 mm.
Tingginya 0,1 mm kira-kira sesuai dengan 1000 leukosit/mm³. Tinggi Buffy coatyang
masih dalamrange normal belum berarti benar, misalnya kalau ada limfosit yang pada
umumnya lebih kecil dari granulosit. Tingginya lapisan Buffy coatmerupakan perkiraan
saja terhadap ada tidaknya leukositosis (Dacie and Lewis, 2010).
Gambar 2.2 Tabung kapiler dengan darah yang di Sentrifius
(Sumber: Turgeon,2007)
2.3.3 Macam-macam Cara Pemeriksaan Hematokrit
a. Pemeriksaan hematokrit dengan cara konvesional
Pemeriksaan hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan cara mikro
dengan prinsip pemeriksaan yaitu dimana darah dengan antikoagulan disentrifus
pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Perbandingan volume eritrosit
terhadap volume spesimen darah dinyatakan dalam %. Kekurangan dalam
melakukan pemeriksaan hematokrit cara konvensional metode makro adalah
waktu yang diperlukan untuk sentrifus rata-rata 30 menit dan sampel darah yang
digunakan juga cukup banyak. Kelebihannya adalah tidak perlu menutup salah
satu ujung tabung dengan nyala api, karena disini menggunakan tabung wintrobe
(Gandasoebrata, 2007). Kekurangan dalam melakukan pemeriksaan hematokrit
dengan cara konvensional metode mikro adalah penutupan ujung tabung kapiler
yang tidak rapat, karena hal tersebut dapat menyebabkan kebocoran tabung kapiler
saat disentrifus dan dapat menyebabkan nilai hematokrit menurun. Kelebihannya
adalah tekniknya lebih sederhana, sampel yang digunakan sedikit dan nilai
hematokrit dari tabung kapiler variabilitasnya hanya 1-2 % (Mahode, 2011).
b. Pemeriksaan hematokrit dengan cara otomatis (HematologiAnalyzer)
Pemeriksaan hematokrit dengan hematologi analyzer menggunakan sysmex XP-
100. Sysmex XP-100 menggunakan 3 detector block dan 2 jenis reagen untuk
analisis darah. Pemeriksaan hematokrit menggunakan sysmex XP-100 reagen
yang digunakan adalah cell packyang berfungsi untuk pengenceran atau diluents,
stromalyzer dancell cleanyang memiliki prinsip yaitu metode deteksi berdasarkan
tinggi eritrosit (Cumulative Pulse Height Detection Methode) merupakan rasio
sel darah merah terhadap volume total darah. Kadar hematokrit didapat dari
perbandingan antara volume eritrosit dengan volume darah keseluruhan
dinyatakan dalam %.
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah Darah vena mengandung Ethylen Diamine
Tetracetic Acid (EDTA)
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Prosedur Pengambilan Darah Vena
1. Pasang turniquit pada lengan,tiga jari diatas siku dan mintalah agar pasien
menggempalkan tangannya agar vena terlihat jelas.
2. Raba vena yang menonjol.
3. Desinfektakan bagian kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 70%
dengan cara memutar dari arah dalam keluar dan tekan sedikit agar benar-
benar bersih dan biarkan sampai kering.
4. Tusuk vena dengan spuit dengan sudut kemiringan 45 o hingga masuk kedalam
lumen pembuluh darah vena.
5. Tarik penghisap spuit perlahan-lahan dan lepaskan turniquit, darah diambil
sebanyak 3 ml.
6. Buka kepalan tangan pasien dan lepaskan turniquit, darah diambil sebanyak 3
ml.
7. Letakkan kapas alcohol 70% diatas permukaan kulit yang ditusuk, lalu jarum
dilepaskan secara perlahan-lahan.
8. Mintalah agar pasien tersebut meneruskan menekan kapas alcohol tersebut
dan melipat siku tangan selama beberapa menit.
9. Beri plester pada bekas tusukan agar darah tidak keluar lagi.
10. Masukkan darah ke dalam tabung reaksi lain yang bersih melalui dinding
tabung.
11. Beri label identitas pasien yang benar
3.7.2 Cara Kerja Alat Hematologi Analyzer Sysmex xp 100
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol turn on/off di sisi kanan alat,
melakukan Quality Control (QC)
2. Ready di periksa pada alat menyala hijau.
3. Klik QC Analysis→ pilih QC file yang digunakan kemudian klik ok.
4. Masukkan QC ke Aspirate Probe lalu tekan tombol start.
5. Setelah analisa selesai, akan tampil nilainya , bila berwarna merah hasil QC
keluar dari batas.untuk mengulang tekan cancel lalu ulangi langkah nomor 4
bila qc masuk tekan Accept.
Melakukan pengukuran sel
1. siapkan sampel darah EDTA (Whole Blood) minimal 1 ml yang diambil
sebanyak 80µ
2. Periksa status alat dalam keadaan ready.
3. Masukkan nama pasien lalu tekan enter.
4. Homogenisasikan darah yang akan diperiksa dengan baik.lalu masukkan
sampel ke aspirate probe dan pastikan ujung probe menyentuh dasar tabung
sampel darah agar tidak menghisap udara.
5. Tekan tombol start,tunggu sampai terdengar beep 2x lalu tarik sampel.
6. Hasil akan tampil pada layar dan secara otomatis tercetak pada kertas print.
Tabel 4.1.
Hasil Pemeriksaan Persentase Hematokrit Dicurigai Demam Dengue Dirumah
Sakit Hermina Medan Tahun 2020
No Keterangan Jumlah
N %
1 Menurun 4 20
2 Normal 12 60
3 Meningkat 4 20
Berdasarkan tabel 4.2 dari 20 sampel terdapat 4 sampel menurun (20%), 12 sampel
Normal (60%) dan 4 sampel Meningkat (20%).
Tabel 4.3
Hasil Pemeriksaan Persentase Hematokrit Yang Dicurigai Demam Dengue
berdasarkan Jenis kelamin Dirumah Sakit Hermina Medan
Tahun 2020
N % N % N % N %
Laki-laki 8 40 0 0 4 20 12 60
Perempuan 4 20 4 20 0 0 8 40
Jumlah 12 60 4 20 4 20 20 100
4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian terhadap pemeriksaan Hematokrit terhadap 20
sampel pada penderita dicurigai Demam Dengue di RS Hermina Medan,
Menggunakan Hematologi Analyzer Sysmex XP 100 di Laboratorium RS Hermina
Medan.
Data Tabel 4.2 didapat hasil hematokrit yang menurun 4 sampel (40%) normal
pada penderita sebanyak 12 sampel (60%) dan hematokrit meningkat 4 sampel
(40%).Pemeriksaan Hematokrit merupakan salah satu metode yang paling teliti dan
simpel dalam mendeteksi derajat anemia atau polisitemia.
Berdasarkan tabel 4.3 peneliti dilakukan dirumah Sakit Hermina dari 20
sampel didapat berdasarkan jenis kelamin yang Dicurigai Demam Dengue Jenis
kelamin laki-laki 12 sampel (60%) dengan Hematokrit Normal 8 sampel (40%) dan 4
sampel Menurun. pada Jenis Kelamin Perempuan 8 sampel (40%) dengan Hematokrit
Normal 4 sampel (20%) dan Hematokrit Meningkat 4 sampel (20%).
Penelitian Kafrawi tahun 2019 di RS Islam Siti Rahmah Padang dengan
jumlah sampel 62 didapatkan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 36 sampel
(58,1%) dan laki-laki 26 sampel (41,9%). Nilai hematokrit biasanya meningkat pada
hari ketiga dari munculnya penyakit dan semakin meningkat sesuai dengan proses
perjalanan infeksi dengue.
Hematokrit pada dasarnya mencerminkan persentase eritrosit dalam volume
darah total.nilai Hematokrit biasanya meningkat pada hari ketiga dari munculnya
penyakit dan semakin meningkat sesuai dengan proses perjalanan infeksi
dengue.peningkatan Hematokrit menandakan terjadinya kebocoran plasma ke ruang
ekstravaskuler.Akibat kebocoran plasma volume darah menjadi berkurang sehingga
dapat diobservasi secara bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit.nilai normal
Hematokrit berbeda dalam jenis kelamin laki-laki 40%-54% sedangkan perempuan
nilai normal 36%-46%.(Iskandar 2015)
Hematokrit dapat membantu dokter untuk mendiagnosis atau mengetahui
penyakit yang diderita pasien. pemeriksaan hematokrit digunakan untuk mendeteksi
penyakit seperti anemia, leukemia, dehidrasi, atau kekurangan nutrisi. Dokter akan
menganjurkan tes hematokrit bila ada kecurigaan penyakit yang mungkin ditunjukkan
tinggi atau menurunnya sel darah merah. Kadar hematokrit menurun bisa disebabkan
adanya kondisi kesehatan seperti: anemia, pendarahan, leukemia. Sementara kadar
hematokrit yang meningkat dapat menunjukkan penyakit seperti: terjadinya
kebocoran plasma (Davis, 2019)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada pemeriksaan Gambaran Persentase
Hematokrit Dicurigai Demam Dengue di RS Hermina Medan Tahun 2020 ditemukan
bahwa dari 20 sampel yang dicurigai Demam Dengue bahwa:
1 Diperoleh 12 sampel Normal (60%) 4 Meningkat (20%), dan 4 Menurun (20%).
2 Ditemukan 12 sampel (60%) laki-laki dan 8 sampel (40%) perempuan
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diajukan saran sebagai
berikut :
1. Sebaiknya pada penderita dicurigai Demam Dengue dilakukan pemeriksaan
Hematokrit yang dapat memantau perkembangan Derajat klinis penyakit
tersebut.
2. Bagi instusi pendidikan diharapkan menjadi bahan informasi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan untuk Teknologi Laboratorium Medis.
3. Berdasarkan bagi peneliti selanjutnya supaya menambahkan jumlah sampel
pemeriksaan derajat kasus Demam Dengue.
DAFTAR PUSTAKA
Ardina, R. and Rosalinda, S. (2018) ‘Morfologi Eosinofil Pada Apusan Darah Tepi
Menggunakan Pewarnaan Giemsa, Wright, dan Kombinasi Wright-
Giemsa’, Jurnal Surya Medika (JSM), 3(2), pp. 5–12.
Ninuk, P. (2017) ‘Kadar Hemoglobin Dan Saturasi Oksigen Pada Montir Sebelum
Dan Sesudah Bekerja’.