Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta Dr. Hidayad Tanda Tangan

Nama Pendamping Dr. Miraz Hedi Kusumah Tanda Tangan

Nama Wahana Puskesmas Sungai Kakap


Tema Penyuluhan Pencegahan Tetanus Neonatorum dan Perawatan Tali Pusat
Tujuan Penyuluhan Memberi informasi dan edukasi masyarakat pentingnya
perawatan tali pusat yang benar untuk mencegah tetanus
neonaotorum
Hari/Tanggal Senin/ 13 Maret 2017
Waktu Pukul 09.00 – selesai
Tempat Desa Sungai Kakap
Jumlah 34 orang
LAPORAN PENYULUHAN

PENCEGAHAN TETANUS NEONATORUM DAN PERAWATAN TALI PUSAT

Disusun Oleh

Dr. Hidayad

Pendamping

Dr. Miraz Hedi Kusuma

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KECAMATAN SUNGAI KAKAP

2017/2018

LAPORAN PENYULUHAN PENCEGAHAN TETANUS NEONATORUM


DAN PERAWATAN TALI PUSAT DI DESA SUNGAI KAKAP
KECAMATAN SUNGAI KAKAP
I. LATAR BELAKANG
Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan janin. Tali
pusat merupakan saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Disebut sebagai
saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat
gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical
stump) akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu,
meskipun ada yang lepas setelah 4 minggu (Layla, 2007 dalam Erna Suryani, 2011).
Kebudayaan di masyarakat yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam merawat tali
pusat menyebabkan ibu masih takut atau ragu-ragu merawat tali pusat bayi mereka
sehingga ibu masih berperilaku salah dalam merawat tali pusat bayi dengan menaburi tali
pusat menggunakan kunyit atau daun-daunan sehingga memungkinkan berkembangnya
spora Clustridium yang dapat menyebabkan infeksi pada neonatus (Ngastiyah, 2005).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan
steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat, 2005). Dampak
dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami tetanus
neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian. Sehingga dalam hal ini pengetahuan
yang baik tentang perawatan tali pusat sangatlah menentukkan perilaku ibu yang
mempunyai bayi baru lahir dalam perawatan tali pusat (Stoppard, 1999 dalam Erna
Suryani, 2011).
Umumnya di Negara berkembang, 25% kematian bayi dan 50% kematian neonatal
disebabkan oleh infeksi pada tali pusat, sepsis sampai dengan tetanus (Kandun, 2002).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian bayi sebesar 56 per
10.000 menjadi sekitar 280.000 terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian
tersebut antara lain karena asfiksia neonatorum 40-60%, infeksi 24-34%. Infeksi tersebut
disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang hygienis (Manuaba, 2008). Hasil
laporan dari petugas Survailans Depkes RI pada tahun 1992-1996 ditemukan bahwa
kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 1993-1996 terjadi peningkatan dengan kisaran
10,8-55%.
Sebagian di masyarakat infeksi utama adalah tetanus neonatorum yang terjadi karena
perawatan atau tindakan perawatan tali pusat yang kurang hygienis atau kurang bersih.
Perawatan tali pusat yang kurang tepat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah pengetahuan ibu primipara dalam perawatan tali pusat karena tidak
adanya atau kurangnya pengalaman ibu primipara dalam perawatan tali pusat. Tidak
sedikit ibu primipara menggunakan metode jaman dahulu atas saran keluarga dalam
perawatan tali pusat, misalnya pemakaian obat-obatan tradisional (bubuk atau daun-
daunan dan sebagainya) dalam perawatan tali pusat, padahal hal tersebut dapat
menyebabkan masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat sehingga
dapat mengakibatkan infeksi (Jumiarni dkk, 1994).
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai
pencegahan tetanus neonatorum khususnya dengan perawatan tali pusat yang benar.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta penyuluhan memahami perawatan tali pusat yang benar agar mengurangi
resiko terjadinya tetanus neonatorum
2. Tujuan Khusus
Peserta penyuluhan diharapkan dapat:
a. Mengetahui apa itu Tetanus Neonatorum
b. Mengetahui perawatan tali pusat bayi baru lahir yang benar
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Penyuluhan Pencegahan Tetanus Neonatorum dan Perawatan Tali Pusat
2. Sasaran dan target
Sasaran: seluruh keluarga di lingkungan Posyandu Sungai Kakap
Target: anggota keluarga yang menghadiri penyuluhan di Posyandu Sungai Kakap
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan alat
Powerpoint, Proyektor, Laptop dan Quesioner
5. Waktu dan tempat
Hari/ Tanggal: Senin, 13 Maret 2017
Jam: 09.00 WIB s/d selesai
Tempat: Posyandu Desa Sungai Kakap
6. Pengorganisasian
Pemateri: dr. Hidayad
Moderator:
7. Setting tempat:

Keterangan

Pemateri Peserta

Moderator Objek materi penyuluhan

IV. KEGIATAN PENYULUHAN


No. Waktu Kegiatan Metode
2 menit Pembukaan Ceramah
2 menit Pre test Quoseioner
7 menit Pelaksanaan penyuluhan tenang Ceramah
Tetanus Neonatorum dan perawatan
tali pusat pada bayi
5 menit Diskusi dan tanya jawab 2 arah
2 menit Post test Quoseioner
2 menit Penutup Ceramah

V. URAIAN TUGAS
1. Moderator
 Membuka acara
 Membuat kontrak waktu dan pelaksanaan kegiatan
 Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan
 Menutup acara kegiatan
2. Pemateri
 Memberikan materi penyuluhan
 Melakukan diskusi dan tanya jawab dengan peserta penyuluhan

VI. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta menghadiri penyuluhan
b. Tempat, media, serta alat penyuluhan tersedia sesuai kebutuhan
c. Perand an tugas sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
b. Peserta berpean aktif dalam kegiatan penyuluhan dengan bertanya, menjawab
pertanyaan, dan mengemukakan pendapat
c. Peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu:
a. Mengetahui apa itu Tetanus Neonatorum
b. Mengetahui penyebab Tetanus Neonatorum
c. Mengetahui pencegahan terjadinya Tetanus Neonatorum
d. Mengetahui bagaimana perawatan tali pusat yang baik

LAMPIRAN MATERI

I. TETANUS NEONATORUM
a. Pengertian
Tetanus berasal dari bahasa Yunani tetanos yang berarti kencang atau
tegang. Tetanus merupakan suatu infeksi akut yang ditandai kondisi spastik
paralisis yang disebabkan o l e h n e u r o t o k s i n ya n g d i h a s i l k a n o l e h
Clostridium tetani. Tetanus berdasarkan gejala klinisnya dapat dibagi menjadi 3
bentuk, yaitu tetanus generalisasi (umum), tetanus local dan tetanus sefalik. Bentuk
tetanus yang paling sering terjadi adalah tetanus generalisasi dan juga merupakan
bentuk tetanus yang paling berbahaya.

Neonatal (berasal dari neos yang berarti baru dan natus


y a n g b e r a r t i l a h i r ) merupakan suatu istilah kedokteran yang digunakan untuk
menggambarkan masa sejak bayi lahir hingga usia 28 hari kehidupan.

Tetanus neonatorum merupakan suatu bentuk tetanus generalisasi yang


terjadi pada masa neonatal.

b. Penyebab Tetanus Neonatorum


Penyakit ini disebabkan oleh infeksi neorutoksin (tetanospasmin) yang
dihasilkan bakteri Clostridium tetani pada masa neonatal. Umumnya infeksi
terjadi akibat proses partus dan penanganan tali pusat yang kurang steril.
Penyakit ini khususnya terjadi pada b ayidengan ibu yang belum mendapatkan
imunisasi tetanus sebelumnya.

c. Pencegahan Tetanus Neonatorum


 Proses persalinan yang steril yang didukung tenaga medis dan
peralatan medis yang mendukung
 Pendidikan dan pengarahan tentang pentingnya persalinan yang steril dan
sosialisasi vaksinasi tetanus pada ibu hamil khususnya yang
belum mendapat vaksinasi atau dengan riwayat vaksinasi yang belum jelas.
 Imunisasi pada ibu hamil merupakan fokus primer dalam pen
c e g a h a n t e t a n u s neonatorum

II. PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR

Anda mungkin juga menyukai