Anda di halaman 1dari 23

PERDARAHAN

SALURAN CERNA
PADA ANAK
Presentan: Pembimbing
Mutya Yulinda, S. Ked dr.Theresia, Sp. A
PENDAHULUAN
• Perdarahan saluran cerna merupakan keluhan yang
jarang dijumpai pada anak, akan tetapi keluhan tersebut
sangat mencemaskan orangtua dan memerlukan
pertolongan segera.

10-15% kasus akan


dirujuk ke bagian
Gastroentreologi anak
PENDAHULUAN

• Hematemesis muntah darah

Keluarnya darah berwarna


• Melena kehitaman yang bercampur
dengan feses

Keluarnya darah berwarna


• Hematokezia merah segar yang bercampur
dengan feses
• Hematemesis

• Melena

• Hematokezia
DEFINISI
• Merupakan hilangnya darah dalam jumlah yang tidak
normal pada saluran cerna mulai dari rongga mulut hingga
anus (normalnya 0,5-1,5 mL/perhari)
• Bermanifestasi sebagai perdarahan yang akut akibat
hilangnya sejumlah darah dan kadang dapat menyebabkan
gangguan hemodinamik.
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi perdarahan saluran cerna atas berkisar antara 10% dari


keseluruhan penyebab perdarahan pada anak, sedangkan perdarahan
saluran cerna bawah 5 kali lebih rendah.
• Pada umumnya kondisi anak cukup baik, kecuali pada kondisi tertentu
seperti bayi baru lahir (periode perinatal).
ETIOLOGI
Kelompok Perdarahan Saluran Cerna Atas Perdarahan Saluran Cerna
Usia Bawah
Neonatus Tertelan darah ibu, defisiensi vitamin Necrotizing enterocolitis, infeksi
K, esofagitis refluks, alergi susu sapi, kolitis, volvulus, Penyakit Hirschsprung,
malformasi pembuluh darah enterokolitis.

Bayi Stress ulcer, esofagitis, sindrom Fisura anal, kolitis, intususepsi,


Mallory-Weiss, malformasi pembuluh divertikulum Meckel, hiperplasia
darah, obstruksi usus limfonodular.
Anak Sindrom Mallory-weiss, ulkus Polip saluran cerna, divertikulum
peptikum, varises esofagus, Henoch Meckel, Henoch Schonlein purpura,
Schonlein purpura, penyakit Crohn, Angiodysplasia, hiperplasia
obstruksi usus, Hemobilia limfonodular.
VARISES ESOFAGUS

Esophageal
varices
MALLORY-WEISS SYNDROME
Ulkus duodenum akibat infeksi
dari Helicobacter pylori Sindrom Mallory-Weiss

Polip Juvenil
Hiperplasia limfoid nodular
Henoch-schonlein purpura

Sindrom Hemolitik-uremik
DIAGNOSIS

• Keluhan utama? Muntah darah? BAB darah? Warna?


• Apakah perdarahan darah bercampur dengan tinja?
• Apakah ada penggunaan antikoagulan?
• Apakah terdapat penurunan berat badan?
• Apakah ada perubahan pola BAB?
• Apakah disertai nyeri perut?
• Apakah baru pertama kali terjadi atau berulang?
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit Pucat,
Jaundice, spider hemangiomata,
Ekimosis,
Pembuluh darah yang abnormal,
Hidrasi,
Ruam kulit.
Kepala, mata, Nasopharyngeal injection,
telinga, hidung, Oozing,
tenggorokkan. Pembesaran tonsil dengan perdarahan.
Kardiovaskular Peningkatan denyut nadi
Penurunan tekanan darah
Terdapat irama gallop
CRT > 2 detik
CONT..

Abdomen Organomegali
Nyeri tekan
Perineum Fisura
Fistula
Ruam
Hemoroid eksterna

Rektum Darah segar


Melena
Nyerti tekan
OOZING
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah lengkap
• Laju Endap Darah
• Koagulasi
• Uji Fungsi Hepar
• Biakan Feses
• Uji Fungsi Renal
• Endoskopi
• Kolonoskopi
DIAGNOSIS BANDING
Hematemesis
- Defisit vitamin K pada neonatus
- Esofagitis erosif
- Mallory Weiss Syndrome
- Gastritis hemoragik (trauma, akibat pembedahan, luka bakar, stres sistemik berat
- Gastritis reaktif akibat penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), gastritis
akibat alkohol, infeksi virus, vasculitis, prolaps dari gastroesophageal junction.
- Ulkus peptikum
- Massa submukosa seperti lipoma dan tumor stromal
- Malformasi pembuluh darah seperti Angiodysplasia, hemangioma
- Hemobilia

Hematokezia, Melena
- Iskemik intestinal seperti pada dari intususepsi, hernia inkarserata, dan trombus
mesenterika
- Diverticulum Meckel
- Henoch-Schonlein purpura
- Colitis ulseratif
DIAGNOSIS BANDING
Perdarahan rektum dengan tanda-tanda diare berdarah, tenesmus.
- Kolitis
- Sindrom Hemolytic-uremic
- NEC (Necrotizing enterocolitis)
- Penyakit Crohn

Perdarahan rektum dengan pola BAB normal


- Polip Juvenile
- Hiperplasia limfoid nodular
- Kolitis eosinofilik
- Malformasi pembuluh darah
BAB keras disertai darah merah segar
- Fisura anal
- Proktitis ulseratif
- Prolaps rektum
- Hemoroid internus
Perdarahan saluran cernah tanpa sumber yang jelas
- Esofagitis
- Poliposis
- Divertikulum Meckel
Polip Juvenile Penyakit Crohnn
TATALAKSANA

• Prinsip  tindakan suportif dan terapi untuk mengkontrol perdarahan


aktif

Terapi Suportif:
1. Stabilisasi hemodinamik dengan resusitasi cairan intravena
2. Oksigenasi diberikan pada perdarahan aktif masif dengan syok
3. Pada perdarahan massif diberikan transfusi darah untuk
memperbaiki oxygen-carrying capacity
4. Koreksi koagulasi atau trombositopenia apabila ada indikasi
5. Koreksi gangguan elektrolit bila ada
TATALAKSANA

• Gastric Acid Secretion Inhibitor


• Ranitidin 1,5mg/kg (3 kali perhari)  diberikan perlahan untuk
menghindari efek bradikardi
• Dosis ranitidin peroral adalah 6-8mg/kg/hari dibagi 2-3 kali
• Omeprazol oral/iv 0,3-3,5mg/kg (maksimum 80mg/hari).

• Agen Vasoaktif
• Octreotide (somatostatin analog)  dosis awal 1 ug/kg sebagai bolus
intra vena selama 5 menit, dilanjutkan dengan 1ug/kg per-jam perinfus
secara kontinyu.
KESIMPULAN

• Perdarahan saluran cerna pada anak pada umumnya jarang terjadi dan
jarang mengancam jiwa, serta pada umumnya berhenti sendiri.
• Tata laksana adekuat, terutama bila perdarahan yang terjadi
mengancam jiwa, diperlukan agar mengurangi komplikasi ataupun
terjadinya perdarahan berulang.

DO NO HARM!
TERIMAK ASIH

Anda mungkin juga menyukai