Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SEPSIS

Di Ruang 11 Perinatologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh:

TIM PKRS

IRNA IV

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

TAHUN 2020

HALAMAN PENGESAHAN
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) dengan Sepsis
Di Ruang 11 Perinatologi RSUD Dr. SAIUFUL ANWAR MALANG
Telah disetujui pada:

Hari :
Tanggal :

Disusun Oleh:
Mahasiswa DIII UMM

1. Fitrotul Ula
2. Eka Apriliya
3. Nadya Arnelita
4. Mandar Sari

Pembimbing Ruangan Pembimbing Institusi

( ) ( )

Mengetahui
Kepala Ruangan

( )

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Sepsis
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang 11 Perinatologi RSSA
Tempat : Di Ruang 11 Perinatologi RSSA
Hari/tanggal : Kamis, 05 Maret 2020
Waktu : Pukul 11.00 s/d selesai

A. LATAR BELAKANG

Neonatus atau Bayi Baru Lahir (BBL) merupakan lanjutan fase kehidupan
janin intrauterine yang harus dapat bertahan dan beradaptasi untuk hidup di luar
rahim. Hidup di luar rahim bukan hal yang mudah, rentan menimbulkan komplikasi
neonatal. Komplikasi tersebut yang sering terjadi adalah asfiksia, tetanus, sepsis,
trauma lahir, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan sindroma gangguan pernapasan.
Penyebab kematian neonatal di Indonesia adalah asfiksia, prematur, sepsis,
hipotermi dan postmatur. Salah satu penyebab kematian tinggi pada bayi adalah
sepsis. Selain itu salah satu penyebab kematian neonatus di negara berkembang
adalah infeksi yaitu sebesar 42%. Infeksi tersebut antara lain adalah sepsis yang
merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala klinis dari Systemic Inflamatary
Respons Syndrome (SIRS) terhadap proses infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur dan parasit.
Sepsis adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh reaksi tubuh
yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis merupakan respon host terhadap infeksi
yang bersifat sistemik dan merusak. Sepsis dapat mengarah pada sepsis berat
(disfungsi organ akut pada curiga infeksi) dan syok septik (sepsis ditambah
hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan). Sepsis berat dan syok septik
adalah masalah kesehatan utama, yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia
setiap tahun, menewaskan satu dari empat orang (dan sering lebih).
Kejadian sepis kurang dari 1% dari bayi yang baru lahir, tetapi menyumbang
sampai 30% kematian dalam beberapa minggu pertama kehidupan. Angka kejadian
sepsis neonatorum di dunia diperkirakan 1-10 kasus per 1000 KH. Angka kejadian
sepsis neonatorum di negara maju 1-4 per 1000 KH, di Amerika Selatan dan
Carribean sebesar 3,5-8,9 per 1000 KH. Insiden sepsis neonatal di Asia sekitar 7,1-
38 kasus per 1000 KH, sedangkan di Asia Tenggara berkisar 2,1-16 per 1000 KH.
Insiden sepsis masih cukup tinggi di negara berkembang yaitu 1,8-18 per 1000 KH.
Insiden tentang sepsis neonatorum di beberapa rumah sakit rujukan di Indonesia
sebesar 1,5%-3,72% dengan angka kematian mencapai 37,09%-80%. Rata-rata
insiden sepsis neonatus di beberapa rumah sakit rujukan di Indonesia sekitar 8,76-
30,29%, rata-rata kematian tersebut 11,56-49,9%. Berdasarkan laporan pada bulan
Januari-September 2005 di RS Cipto Mangunkusumo, insiden sepsis 13,38% dan
rata-rata kematian 14,8%
Upaya kesehatan dengan pencegahan merupakan salah satu cara untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada neonatus. Untuk itu perlu
diadakannya suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada
keluarga pasien, sehingga keluarga pasien dapat mengerti dan memahami
pentingnya mengetahui tentang sepsis.
.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga pasien, memahami


dan mengetahui tentang sepsis.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Sepsis, diharapkan keluarga pasien


memahami dan mengetahui:
1. Definisi Sepsis

2. Klasifikasi Sepsis

3. Etiologi Sepsis

4. Manifestasi Klinis Sepsis

5. Pemeriksaan Diagostik Sepsis

6. Penatalaksanaan Sepsis

7. Pencegahan Sepsis
D. MATERI (terlampir)

E. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi/Tanya jawab

3. Leaflet

4. PPT

F. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Wakt Kegiatan Penyaji Kegiatan Metod Medi


Kegiatan u Peserta e a
Pendahulua 5 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Cerama
n menit cakupan materi dan dan h
berkenalan memperhatika , Tanya
2. Menjelaskan tujuan n jawab
diberikan 2. Mendengarkan
penyuluhan tentang dan
tanda bahaya memperhatika
kehamilan n
3. Menggali tingkat 3. Menjawab
pengetahuan awal pertanyaan
peserta
Penyajian 15 1. Menjelaskan definisi 1. Mendengarkan Cerama LCD,
menit Sepsis dan h PPT,
2. Menjelaskan memperhatika
Leafl
klasifikasi n
et
Sepsis
3.
Menjelaskan etiologi
Sepsis
4.
Menjelaskan
manifestasi klinis
5.
Sepsis Menjelaskan
pemeriksaan
diagostik
6. Sepsis
Menjelaskan
7. penatalaksanaan Sepsis
Menjelaskan
pencegahan Sepsis
Penutup 10 Menutup pertemuan 1. Menjawab Diskusi
menit 1. Membuka sesi tanya 2. Bertanya Cerama
jawab jika masih ada 3. Memperhatikan h
yang kurang jelas , Tanya,

Jawab
2. Memberikan pertanyaan
kepada peserta
3. Meminta klien atau salah
satu keluarga untuk
mereview materi yang
telah disampaikan
4. Menyimpulkan materi
yang diberikan
G. KRITERIA EVALUASI

1) Kriteria Evaluasi Struktur

a. Penyuluh mencari literatur mengenai Sepsis

b. Penyuluh membuat SAP mengenai Sepsis, diharapkan telah mempersiapkan


terkait materi, media, alat bantu, serta sarana-prasarana yang digunakan
untuk penyuluhan kesehatan dengan matang
c. Penyuluhan dilakukan dengan sesuai pengorganisasian

Moderator :

Pemateri :

Tanya Jawab :

2) Kriteria Evaluasi Proses

a. Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai rencana

b. Diharapkan suasana penyuluhan kondusif dan tidak ada peserta yang


meninggalkan ruangan saat dilakukan penyuluhan
c. Diharapkan peserta antusias terhadap materi penyuluhan

d. Diharapkan peserta memberikan respon atau umpan balik berupa


pertanyaanpertanyaan
3) Kriteria Evaluasi Hasil

Sebelum melakukan penyuluhan pemateri memberikan pertanyaan


dasar mengenai Sepsis, kemudian setelah penyuluhan peserta diberikan
pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang diberikan sebelum dilakukan
penyuluhan. Penyuluhan dikatakan berhasil jika dari total seluruh sasaran
yang mengikuti penyuluhan, 80% sasaran dapat menjawab dengan benar.
Misalnya: jumlah peserta penyuluhan 10 orang, saat diawal penyuluhan
diberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta penyuluhan. Pertanyaan yang sama juga diberikan pada akhir
penyuluhan, jika 8 dari 10 orang peserta dapat menjawab pertanyaan dengan
benar, maka penyuluhan dianggap berhasil, namun jika kurang dari 8
peserta menjawab pertanyaan dengan benar maka penyuluhan dianggap
tidak berhasil.
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan
gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan
syok septik. Sedangkan sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita
neonatus dengan gejala sistematik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan
penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga sering sekali tidak
terpantau,tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24
sampai 48 jam. Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian dari sepsis
neonatorum atau sepsis pada neonatus yang perlu diketahui (Maryunani, 2009),
yaitu:
1. Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan
keadaandimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh
tubuh.
2. Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui
darah dan jaringan lain
3. Sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala
infeksi sistemik dan diikuti dengan bakterimia pada bulan pertama
kehidupan.
4. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS
(Systeic Inflammatory Respopnse Syndrome), sepsis, sepsis berat, syok
septic, disfungsi multiorgan dan akhirnya kematian.

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatus dapat dibagi menjadi dua
bentuk (Maryunani, 2009) yaitu:
a. Sepsis dini/Sepsis awitan dini Merupakan infeksi perinatal yang terjadi
segera dalam periodesetelah lahir (kurang dari 72 jam) dan biasanya
diperoleh padasaat proses kelahiran atau in utero
b. Sepsis lanjutan/sepsis nasokomial atau sepsis awitan lambat
(SAL)Merupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 72jam) yang diperoleh dari
lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nasokomial)

C. ETIOLOGI
Penyebab sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti
bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan
oleh bakteri seperti Acinetobacter sp, Enterobacter sp, Pseudomonas sp, serratia
sp, Escerichia Coli, Group B streptococcus, Listeria sp, dan lain-lain
(Maryunani, 2009).
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya sepsis pada neonatus adalah:a.Perdarahanb.Demam yang terjadi pada
ibuc.Infeksi pada uterus dan plasentad.Ketuban pecah dini (sebelum usia
kehamilan 37 minggu)e.Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam
atau lebih sebelum melahirkan)f.Proses kelahiran yang lama dan sulit

D. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis dini sepsis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan terapi
diberikan tanpa menunggu hasil kultur. Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak
spesifik dengan diagnosis banding yang sangat luas, termasuk gangguan napas,
penyakit metabolik, penyakit hematologik, penyakit susunan syaraf pusat,
penyakit jantung, dan proses penyakit infeksi lainnya (misalnya infeksi TORCH
= toksoplasma, rubela, sitomegalo virus, herpes). Bayi yang diduga menderita
sepsis bila terdapat gejala:
1. Letargi, iritabel
2. Tampak sakit
3. Kulit berubah warna keabu-abuan, gangguan perfusi, sianosis, pucat, kulit
bintik-bintik tidak rata, petekie, ruam, sklerema atau ikterik
4. Suhu tidak stabil demam atau hipotermi
5. Perubahan metabolik hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik
6. Gejala gangguan kardiopulmonal gangguan pernapasan (merintih, napas
cuping hidung, retraksi, takipnu), apnu dalam 24 jam pertama atau tiba-tiba,
takikardi, atau hipotensi (biasanya timbul lambat)
7. Gejala gastrointestinal: toleransi minum yang buruk, muntah, diare,
kembung dengan atau tanpa adanya bowel loop.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Darah rutin, termasuk kadar hemoglobin Hb, hematokrit Ht,
leukosit dan hitung jenis, trombosit. Pada umumnya terdapat neutropeni
PMN 1500/µl, rasio neutrofil imatur : total >0,2. Adanya reaktan fase
akut yaitu CRP (konsentrasi tertinggi dilaporkan pada infeksi bakteri,
kenaikan sedang didapatkan pada kondisi infeksi kronik), LED, GCSF
(granulocyte colonystimulating factor), sitokin IL-1ß, IL-6 dan TNF
(tumour necrosis factor).
b. Biakan darah atau cairan tubuh lainnya (cairan serebrospinalis) serta uji
resistensi, pelaksanaan pungsi lumbal masih kontroversi, dianjurkan
dilakukan pada bayi yang menderita kejang, kesadaran menurun, klinis
sakit tampak makin berat dan kultur darah positip.
c. Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan urin.
d. Pemeriksaan apusan
Gram dari bahan darah maupun cairan liquor, serta urin.
e. Lain-lain
misalnya bilirubin, gula darah, dan elektrolit (natrium, kalium).
Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi yang diperlukan ialah foto
dada, abdomen atas indikasi, dan ginjal. Pemeriksaan USG ginjal,
skaning ginjal, sistouretrografi dilakukan atas indikasi. Pemeriksaan
Penunjang Lain Pemeriksaan plasenta dan selaput janin dapat
menunjukkan adanya korioamnionitis, yang merupakan potensi
terjadinya infeksi pada neonatus.
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang diperlukan ialah foto dada, abdomen atas
indikasi, dan ginjal. Pemeriksaan USG ginjal, skaning ginjal, sistouretrografi
dilakukan atas indikasi.
3. Pemeriksaan Penunjang Lain
Pemeriksaan plasenta dan selaput janin dapat menunjukkan adanya
korioamnionitis, yang merupakan potensi terjadinya infeksi pada neonatus.

F. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
dilakukan dengan memperhatikan pemakaian jarum atau alat tajam
lainnya sekali pakai. Pemakaian proteksi di setiap tindakan, termasuk sarung
tangan, masker, baju, kacamata debu. Tangan dan kulit yang terkena darah
atau cairan tubuh lainnya segera dicuci
2. Pengobatan
Penisilin atau derivat biasanya ampisilin 100mg/ kg/24jam intravena tiap
12 jam, apabila terjadi meningitis untuk umur 0-7 hari 100-200mg/kg/ 24jam
intravena/intramuskular tiap 12 jam, umur >7 hari 200-300mg/kg/24jam
intravena/ intramuskular tiap 6-8 jam, maksimum 400mg/ kg/24jam.
Ampisilin sodium/sulbaktam sodium (Unasyn), dosis sama dengan
ampisilin ditambah aminoglikosid 5mg/kg/24jam intravena diberikan tiap 12
jam.
Pada sepsis nosokomial, sebaiknya diberikan vankomisin dengan dosis
tergantung umur dan berat badan:
1. 7 hari: 15mg/kg/kali tiap 8- 12jam
2. >2kg umur 0-7 hari: 15mg/kg/kali tiap 12jam
3. >2kg umur >7 hari: 15mg/kg/kali tiap 8jam ditambah aminoglikosid atau
sefalosporin generasi ketiga
3. Terapi lanjutan disesuaikan dengan hasil biakan dan uji resistensi.
4. Pengobatan komplikasi
a. Pernapasan: kebutuhan oksigen meningkat, yang harus dipenuhi dengan
pemberian oksigen, VTP atau kemudian dengan ventilator.
b. Kardiovaskular: menunjang tekanan darah dan perfusi jaringan,
mencegah syok dengan pemberian volume ekspander 10-20ml/kg (NaCl
0,9%, albumin dan darah). Catat pemasukan cairan dan pengeluaran urin.
Kadang diperlukan pemakaian dopamin atau dobutamin.
c. Hematologi: untuk DIC (trombositopeni, protrombin time memanjang,
tromboplastin time meningkat), sebaiknya diberikan FFP 10ml/kg, vit K,
suspensi trombosit, dan kemungkinan transfusi tukar. Apabila terjadi
neutropeni, diberikan transfusi neutrofil
d. Susunan syaraf pusat: bila kejang beri fenobarbital (20mg/kg loading
dose) dan monitor timbulnya sindrom inappropriate antidiuretic hormon
atau SIADH, ditandai dengan ekskresi urin turun, hiponatremi,
osmolaritas serum turun, naiknya berat jenis urin dan osmolaritas.
e. Metabolik: monitor dan terapi hipo dan hiperglikemia. Koreksi asidosis
metabolik dengan bikarbonat dan cairan.
Pada saat ini imunoterapi telah berkembang sangat pesat dengan
diketemukannya berbagai jenis globulin hiperimun, antibodi monoklonal
untuk patogen spesifik penyebab sepsis neonatal.

G. PENCEGAHAN SECARA UMUM


a) Pemberian Asi Eksklusif
b) Mencegah dan mengobati ibu demam dengan kecurigaan infeksi berat
c) Memeriksa kehamilan secara teratur
d) Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
e) Melakukan resusitasi dengan benar
f) Melakukan tindakan pencegahan infeksi : cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA

Guntur Sepsis. Dalam Sudoyo AW, SetiyohadiB, AlwiI, SimadibrataM, SetiatiS,


editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Jilid III. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : 2006. hal. 1862-5.

Marx J A, et Editors. Rosen’s Emergency Medicine Concepts & Clinical Practice 6


th ed. 2006. Philadelphia: Mos by Elsevier.

Dellinger R P , Levy MM, Carlet, JM, Surviving Sepsis Campaign: International


guide lines for management of severe sepsis and septic shock: 2008. Crit Care Med
2008; 36: 296 –327.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHUHAN

NO NAMA TTD

Anda mungkin juga menyukai