Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HEPATITIS

DI RUANG ICU RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Disusun oleh :

Kelompok 17

1. Emilda khulyatin
2. Siti Nur Hidayah
3. Yuliana
4. Nove Afrigh A
5. Rohmatul Maula
6. Rohma Marsalina
7. Zahrotul Manun A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan ini di buat untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Ners di
Ruang ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada tanggal 10 Januari 2020. Dengan tema
“Hepatitis” yang telah di periksa dan disahkan.

Lamongan , 11 Januari 2020

Penyusun,

Kelompok 17

Menyetujui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Lisa Umami, S.Kep. Ns. Isni Lailatul M., S.Kep., Ns., M.Kep
SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. Tema : Hepatitis
II. SubBahasan : Materi tentang Hepatitis
III. Bahasan : Materi tentang Hepatitis
IV. Latar Belakang
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hatiyang disebabkan oleh virus,
baakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis, sebagai penyebab
hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan.namun demikian untuk
mendeteksinya ini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis- jenis virus hepatitis
antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E,G dan TT ( masih dalam tahap penelitian)
(Smeltzer &Bare, 2010).
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2,5 %
di Banjarmasin sampai 25,61% dikupang, sehingga termasuk dalam kelompok negara
dengan edemistas sedang sampai tinggi. Di negara – negara Asia diperkirakan bahwa
penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan jawaban atas prevalensi
infeksi virus hepatitis B yang tinggi. Hampir semua bayi yang dilahirkan dari itu dengan
HBsAg positif akan terkena infeksi pada bulan kedua dan ketiga kehidupannya. Adanya
HBsAg pada ibu akan berperan penting untuk penularan. Walaupun ibu mengandung
HBsAg positif namun jika HBeAg dalam darah negative, maka daya tularnya menjadi
rendah. Data di Indonesia telah dilaporkan oleh Suparyatmo, pada tahun 1993, bahwa dari
hasil pemantauan pada 66 ibu hamil mengindap hepatitis B, bagi bayi yang mendapat
penurunan secara vertical adalah sebanyak 22 bayi ( 45,9%) (Depkes,2010).

V. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pasien dan keluarga dapat
mengerti dan memahami tentang Hepatitis.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian Hepatitis
b. Menjelaskan tanda dan gejalaHepatitis
c. Menjelaskan etiologi Hepatitis
d. Menjelaskan komplikasi Hepatitis
e. Menjelaskan penatalaksanaan Hepatitis
f. Menjelaskan pencegahan Hepatitis
VI. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di ruang ICU RSUD Dr. SoeigiriLamongan.
VII. Strategi Pelaksanaan
1. Hari/ tgl : Jum’at, 10 Januari 2020
2. Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
3. Tempat : ICU RSUD Dr. Soeigiri Lamongan.
VIII. Deskripsi / Uraian Tugas
A. Moderator
Uraian tugas :
a) Mengatur proses dan lamanya diskusi penyuluhan.
b) Memperkenalkan diri.
c) Mengatur durasi penyuluhan.
d) Menutup dan memulai acara.
e) Menjaga ketertiban dan kelancaran diskusi.
B. Penyaji
Uraian tugas :
a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya.
C. Observer
Uraian Tugas :
a) Mempersiapkan alat tulis dan lembar kosong untuk mencatat bagian kejadian
yang penting dalam pelaksanaan penyuluhan.
b) Mengamati jalannya kegiatan
c) Mengevaluasi kegiatan
d) Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan
D. Fasilitator
Uraian tugas :
a) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurangjelas bagi
peserta.

IX. Rencana Kegiatan


Kegiatan
No Waktu Penanggung
Pembicara Peserta
Jawab
1. 5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
Menit 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tentang menyimak
tujuan pokok materi 3. Bertanya mengenai
4. Meyampakaikan pokok perkenalan dan tujuan
pembahasan jika ada yang kurang
5. Brain storming jelas
2. 10 Penyampaian Materi 1. Menyimak
menit 1. Menjelaskan pengertian 2. Mendengarkan
Hepatitis
2. Menjelaskan tanda dan
gejala Hepatitis
3. Menjelaskan etiologi
Hepatitis
4. Menjelaskan
komplikasi Hepatitis
5. Menjelaskan
penatalaksanaan
Hepatitis
6. Menjelaskan
pencegahan Hepatitis
3. 15 Evaluasi 1. Bertanya
menit 1. Menjelaskan 2. Menjawab
pengertian Hepatitis
2. Menjelaskan tanda dan
gejala Hepatitis
3. Menjelaskan etiologi
Hepatitis
4. Menjelaskan
komplikasi Hepatitis
5. Menjelaskan
penatalaksanaan
Hepatitis
6. Menjelaskan
pencegahan
4. Penutup 1. Menjawab salam
1. Mengucapkan salam
dan terimakasih kepada
peserta yang telah hadir
dalam penyuluhan

X. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

XI. Media
1. Materi SAP
2. Leafleat
3. Lembar balik
XII. Pengorganisasian
1. Penyaji : Emilda Khulyatin
2. Moderator : Siti Nur Hidayah
3. Observer : Yuliana
4. Fasilitator 1 : Nove Afrigh A
5. Fasilitator 2 : Rohmatul Maula
6. Notulen : Rohma Marsalina
Zahrotul Manun A
XIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesesuaianpengorganisasiansaatpelaksanaan
b. Persiapan materi yang disampaikan
c. Persiapan media yang akan disampaikan
d. Persiapan peserta yang akan diberi penyuluhan
e. Kontrak waktu dengan peserta sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
b. Pesertamengikutipenyuluhansampaiselesai
c. Peserta bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar
d. Peserta dapat menerapkan materi yang telah didapatkan
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjelaskan pencegahan hepatitis
XIV. Lampiran Materi

HEPATITIS
1. Pengertian
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat- obatan serta bahan-
bahan kimia (Smeltzer,2009).
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti
bahan kimia atau penyakit infeksi (Baradero, 2010).
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak
hepatitis yang disebabkan oleh virus ada 3 tipe yaitu hepatitis tipe A,B dan C. hepatitis
yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh zat kimia atua obat seperti
karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Price, 2009).

2. Klasifikasi
Klasifikasi hepatitis (Price, 2009) terbagi menjadi berikut;
 Hepatitis A
Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang paling menular dan mempunyai
karakteristik sebagai penyakit yang dapat sembuh sendiri. Hepatitis ini ditularkan
terutama melalui rute fekal-oral, dan dapat juga ditularkan melalui pengolahan makanan
yang kurang bersih, makanan yang terkontaminasi, dan kerang-kerangan dari air yang
telah terkontaminasi limbah. Penyakit ini jarang ditularkan melalui transfuse. Epidemi
hepatitis A telah dilaporkan di institusi atau tempat perawatan anak, seperti penitipan
anak, sekolah, dan asrama anak-anak yang mengalami retardasi mental. Periode
inkubasinya kira-kira 1 bulan. Ikterus muncul 4 sampai 6 minggu setelah terpajan.
Penyakit tersebut menular sampai 2 minggu sebelum awitan ikterus karena konsentrasi
virus yang tinggi di dalam feses sebelum gejala definitif mulai muncul. Keadaan
menular ini berlangsung terus sampai 1 minggu setelah awitan ikterus. Hepatitis A
bermanifestasikan suatu gejala berspektrum luas atau gejala yang tidak mengarah pada
hepatitis kronis. Anak-anak mungkin menunjukan sedikit gejala atau bahkan tidak
bergejala. Anak penderita hepatitis A jarang yang dihospitalisasi, dan tidak diketahui
adanya status karier.
 Hepatitis B dan Hepatitis C
Kedua virus ini ditularkan melalui darah atau produk darah dan sekret tubuh
(eksudat luka, semen, liur, air susu ibu, urine). Hepatitis B paling banyak terjadi pada
populasi anak-anak berikut ini: (1) bayi dari ibu yang karier kronis dari antigen virus
HBSAg, (2) anak-anak yang sering ditransfusi atau hemodialisis (dapat pula terkena
hepatitis C), (3) anak-anak yang terlibat penyalahgunaan obat IV (dapat pula terkena
hepatitis C), (4) anak-anak panti, dan (5) anak-anak yang mengalami kontak orang per
orang dengan orang yang terinfeksi. Periode inkubasi untuk hepatitis B sekitar 90 hari,
sedangkan untuk hepatitis C sekitar 45 hari. Anak yang mengalami hepatitis C biasanya
tidak bergejala. Keadaan karier dan perkembangan penyakit hati yang kronis dapat
terjadi pada hepatitis B dan C.
 Hepatitis D
Virus ini hanya bisa menimbulkan infeksi dan manifestasi klinis jika terdapat
infeksi hepatitis B. virus ini hidup sebagai parasit pada hepatitis B. Ko-infeksi hepatitis
D meningkatkan beratnya infeksi hepatitis B, perjalanan penyakitnya lebih
membahayakan dan meningkatkan potensi untuk menjadi penyakit hati kronis. Hepatitis
D paling sering terjadi pada orang-orang penderita hemophilia dan pecandu obat dengan
suntikan (IV).
 Hepatitis E
Hepatitis E adalah epidemic atau hepatitis non-A, non-B yang ditularkan secara
enterik. Penularan terjadi melalui rute fekal-air yang terkontaminasi dan sering terjadi
setelah bencana alam di negara-negara berkembang. Tidak ada uji diagnostik sehingga
untuk mengetahui adanya penyakit ini bentuk hepatitis yang lain harus disingkirkan.
 Hepatitis G
Penyebab utama infeksi hepatitis G adalah melalui transfusi dan transplantasi
organ. Dengan ditularkanya melalui darah, virus ini telah terdeteksi sampai 2% dari
donor darah orang amerika. Infeksi dapat tetap bertahan sampai 20 tahun hanya dengan
peningkatan kadar enzim hati. Jenis hepatitis ini biasanya benigna, tetapi riset lain
diperlukan untuk menentukan efek jangka panjangnya
3. Etiologi
Menurut Price(2009), peneyebab GGK sebagai berikut :
1. Virus Hepatitis
 Hepatitis A
 Penularan fekal oral atau parenteral
 Masuknya makanan, susu, atau air terkontaminasi kedalam tubuh
 Masuknya makanan laut yang berasal dari air terpolusi kedalam tubuh
 Hepatitis B
 Kontak dengan darah, sekresi, atau tinja manusia yang terkontaminasi
 Kontak seksual intim
 Penularan perinatal
 Hepatitis C
 Darah yang ditransfusi dari donor asimtomatik, berbagi jarum dengan pengguna
obat IV, dan tato
 Hepatitis D
 Terbatas pada pasien yang mengalami rangkaian hepatitis B akut maupun kronis
 Hepatitis E
 Penularan oral fekal
 Terbawa air
2. Alcohol: menyebabkan alcohol hepatitis dan selanjutnya menjadi akkohol sirosis.
3. Obat- obatan: menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatis toksik
dan hepatitis akut.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Price(2009), tanda gejala dari GGK sebagai berikut :
a) Malaise, anoreksia, mual dan muntah
b) Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, fotofobia, sakit kepala dan myalgia
c) Demam ditemukan pada infeksi HAV
d) Icterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
e) Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
f) Nyeri tekan pada hati
g) Splenomegali ringanLimfadenopati
5. Penatalaksanaan
Jika seseorang telah didiagnosis menderita hepatitis, maka ia perlu mendapatkan
perawatan. Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar. Jika tindakan
penanganan lambat membuat kerusakan lebih besar pada hati dan menyebabkan kanker.

1. penanganan dan pengobatan hepatitits A


penderita yang menuujukkan gejala hepatitis A diharapkan untuk tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul. Dapat diberikan vitamin untuk
meningkatkan daya taan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi
rasa mual dan munah.
2. penanganan hepatitis B
a. pengobatan oral
- lamivudine dari kelompok nukleosida analog, dikenal dengan nama 3TC. Obat
ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, pemakaian obat ini cenderung
meningkatkan enzim hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor
bersambungan dari dokter.
- adevoir dipivoxil (hepsera), pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi
pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi
ginjal.
- araclude (entecavir) obat ini diberikan pada penderit hepatitis B kronik, efek
samping dari pemberian obat ini adaah sakit kepala, pusing, letih dan mual
dan terjadi peningkatan enzim hati.
b. pengobatan dengan injeksi
Microsphere mengandung partikel radioaktif pemancar sinar β yang akan
menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan yang sehat di sekitarnya.
Injeksi Alfa Interferon (INTRON A, INFERGEN, REFERON) diberikan secara
subcutan dengan skala pemberian 3kali dalam seminggu selam 12-16 minggu atau
lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah dprsi, terutama pada pebderita yang
memiliki nriwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-
otot, cepat letih, dan sedikit menimbulkan demam.
3. Penanganan dan pengobatan hepatitis C
Saat ini pengobatan hepatitis C dilakukan dengan peberian obat seperti interferon
alfa, pegylated alfa dan ribavirin. Pengobatan pada penderita hepatitis C memerlukan
waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak menolong untuk
itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

6. Komplikasi
KomplikasidarihepatitismenurutSmeltzerdanBare (2010)antaralainadalah:
 Hepatitis A
Berkembang menjadi penyakit fulminan (jarang)
 Hepatitis B dan C
1. Kanker hepatoseluler
2. Gagal hati
3. Imunodefisiensi
4. Sirosis
5. Hepatitis fulminan
6. Nekrosis hepatik massif
7. Status karier (infeksi virus persisten tanpa gejala)
8. Penyakit hati kronis (pada 50% pasien dengan hepatitis C)
 Hepatitis D
1. Hepatitis fulminan
2. Gagal hati
3. Status karier

7. Pencegahan
 Uji tapis donor darah dengan uji diagnosis yang sensitive
 Sterilisasi instrument secara adekuat
 Tenaga medis selalu menggunakan sarung tangan
 Mencegah kontak mikrolesi seperti yang dapat terjadi melalui pemakaian sikat, sisir,
atau gigitan anak pengidap HBV
 Perbaikan hygiene makanan-minuman
 Perbaikan hygiene sanitasi lingkungan dan pribadi
 IsoLasi pasien (anak dilarang datang ke sekolah atau ke tempat penitipan anak,
sampai dengan 2 minggu sesudah timbul gejala)
 Pembuangan tinja yang baik sangat penting
 Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi donor
 Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi
 Pemberian immunoglobulin (HBIg) dalam pencegahan hepatitis infeksiosa member
pengaruh yang baik

XV. Daftar Pustaka


Baradero et al., Dayat, M. W., & Siswadi, Y. (2009). Seri Asuhan
KeperawatanKlien Gagal Ginjal. Jakarta : EGC
Johansen. (2010). Exercise and Hepatitis: current recommendation. Sports
Med 2007: 35(6): 4485..99, diperoleh dari tanggal 24 Juli 2019.
Price, Sylvia Anderson. (2009). PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses -
Proses Penyakit. jakarta : EGC
Smeltzer,Suzzane C. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
DAFTAR HADIR

No Nama Alamat TTD


SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Lisa Umami, S.Kep., Ns.
Jabatan : Pembimbing Ruang ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Menerangkan bahwa nama berikut :
1. Eka Maulina Agustin
2. Yani Wijayanti
3. Muhammad Fendy D.
4. Nur Azizah
5. Henik Susilowati
6. Laely Kurniawati
Telah melaksanakan kegiatan penyuluhan/ ceramah pada pasien dan keluarga pasien rawat inap
di Ruang ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada:
Hari/ tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019
Tempat : Ruang ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Topik : Hepatitis
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Lamongan, 12 Desember 2019

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Lisa Umami, S.Kep., Ns Ns. Isni Lailatul M., S.Kep., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai