Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK


MENULAR DI RW 05 KELURAHAN SUKAPURA
KECAMATAN KIARACONDONG
BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Komunitas


Program Profesi Ners Angkatan XXXVI

Disusun oleh :

Siti Halinda 220112180003


Dida Rosida 220112180027
Dewi Andriani 220112180061
Restu Islamiati 220112180087
Tia Hafsari 220112180093
Aines Aniati Winda S 220112180117
Agung Maulana Yusuf 220112180127
Nani Lestari 220112180132
Erna Ana Sopiyana 220112180138

PROGRAM PROFESI NERS XXXVI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian penyakit tidak menular
2. Faktor risiko penyakit tidak menular
3. Jenis-jenis penyakit tidak menular
4. Bahaya penyakit tidak menular
5. Pencegahan penyakit tidak menular
6. Pengertian hipertensi
7. Klasifikasi hipertensi
8. Faktor resiko hipertensi
9. Penatalaksanaan hipertensi
10. Pencegahan hipertensi
Sasaran : Peserta Posbindu

I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan dapat mengerti tentang masalah
kesehatan penyakit tidak menular (PTM).
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
Setelah dilakukan pemaparan mengenai Posbindu PTM diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian penyakit tidak menular
2. Memahami faktor risiko penyakit tidak menular
3. Memahami jenis-jenis penyakit tidak menular
4. Memahami bahaya penyakit tidak menular
5. Memahami pencegahan penyakit tidak menular
6. Memahami pengertian hipertensi
7. Memahami klasifikasi hipertensi
8. Memahami faktor risko hipertensi
9. Memahami penatalaksanaan hipertensi
10. Memahami pencegahan hipertensi

2
II. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit tidak menular
2. Faktor risiko penyakit tidak menular
3. Jenis-jenis penyakit tidak menular
4. Bahaya penyakit tidak menular
5. Pencegahan penyakit tidak menular
6. Pengertian hipertensi
7. Klasifikasi hipertensi
8. Faktor resiko hipertensi
9. Penatalaksanaan hipertensi
10. Pencegahan hipertensi
C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab (diskusi)

D. Media Penyuluhan
Poster, leaflet

E. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Rabu, 8 Mei 2019
Jam : Pukul 08.30-12.00 WIB
Tempat : Kantor RW 05 Kelurahan Sukapura Kecamatan Kiaracondong

F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Restu Islamiati
2. Presentator : Dida Rosida
3. Fasilitator : Tia Hafsari, Nani Lestari, Dewi Andriani, Agung Maulana
4. Observer : Erna Ana Sopiyana
5. Dokumentasi : Aines Aniati
6. Notulen : Siti Halinda Amelia

3
G. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAPAN KEGIATAN PELAKSANA PESERTA METODE MEDIA


Pra 1. Menyiapkan sarana Dokumentasi Mengisi daftar - -
5 menit dan prasarana dan Notulensi hadir
2. Mengatur ruangan
3. Menyebarkan
daftar hadir
Kegiatan 1. Salam pembuka Presentator Menyimak dan Ceramah dan -
Pembukaan dan perkenalan menjawab Tanya jawab
5 Menit anggota kelompok pertanyaan
2. Menyampaikan yang diajukan
tujuan penyuluhan
3. Apersepsi
(mengaitkan tema
yang akan
dijelaskan saat ini
dengan
tema/materi
sebelumnya yang
diperoleh peserta)

Uraian Materi Materi Presentator dan Menyimak Ceramah, Poster/


10 Menit 1. Pengertian penyakit fasilitator Demonstrasi leaflet
tidak menular dan tanya
jawab
2. Faktor risiko
penyakit tidak
menular
3. Jenis-jenis penyakit
tidak menular
4. Bahaya penyakit
tidak menular
5. Pencegahan
penyakit tidak
menular
6. Pengertian
hipertensi
7. Klasifikasi
hipertensi
8. Faktor resiko

4
hipertensi
9. Penatalaksanaan
hipertensi
10.Pencegahan
hipertensi

Kegiatan 1. Menyampaikan Presentator Menyimak Poster/


Penutup kesimpulan secara leaflet
10 Menit singkat
2. Memberi Bertanya
kesempatan
bertanya pada
peserta
3. Melakukan Menjawab
evaluasi
pembelajaran
(pertanyaan)
4. Salam penutup pertanyaan

H. URAIAN TUGAS
1. Penanggung jawab
a. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Presentator
a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta
b. Menjawab pertanyaan peserta
c. Menyimpulkan materi secara singkat
3. Fasilitator
a. Absensi peserta
b. Memotivasi peserta agar berperan aktif
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
6. Notulen
a. Mencatat semua pertanyaaan yang diajukan peserta

5
b. Mencatat kesimpulan materi penyuluhan yang telah disampaikan beserta
hasil tanya jawab.

X. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi
hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Prosedur : Post-test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan dan praktir secara
bersamaan

Butir-butir pertanyaan :
1. Apa pengertian dari Penyakit tidak menular?
2. Apa saja faktor resiko penyakit tidak menular?
3. Apa saja jenis penyakit tidak menular?
4. Apa bahaya dari penyakit tidak menular?
5. Bagaimana cara mencegah penyakit tidak menular?

6
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
Penyakit Tidak Menular (PTM)

1. Pengertian Penyakit Tidak Menular


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit menahun/kronis yang diakibatkan
oleh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti perilaku mengkonsumsi makanan rendah
serat dan tinggi lemak, dan kurang beraktivitas fisik serta kebiasaan merokok setiap hari.
Pengendalian penyakit tidak menular diartikan sebagai pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular.

2. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


Sesuatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu penyakit tidak
menular pada seseorang atau kelompok tertentu, yaitu merokok (aktif & pasif),
kegemukan, minum minuman beralkohol, kurang aktivitas fisik/olahraga, kurang makan
buah dan sayur, makanan tinggi karbohidrat & lemak, tekanan darah tinggi, gula darah
tinggi, dan stres.

3. Jenis-Jenis Penyakit Tidak Menular


a. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140mmHg dan teknan diastolic di atas 90 mmHg (smelz&bare, 2002).
b. Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang
lemah (kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan

7
serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan
antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan
darah bersih dan darah kotor tercampur.
c. Diabetes Mellitus
Diabetes atau yang sering disebut dengan Diabetes Mellitus merupakan penyakit
kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin,zat yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas.Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi
insulin,meskipun jumlahnya normal. Seseorang dikatakan menderita Diabetes jika
kadar glukosa dalam darahnya di atas 120mg/dl (dalam kondisi berpuasa) dan di atas
200mg/dl (dua jam setelah makan).
d. Penyakit Paru Obstruktif kronik
e. Kanker
Penyakit Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian. Kanker adalah istilah yang mencakup sekelompok kompleks lebih dari
berbagai jenis penyakit kanker. Kanker dapat mempengaruhi hampir setiap organ
dalam tubuh manusia.
f. Osteoporosis
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous
berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos,
yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau
berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009)
g. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak.
Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang
dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di
Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat
diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk
menggarisbawahi betapa seriusnya stroke ini, beberapa tahun belakangan ini telah

8
semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah
yang sudah dikenal luas, “serangan jantung”. stroke terjadi karena cabang pembuluh
darah terhambat oleh emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara

4. Bahaya Penyakit Tidak Menular


a. Menurunnya produktivitas
b. Mengakibatkan kecacatan
c. Ketidakmampuan beraktivitas
d. Komplikasi berbagai penyakit
e. Beban ekonomi keluarga
f. Kematian

5. Pencegahan Penyakit Tidak Menular


a. Beraktifitas fisik paling tidak 30 menit setiap hari
b. Tidak merokok atau mengkonsumsi tembakau dan tidak minum alcohol
c. Hindari minuman mengandung pemanis, batasi konsumsi makanan energi padat
(terutama makanan olahan tinggi kadar gula, atau rendah serat, atau tinggi
kadar lemak).
d. Perbanyak makan beraneka ragam sayuran, buah-buahan, semua biji-bijian
dan kacang-kacangan seperti buncis.
e. Batasi konsumsi daging merah dan hindari daging olahan
f. Batasi konsumsi makanan yang asin
g. Capai berat badan ideal
h. Berikan ASI Ekslusif 6 bulan pada bayi
Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat dilakukan melalui 4 tingkatan
pencegahan, yaitu sebagai berikut:
1. Pencegahan Premordial (Pencegahan Tingkat Awal)
Upaya pencegahan pada masyarakat yang biasanya masih sehat namun memiliki
kebiaasaan dan gaya hidup yang kurang baik serta factor resiko lainnya. Adapun
contoh pencegahan premordial ini, yaitu sebagai berikut:
 Menghindari obesitas

 Menghindari rokok

 Perilaku hidup bersih dan sehat


 Mengindari bahan pengawet, pewarna makanan

9
 Makan bergizi seimbang
 Istirahat cukup

 Olah raga teratur


 PencegahanTingkat Pertama, yang meliputi: Promosi kesehatan masyarakat,
misalnya:
 Kampanye kesadaran masyarakat
 Promosi kesehatan
 Pendidikan kesehatan masyarakat

Pencegahan khusus, misalnya:


 Pencegahan keterpaparan

 Pemberian kemopreventif

2. Pencegahan Tingkat Kedua, yang meliputi:


a. Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening. Memeriksa tekanan
darah, memeriksa kadar gula darah, mengontrol berat badan.
b. Pengobatan, misalnya kemoterapi atau tindakan bedah.

3. Pencegahan Tingkat Ketiga


Meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo atau perawatan rumah
orang sakit. Selain itu, pencegahan penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan
cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko PTM dan memperhatikan faktor
lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Departemen kesehatan, melalui Pusat
promosi kesehatan memfokuskan pada :
1. Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat
maupun Propinsi dan Kabupaten.
2. Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu :
rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.
3. Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.
4. Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah
terhadap diet(makanan seimbang), aktivitas fisik, dan rokok.
5. Mengembangkan System Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT) PTM.
6. Kampanye pencegahan dan penanggulangan PTM tingkat nasional maupun lokal
spesifik.

10
Untuk di masa datang upaya pencegahan PTM akan sangat penting karena hal ini
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu rokok, diet seimbang dan aktivitas fisik. Pencegahan
PTM perlu didukung oleh para semua pihak terutama para penentu kebijakan baik
nasional maupun lokal.

HIPERTENSI
A. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya140


mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price & Wilson, 2006).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013).

B. Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC 7 terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2
(Yogiantoro, 2009).
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan Darah
1) Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
2) Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Normal 160 >100

C. Faktor resiko hipertensi


1) umur
2) jenis kelamin
3) Riwayat keluarga
4) Genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol)
5) Kebiasaan merokok
6) Konsumsi garam
7) Konsumsi lemak jenuh

11
8) Penggunaan jelantah
9) Kebiasaan minum-minuman beralkohol
10) Obesitas
11) Kurang aktivitas fisik
12) Stress (Kemenkes RI, 2013).
Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki berat badan
lebih atau obesitas dari 20% dan hiperkolesterol mempunyairesiko yang lebih
besar terkena hipertensi. Pada umumnya penyebab obesitas atau berat badan
berlebih dikarenakan pola hidup (Life style) yang tidak sehat (Rahajeng &
Tuminah, 2009).
Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri
sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi
esensial. Teori esensial menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh
faktor yang saling mempengaruhi, dimana faktor yang berperan utama dalam
patofisiologi adalah faktor genetik 10 dan paling sedikit tiga faktor lingkungan
yaitu asupan garam, stres, dan obesitas (Dwi & Prayitno 2013).

D. Penatalaksanaan Hipertensi
Hipertensi dapat ditatalaksana dengan perubahan gaya hidup atau dengan obat-
obatan :
1) Perubahan Gaya hidup
 Membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat asupan garam yaitu < 5 gram
(1 sendok teh) perhari dengan kurangi gara saat memasak, batasi makanan cepat
saji dan makanan olahan
 Menrunkan berat badan yang berlebih dengan melakukan aktivitas
 Menghindari minuman yang mengandung kafein
 Berhenti merokok
 Berhenti meminum minuman beralkohol.
 Melakukan olahraga atau aktivitas sehari-hari dapat berupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu.
 Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk penderita
hipertensi.

12
3) Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah sebagai
berikut: (Kemenkes RI, 2013)
 Hindari Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak,
ginjal, paru, minyak kelapa, gajih.
 Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti biskuit,
kreker, keripik, dan makanan kering yang asin.
 Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
 Susu full cream, margarine,mentega, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau kambing, kuning
telur, dan kulit ayam.
 Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan kaleng, dan soft drink
 Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

E. Pencegahan Hipertensi
Menurut Kemenkes 2017 pencegahan hipertensi dengan CERDIK
C : Cek kesehatan secara Rutin
E : enyahkan asap rokok
R : Rajin aktivitas fisik
D : diet seimbang
I : Istirahat Cukup
K: Kelola Stress

13
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2010. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Dalam


Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta. Pusat Promosi Kesehatan
Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI, Pusat promosi kesehatan 2011. Rencana Operasional
Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun
2010-2014. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. 2011. Buku Paket
Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan
Desa Siaga (untuk kader).
Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Pintar Kader Penyakit Tidak Menular.
Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai