Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Limfadenitis TB

Sasaran : Seluruh Pengunjung Poli Paru

Tempat : Ruang Poli Paru, RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Hari/Tanggal : Kamis, 09 Januari 2020

Waktu : 1 x 30Menit

Pukul : 09.00 - 09.30 WITA ( Menyesuaikan )

I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diruangan Poli Paru RSUD

Dr. H. Moch Ansari Saleh diharapkan seluruh pengunjung yang datang

memahami tentang konsep penyakit Limfadenitis TB.


B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga diharapkan:
1. Audien dapat mengetahui pengertian penyakit Limfadenitis TB
2. Audien dapat mengetahui penyebab Limfadenitis TB
3. Audien dapat mengetahui cara penularan dan penyebaran bakteri

Limfadenitis TB
4. Audien dapat mngetahui gejala klinis penyakit Limfadenitis TB
5. Audien dapat mengetahui cara pencegahan penyakit Limfadenitis

TB
6. Audien dapat mengetahui tindakan lanjut penyakit Limfadenitis

TB
C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Media
1. LCD + layar monitor
2. Laptop
3. Leaflet
4. Pengeras suara
E. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator: Juliani Venia Betris, S.Kep
Job Description:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu

penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi

materi.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. Presentator : Shofia Rahmah, S.Kep
Job Description:
a. Menggali pengetahuan klien dan keluarga
b. Menjelaskan materi
c. Menjawab pertanyaan peserta
3. Fasilitator : Sutari, S.Kep

Job Description:

a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan


b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi klien dan keluarga klien agar berpartisipasi dalam

penyuluhan
d. Memotivasi klien dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan

saat moderator memberikan kesempatan bertanya


e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4. Observer : Sutari, S.Kep
Job Description:
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama

kegiatan penyuluhan berlangsung


c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi

hasil penyuluhan
d. Melakukan dokumentasi laporan kegiatan acar penyuluhan
F. Setting Ruangan

F O

F L
C
D

Keterangan Gambar:

= Moderator

= Presentator

= Pasien + keluarga pasien

O = Observer

F = Fasilitator

G. Kegiatan Penyuluhan :

No. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Respon peserta


1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(Modetator) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3 Menit 3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
dari penyuluhan 4. Mendengarkan
4. Kontrak waktu 5. Mendengarkan
5. Menjelaskan peraturan 6. Menjawab
penyuluhan
6. Validasi pengetahuan
audien
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan
(Presentator) penyakit Limfadenitis 2. Mendengarkan
10 menit TB 3. Mendengarkan
2. Menjelaskan penyebab 4. Mendengarkan
5. Mendengarkan
penyakit Limfadenitis
6. Mendengarkan
TB
3. Menjelaskan cara
penularan dan
penyebaran bakteri
Limfadenitis TB
4. Menjelaskan gejala
klinis penyakit
Limfadenitis TB
5. Menjelaskan cara
pencegahan penyakit
Limfadenitis TB
6. Menjelaskan tindakan
lanjut penyakit
Limfadenitis TB
3. Evaluasi Menanyakan kepada 1 Menjawab
(Moderator) peserta tentang : pertanyaan
15 menit 1. Menanyakan 2 Menjawab
pengertian penyakit pertanyaan
Limfadenitis TB 3 Menjawab
2. Menjelaskan penyebab pertanyaan
4 Menjawab
penyakit Limfadenitis
pertanyaan\
TB
5 Menjawab
3. Menjelaskan cara
pertanyaan
penularan dan 6 Menjawab
penyebaran bakteri pertanyaan
Limfadenitis TB 7 Menerima leaflet
4. Menjelaskan gejala dan reward
klinis penyakit
Limfadenitis TB
5. Menjelaskan cara
pencegahan penyakit
Limfadenitis TB
6. Menjelaskan tindakan
lanjut penyakit
Limfadenitis TB
Fasilitator 7. Membagikan leaflet
dan reward

4. Penutup 1. Mengucapkan 1. Mendengarkan


(Moderator) terimakasih atas peran 2. Menjawab salam
2 menit serta peserta.
2. Mengucapkan salam
penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Poli Paru

RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Kontrak waktu 30 menit


2. Evaluasi proses
a. Audien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Audien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
c. Audien ikut berperan aktif didalam pelaksanaan kegiatan

penyuluhan
d. Audien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Audien mampu menjelaskan

pengertian penyakit Limfadenitis TB


b. Audien mampu menjelaskan

penyebab Limfadenitis TB
c. Audien mampu menjelaskan

cara penularan dan penyebaran bakteri Limfadenitis TB


d. Audien mampu menjelaskan

gejala klinis penyakit Limfadenitis TB


e. Audien mampu menjelaskan

cara pencegahan penyakit Limfadenitis TB


f. Audien mampu menjelaskan

tindakan lanjut penyakit Limfadenitis TB


MATERI PENYULUHAN
LIMFADENITIS TB

A. Pengertian

Limfadenitis adalah peradangan pada kelenjar getah bening yang terjadi

akibat terjadinya infeksi dari suatu bagian tubuh maka terjadi pula

peradangan pada kelenjar getah bening regioner dari lesi primer. limfadenitis

tuberkulosis (TB) merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah

bening yang disebabkan oleh basil tuberkulosis. Apabila peradangan terjadi

pada kelenjar limfe di leher disebut dengan scrofula. Limfadenitis pada

kelenjar limfe di leher inilah yang biasanya paling sering terjadi.

B. Penyebab

Limfadenitis TB disebabkan oleh M.tuberculosis complex, yaitu

M.tuberculosis (pada manusia), M.bovis (pada sapi), M.africanum, M.canetti

dan M.caprae. Secara mikrobiologi, M.tuberculosis merupakan basil tahan

asam yang dapat dilihat dengan pewarnaan Z iehl - Neelsen atau Kinyoun-

Gabbett. M.tuberculosis dapat tumbuh dengan energi yang diperoleh dari

oksidasi senyawa karbon yang sederhana. CO2 dapat merangsang

pertumbuhan. M.tuberculosis merupakan mikroba kecil seperti batang yang

tahan terhadap desinfektan lemah dan bertahan hidup pada kondisi yang

kering hingga berminggu-minggu, tetapi hanya dapat tumbuh di dalam

organisme hospes. Kuman akan mati pada suhu 60 oC selama 15-20 menit,

pada suhu 300 atau 400-45oC sukar tumbuh atau bahkan tidak dapat tumbuh.

Pengurangan oksigen dapat menurunkan metabolisme kuman. Daya tahan

kuman M.tuberculosis lebih besar dibandingkan dengan kuman lainnya


karena sifat hidrofobik pada permukaan selnya. Kuman ini tahan terhadap

asam, alkali dan zat warna malakit. Pada sputum yang melekat pada debu

dapat tahan hidup selama 8-10 hari. M.tuberculosis dapat dibunuh dengan

pasteurisasi.

C. Cara Penularan dan Penyebaran Bakteri Limfadenitis TB

Penularan tuberkulosis melalui berbagai cara, yaitu lewat udara/ droplet

nuclei dengan diameter 3-5 μm (>90%) dengan jarak 1-5 meter, dapat juga

(jarang) melalui kontak langsung kulit/ luka/ lecet, dan kongenital, minum

susu terkontaminasi basil (M. bovis). Basil tetap hidup dan virulen dalam

keadaan kering beberapa minggu, mati dalam cairan dengan suhu 60oC

selama 15-20 menit. Basil tidak membentuk toksin. Penularan pada umumnya

berasal dari TB dewasa dengan BTA (+). Faktor yang berpengaruh dalam

penularan TB adalah:

1. Dosis/ jumlah paparan

2. Konsentrasi kuman di udara

3. Virulensi kuman

4. Durasi/ lama pajanan

5. Keadaan imunitas host

D. Gejala Klinis

Pembesaran kelenjar getah bening biasanya asimptomatik atau tak

bergejala atau bisa juga menimbulkan keluhan nyeri lokal dan juga bengkak.

1. Gejala Umum:
a. Kulit yang melapisi nodus limfa terlihat memerah dan teras a nyeri.

b. Nodus limfa bengkak, kaku atau keras.

c. Nodus limfa bisa terasa kenyal jika terbentuk abses atau mengalami

peradangan hebat.

2. Gejala Khusus

a. Limfadenitis servikal bisa menyebabkan kekakuan leher dan

tortikolis.

b. Pembesaran kelenjar getah bening preaurikula biasanya berhubungan

dengan beberapa bentuk konjungtivitis, termasuk konjungtivitis

granulomatosa unilokular, demam konjungtival faringeal (infeksi

adenovirus tipe 3) dan keratokonjungtivitis (infeksi adenovirus tipe 8).

c. Peradangan kelenjar getah bening retrofaringeal bisa menyebabkan

disphagia (kesulitan menelan karena nyeri) atau sesak napas (dispnea).

d. Limfadenitis mediastinal bisa menyebabkan batuk, dispnea, stridor

(mengorok), efusi pleura (penumpukan cairan di rongga selaput paru),

atau bendungan pembuluh darah vena.

e. Peradangan kelenjar getah bening intra-abdominal bisa menyebabkan

nyeri perut.

f. Pembesaran kelenjar getah bening iliaka bisa menyebabkan nyeri

perut.

Kebanyakan orang dengan limfadenitis mengalami pembesaran kelenjar

getah bening di inguinal (lipat paha), aksila (ketiak), dan cervical (leher) yang

berukuran kecil dan mudah digerakkan. Hanya sedikit kasus yang mengalami

pembesaran kelenjar getah bening di suboksipital (leher belakang) atau post

aurikula (belakang telinga). Pembesaran kelenjar getah bening di


supraklavickla (leher bagian atas), epitroklear, dan popliteal tidak biasa

terjadi seperti halnya pembesaran KGB di mediastinal dan perut

(abdominal).Limfadenitis bisa hanya 1 buah atau muncul berkelompok dan

bisa unilateral (sesisi) atau bilateral (dua sisi). Onset (awal mula terjadinya)

limfadenitis bisa bersifat akut, subakut atau kronik.

E. Pencegahan

Limfadenitis dapat terjadi setelah terjadinya infeksi melalui kulit atau

infeksi lainnya yang disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus atau

staphylococcus. Terkadang juga dapat disebabkan oleh infeksi seperti

tuberculosis atau cat scratch disease (Bartonella). Cara pencegahan penularan

bakteri TB yaitu :

1. Mengobati pasien TB hingga sembuh

2. Menutup mulut saat batuk dan bersin

3. Buang dahak dan ludah di tempat yanng benar

4. Ventilasi udara yang baik dan terkena cahaya matahari

5. Perilaku hidup bersih dan sehat dapan mengurangi penularan TB

6. Mengikuti tahapan oengobatan dan perawatan TB sesuai anjuran dokter

7. Minum obat secara rutin dan tuntas

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pembesaran kelenjar getah bening leher didasarkan pada

penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran kekelenjar getah bening leher

sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apapun selain

di observasi. Selain bergantung pada penyebab, jenis pengobatan yang


diberikan juga mempertimbangkan usia pasien, kondisi kesehatan pasien

secara umum, tingkat keparahan limfadenitis yang terjadi, riwayat medis

pasien, dan jangka waktu terjadinya limfadenitis.

1. Penatalaksanaan medis

a. Obat-obatan

obat-obatan antibiotik, antivirus, atau anti jamur untuk mengobati

limfadenitis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur.

Selain itu jika diperlukan juga diberikan obat antiinfamasi nonsteroid

jika pasien mengalami gejala nyeri dan demam akibat limfadenitis.


b. Mengalirkan abses atau nanah
Metode ini dilakukan untuk mengobati limfadenitis yang sudah

berkembang menjadi abses. Nanah akan dialirkan melalui irisan

(insisi) kecil pada kulit yang dibuat di daerah abses. Setelah insisi

dibuat, cairan nanah dibiarkan keluar dengan sendirinya, kemudian

insisi ditutup menggunakan perban steril.


c. Pengobatan kanker
Jika limfadenitis yang terjadi diakibatkan oleh tumor atau kanker,

pasien dapat menjalani pembedahan untuk mengangkat tumor,

kemoterapi, atau radioterapi.


2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Untuk meringankan gejala peradangan, dapat dilakukan kompres

dengan iar hangat pada kelenjar getah bening yang meradang.


b. Memonitor keadaan umum pasien, memonitor suhu tubuh pasien
c. Menjaga kebersihan saat akan memegang pasien agar tidak mejadi

infeksi
d. Dorong pemasukan cairan, diit tinggi protein
e. Mengevaluasi nyeri secara reguler
f. Letakkan pasien pada posisi yang sesua, tergantung pada kekuatan

pernafasan dan jenis pembedahan


g. Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LIMFADENITIS TB DI RUANG POLI PARU
RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH

OLEH :
JULIANI VENIA BETRIS, S.Kep
SHOFIA RAHMAH, S.Kep
SUTARI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TA. 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
LIMFADENITIS TB DI RUANG POLI PARU
RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH

OLEH :
JULIANI VENIA BETRIS, S.Kep
SHOFIA RAHMAH, S.Kep
SUTARI, S.Kep

Banjarmasin,
Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Eka Yusvinasari, S.Kep., Ns) (Aristya Pratama, S.Kep., Ns)


DAFTAR PUSTAKA

Chandrasoma P. 2014. Patologi Anatomi. Jakarta : EGC

Herdman, T Heather. 2016. Diagnosis Keperawatan NANDA 2015. Jakarta : EGC

Kumar A, et al. 2014. Pathologic Basic of Diseases. Philadelphia : Elservier &


Saunders

Lowly F. 2014. Staphylococcoal Infection. In : Harrison : Principles of Medicine


USA : The McGraw-Hill

Snell R. 2015. The Head and Neck. In : Clinical anatomy USA : Lippincott
Williams & Wilkns

Townsend C, et al. 2016. Buku Saku Ilmu Bedah Sabitan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai