Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DM Tipe 2

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Penugasan Kelompok

Departemen Medikal

Disusun Oleh:

Shelly Leonia Sisca 170070301111114

Insani Mauludiyah 170070301111115

PROGRAM PROFESI NERS JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
Satuan Acara penyuluhan (SAP)

Pokok bahasan : Diabetes Mellitus

Sub pokok bahasan : Diabetes Mellitus tipe 2

Sasaran : Keluarga pasien

Hari/tanggal : Kamis, 17 Mei 2018

Pukul : 10.00 WIB

Waktu : 30 menit

Tempat : Rawat Inap Teratai

Penyuluh : Shelly Leonia Sisca, Insani Mauludiyah

1. Latar Belakang
Secara global sekitar 422 juta orang dewasa yang berusia > 18 tahun
mengalami diabetes dengan penyumbang angka terbanyak adalah penduduk
di Asia dan Amerika. Berdasarkan peninjauan dari tahun ke tahun mulai dari
tahun 1980-2014 angka ini terus meningkat dari 108 juta (4,7%) pada tahun
1980 menjadi 422 juta (8,5%) pada tahun 2014 (WHO, 2016). Menurut IDF
(2015) dalam Hanum (2016) pada tahun 2015 jumlah penderita diabetes
mencapai 415 juta, dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2040
sekitar 642 juta. Sementara itu di Indonesia berdasarkan data RISKEDAS
pada tahun 2013 prevalensi penderita diabetes di Indonesia sebesar 6,8% (10
juta pasien DM) angka tersebut meningkat dari tahun 2007 dengan prevalensi
5,7% dan diperkirakan akan terus meningkat sampai tahun 2030 dengan
perkiraan jumlah pasien diabetes mencapai 21,3 juta orang. Indonesia sendiri
berada pada peringkat ke 7 dari 10 negara dengan penyandang diabetes
terbesar di seluruh dunia (Depkes, 2014).
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga pasien di Rawat Inap
Teratai dapat mengenali tanda bahaya umum Hiperglikemia dan Hipoglikemia
pada DM tipe 2 serta bisa memberikan penanganan dan pencegahan yang
tepat.

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
keluarga pasien di Rawat Inap Teratai mengetahui tentang :
a. Pengertian DM tipe 2
b. Penyebab DM tipe 2
c. Tanda Gejala DM tipe 2 (perbedaan hiperglikemi dan hipoglikemi)
d. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan DM tipe 2
e. Komplikasi DM tipe 2

4. Strategi Pelaksanaan
a. Metode :
 Ceramah
 Diskusi
b. Garis besar materi (penjelasan terlampir) :
 Pengertian DM tipe 2
 Penyebab DM tipe 2
 Tanda Gejala DM tipe 2 (perbedaan hiperglikemi dan hipoglikemi)
 Pemeriksaan dan Penatalaksanaan DM tipe 2
 Komplikasi DM tipe 2

5. Proses Pelaksanaan

Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta Metode

10.00- Pendahuluan 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam Ceramah


10.03 salam pembuka 2. Menyimak
2. Menyampaikan 3. Mendengarkan,
tujuan penyuluhan menjawab,pertanyaan
3. Menanyakan
kesiapan peserta
10.03- Kerja 1. Penyampaian garis 1. Mendengarkan Ceramah
10.25 besar materi DM dengan penuh dan
tipe 2 perhatian diskusi
2. Memberi 2. Menanyakan hal-hal
kesempatan yang belum jelas
peserta untuk 3. Memperhatikan
bertanya (5 menit) jawaban dari pemateri
3. Menjawab 4. Menjawab pertanyaan
pertanyaan peserta
4. Evaluasi
10.25- Penutup 1. Menyampaikan 1. Mendengarkan Ceramah
10.30 kesimpulan 2. Menjawab salam
2. Salam penutup

6. Setting Tempat
Peserta penyuluhan (pasien dan keluarga) berhadapan dengan pemateri

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Persiapan SAP
 Persiapan tempat yang akan digunakan
 Kontrak waktu
 Keluarga pasien di Rawat Inap Teratai bersedia mengikuti pendidikan
kesehatan dari awal-akhir
b. Evaluasi Proses
 Keluarga pasien di Rawat Inap Teratai mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir
 Selama penyuluhan keluarga pasien di Rawat Inap Teratai
memperhatikan penjelasan yang disampaikan pemateri
 Selama penyuluhan keluarga pasien di Rawat Inap Teratai aktif
bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
 Selama penyuluhan keluarga pasien di Rawat Inap Teratai aktif
menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri
c. Evaluasi Hasil Akhir
 Keluarga pasien di Rawat Inap Teratai mengerti dan memahami
tentang konsep dan tata laksana penyakit DM tipe 2, dibuktikan
dengan kemampuan pasien dan keluarga dalam menjawab
pertanyaan, minimal 2 dari 4 pertanyaan yang diberikan pemateri
setelah kegiatan penyuluhan.

MATERI PENYULUHAN

Konsep Dan Penatalaksanaan DM tipe 2

1. Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2


Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multivokal
yang ditandai dengan hiperglikemia (dimana kadar glukosa plasma puasa >
7,0 mmol/l dan/ atau glukosa plasma setelah makan 2 jam > 10 mmol/l) dan
hiperlipidemia yang disebabkan oleh defisiensi insulin dan/ atau resistensi
insulin. Diabetes melitus tipe 2 merupakan diabetes tipe dewasa atau tipe
onset maturita dan tipe non dependen insulin dengan karakteristik pasien
rata-rata berusia di atas 40 tahun saat didiagnosis. Pasien dengan DM tipe 2
walaupun tidak tergantung pada insulin eksogen untuk bertahan hidup namun
pasien biasanya memerlukan insulin untuk mengatasi hiperglikemia yang
diinduksi oleh stress (Baradero, 2009).

2. Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2


Menurut Depkes (2014) penyebab dan faktor risiko dari diabetes mellitus
tipe 2 antara lain:
a. Karena kelainan dalam pengikatan insulin relatif sampai defek sekresi
insulin yang disebabkan karena berkurangnya jumlah tempat reseptor
pada membrane sel dimana selnya responsive terhadap insulin atau
akibat ketidaknormalan reseptor insulin intrinsik.
b. Obesitas
c. Kurangnya aktivitas fisik
d. Hipertensi
e. Stress
f. Pola makan tidak teratur dan terkontrol
g. Penyakit pada pankreas
h. Rokok dan alkohol

3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2


Menurut Price and Wilson (2012) tanda dan gejala diabetes mellitus tipe 2
antara lain:
a. Lebih mudah terkena infeksi
b. Luka yang sukar sembuh
c. Berkurangnya daya pengelihatan
d. Hipertensi
e. Obesitas
f. Mudah haus (Polydipsia)
g. Mudah lapar (Polypagia)
h. Mudah buang air kecil (poliuria)
i. Komplikasi pada pembuluh darah dan saraf.
Sementara itu perbedaan gejala hiperglikemia (gula darah berlebih) dan
hipoglikemia (gula darah kurang) antara lain:

Hiperglikemia Hipoglikemia

 Sering buang air kecil  Tubuh terasa lemas dan kehilangan


 Merasa kehausan terus menerus tenaga
 Kulit mulai gatal-gatal dan bisa  Tubuh gemetar dan mengeluarkan
muncul luka yang sukar sembuh banyak keringat dingin
 Pengelihatan kabur  Pandangan mulai kabur
 BB mengalami penurunan  Kesadaran mulai menurun
 Sakit kepala  Merasa sangat kelaparan
 Tubuh sangat lemas dan  Kepala pusing
mengantuk  Kadar glukosa darah ≤ 60
 Kadar glukosa darah ≥ 200

4. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2


Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit diabetes
mellitus tipe 2 antara lain:
a. Pemeriksaan fisik: Mengeksplorasi riwayat penyakit terdahulu dan keluhan
yang dirasakan
b. Pemeriksaan glukosa darah puasa dan sewaktu
Sementara penatalaksanaan umum yang dilakukan adalah pengendalian
glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid melalui
pengelolaan pasien secara komprehensif. Sementara untuk penatalaksanaan
khusus disebut juga sebagai 5 pilar penatalaksanaan DM yang terdiri dari:
a. Edukasi: dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang
sangat penting dari pengelolaan DM secara holistic
b. Terapi nutrisi/perencanaan diet: penderita DM perlu diberikan penekanan
mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat untuk
menurunkan kadar glukosa darah (insulin). Secara umum pasien DM tidak
boleh makan karbohidrat dan lemak berlebih. Sistem makanan penukar
telah dikembangkan sehingga dapat membantu pasien menangani dietnya
dengan kadar karbohidrat, protein dan lemak yang hampir sama sehingga
kalorinya pun sama.
c. Latihan Fisik: dapat mempermudah transport glukosa ke dalam sel-sel dan
meningkatkan kepekaan terhadap insulin. prinsip dalam latihan fisik ini
adalah F: Frekuensi 3-5 kali per minggu secara teratur; I: Intensitas latihan
ringan dan sedang; D: Durasi 30-60 menit per latihan dan J: Jenis latihan
yang dianjurkan adalah latihan aerobik dengan intensitas sedang (50%-
70% denyut jantung maksimal), jalan santai, bersepeda, dan berenang.
d. Intervensi Farmakologis: Diberikan bersamaan dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis
menggunalkan insulin yang terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan yang
terdiri dari:
a. Obat antihiperglikemia oral
b. Obat antihiperglikemia suntik
c. Terapi kombinasi : merupakan terapi dengan obat antihiperglikemia
oral kombinasi
Pemberian terapi hiperglikemia harus diawasi secara rutin untuk
mencegah terjadinya hipoglikemia yang dapat mengancam nyawa pasien.
Apabila terdapat tanda-tanda hiperglikemia atau hipoglikemia harus
segera merujuk ke layanan kesehatan untuk mendapat tindakan lanjutan
e. Pemantauan kadar glukosa darah mandiri: merupakan pemantauan kadar
gula darah secara mandiri dengan pelaksanaan secara mingguan 2-3 kali
per minggu, atau minimal 1 minggu sekali.

5. Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe


Komplikasi DM menurut DEPKES (2014) antara lain:
a. Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke karena adanya
penyimpitan pembuluh darah yang disebabkan oleh kadar lemak dalam
darah.
b. Ketoasidosis diabetic (DKA) terjadi apabila insulin menurun drastis, pasien
hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan
lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan
keton.
c. Hiperglikemia, hyperosmolar, koma non ketokik (HHNK): dapat
mengakibatkan hiperosmolaritas, diuresis osmotic dan dehidrasi berat.
d. Hipoglikemia karena penerimaan insulin dalam jumlah berlebihan.
e. Mikroangiopati: dapat menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati
diabetic), glomerulus ginjal (nefropati diabetic) dan saraf-saraf perifer
(neuropati diabetic)
f. Makroangiopati diabetik:gabungan dari gangguan biokimia karena
insufisiensi insulin. gangguan dapat berupa stroke, hipertensi, gangguan
jantung, dan penyakit pembuluh darah.
Daftar Pustaka

Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC


Depkes. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta: InfoDATIN
Eliana, Fatimah. 2015. Penatalaksanaan DM Sesuai Konsesnsus PERKENI
2015. Makalah disajikan dalam symposium pada Desember 2015
Hanum, Atiqa. 2016. Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia. Harian Jogja edisi
Rabu, 31 agustus 2016
Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
edisi ke-6. Jakarta: EGC
Rubenstein, David, dkk. 2007. Lecture Notes Kedokteran Klinis edisi 6. Jakarta:
Erlangga
WHO. 2016. Global Report on Diabetes. France: MEO Design & Communication

Anda mungkin juga menyukai