Anda di halaman 1dari 14

Keperawatan Medikal Bedah 2

“HIV AIDS”

Oleh
Fauzul azim zulfi

20334033

DOSEN PENGAMPU

Linda MarniI, S.Pd, S.Kep, M.Mkes

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas walaupun masih ada

kekurangan. Saya menyadari bahwa makalah ini dapat selesai berkat bantuan dan tuntunan

Tuhan Yang Maha Esa dan teman-teman semua. Makalah ini masih terdapat kekurangan di

dalamnya.

Adapun tugas ini Penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal

Bedah 2. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Semoga tugas

ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Pariaman, 21 April 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency

Syndrome (AIDS) merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia yang menjadi

wabah internasional sejak pertama kehadirannya. Penyakit ini merupakan penyakit

menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang

menyerang sistem kekebalantubuh. Penyakit HIV dan AIDS menyebabkan penderita

mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai

macam penyakit lain (Kemenkes, 2016). Meskipun telah ada kemajuan dalam

pengobatannya, namun infeksi HIV dan AIDS masih merupan masalah kesehatan yang

penting di dunia ini (Smeltzer dan Bare, 2017).

Penyebaran HIV tidak mengenal umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan, status perkawinan, dan daerah tempat tinggal penderitanya (Desima,2013).

Laporan dari Joint United Nations Programme on HIV and AIDS atau UNAIDS pada

tahun 2015 terdapat 2,1 juta infeksi HIV baru diseluruh dunia, yang banyak tersebar di

wilayah afrika dan asia. Data ini menambah total penderita HIV menjadi 36.7 juta dan

penderita AIDS sebanyak 1,1 juta orang (UNAIDS, 2016)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS?

2. Apa etiologi dari HIV/AIDS?


3. Apa saja tanda dan gejala HIV/AIDS?

4. Apa saja komplikasi HIV/AIDS?

5. Apa saja pemeriksaan penunjang HIV/AIDs?

6. Bagaimana penatalaksanaan HIV/AIDS?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS.

2. Untuk mengetahui etiologi dari HIV/AIDS.

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS.

4. Untuk mengetahui komplikasi HIV/AIDS.

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDs.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan HIV/AIDS

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV AIDS

Human Immunodefiency Virus (HIV) disebut human (manusia) karena virus ini

hanya menginfeksi manusia, immune-deficiency karena efek dari virus ini sifatnya

menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh, dan virus ini masuk golongan virus

karena salah satu karakteristiknya yaitu tidak mampu memproduksi diri sendiri,

melainkan memanfaatkan sel-sel dalam tubuh. Virus HIV menyerang sel darah putih

manusia dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang

penyakit.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)adalah kumpulan gejala penyakit

yang muncul karena menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.

Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai

penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal. Pengidap HIV

memerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan

berbagai komplikasinya (Kemenkes RI, 2016)

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu spectrum penyakit

yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer dengan atau tanpa

sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut (Afif dkk, 2020)

B. Etiologi HIV AIDS


Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh Human

Immunodeficiency Virus (HIV). Menurut Nursalam dan Kurniawati (2017) virus HIV

menular melalui enam cara penularan, yaitu :

 Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS Hubungan sesual secara vaginal,

anal dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV.

 Ibu pada bayinya. Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in

utero). Selain itu, juga terjadi selamaproses persalinan melalui tranfusi

fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah

atau sekresi maternal saat melahirkan. Transmisi lain terjadi selam periode post

partum melaui ASI. Resiko bayi tertular melalui ASI dai Ibu yang positif sekitar

10%

 Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS. Dimana hal tersebut sangat

cepat menular karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke

seluruh tubuh.

 Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril. Alat pemeriksaan kandungan seperti

spekulum, tenakulum, dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau

air mani yang terinveksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang

tidak terinfeksi HIV .

 Alat-alat untuk menoreh kulit. Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet,

menyunat seseorang, membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa

menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih

dahulu.

 Menggunakan jarum suntik secara bergantian


C. Tanda dan Gejala

Gejala HIV dibagi berdasarkan tahap perkembangan penyakitnya, yaitu:

Tahap 1: Infeksi HIV Akut

Tahap pertama HIV adalah tahap infeksi akut, yang terjadi pada beberapa bulan

pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang

yang terinfeksi membentuk antibodi untuk melawan virus HIV. Gejala pada tahap ini

muncul 2–4 minggu setelah infeksi terjadi. Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga

berat dan dapat berlangsung hingga beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejalanya

meliputi:

 Demam hingga menggigil

 Muncul ruam di kulit

 Muntah

 Nyeri pada sendi dan otot

 Pembengkakan kelenjar getah bening

 Sakit kepala

 Sakit perut

 Sakit tenggorokan dan sariawan

Tahap 2: Infeksi HIV Kronis (Masa Laten)

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten

bisa berlangsung sampai beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV tetap

aktif merusak daya tahan tubuh, tetapi berkembang biak dalam jumlah yang lebih sedikit.
Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita bahkan tidak

merasakan gejala apa pun pada tahap ini. Namun, sebagian lainnya mengalami sejumlah

gejala berikut:

 Berat badan menurun

 Berkeringat di malam hari

 Batuk

 Diare

 Mual dan muntah

 Herpes zoster

 Pembengkakan kelenjar getah bening

 Sakit kepala

 Kelelahan

Tahap 3: AIDS

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani akan membuat HIV makin

berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS. Pada

tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah sehingga penderita akan lebih mudah

terserang infeksi lain.

Gejala AIDS meliputi:

 Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya

 Berkeringat di malam hari

 Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus

 Bintik ungu di kulit yang tidak bisa hilang

 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari


 Diare kronis

 Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina

 Pembengkakan kelenjar getah bening, di ketiak, leher, dan selangkangan

 Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi, lupa ingatan, dan kebingungan

 Mudah memar atau berdarah

 Tubuh terasa mudah lelah

 Mudah marah dan depresi

 Ruam atau bintik di kulit

 Sesak napas

D. Komplikasi

Menurut Budhy (2017) komplikasi yang disebabkan karena infeksi HIV/AIDS antara lain

 Tuberkulosis (TB).

 Sitomegalo

Virus Herpes yang ditularkan melalui cairan tubuh. Jika kekebalan tubuh

melemah virus muncul kembali, menyebabkan kerusakan pada mata, saluran

pencernaan, paru-paru atau organ tubuh lainnya.

 Kandidiasis

Infeksi yang berhubungan dengan HIV menyebabkan radang dan lapisan putih

tebal diselaput lendir mulut, lidah , kerongkongan dan vagina.

 Meningitis kriptokokal
Pembengkakan selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang

belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah infeksi system saraf pusat

yang umum yang terkait dengan HIVdisebabkan oleh jamur.

 oksoplasmosis.

 Kriptosporidiosis

Infeksi yang disebabkan oleh parasit usus yang biasa ditemukan pada hewan.

Kriptosporidiosis bisa masuk kedalam tubuh seseorang ketika menelan makanan

yang terkontaminasi. Parasite tumbuh di usus dan saluran empedu yang dapat

menyebabkan diarekronis yang parah pada pasien dengan AIDS.

 Kanker yaitu tumor sarkoma Kaposi dan sarcoma kaposi.

 Limfoma

Kanker berasal dari sel darah putih dan biasanya pertama kali muncul di kelenjar

getah bening. Tanda awal yang paling umum adalah pembengkakan kelenjar

getah bening yang tidak menyakitkan di leher, ketiak, atau pangkal paha.

 Sindroma wasting

Kehilangan setidaknya 10% berat badan sering disertai diare, kelemahan kronis

dan demam.

 Komplikasi neurologis

AIDS tampak tidak menginfeksi sel-sel saraf, hal itu dapat menyebabkan gejala

neurologis seperti kebingungan, kelupaan, depresi, kegelisahan dan kesulitan

berjalan. Komplikasi neurologis yang umum adalah kompleks dimensia AIDS

yang menyebabkan perubahan perilaku dan berkurangnya fungsi mental.


 Penyakit ginjalHIV terkait nefropati (HIVAN) adalah radang filter kecil di ginjal

yang menghilangkan kelebihan cairan dan limbah dari aliran darah, serta

meneruskannya ke urin. Akibat predisposisi genetik, resiko pengembangan

HIV/AIDS jauh lebih tinggi pada orang kulit hitam

E. Pemeriksaan penunjang

Menurut Amin & Hardhi (2015) pemeriksaan penunjang yangdapat dilakukan

untuk mengetahui penyakit HIV/AIDS antara lain:

1. Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase Chain Reaction.

2. Tes ELISA memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi.

3. Hasil positif dikonfirmasi dengan pemeriksaan western blot.

4. Serologis: skrining HIV dengan ELISA, Tes westen blot, limfosit T.

5. Pemeriksaan darah rutin.

6. Pemeriksaan neurologis.

7. Tes fungsi paru, bronkoscopi

F. Penatalaksanaan

1. Pengendalian infeksi opurtunistik

Penatalaksanaan infeksi-infeksi oportunistik diarahkan pada dukungan terhadap

sistem-sistem yang terlibat. Digunakan agen-agen farmakologi spesifik untuk

mengidentifikasi organisme juga agen-agen eksperimental atau organisme yang

tidak umum. Obat-obat untuk infeksi yang berhubungan dengan HIV yaitu

trimetroprime-sulfametokazol, yang disebut pula TMP-SMZ (Bactrim,septra),


merupakan preparat antibakteri untuk mengatasi berbagai mikroorganisme yang

menyebabkan infeksi.

2. ARV (antiretroviral)

Terapi ARV diberikan pada pasien HIV/AIDS bertujuan untukmenghentikan

replikasi dari virus HIV, memulihkan system imununtuk mengurangi timbulnya

infeksi oportunistik, memperbaiki kualitas hidup dan dapat menurunkan

morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV. Saat ini terdapat empat preparat

antiretrovirus yang sudah disetujui oleh FDA untuk pengobatan HIV, keempat

preparat tersebut adalah Zidovudin, Dideoksinosin, dideoksisitidin dan Stavudin.

Semua obat ini menghambat kerja enzim reserve transcriptase virus dan

mencegah reproduksi viru sHIV dengan cara meniru salah satu substansi

molekuler yang digunakan virus tersebut untuk membangun DNA bagi partikel-

partikel virus baru. Dengan mengubah komponen struktural rantai DNA, produksi

virus yang baru akan dihambat.

3. Vaksin dan rekonstruksi imun

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Human Immunodefiency Virus (HIV) disebut human (manusia) karena virus ini

hanya menginfeksi manusia, dimana menyerang sel darah putih manusia dan

menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.

Adapun tanda dan gejala HIV/AIDS yaitu penurunan BB, demam hingga

menggigil, muncul ruam di kulit, nyeri pada sendi dan otot, pembengkakan kelenjar getah

bening, sesak napas, ram pada kulit, tubuh terasa lelah dan lainnya. Karena melemahnya

system kekebalan tubuh karena HIV ini dapat memunculkan komplikasi-komplikasi

seperti : TB, oksoplasmosis, kriptosporidiosis, kandidiasis, meningitis kriptokokal,

kanker dan sebagianya.

B. Saran

Penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu, sebaiknya pembaca juga mencari referensi lain terkait penyakit

HIV/AIDS agar pengetahuan yang didpatkan lebih luas.

Daftar Pustaka

Afif, dkk. 2020. MANAJEMEN HIV/AIDS. Surabaya : pusat penerbitan dan percetakan

universitas airlangga.
http://eprints.umpo.ac.id/6131/3/BAB%20II.pdf.

https://www.alodokter.com/hiv-aids/gejala

Smeltzer dan Bare. 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai