Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Media Cerita Bergambar Berbasis Literasi Membaca

Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

Nur Hidayatun Nisa


nnisa7626@gmail.com
Maria Ulfa
khanleman@gmail.com
Nurma Wijayanti
wijayantinurma65@gmail.com
Ryan Deriansyah
dersderiansyah14@gmail.com
Rizka Uswatun Khasanah
rizka.dongkal@gmail.com

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2020/ 2021

Abstrak

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui dan memahami


pengaruh media cerita bergambar berbasis literasi membaca terhadap hasil
belajar siswa sekolah dasar. Dengan menggunakan sumber referensi yang
diperoleh dari buku buku, karya ilmiah, testis, internet dan sumber-sumber lain.
Hasil penelitian yang diperoleh penulis melalui sumber-sumber tersebut dengan
tema pengaruh media cerita bergambar berbasis literasi membaca terhadap hasil
belajar siswa sekolah dasar menghasilkan penelitian bahwasanya Pendidikan
merupakan sebagai proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk
sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat dan proses sosial di mana
seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terpimpin misalnya sekolah
sehingga dia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkanya.
Kata Kunci : Buku Cerita Bergambar, Meningkatkan, Membaca.

A. PENDAHULUAN
Media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) atau
alat (hardware). Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam
proses belajar. Manfaat yang diperoleh dari media gambar adalah anak dapat
memahami isi gambar, sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk
membaca dan mengetahui isi cerita bergambar.
Media pembelajaran dan kemampuan literasi membaca
menimbulkan adanya pengaruh interaksi. Seorang guru harus
memiliki kecerdasan melihat situasi dan kondisi tentang pentingnya
ketepatan dalam menentukan kemasan pembelajaran, termasuk
di dalamnya menentukan dan menggunakan media pembelajaran.
media buku cerita bergambar sangat cocok jika diterapkan dalam proses
pembelajaran membaca, karena media tersebut dapat merangsang siswa dalam
pembelajaran membaca, media buku cerita bergambar tersebut diwujudkan
dalam bentuk visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil pikiran dan
perasaan
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Dari Media Cerita Bergambar Berbasis Literasi Membaca
Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
Pengertian media pembelajaran menurut Arsyad, Media dapat
diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) atau alat (hardware).
Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar.
Manfaat yang diperoleh dari media gambar adalah anak dapat memahami isi
gambar, sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan
mengetahui isi cerita bergambar. Menurut Sumanto menggambar merupakan
suatu perbuatan seseorang dalam usahanya untuk mengungkapkan buah
pikiran, sehingga bermakna visual pada suatu gambar dan hasil disebut
gambar.
Mitchell mengungkapkan istilah picture storybooks yaitu bahwa buku
cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks. Mitchell
mengungkapkan fungsi buku cerita bergambar sebagai berikut:
a. Buku cerita bergambar membantu perkembangan emosi anak
b. Buku cerita bergambar membantu anak belajar tentang dunia dan
keberadaan di lingkungan sekitarnya.
c. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain,
hubungan yang terjadi, dan pengembangan perasaan.
d. Buku cerita bergambar dapat membantu anak memperoleh kesenangan.
e. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasikan
keindahan.
f. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulus imajinasi.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa media buku cerita
bergambar sangat cocok jika diterapkan dalam proses pembelajaran membaca,
karena media tersebut dapat merangsang siswa dalam pembelajaran membaca,
media buku cerita bergambar tersebut diwujudkan dalam bentuk visual ke
dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil pikiran dan perasaan.1
Media pengajaran menurut Ibrahim dan Syaodih, diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi
pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan, siswa
sehingga mendorong proses belajar mengajar. Salah satu yang mampu menjadi
media pembelajaran adalah buku cerita bergambar. Menurut Lynch-Brown,
Carl M. dan Tomlison, buku bergambar adalah buku-buku bergambar banyak
mengandung ilustrasi, untuk berbagai derajat dan penting untuk dinikmati
dalam cerita. Untuk alasan ini, ilustrasi gambar dalam buku-buku dikatakan

1
Norbertus Dheno Wicaksono, Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis
Karakter Kedisiplinan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III SD
Negeri Adisucipto 2 Yogyakarta, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2019), hal. 15.
integral cerita. Ilustrasi dalam buku-buku bergambar menyediakan plot aktual
atau informasi konsep serta petunjuk untuk jalan tokoh, setting, dan suasana
hati. Selama periode waktu, evolution dan seleksi buku gambar menjadi
kenikmatan membaca bagi anak.
Senada dengan pendapat dari Franz, mula-mula pengertian buku
bergambar itu adalah setiap buku yang didalamnya terdapat gambar- gambar.
Buku bergambar yang fungsi gambarnya hanya membantu dan sekedar untuk
menjelaskan teks. Buku bergambar artistik, bahasa yang baik, penampilan fisik
buku yang bagus dapat menggugah imajinasi dan motivasi untuk membaca
buku. Ilustrasi gambar dan bahasa yang asal-asalan, maka anak akan
mendapatkan pengalaman bahwa membaca itu membosankan.
Sedangkan menurut Nurgiyantoro, gambar dalam buku mengandung
cerita. Gambar digunakan untuk memperkaya teks, mengkonkretkan karakter
dan alur secara naratif serta digunakan sebagai daya tangkap dan imajinasi
anak terhadap narasi teks yang masih terbatas. Dengan buku bergambar
mampu merangsang imajinasi anak dan membantu anak dalam memperkaya
imajinasi. Selain itu, kegiatan membaca buku cerita bergambar akan membantu
anak lebih memahami hubungan cerita dan gambar, juga menanamkan
kesadaran pada diri anak akan pentingnya aktifitas membaca untuk dapat
memperoleh informasi dan pembentukan karakter. Sehingga dapat dikatakan
bahwa buku cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca
siswa. Meningkatkan kemampuan membaca selaras dengan buku cerita
bergambar, menurut huck buku cerita yang ditunjukkan kepada anak
menempatkan sudut pandang siswa didalamnya sebagai pusat, sehingga siswa
dapat memilih buku cerita bergambar dengan kacamata siswa, selain itu buku
cerita bergambar mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa.2

2
Risma Tri Kurniawati, Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya
Wacana, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (Salatiga : Vol. 07 No.01 2020), hal. 32.
2. Pengaruh-pengaruh Media Cerita Bergambar Berbasis Literasi Membaca
Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
Media bergambar dapat memberikan kemudahan bagi sisw agar siswa
dapat membaca, memecahkan kode, membuat, mempertanyakan, dan
menafsirkan tujuan dan makna yang dimaksudkan dari berbagai bentuk teks
yang terkait dengan seluler teknologi multimedia. Dalam hal ini, media yang
masih melibatkan unsur visual di dalamnya, masih memiliki keunggulan
dibandingkan dengan media pembelajaran yang hanya menyajikan unsur
verbal. Menurut Lubis hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa buku
bergambar tanpa kata memberi kesempatan kepada anak-anak untuk buat
cerita sendiri dan untuk membawa pemahaman mereka sendiri tentang dunia
ke teks. Unsur visual dalam sebuah media dapat meningkatkan pemahaman,
kreativitas, dan motivasi belajar siswa.3
Media pembelajaran dan kemampuan literasi membaca menimbulkan
adanya pengaruh interaksi. Seorang guru harus memiliki kecerdasan melihat
situasi dan kondisi tentang pentingnya ketepatan dalam menentukan kemasan
pembelajaran, termasuk di dalamnya menentukan dan menggunakan media
pembelajaran. Hal ini sangat berperan untuk memudahkan siswa dalam
mengkonstruksi informasi yang akan diperolehnya pada proses pembelajaran.
Proses mengkonstruksi informasi tersebut mempermudah siswa dalam
mengoptimalkan hasil belajarnya. Proses mengkonstruksi informasi pun
difasilitasi dengan literasi membaca, sehingga siswa terbiasa mencari
penguatan terhadap yang segala sesuatu yang diterimanya. Komik
pembelajaran juga dapat membantu siswa untuk memahami makna dari
sebuah bacaan yang telah dibacanya.Penggunaankomik akan memiliki efek
positif pada literasi membaca dan motivasi membaca siswa. Hal demikian
disebabkan program pembacaan buku komik bisa membaca siswa akan
dikuasai dengan mudah jika didukung oleh persepsi visual siswa yang
meningkatkan apresiasi kosakata siswa, pemahaman bacaan juga motivasi
3
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21, No. 3, Desember 2019278
belajar mereka (Mei-Ju, Yung-Hung dan Ching-Chi,
2015) .Kecepatan dan pemahaman tinggi karena memiliki hubungan yang
positif (Memiş dan Sivri, 2016). Persepsi visual adalah kemampuan
untuk menterjemahkan apa yang dilihat oleh mata, sehingga perlu
didukung oleh media berbasis visual dalam melatih kecepatan dan
pemahaman membaca siswa. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Cayir (2015), yaitu siswa kelas pertama di tingkat
membaca instruksional memiliki keterampilan persepsi visual yang
lebih baik dengan bukti keterampilan persepsi visual yang lebih
baik mendapat skor lebih baik dalam kecepatan membaca,
pemahaman membaca, dan kesalahan membaca.Kemampuan literasi
membaca merupakan salah satu kemampuan yang muncul dalam
kurikulum 2013 dan sedang digalakkan agar dibudayakan
siswa.Kemampuan literasi membaca ini berperan sebagai modal
penting yang harus dimiliki siswa dalam mengoptimalkan dirinya
untuk memperoleh informasi secara langsung. Siswa yang memiliki
kemampuan literasi membaca tinggi mempunyai kemampuan
untuk menemukan cara baru dan menghubungkannya
dengan pengetahuan dan pemahaman yang ada dari pada
yang memiliki kemampuan literasi membaca rendah. Hal ini
dimungkinkan karena yang mempunyai kemampuan literasi
membaca tinggi lebih banyak dalam memperoleh dan menangkap
materi pelajaran. Sebaliknya dengan yang mempunyai kemampuan
literasi membaca rendah akan kesulitan dalam proses pembelajaran
karena terbatas dengan pengetahuannya.

Menurut Brown dalam Gene L. Wilkinson literasi membaca


menggunakan media bergambar mempunyai sejumlah implikasi bagi
pengajaran, yaitu:4

4
https://core.ac.uk › pdfPDFPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CERITA
BERGAMBAR ... - CORE
a. Bahwa penggunaan gambar dapat merangsang minat atau perhatian siswa.
b. Gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat, membantu siswa
memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang
menyertainya.
c. Gambar- gambar dengan garis sederhana sering kali dapat lebih efektif
sebagai penyampaian informasi ketimbang gambar dengan bayangan, atau
pun gambar forografi yang sebenarnya. Gambar-gambar realisme yang
lengkap yang membanjiri penonton dengan informasi visual yang terlalu
banyak, ternyata kurang baik sebagai perangsang belajar dibandingkan
gambar atau potret yang sederhana saja.
d. Warna pada gambar diam biasanya menimbulkan masalah. Sekalipun
gambar berwarna lebih memikat perhatian siswa dari pada yang hitam
putih, namun tak selalu gambar berwarna merupakan pilihan terbaik untuk
mengajar atau belajar. Suatu studi menyarankan agar penggunaan warna
haruslah realistik dan bukan sekedar demi memakai warna saja. Kalau
pada suatu gambar hitam putih ditambahkan hanya satu warna, maka
mungkin akan mengurangi nilai pengajarannya. Tapi, bila yang akan
diajarkan itu memang menyangkut konsep warna, maka gambar-gambar
dengan warna yang realistik memang lebih disukai.
e. Kalau bermaksud mengajar konsep yang menyangkut soal gerak, sebuah
gambar diam (termasuk film rangkai) mungkin akan kurang efektif
dibandingkan dengan sepotong film bergerak yang menunjukkan gaya
(action) yang sama. Dalam hal ini, suatu urutan gambar diam, seperti yang
dibuat dengan kamera foto 35 mm dapat mengurangi terlalu banyaknya
informasi yang ditampilkan oleh film bergerak.
f. Isyarat yang bersifat non-verbal atau simbol-simbol seperti tanda panah
atau pun tanda-tanda lainnya pada gambar diam dapat memperjelas atau
mungkin pula merubah pesan yang sebenarnya dimaksudkan untuk
dikomunikasikan.
3. Masalah Pendidikan dalam Perspektif Sosiologi Teknik Pengumpulan
Data Yang Digunakan Dalam Penelitian
a. Tes
Teknik yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian eksperimen
semu ini adalah teknik tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan
oleh evaluator secara lisan atau tertulis yang harus dijawab oleh peserta tes
baik dalam bentuk lisan maupun tulisan pula.5 Dalam penelitian ini, teknik
tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif yaitu hasil
belajar siswa terhadap materi pelajaran. Tes yang dilakukan dalam
penelitian ini berupa pre-test yang dilaksanakan pada awal sebelm proses
pembelajaran dimulai untuk menilai kemampuan awal peserta didik.6
b. Angket
Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketepatan
komponen media ajar, ketepatan perencanaan arau desain pembelajaran,
ketepatan isi media ajar, kemenarikan dan keefektifan penggunaan media
ajar. Sifat dalam angjet meliputi dua macam, yakni pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka digunakan untuk mendapatkan data
kualitatif. Sementara Pertanyaan tertutup diarahkan untuk memperoleh data
kuantitatif. Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang
tanggapan dan saran subjek uji coba, selanjutnya dianalisa dan diuraikan
sebagai revisi. Angket yang digunakan peneliti menggunakan skala likert.
Skala pengukuran ini mempunyai gradasi dari sanagat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.7
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang
kompleks, yang tersusun dari proses biologi dan psikologi. Dalam
menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan
pengamatan dan ingatan si peneliti. Teknik observasi digunakan untuk
5
Darwyan Syah, M.A. Djazimi, dan Supardi, Pengembangan Evaluasi Sistem
Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Diadit Media, 2009), hal. 105.
6
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung:Alfabeta, 2008), hal. 194.
7
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta,2017), hal. 93
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi,
dan benda. Observasi yang dilakukan penelitian ini adalah observasi
langsung, dimana peneliti langsung melakukan observasi terhadap aktivitas
subjek dan kondisi lingkungan penelitian berlangsung, baik secara formal
maupun informal.
d. Dokumentasi
Penggunaan teknik dokumentasi bertujuan untuk melengkapi data
yang diperoleh dari wawancara mendalam. Dokumen adalah catatan
kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan,
dan karya bentuk. 8
Dokumen menurut pohan sebagaimana dikutip Andi
Prastowo juga bisa berbentuk arsip-arsip, akta, ijazah, rapor, peratiran
perundang-undangan, buku harian, surat-surat pribadi, catatan biografi, dan
lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.9
4. Analisis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Tujuan dari pengujian normalitas adalah untuk mengetahui
apakah distribusi data berasal dari populasi normal atau tidak normal,
pengujian normalitas dilakukan pada kedua kelompok data yang terdiri
dari kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Untuk lebih jelasnya rangkuman hasil
uji normalitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Kelas α N L.hitung L.tabel Ket

I 37 0,121 0,244 Normal

II 38 0,134 0,244 Normal

III 0,05 18 0,140 0,322 Normal

IV 19 0,139 0,322 Normal

8
Djam’an Satori dan Aan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta,
Bandung, 2010, hal. 108
9
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Ar-ruzz Media, Yogyakarta, 2012), hal. 226
V 19 0,148 0,322 Normal

VI 19 0,156 0,322 Normal

Berdasarkan data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa semua


kelompok yang diuji menggunakan uji Liliefors memberikan nilai hasil
perhitungan Lhitung lebih kecil dari Ltabel. Mengingat nilai Lhitung
lebih kecil dari Ltabel maka sebaran data hasil belajar siswa yang
menggunakan media cerita bergambar dan literasi membaca siswa yang
tinggi maupun rendah cenderung membentuk kurva normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan untuk menganalisa hasil belajar
kognitif Subtema 1 yang bertujuan untuk mengetahui apakah dari kedua
data populasi sampel memiliki varians yang homogen atau tidak
homogen. Pengujian homogenitas ini dilakukan dengan Uji Fisher.
Kriteria pengujian ini adalah Ha diterima jika X.hitung < X.tabel pada
taraf signifikan α = 0,05.10
Dari hasil Uji Homogenitas menunjukkan bahwa X²hitung adalah
2,352 dan X²tabel adalah 7.71. Hasil uji homogenitas varians
menyimpulkan bahwa Ho diterima, dan keempat kelompok perlakuan
bersifat homogen sehingga persyaratan homogenitas terpenuhi.
b. Uji Hipotesis
Pengujian prasyarat analisis menunjukkan bahwa distribusi data
yang diperoleh telah normal dan homogen.11 Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan secara manual menggunakan ANAVA dua jalan
diperoleh analisis seperti pada Tabel di bawah ini:

Sumber Db JK RJK F Hitung F Tabel

10
Novita, Sukm74anasa, and Pratama, “Penggunaan Media Pembelajaran Video
Terhadap Hasil Belajar Siswa SD.”
11
Febriani , “Jurnal Prima Edukasia , 5 ( 1 ), 2017 , 11-21 Pengaruh Media Video
Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kognitif Pembelajaran IPA Kelas V Sekolah
Dasar The Effect of Video Media on Learning Motivation and Cognitif Learning Outcomes in
Natural Scien.”
Variasi
Media 1 42.025 42.03 7.9 4.11
Literasi 1 27.23 27.23 5.16 4.11
Membaca
Interaksi 1 126.02 126.02 23.87 4.11
Dalam 71 196.29 5.72
Grup
Residu
Total 74 388.431
Hasil Analisis Varian (ANAVA) pada Tabel 1., diperoleh Fhitung
= 23.87 pada Ftabel (0,05) =4,11, maka Ho ditolak. Maka, terdapat
pengaruh interaksi yang sangat signifikan antara media komik
pembelajaran dan literasi membaca terhadap hasil belajar siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
yang memiliki literasi membaca tinggi menggunakan media komik
bergambar lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki literasi
membaca tinggi yang menggunakan media teks bergambar.

5. Dampak Positif dan Negatif Terhadap Media Cerita Bergambar


Berbasis Literasi Membaca Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
Cerita bergambar memiliki kelebihan, sehingga dapat digunakan
sebagai media pembelajaran. Menurut Arief Sadiman, kelebihan cerita
bergambar adalah sebagai berikut:
e. Cerita bergambar bersifat konkret, gambar lebih nyata, dan menunjukkan
masalah utama dibandingkan dengan media verbal saja.
f. Cerita bergambar dapat mengatasi ruang dan waktu, serta dapat
mengatasi keterbatasan observasi.
Cerita bergambar dapat menjelaskan masalah di wilayah dan
kelompok usia mana pun.
g. Murah, mudah diakses dan digunakan tanpa peralatan khusus. 12
Menurut Sri Anitah, keuntungan menggunakan media gambar antara
lain:
a. Anda dapat mengubah ide abstrak menjadi bentuk yang lebih konkret.
b. Banyak yang bisa digunakan dalam buku.
c. Mudah digunakan karena tidak membutuhkan peralatan.
d. Relatif murah.
e. Dapat digunakan dalam berbagai tingkatan pembelajaran dan
penelitian.13
Kelemahan atau kekurangan penggunaan cerita bergambar dakam
pembelajaran menurut Arief Sadiman, yaitu sebagai berikut :
a. Hanya menekankan pada persepsi indera semata.
b. Penyajian yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok kecil.
Keunggulan tersebut dipertimbangkan ketika memilih media
cerita foto sebagai media pembelajaran penelitian tindakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis anak tunarungu D4 SLB-B YAAT
Klaten. Media semacam ini bisa dibuat agar mudah didapat, tidak
mengeluarkan biaya banyak, dan mudah digunakan bagi anak tunarungu
yang menggunakan penglihatan dalam studinya. Selain itu, media juga
mengklarifikasi materi yang disajikan yaitu cerita berdasarkan
pengalaman, dan lebih realistis, karena sulitnya anak tunarungu
menerima materi abstrak, serta dapat mengatasi keterbatasan observasi,
ruang dan waktu, karena Media Cerita yang disertakan memiliki
peristiwa yang telah terjadi atau pernah dialami, bukan peristiwa yang
sedang berlangsung yang dapat dilihat secara real time. 14
Kelemahan penggunaan media gambar menurut Sri Anitah, yakni:
12
Arief Sadiman S, dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 29-31.
13
Sri Anitah, Metode Pembelajaran, (Surakarta: UNS Press, 2009), hal. 8.
14
Arief Sadiman S, dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya), ………………, hal. 31.
a. Terkadang terlalu kecil untuk ditampilkan di kelas yang besar
b. Gambar cenderung bersifat 2 dimensi, jadi untuk menunjukkan dimensi ke
3 harus menunjukkan satu seri gambar yang samanamu dari sisi yang
berbeda.
c. Tidak dapat menunjukkan gerak
d. Pengajar tidak senantiasa mengetahui bagaimana pembaca mengartikan
gambar. 15

C. KESIMPULAN

Dengan buku bergambar mampu merangsang imajinasi anak dan


membantu anak dalam memperkaya imajinasi. Selain itu, kegiatan membaca
buku cerita bergambar akan membantu anak lebih memahami hubungan cerita
dan gambar, juga menanamkan kesadaran pada diri anak akan pentingnya
aktifitas membaca untuk dapat memperoleh informasi dan pembentukan
karakter. Sehingga dapat dikatakan bahwa buku cerita bergambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Meningkatkan kemampuan
membaca selaras dengan buku cerita bergambar, menurut huck buku cerita
yang ditunjukkan kepada anak menempatkan sudut pandang siswa didalamnya
sebagai pusat, sehingga siswa dapat memilih buku cerita bergambar dengan
kacamata siswa, selain itu buku cerita bergambar mampu meningkatkan
kemampuan membaca siswa.

D. DAFTAR REFERENSI

Anitah, Sri. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.


Djam’an Satori dan Aan Komariyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Alfabeta. Bandung.
Febriani, Corry. 2017. Universitas Palangka, Raya Jalan, Yos Sudarso, Jekan
Raya, and Kota Palangka Raya. “Jurnal Prima Edukasia". 5 ( 1 ).

Pengaruh Media Video Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar

15
Sri Anitah, Metode Pembelajaran,……, hal. 8-9.
Kognitif Pembelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar The Effect of
Video Media on Learning Motivation and Cognitif Learning
Outcomes in Natural Scien” 5, no. 1 (2017).

https://core.ac.uk › pdfPDFPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CERITA


BERGAMBAR ... - CORE

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21. No. 3. Desember 2019278.

Kurniawati, Risma Tri. 2020. Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar


Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 1 Sekolah
Dasar. Universitas Kristen Satya Wacana, Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Salatiga : Vol. 07 No.01.

Novita, Lina, Elly Sukmanasa, and Mahesa Yudistira Pratama.


2019.“Penggunaan Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar
Siswa SD.” Indonesian Journal of Primary Education Penggunaan 3.
no. 2.

Novita, Sukm74anasa, and Pratama. “Penggunaan Media Pembelajaran Video


Terhadap Hasil Belajar Siswa SD.”

Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif


Rancangan Penelitian, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung:Alfabeta.

Sadiman S, Arief, dkk. 2009. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan,


dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, Darwyan. M.A. Djazimi, dan Supardi. 2009. Pengembangan Evaluasi
Sistem Pendidikan Agama Islam Jakarta : Diadit Media, 2009.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wicaksono, Norbertus Dheno. 2019. Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Karakter Kedisiplinan Lingkungan Hidup Untuk
Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Adisucipto 2
Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai