Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PQRST TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA

DONGENG SISWA KELAS 3 SDN ORO-ORO OMBO

OLEH:
Laurencius Mariano Dhevrad Setiawan
2002101191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
OKTOBER 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mambaca, merupakan suatu proses pemahaman pada teks bacaan

seperti, tulisan, gambar, dan lainnya. Pada pendidikan suatu bangsa,

membaca adalah salah satu penunjang yang cukup besar dalam hal

memajukan sumber daya manusianya. Membaca juga menunjang dalam

pesatnya informasi dapat tersebar. Bagi pembaca sangat penting untuk

megetahui kapan membaca, dan yang dibaca adalah bacaan yang

mendukung sesuatu menjadi logis. Membaca berperan sebagai proses

berpikir. Sebagai proses berpikir, membaca dapat menjadi pendukung

sikap dan keterampilan dalam menghadapi suatu persoalan dan

memecahkan masalah yang dihadapi. Keterampilan membaca pada

seseorang dapat menjadi tolak ukur dari seberapa tinggi rendahnya dalam

menentukan apa yang dikuasainya. Begitu halnya dengan siswa, dalam hal

ukur kompetensi membaca juga menjadi landasan dalam mengukur

pemahaman dan keahlian yang dikuasainya. Dalam hal ini peran guru

sebagai pengemong dan sebagai pembina, memiliki tanggungjawab untuk

menunjang minat dan pemahaman siswa dalam apa yang dibaca dan apa

yang sudah dibacanya. Keterampilan membaca pemahaman bukan hanya

menjadi tanggungjawab bagi guru bahasa, namun guru dalam mata

pelajaran apa pun, juga mempunyai tanggung jawab yang sama dalam

usaha meningkatkan keterampilan membaca siswa, oleh sebab itu

diperlukan strategi yang mampu mengakomodasi keterampilan membaca


siswa. Salah satu strategi dalam usaha meningkatkan keterampilan

membaca adalah menggunakan model preview, question, read, state yang

kadang disebut juga summary, dan test (PQRST).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan salah satu hasil dalam

penelitian menunjukkan bahwa strategi PQRST secara statistik

mempengaruhi membaca pemahaman dibandingkan strategi membaca

keras. Namun tidak ditemukan perbedaan antara membaca pemahaman

siswa dengan gaya belajar, baik di kelas yang diajari strategi PQRST

maupun strategi menerjemahkan dan membaca keras. Selain itu, tidak

ditemukan interaksi antara strategi mengajar dan gaya belajar siswa

(Miqawati dan Sulistyo, 2014). Sukmawidiyanti (2013) memperkuat hasil

penelitian Miqawati dan Sulistyo (2014) dengan penelitiannya yang

memberikan simpulan: 1) terdapat peningkatan hasil aktivitas belajar

siswa, yang dapat dilihat dari hasil rata-rata aktivitas belajar yang

diperoleh pada siklus I sebesar 12.50 dengan kategori aktif sedangkan

pada siklus II sebesar 19.27 dengan kategori sangat aktif; 2) nilai rata-

ratakelas mengalami peningkatan yakni dari 71.45 pada siklus I menjadi

84.28 pada siklus II dengan kualifikasi tuntas dengan presentase

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 12.83%, sedangkan

ketuntasan klasikal meningkat dari siklus I sebesar 38.46% menjadi

88.46% pada siklus II, 3) respon siswa terhadap penerapan model

pembelajaran PQRST pada mata pelajaran TIK khususnya dalam standar

kompetensi memahami ketentuan penggunaan teknologi informasi dan


komunikasi adalah positif dengan ratarata sebesar 47. Hasil penelitian

Awaliah (2012) menunjukkan bahwa model PQRST dalam pembelajaran

membaca pemahaman meningkatkan keterampilan membaca pemahaman

siswa.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

model PQRST dapat berpengaruh dalam pemahaman siswa pada materi

yang disediakan, dalam hal ini adalah pada mata pelajarn TIK. Pada

penelitian ini penulis akan lebih meengarah pada keterampilan siswa

dalam membaca dongeng dan pemahaman siswa akan cerita yang

dibawakan dalam dongeng.

Dongeng adalah media yang paling baik untuk mengajarkan bahasa

dan literasi. Dongeng mengandung ungkapan bahasa yang eksploratif dan

imajinatif, yang memungkinkan anak-anak berpikir, bercermin diri dan

bertanya pada eksistensi dirinya. Dikatakan pula bahwa dongeng adalah

kehidupan. Dongeng berisi cerita tentang kehidupan, merepleksikan

kehidupan di masa lalu dan memproteksikan kehidupan di masa depan.

Dongeng adalah sebuah media untuk pembelajaran karkater. Bahkan salah

satu definisi dari cerita (fiksi) dalam Basuki (1988) menyebutkan bahwa

cerita adalah sebuah karangan yang bercerita tentang karakter (tokoh). Jadi

cerita dalam sastra adalah tentang seorang tokoh menghadapi persoalannya

dan menyelesaikannya. Karakter disini adalah seseorang yang menghadapi

kehidupan dan kompleksitasnya. Ia adalah subjek dalam cerita,

sebagaimana manusia adalah subjek dalam kehidupan. Dongeng juga


dikatakan sebagai warisan nenek moyang secara turun temurun mesti dan

patut dilestarikan. Mesikpun kebenarannya masih dipertanyakan, namun

dongeng termasuk karya sastra yang mampu membangun karakteristik

anak-anak sejak dini, dongeng juga merupakan salah satu cara yang efektif

untuk mengembangkan aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau

perasaan, social dan aspek konatif atau penghayatan, dapat membawa

anak-anak pada pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah

dialaminya, memdapat hikmah untuk belajar sesuatu. Melalui dongeng

anak tidak akan merasa digurui karena mereka merespon segala sesuatu

dengan cara mereka sendiri, siswa akan memperoleh pelepasan emosional

lewat pengalaman fiktif yang tidak pernah mereka alami dalam kehidupan

nyata. Melalui metode bercerita ini pendongeng akan mampu menularkan

pengetahuan dan menanamkan nilai moral dan budi pekerti secara efektif

dan anak akan menerimanya dengan senang hati.

Berdasarkan uraian di atas dongeng adalah media yang sangat cocok

untuk siswa dalam hal cerita yang dibawakan, kesan fiktif yang dibawakan

oleh cerita dongeng dapat lebih merangsang anak dalam berimajinatif pada

pemahaman masing-masing siswa, dan menciptakan sudut pandang yang

beragam. Maka dari itu penulis merasa perlu mengadakan penelitian

sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca

dongeng menggunakan model PQRST. Mengingat banyaknya masalah

serta keterbatasan dari peneliti, maka peneliti membatasi masalah dan


memilih judul “Pengaruh PQRST Terhadap Keterampilan Membaca

Dongeng Siswa Kelas 3 Sdn Oro-Oro Ombo.”

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus dalam penilitian ini

adalah “Analisis pengaruh penggunaan model PQRST dalam menunjang

keterampilan siswa membaca dongeng”. Subjek penelitian ini hanya

terbatas pada siswa kelas 3 SDN ORO-ORO OMBO.

C. Tujuan Penitilian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi keterampilan baca siswa kelas 3 pada SDN

ORO-ORO OMBO.

Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model PQRST dalam

menunjang keterampilan siswa kelas 3 membaca dongeng pada SDN

ORO-ORO OMBO

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan

baca siswa kelas 3 pada SDN ORO-ORO OMBO.

Referensi BAB I:

Somadayo, S. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran PQRST Terhadap

Kemampuan Membaca Pemahaman Ditinjau Dari Minat Baca. EDUKASI, 13(1).

Trisdiono, H., & MM, S. (2007). PQRST: Metode Membaca Efektif. Jurnal

Widyaiswara Madya LPMP, 1-11.


Artana, I. K. (2017). Anak, Minat Baca, dan Mendongeng. ACARYA PUSTAKA:

Jurnal Ilmiah Perpustakaan dan Informasi, 3(1), 26-36.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Kemampuan Membaca Pemahaman

Referensi BAB II:

Ambarita, R. S., Wulan, N. S., & Wahyudin, D. (2021). Analisis Kemampuan

Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu

Pendidikan, 3(5), 2336-2344.

Alpian, V. S., & Yatri, I. (2022). Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman

pada Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5573-5581.

Suyana, N. (2019). Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui

Metode Preview, Question, Read, State, Dan Test (Pqrst). Jurnal Ilmu Pendidikan

dan Ilmu Sosial, 28(2), 18-24.

Rahman, B., & Haryanto, H. (2014). Peningkatan keterampilan membaca

permulaan melalui media flashcard pada siswa kelas I SDN Bajayau Tengah

2. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 127-137.

Muliawanti, S. F., Amalian, A. R., Nurasiah, I., Hayati, E., & Taslim, T. (2022).

Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iii Sekolah

Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 8(3), 860-869.

Hasanah, U. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui

Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test) Peserta


Didik Kelas V Di Mi Ismaria Al-Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan

Islam, 8(1), 1-14.

Diyah, R., & Syah, E. F. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

Powtoon dalam Materi Membaca Dongeng di Kelas III SDN Cijeruk Kabupaten

Serang. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 2(1), 447-461.

Bates, B. P., Bates, B. R., & Northway, D. I. (2002). PQRST: A mnemonic to

communicate a change in condition. Journal of the American Medical Directors

Association, 3(1), 23-25.

Anda mungkin juga menyukai