Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA

MELALUI KOMIK EDUKASI

Herinanda Sabri, Agussalim Djirong, Irfan Arifin


Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain UNM
herinandasabri@gmail.com
agussalim.djirong@unm.ac.id
irfan.arifin@unm.ac.id

ABSTRAK

Perancangan ini bertujuan untuk menjadi media pembelajaran baru bagi anak-anak PAUD dengan
menyajikan tampilan ilustrasi yang dibuat berbeda dari media pembelajaran pada umumnya,
perancangan media pembelajan ini juga di lengkapi dengan media pendukung agar anak-anak
dapat bermain sambil belajar, perancangan ini juga di lengkapi dengan beberapa merchandise.
Dalam perancangan media pembelajaran buku komik ini metode pengumpulan data yang
dilakukan berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi pada PAUD yang disertai study
pustaka. Perancangan komik juga disesuaikan dengan kurikulum yang ada di PAUD dengan
menggunakan strategi komunikasi, konsep kreatif, strategi visual, dan strategi media yakni
dirancang dengan menggunakan teknik fotografi sebagai ilustrasi cerita, dengan menggunakan
action figure sebagai tokoh dalam cerita. Selain itu media pendukung pada perancangan ini
berupa papan puzzle, serta dilengkapi juga beberapa merchandise seperti totebag, tumbler, dan
gantungan kunci. Perancangan ini juga menggunakan exbanner sebagai media promosi.
Secara keseluruhan perancangan ini menghasilkan buku komik edukasi sebagai media utama,
dengan media pendukung berupa papan puzzle yang bertujuan agar anak-anak dapat belajar
sambil bermain. Buku komik edukasi ini juga dilengkapi dengan merchandise sebagai media
publikasi seperti totebage, tumbler (tempat minum), gantungan kunci. Dan menggunakan media
promosi berupa banner.

Kata Kunci: Komik, Edukasi, PAUD, Huruf, Angka.

1. PENDAHULUAN Media pembelajaran merupakan salah


satu penunjang tercapainya pendidikan
Kebijakan pemerintah akan berkualitas bagi anak usia dini, karena sarana
pentingnya pendidikan, maka saat ini sudah belajar merupakan media mutlak yang dapat
banyak wadah belajar untuk anak usia dini, mendukung minat belajar anak, kekurangan
salah satunya adalah PAUD. PAUD adalah ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara
singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini langsung telah menciptakan kondisi anak
meupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang untuk malas belajar. Kendala belajar biasanya
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak khusus, meja belajar, buku penunjang, dan
lahir sampai dengan usia enam tahun yang penerangan yang bagus. Selain itu, tidak
dilakukan melalui pemberian rangsangan tersedianya buku pelajaran, buku tulis, dan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan alat-alat tulis lainnya, merupakan bagian lain
perkembangan jasmani dan rohani agar anak yang cenderung menjadi hambatan yang
memiliki kesiapan dalam memasuki otomatis mengakibatkan anak akan kehilangan
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan minat belajar yang optimal. Hasil penelitian
pada jalur formal, nonformal, dan informal. menunjukkan bahwa: 1) Dalam pembelajaran
Rentang anak usia dini adalah 0-6 tahun. berbasis permainan guru menggunakan
Sementara menurut kajian rumpun keilmuan rencana pembelajaran berbasis permainan
PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa (RPT) hasil workshop, 2) waktu belajar sering
negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 bermasalah tidak ada waktu khusus untuk
tahun (masa emas). (Hasnida, 2015, hal 167). membimbing murid bagi yang butuh
Sabri, A Djirong, I Arifin; PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA MELALUI KOMIK EDUKASI

bimbingan. Dari segi ketersediaan media, Ada beberapa jenis komik seperti
PAUD memiliki media pembelajaran yang komik strip yang biasa kita temukan dalam
relatif terbatas dan dana yang terbatas, 3) bakat majalah atau surat kabar, kemudian jenis
murid dalam mengikuti pembelajaran berbasis komik yang dikemas dalam bentuk buku, dan
permainan adalah berbeda-beda. Kemampuan saat ini yang sering kita jumpai di media social
awal murid juga bervariasi. Kondisi ini berbentuk komik online yang teknik
mengharuskan guru untuk melakukan penggarapannya bervariasi baik manual
pengelolaan pembelajaran dengan maupun secara digital. Komik online yang
mempertimbangkan karakteristik murid yang sering dijumpai lebih banyak dalam bentuk
berbeda-beda, karena perbedaan tersebut akan Meme yang salah satunya menggunakan
berpengaruh pada proses pembelajaran murid, program comic life. Komik dengan
4) Proses kegiatan pembelajaran dilakukan penggarapan comic life cenderung
sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang menggunakan visual dari foto-foto objek
disusun melalui Program Tahunan, Satuan manusia sebagai ilustrasinya. Maka dari itu
Kegiatan Mingguan (SKM) dan Satuan penulis ingin mencoba untuk membuat media
Pembelajaran Harian (SPH), 5) Strategi pembelajaran dalam bentuk komik edukasi
penyampaian dalam pembelajaran berbasis dengan tampilan ilustrasi yang akan dibuat
permainan dilaksanakan dengan berbeda dari komik pada umumnya, dalam hal
memanfaatkan berbagai media pembelajaran ini penulis akan menggunakan teknik fotografi
(orang, pesan, bahan, alat, teknik, dan latar), 6) dengan visualisasi objek-objek tertentu sebagai
Strategi pengelolaan pembelajaran berbasis objek ilustrasi yang akan dirancang sedemikian
permainan, dilakukan dengan pengaturan rupa agar terlihat menarik.
penentuan penjadwalan strategi pembelajaran Berdasarkan latar belakang yang telah
berbasis permainan. (Gatot Margono, 2014) dijelaskan bahwa standar pendekatan
Berbicara mengenai media pendidikan anak usia dini yang digunakan
pembelajaran, komik merupakan salah satu dalam praktek pengasuhan dan pendidikan
media pembelajaran yang digunakan. Komik yang di selenggarakan secara interaktif,
edukasi merupakan media yang dapat inspiratif, variatif, menyenangkan, dan
digunakan untuk mengatasi permasalahan memotivasi anak untuk berpartisipasi aktif
dalam memahami suatu materi. Penggunaan secara fisik maupun mental dipandang perlu
analogi dan penggambaran cerita dalam menyediakan media pembelajaran yang tepat
kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa untuk anak usia dini. Dari identifikasi masalah
untuk memahami suatu materi. Objek-objek yang telah diuraikan tersebut, maka penulis
yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya atau merumuskan masalah perancangan sebagai
bahkan tidak dapat dikunjungi oleh siswa dapat EHULNXW ³%DJDLPDQD PHUDQFDQJ PHGLD
dihadirkan melalui media komik edukasi. pembelajaran yang menarik dan tidak
Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita membosankan bagi anak-anak dengan tetap
bergambar yang ringan dan menghibur. Komik mengacu pada kurikulum PAUD dalam bentuk
adalah suatu bentuk media komunikasi visual komik edukasi, menggunakan action figure dan
yang mempunyai kekuatan untuk objek miniatur lainnya untuk tampilan
menyampaikan informasi secara populer dan visualnya melalui teknik fotografi sebagai
mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan LOXVWUDVL SHUZDMDKDQ NRPLN"´
karena komik memadukan kekuatan gambar Tujuan dari perancangan ini adalah
dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur membuat komik edukasi yang dapat digunakan
cerita gambar membuat informasi lebih mudah dalam lingkungan PAUD. Berikut ini adalah
diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, penjabarannya: 1) Membuat komik edukasi
dan alur membuatnya lebih mudah untuk yang memuat materi-materi secara khusus
diikuti dan diingat. Media komik merupakan untuk anak usia dini yang rentang usianya
media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mulai dari 3 sampai 6 tahun, cerita komik
mudah dipahami dan lebih bersifat personal hanya memuat 2 judul materi yang berbeda.
sehingga bersifat informatif dan edukatif. Dengan kedua materi yang dijadikan sebagai
(Waluyanto, 2005:51). komik edukasi ini harapannya agar anak dapat
mengerti bahkan mengaplikasikan pesan

26
Volume 1, No 1, Jan-Jun 2017

pembelajaran sesuai ilustrasi dalam komik. 2) umumnya karena kita harus dapat
Komik dirancang dan diolah secara digital menghidupkan karakter dengan dialog dan
dengan aplikasi program desain grafis dengan ekspresi gambar yang mendukung dengan
tampilan layout sederhana namun menarik narasi cerita yang lebih singkat. Saat ini komik
yang akan mudah dipahami oleh peserta didik sudah banyak dikenal di seluruh dunia, komik
di lingkungan PAUD. 3) Perancangan ilustrasi superhero terbitan eropa, komik manga dari
dalam komik ini dengan teknik fotografi jepang dan komik lokal Indonesia dengan
menggunakan properti miniatur dan diorama cerita yang beragam. Karena hal ini pula
sebagai objek visualnya yang membedakan banyak orang berusaha untuk mengembangkan
komik ini dengan komik lain, sehingga kreativitas dan kemampuannya dengan
menjadi hal baru bagi peserta didik dalam membuat komik dengan tujuan dapat di
lingkup PAUD. terbitkan. Namun tentunya dalam pembuatan
komik itu sendiri memiliki tingkat kesulitan
yang berbeda antara seni menggambar dan
penulisan novel. Berikut hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan komik
EHUGDVDUNDQ EXNX ³$\R %LNLQ .RPLNPX
Sendiri! Oleh Louie Stowell dan Russel
3XQWHU ´ GDQ EXNX ³0HPEXDW .RPLN 5DKDVLD
Bercerita dalam Komik, Manga, dan Novel
*UDILV ROHK 6FRWW 0F&ORXG´
Media adalah segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan. Kata media berasal dari
kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
³PHGLXP´ 6HFDUD KDUILDK NDWD WHUVHEXW
mempunyai arti "perantara" atau "pengantar",
yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam
pengertian yang lain, media adalah alat atau
sarana yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. (Sadiman, Raharjo, Haryono, dan
harjito 2014: 6)
Menurut Scott McCloud dalam
bukunya Understanding Comics (2008:4)
LVWLODK µNRPLN¶ SDWXW GLSHULNDQ OHELK GXOX
Gambar 1. Bagan Skema Perancangan karena kDWD WHUVHEXW PHQJDFX SDGD PHGLD µLWX
VHQGLUL¶ EXNDQ SDGD µRE\HN¶ WHUWHQWX VHSHUWL
Komik membuat kita merasakan buku komik atau komik strip. Beberapa
sesuatu. Bisa membuat kita tertawa, sedih, deskripsi yang diulas dalam bukunya defenisi
ingin tahu, bersemangat, atau emosi lainnya, yang paling mendekati pengertian mengenai
kekuatan dari suatu cerita visual tidak bisa komik adalah gambar-gambar serta lambing-
disangkal. Membuat buku komik sendiri bisa lambang lain yang terjuktaposisi dalam turutan
menjadi pengalaman yang berharga, dan lebih tertentu, untuk menyampaikan informasi atau
mudah dari apa yang dipikirkan. Jika telah mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.
memiliki ide, dengan keterampilan dan (Scott McCloud, 2008:9)
kreatifitas yang dimiliki bisa membuatnya Sedangkan menurut Kamus Besar
terwujud. Membuat komik tidaklah mudah dan Bahasa Indonesia (KBBI), komik adalah cerita
cepat, diperlukan juga ketekunan dan usaha bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau
untuk bisa menguasai teknik menggambar berbentuk buku) yang umumnya mudah
komik dengan baik. Dimana pembuatan naskah dicerna dan lucu. (http://kbbi.web.id/komik,
komik tidak seperti narasi dan novel pada diakses 21 April 2016, pukul 20.40 wita)

27
Sabri, A Djirong, I Arifin; PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA MELALUI KOMIK EDUKASI

Media pembelajaran secara umum f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang


adalah alat bantu proses belajar mengajar. pendek
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk g. Sebagai bagian dari makhluk sosial
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga 2. METODE
dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Batasan ini cukup luas dan mendalam Jenis dan sumber data yang dilakukan
mencakup pengertian sumber, lingkungan, penulis ini terbagi menjadi dua yaitu data
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk primer dan data sekunder. Data primer secara
tujuan pembelajaran/pelatihan. Sedangkan langsung oleh penulis direncakan akan
menurut Briggs (1977) media pembelajaran didapatkan langsung dari lokasi PAUD
adalah sarana fisik untuk menyampaikan Delima, sementara data sekunder akan
isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, diperoleh penulis dari sumber yang sudah ada
video dan sebagainya. Kemudian menurut yakni dari literatur baik itu buku-buku maupun
National Education Associaton (1969) dari internet. Dalam Perancangan ini, teknik
mengungkapkan bahwa media pembelajaran pengumpulan data merupakan faktor penting
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak demi keberhasilan perancangan yang
maupun pandang-dengar, termasuk teknologi dilakukan oleh penulis. Hal ini berkaitan
perangkat keras. Posisi media pembelajaran. dengan bagaimana cara mengumpulkan data
Oleh karena proses pembelajaran merupakan nantinya, siapa sumbernya, dan apa alat yang
proses komunikasi dan berlangsung dalam digunakan. Adapun metode pengumpulan data
suatu sistem, maka media pembelajaran atau cara yang akan dilakukan untuk
menempati posisi yang cukup penting sebagai mengumpulkan data melalui, wawancara,
salah satu komponen sistem pembelajaran. pengamatan/observasi, studi pustaka,
Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dokumentasi dan sebagainya yang dianggap
dan proses pembelajaran sebagai proses penting dalam melakukan perancangan.
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung wawancara dilakukan terhadap guru-guru pada
secara optimal. Media pembelajaran adalah lingkungan PAUD dan orang tua anak didik
komponen integral dari sistem pembelajaran. PAUD yang ada di lingkup kota Makassar
Dari pendapat tersebut disimpulkan sebagai bahan rujukan untuk mendapatkan
bahwa media pembelajaran adalah segala informasi yang tepat. Observasi dilakukan
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat dengan cara mengamati media-media
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan pendidikan serta buku buku komik yang sudah
peserta didik sehingga dapat mendorong ada, sebagai bahan pembanding dan rujukan
terciptanya proses belajar pada diri peserta dalam merancang komik. Dokumentasi yang
didik. Menurut Edgar Dale, dalam dunia akan dilakukan di perpustakaan, PAUD, dan
pendidikan, penggunaan media pembelajaran toko buku dengan pemotretan/perekaman
seringkali menggunakan prinsip Kerucut gambar, untuk mengumpulkan dokumen-
Pengalaman, yang membutuhkan media seperti dokumen yang terkait dengan perancangan
buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru komik dan media pembelajaran yang
GDQ ³audio-YLVXDO´ 6DGLPDQ 5DKDUMR direncanakan. Study pustaka dilakukan untuk
Haryono, dan harjito 2014:6) mendapatkan beberapa rujukan teoritis baik
Anak usia dini memiliki karakter yang dari jurnal, kurikulum PAUD, artikel, dengan
berbeda dengan anak usia setelahnya. Dimana buku-buku yang berkaitan dengan
karakter anak usia dini seperti yang disebutkan perancangan penulis tersebut.
dalam buku sebagai berikut (Hasnida, 2015,
hal 180):
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 2.1. Analisa Objek Materi Komunikasi
b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimajinasi Dalam perancangan komik edukasi
d. Masa paling potensi untuk belajar sebagai media pembelajaran PAUD, data yang
e. Menunjukkan sikap egosentris diperoleh melalui studi pustaka tentang
pembuatan komik ada beberapa tahap yang

28
Volume 1, No 1, Jan-Jun 2017

harus dilakukan seperti yang telah dijelaskan 2.1.5. Karakter Tokoh Komik
pada bab kajian teori desain sebelumnya.
Untuk perancangan komik ini penulis harus Dalam perancangan komik ini, akan
terlebih dahulu menguraikan beberapa materi ditentukan beberapa karakter sebagai tokoh
yang menjadi objek komunikasinya, antara lain utama. Karena komik ini adalah komik edukasi
sebagai berikut: bagi anak-anak dalam lingkungan PAUD maka
karakter-karakter yang dijadikan sebagai tokoh
2.1.1. Tema. utama dalam komik akan dirancang tidak jauh
dari karakter anak-anak. Penokohan dalam
Pertama adalah sebelum merancang cerita komik berdasarkan analisis awal maka
komik, penulis harus menganalisa berbagai karakter-karakter yang dipilih akan
macam tema terlebih dahulu. menyesuaikan dengan lingkungan dimana
penelitian dilakukan.
2.1.2. Mengembangkan Ide
2.2. Analisa Strategi Komunikasi Visual
Ide atau gagasan cerita dalam
perancangan komik sangat penting. Seseorang Berdasarkan observasi yang telah
tidak bisa menulis tanpa ada ide awal yang dilakukan Materi-materi pembelajaran yang
mendalam sebagai lanadasan dalam bercerita. terdapat pada PAUD masih terbatas, jenis
Oleh karena itu ide sangat penting dalam media pembelajaran yang ada pada PAUD saat
sebuah tulisan. Salah satu ide besar yang harus ini adalah antara lain seperti buku komik yang
dikembangkan dalam perancangan komik ini isi ceritanya tentang dongeng atau cerita
adalah bagaimana membuat cerita yang tepat hiburan yang walaupun unsur pendidikannya
untuk lingkungan PAUD dengan mengangkat tetap ada namun masih bersifat umum dengan
materi pembelajaran yang cocok sehingga tampilan gambar yang terkesan biasa dan
dapat menjadi sebuah cerita yang menarik. umumnya dua dimensi, sehingga penulis akan
merancang komik yang tampilan visualnya
2.1.3. Membuat Premis tidak jauh dari karakter anak-anak dan tetap
mengacu pada kurikulum PAUD dengan
Dalam perancangan komik sebelum menggunakan teknik fotografi sebagai ilustrasi
membuat cerita, terlebih dahulu komik perwajahannya.
dibuatkan premis atau inti cerita agar naskah
cerita yang akan dibuat bisa terstruktur secara 2.3. Analisa Positioning dan Branding
rapi. Premis yang dibuat itu haruslah singkat,
jelas dan menarik. Premis terdiri dari deskripsi Konsep tampilan yang diusung dalam
karakter, keunikan, masalah yang dihadapi dan perancangan komik ini adalah membuat komik
tujuan akhir si karakter. Premis dibuat setelah dengan tampilan sederhana dengan isi cerita
ide cerita telah didapatkan agar pengembangan yang menarik bagi anak-anak. Dalam
inti ceritanya dapat difokuskan sesuai dengan perancangan komik yang dibuat oleh penulis
perancangan yang diinginkan. ini secara visual akan dianalisis berbagai
macam gaya ilustrasi sebagai tampilan
2.1.4. Sinopsis cerita komik visualnya. Gaya gambar dalam komik penting
untuk diperhatikan, karena nantinya akan
Sebelum membuat komik, terlebih berpengaruh pada siapa target pembaca dan
dahulu dibuatkan sinopsis. Sinopsis apa tema yang diusung. Menggambar komik di
menggambarkan keseluruhan cerita dari awal seluruh dunia mempunyai empat klasifikasi
sampai akhir. Dalam sinopsis menceritakan atau aliran gaya gambar utama.
seperti apa karakter tokoh yang akan bermain
dalam komik. Baik itu fisik dan sifat. Sinopsis 2.4. Brainstorming dan Mind Mapping
cerita yang akan dibuat nantinya tentunya
berdasarkan dengan tema yang akan ditentukan proses curah gagasan diteruskan
kemudian, berdasarkan ide cerita dan premis kembali secara bebas. Kata kunci yang
yang telah dibuat. digunakan itulah yang kemudian akan

29
Sabri, A Djirong, I Arifin; PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA MELALUI KOMIK EDUKASI

dilanjutkan menjadi proses awal perancangan


kreatif nantinya. Pada perancangan buku
komik ini penulis mulai mencari ide. Ide yang
menarik tentunya akan membuat cerita komik
disenangi oleh anak-anak. Sebelumnya penulis
menjelaskan akan membuat dua komik,
olehnya itu kedua komik dibuat dengan ide
cerita yang sama. Berikut ini proses
pengumpulan ide-ide melalui brainstorming
GDUL NDWD NXQFL ³KXUXI GDQ DQJND´
Pemetaan gagasan dalam perancangan
LQL SHQXOLV PHQJJXQDNDQ NDWD NXQFL ³NRPLN Gambar 3. Mind Mapping
HGXNDVL´ .HPXGLDQ PHPHWDNDQ EHUEDJDL
tema-tema yang telah dianalisis sebelumnya 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang kemudian dilanjutkan dengan memetakan 3.1. Konsep Desain
berbagai macam kemungkinan ide yang bisa 3.1.1. Konsep Komunikasi
dijadikan pilihan. Dari Pemetaan gagasan
berikut ini akan memunculkan beberapa kata Strategi komunikasi pada hakikatnya
kunci yang dianggap bisa dijadikan pilihan adalah perencanaan untuk mencapai tujuan.
utama dalam proses curah gagasan atau Keberhasilan kegiatan perancangan media
EUDLQVWRUPLQJ \DNQL NDWD NXQFL ³KXUXI GDQ pembelajaran ini secara efektif banyak
³DQJND´ ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi
Berdasarkan brainstorming yang yang dilakukan. Perancangan media
dilakukan oleh penulis ditemukan kata kunci pembelajaran dalam bentuk buku komik ini
\DNQL ³%HODMDU VHQGLUL 3HUPDLQDQ melihat kecendrungan anak-anak pada usia
/LQJNXQJDQ GDQ 6HNLWDU´ 'DUL NHHPSDW NDWD dini yang pada umumnya lebih menyukai buku
tersebut penulis akhirnya merumuskan ide cerita bergambar seperti komik, maka isi dari
cerita komik yang akan dibuat adalah yakni perancangan media pembelajaran ini strategi
³EHUPDLQ VDPELO EHODMDU GDUL VHNLWDU´ komunikasi yang dilakukan adalah mengemas
komik dengan memuat cerita-cerita ringan
yang merujuk dari kurikulum PAUD sebagai
ide ceritanya. Selain itu ide penggarapan visual
ilustrasi komik menggunakan teknik fotografi
dengan menggunakan property dan studio mini
serta action figur sebagai karakter tokoh utama
dengan pendekatan desain yang menarik.
Dari informasi dan data yang
didapatkan penulis mulai memetakan beberapa
pilihan tema yang sering digunakan dalam
pembuatan komik sebelumnya seperti; Tema
Romantisme, Tema Horor, Tema Fantasi,
Tema Komedi, Tema Keluarga, Tema
Psikologi, Tema Pengetahuan, Tema Action,
Tema Misteri, dan Tema Campuran. Dari
keseluruhan tema diatas untuk perancangan
komik edukasi yang dibuat oleh penulis
pengupayakan pemilihan tema disesuaikan
Gambar 2. Brainstorming dengan pendekatan tematik dan pendekatan
saintifik. Pendekatan Saintifik dalam K13
adalah pendekatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mendapat pengalaman belajar melalui

30
Volume 1, No 1, Jan-Jun 2017

mengamati, menanya, mengumpulkan bagian awal, tengah dan akhir cerita. Berikut
informasi, mengasosiasi dan sinopsis kedua buku komik tersebut yang telah
mengkomunikasikan. Selain itu isi cerita dalam penulis susun dengan gaya cerita sederhana
komik disesuaikan dengan kurikulum yang namun tetap memperhatikan unsur edukasi
berlaku pada PAUD tentang kompetensi inti didalamnya;
yakni pengetahuan (Pengenalan Kurikulum
2013) jadi tema yang diangkat pada 6LQRSVLV %XNX .RPLN ³0HQFDUL +XUXI´
perancangan media pembelajaran komik ini Di sebuah taman, tiga orang anak
DGDODK WHPD ³3HQJHWDKXDQ WHQWDQJ sedang bermain dengan riang gembira.
HGXNDVL SHQGLGLNDQ´ yang ditujukan khusus Ketiganya adalah sahabat yang selalu bersama
untuk anak usia dini. dan selalu mendapatkan hal-hal baru yang
menarik dalam setiap bermain. Suatu ketika
3.1.1.1. Ide Cerita Komik Edukasi untuk saat bermain salah seorang anak yang bernama
PAUD Ulla melihat sesuatu yang menarik
perhatiannya yaitu beberapa huruf yang
Pada perancangan buku komik ini berserakan di sudut taman. Dengan lantang ia
penulis mulai mencari ide. Ide yang menarik memanggil teman-temannya dan mengatakan
tentunya akan membuat cerita komik disenangi kalau dia menemukan beberapa huruf. Kedua
oleh anak-anak. Sebelumnya pada bab III di temannya segera menghampiri Ulla, salah
analisa data, penulis menjelaskan akan seorang temannya yang bernama Aco dengan
membuat dua buku komik yakni pengenalan gayanya yang sok tahu menyebut huruf-huruf
angka dan pengenalan huruf. Olehnya itu tersebut dengan ejaan yang salah, Ulla tak mau
kedua buku komik dibuat dengan ide cerita kalah menimpali Aco sehingga keduanya
yang sama. Berdasarkan brainstorming yang saling ribut menyalahkan dan merasa dirinya
dilakukan oleh penulis ditemukan kata kunci masing-masing benar. Bundu yang merupakan
yakni; Belajar sendiri, Permainan, Lingkungan anak yang cukup cerdas diantara mereka
dan Sekitar. Dari keempat kata tersebut penulis akhirnya melerai kedua temannya dan
akhirnya merumuskan ide cerita komik yang mengenalkan huruf-huruf itu dengan benar
DNDQ GLEXDW DGDODK \DNQL ³EHUPDLQ VDPELO tanpa bermaksud mengajari, akhirnya
EHODMDU GDUL VHNLWDU´ merekapun belajar mnegenal huruf bersama-
sama.
3.1.1.2. Premis
6LQRSVLV %XNX .RPLN ³$\R %HUKLWXQJ´
Pada perancangan ini, penulis Di sebuah taman, ada dua orang anak
membuat dua buku komik tentang pengenalan yang sedang bermain bersama, mereka
huruf dan angka. Setelah tema dan ide cerita bernama Bundu dan Beddu . Ditengah
didapatkan, selanjutnya penulis mulai permainan datang seorang anak yang bernama
membuat inti cerita komik. Berikut Sitti ingin bergabung bermain, dengan senang
Premisnnya; Premis Komik Huruf ³7LJD RUDQJ kedua anak tadi mengijinkan Sitti bergabung.
anak yang bermain sambil mengumpulkan Saat sedang bermain Sitti melihat
huruf yang berserakan ditaman lalu segerombolan bebek yang melintas didekat
mempelajari dan menyusunnya secara mereka, karena penasaran dengan jumlah
bersama-VDPD´ Premis Komik Angka ³7LJD bebek yang melintas Sitti mengajak salah satu
orang anak yang bermain di taman kemudian temannya untuk menghitung bebek-bebek
belajar berhitung dengan menghitung benda- tersebut. Dengan gayanya yang sok tahu Beddu
EHQGD \DQJ DGD GL WDPDQ WHUVHEXW´ mulai menghitung dengan hitungan yang salah,
karena tidak mau tersaingi Sitti juga mulai
3.1.1.3. Sinopsis Cerita Komik Edukasi menghitung, hal tersebut membuat Beddu dan
untuk PAUD Sitti jadi saling menyalahkan karena merasa
cara berhitungnya yang paling benar. Tak lama
Dari premis diatas penulis kemudian Bundu yang mendengar temannya
mengembankannya menjadi sinopsis singkat ribut akhirnya menghampiri menghampiri
dengan plot cerita yang menggambarkan keduanya dan memberitahu hitungan yang

31
Sabri, A Djirong, I Arifin; PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA MELALUI KOMIK EDUKASI

benar. Karena kedua temannya belum paham Karakter anak laki-laki berusia 6
akhirnya mereka mulai belajar berhitung tahun. Penampilannya juga cuek dan sok tahu.
dengan benda-benda yang ada disekitar taman Dia selalu merasa paling pandai dan benar
tempat mereka bermain. diantara teman-temannya.

3.1.1.4. Deskripsi Karakter Tokoh Komik 3.1.2. Target Audience Spesifik


Edukasi untuk PAUD
Seperti yang telah dijelaskan pada bab
Dalam perancangan ini penulis sebelumnya target audiens perancangan media
menggunakan lima tokoh karakter. Seperti pembelajaran melalui komik edukasi ini adalah
telah dijelaskan sebelumnya perancangan buku guru PAUD, orang tua anak didik dan peserta
komik ini dibagi atas dua cerita, yakni buku didik dengan rentang usia 3 sampai 6 tahun.
komik ayo berhitung dan buku komik mencari Secara spesifik target audiens perancangan
huruf. Tokoh yang akan berperan dalam setiap komik edukasi ini ditujukan pada peserta didik
buku komik tersebut hanya ada tiga tokoh, dengan usia 5 sampai 6 tahun saja yang
namun ada satu tokoh yang merupakan tokoh dianggap sudah saatnya menerima materi
utama yang nantinya akan digunakan didua pengenalan huruf dan angka.
judul cerita yang telah dibuat oleh penulis,
dimana lima tokoh tersebut memiliki karakter 3.1.3. Strategi dan Komunikasi Visual
yang berbeda-beda satu sama lain. Berikut
deskripsi dan karakter tokoh dalam komik: Perancangan Media Pembelajaran
Komik Edukasi ini menekankan gaya ilustrasi
Tokoh si Bundu; fotografi yang menggunakan action figure dan
Karakter anak laki laki berusia 5 objek-objek diorama sebagai strategi
setengah tahun. Penampilannya rapi dan sopan. komunikasi visualnya. Pendekatan lainnya
Bundu anak yang pandai dan senang mengajar yang dianggap penting yaitu karakter-karakter
teman-teman disekitarnya. Bundu sering yang akan dibentuk bergaya lokal sesuai
menjadi penengah jika teman-temannya dengan deskripsi karakter yang telah dibuat
berdebat tentang sesuatu. sebelumnya. Tampilan anak-anak dipilih
sebagai salah satu sumber inspirasi seperti
Tokoh si Siti; dengan buku cerita bergambar kura-kura dan
Karakter anak perempuan berusia 5 kelinci, cover buku ini terlihat simple dengan
tahun. Anaknya imut dan lucu. Sitti termasuk menggunakan ilustrasi dengan gaya kartun
anak yang pandai dan selalu ingin belajar, yang menjadi daya tarik untuk anak-anak,
segala hal disekelilingnya tidak luput dari karena perancangan buku komik ini
perhatiannya. Jika ada hal-hal yang menarik ia ditargetkan pada anak usia dini, tampilan
selalu bertanya kepada teman-temannya. visual anak-anak disini juga bertujuan agar
buku komik yang dirancang terkesan tidak
Tokoh si Beddu; membosankan.
Karakter anak laki-laki berusia 6
tahun. orangnya lucu tapi sok tahu. Tingkahnya 3.2. Konsep Kreatif
yang komyol selalu mengundang tawa teman-
temannya. Proses pembelajaran yang ada di
PAUD merupakan proses belajar sambil
Tokoh si Ulla; bermain, karena usia dini belum bisa menerima
Karakter anak laki-laki berusia 5 pelajaran teori secara langsung, akan tetapi
tahun. Berpenampilan cuek dan memiliki rasa pelajaran yang diselipkan dalam sebuah
ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang permainan, cerita, dongeng yang sifatnya
baru. Dia selalu melontarkan pertanyaaan menghibur. Salah satu media pembelajaran
pertanyaan yang mengundang kegaduhan yang digunakan biasanya komik dengan tema
diantara teman temannya. cerita pendidikan. Penulis dalam hal ini akan
membuat komik yang menghibur namun tetap
Tokoh si Aco; mendidik. Dalam Perancangan komik edukasi

32
Volume 1, No 1, Jan-Jun 2017

untuk PAUD, Penulis ingin merancang komik 3.2.3. warna


dengan konsep kreatif yaitu menggunakan
ilustrasi gambar yang di ambil dengan teknik Warna yang digunakan dalam
fotografi. Selain itu Komik ini juga dirancang perancangan ini adalah warna-warna cerah,
lebih berbeda dari komik biasanya yang karena dalam perancangan ini target utamanya
ilustrasinya hanya merupakan gambar dengan adalah anak-anak, dimana anak-anak selain
teknik drawing baik manual maupun digital, menyukai buku bergambar mereka juga
karena pada perancangan ini penulis akan menyukai buku yang full color. Pemilihan
menggunakan action figure sebagai karakter- warna juga akan disesuaikan dengan cerita
karakter dalam cerita buku komik edukasi yang diangkat dalam komik. Penggunaan
untuk PAUD nantinya. warna dilakukan mulai dari pra produksi
sampai keproduksi desain komik. Pada proses
3.2.1. Bentuk dan Gaya Perancangan pra produksi pewarnaan yang dilakukan pada
karakter tokoh komik studio dengan mewarnai gambar dengan
pilihan warna-warna solid (blok). Berikut juga
Dalam perancangan ini penulis akan pada pemilihan warna kostum karakter yang
menggunakan beberapa karakter tokoh dalam menyesuaikan dengan background set studio.
komik. Dimana dalam perancangan ini Sampai pada tahapan desain, foto diolah untuk
menggunakan action figure. Action figure mendapatkan warna yang digunakan.
adalah mainan berkarakter yang berpose,
terbuat dari plastik atau material lainnya dan 3.3. Konsep Media
karakternya sering diambil berdasarkan film,
komik, video game atau acara televisi. Action Dalam perancangan ini penulis akan
figure ini sering dipasarkan memang untuk membuat media pembelajaran untuk PAUD
anak lelaki. Action figur yang bisa diganti- dengan memuat materi pengenalan huruf dan
ganti pakaiannya sering disebut sebagai action angka dalam bentuk buku komik. Perancangan
doll (boneka aksi) sebagai sebuah perbedaan media ini bertujuan sebagai salah satu media
dari action figur yang pakaiannya tidak bisa pembelajaran baru dalam bentuk buku komik
diganti-ganti atau sudah dicetak. yang dapat digunakan pada anak-anak sesuai
dengan target audiens yang telah ditentukan.
3.2.2. Tipografi Rencana ukuran dan material buku komik
edukasi sebagai berikut:
Rangkaian huruf dalam sebuah kata 1) Ukuran buku: 20 cm x 20 cm
atau kalimat bukan saja dapat memberikan 2) Material isi buku: Kingstruk 210 gsm
suatu makna, tetapi juga memiliki kemampuan 3) Material cover buku: kingstruk 210 gsm
untuk kesan secara visual. Dalam perancangan finishing laminasi doff
buku ilustrasi komik ini penulis melakukan 4) Teknik jilid: Hardcover
pemilihan font yang cocok untuk komik yang
di targetkan untuk anak anak. Adapun 3.4. Proses Perancangan
alternatif font yang akan menjadi pilihan yaitu 3.4.1. Perancangan Karakter Action Figur
jenis font yang karakternya tidak terlalu tegas
sehingga memiliki kesan anak-anak, dalam Perancangan karakter komik ini dilakukan
pemilihan font penulis akan menggunakan 2 sedemikian rupa agar dapat sesuai dengan
karakter font untuk sampul dan isi komik. Font sketsa karakter yang telah dibuat sebelumnya.
sampul yaitu just a dream. Dengan Dalam perancangan karakter komik ini penulis
pertimbangan font tersebut luwes, tidak menggunakan action figure yang sudah ada,
bersudut tajam, tidak formal dan merupakan namun figure tersebut dimodifikasi menjadi
font yang disarankan dalam pembuatan komik, karakter lain agar lebih menarik dan disukai
sedangkan untuk font isi \DLWX SRUVN\¶V GDQ MXV oleh anak-anak. Figure yang sudah jadi
a dream. Dengan pertimbangan font tersebut tersebut adalah figure karakter tentara yang
luwes,tidak bersudut tajam,tidak formal dan dominan disukai oleh anak laki-laki saja, maka
merupakan font yang disarankan dalam dari itu penulis memodifikasi figure tentara
pembuatan komik.

33
Sabri, A Djirong, I Arifin; PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA MELALUI KOMIK EDUKASI

tersebut menjadi karakter yang unik dan dapat 3.4.3. Pengambilan Gambar (Photografi)
disukai oleh anak laki-laki dan perempuan.
Pada perancangan pada buku komik
edukasi ini, penulis menggunakan teknik
fotografi sebagai ilustrasi cerita dalam komik.
Pengambilan gambar dilakukan berdasarkan
storyboard yang telah dibuat.

Gambar 6. Proses pengambilan gambar


Gambar 4. Hasil modifikasi akhir action figure
3.4.4. Digitalisasi
3.4.2. Perancangan Studio Mini
Setelah semua persiapan pada pra
Perancangan buku komik ini perancangan telah selesai dilakukan, mulailah
menggunakan properti set studio dengan perancangan komik edukasi ini masuk ke tahap
konsep diorama, dimana sebagian besar studio perancangan berupa proses layout dan desain
menggunakan property yang tampak secara digital menggunakan aplikasi grafis.
berdimensi, pada isi studio penulis Terlebih dahulu setelah pengambilan gambar
menggunakan teknik manual sebagai selesai, hasil foto dikumpulkan lalu dipilah-
pelengkap set studio dengan suasana taman pilah perpanel sesuai dengan urutan jenis draf
yang dibuat dapat tampak hidup. Bahan yang cerita dan dimasukkan pada folder yang telah
digunakan dalam pembuatan set studio adalah disiapkan.
stick es krim (kursi, ayunan, perosotan, san
jembatan), plastisin dan sterafoam (bukit- 3.4.5. Layout
bukit), rumput dan pohon plastik. Pada teknik
pewarnaan background penulis menggunakan Sebelum melakukan layout hal yang
cat tembok dan pewarna merk sandy colour paling utama penulis lakukan yaitu
untuk membuat gambar latar pemandangan. menentukan ukuran buku komik yang akan
dibuat dan menentukan jumlah halaman serta
lembaran kertas yang akan dipakai dalam buku
komik. Ukuran komik edukasi yang akan
dibuat ini adalah ukuran 20x20 cm, kemudian
buku komik ini terdiri atas 16 panel halaman,
yakni 2 lembar halaman terdiri atas 1 panel
cerita sehingga nantinya buku komik hanya
terdiri atas 16 halaman yang kemudian
ditambah 1 halaman pengenalan tokoh karakter
bagian awal.

Gambar 5. Set studio yang telah selesai

34
Volume 1, No 1, Jan-Jun 2017

3.5. Final Perancangan Media komik yang dirancang dengan


Pembelajaran Komik PAUD menggunakan teknik fotografi pada
Ilustrasi cerita, menggunakan action
Setelah proses perancangan selesai, figure sebagai tokoh dalam cerita,
yakni pengambilan gambar dan desain serta dimana tampilan action figure tersebut
layout komik telah dilakukan, kemudian desain diadopisi dari karakter kartun. Selain
gambar sudah dapat disiapkan untuk dicetak penggunaan action figure perancangan
dan kemudian dijilid. Proses cetak yang akan komik ini juga menggunakan set studio
dilakukan adalah cetak printing dengan (studio mini) sebagai baground yang di
menggunakan teknologi cetak laser printing rancang dengan teknik manual dan
dengan jenis kertas kinstruk. Untuk covernya menggunakan beberapa properti agar
digunakan jenis kertas art paper yakni kinstruk tampilan komik terlihat berdimensi
230 gsm yang finishingya dilaminasi doff. yang menjadi pembeda dari komik
Sedangkan isinya menggunakan jenis kertas yang sudah ada yang tampilan
yang sama, art paper kinstruk 210 gsm, juga visualnya hanya berupa gambar yang
dilaminasi doff. flat.
2. Perancangan buku komik edukasi ini
dilengkapi dengan merchandise
sebagai media publikasi seperti
totebage, tumbler (tempat minum),
gantungan kunci. Dan menggunakan
media promosi berupa banner.

4.2. Saran
Dari hasil perancangan ini dapat di
sarankan beberapa hal, yakni sebagai berikut:
1. Dalam upaya peningkatan apresiasi
mahasiswa, khususnya terhadap media
pembelajaran baru, maka tugas akhir
ini dapat dijadikan sarana
pembelajaran dan dikembangkan
dengan merancang media
Gambar 7. 3URGXN XWDPD %XNX NRPLN ³0HQFDUL KXUXI´ pembelajaran kreatif lainnya.
GDQ ³$\R %HUKLWXQJ´ 2. Sebagai bahan masukan dan
pembelajaran bagi mahasiswa
4. SIMPULAN DAN SARAN Program Studi Desain Komunikasi
4.1. Kesimpulan Visual untuk dijadikan acuan bagi
perancangan tugas akhir selanjutnya,
Berdasarkan hasil perancangan buku sehingga dapat memperkaya karya
komik edukasi yang menghasilkan dua judul karya komik lainnya.
\DQJ EHUEHGD \DLWX ³0HQFDUL +XUXI´ GDQ 3. Sebagai bahan masukan bagi yang
³$\R %HUKLWXQJ´ PDND GDSDW GLWDULN ingin merancang komik, khususnya
kesimpulan sebagai berikut: mengenai proses pembuatannya, dan
1. Dalam perancangan media hasil penelitian ini menjadi sarana bagi
pembelajaran, menentukan tema, peneliti untuk lebih memperluas dan
gagasan dan ide, membuat naskah mendalami pengetahuan terhadap
cerita, membuat draf storyline, komik.
membuat storyboard, kemudian
menentukan konsep desain merupakan 5. DAFTAR PUSTAKA
hal yang sangat penting dalam proses
perancangan ini. Konsep desain pada Hasnida. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia
perancangan ini yaitu membuat media Dini. Jakarta Timur: PT. Luxima Metro
pembelajaran dalam bentuk buku Media.

35
Sabri, A Djirong, I Arifin; PEMBELAJARAN PAUD: MENGENAL HURUF DAN ANGKA MELALUI KOMIK EDUKASI

/RXLH 6WRZHOO GDQ 5XVVHO 3XQWHU ³$\R


Bikin Komikmu Sendiri! Bandung: Tiga
Ananda
McCloud, Scott. 2008. Understanding Comics.
Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
McCloud, Scott. 2008. Membuat Komik
Rahasia Bercerita Dalam Komik,
Manga, dan Novel Grafis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sadiman, Raharjo, Haryono, dan harjito. 2014.
Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dsn Pemanfaatan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

36

Anda mungkin juga menyukai