Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN KOMIK BERKARAKTER PUNOKAWAN DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA DAN PENANAMAN NILAI KEARIFAN LOKAL

Ali Muhammad Rohim


Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang
e-mail : keluargayonuki@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan usulan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran


menggunakan media komik Fisika Berkarakter Punokawan lebih baik daripada
penggunaan media buku teks pada pembelajaran Fisika dilihat dari pemahaman dan sikap
siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian
inidiusulkan dilaksanakan di salah satu SMP kelas VII Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas VII semester 2 SMP Tahun Ajaran 2014/2015. Komik Fisika
Berkarakter Punokawan merupakan suatu komik sains fisika sebagai media pembelajaran
yang aktif, inovatif, dan menyenangkan karena suasana lingkungan belajar dalam kelas
pada saat pembelajaran dibuat menyenangkan maka siswa lebih termotivasi dalam
belajar terlebih menggunakan tokoh motivator punokawan dan pesan nilai kearifan lokal
yang disampaikan sehingga siswa memiliki kepribadian yang baik.
Usulan penelitian pembelajaran menggunakan media pembelajaran Komik Fisika
Berkarakter Punokawan menggunakan sampel 60 siswa dengan teknik cluster random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan teknik tes.
Teknik analisis data menggunakan Teknik Analisis Uji -t Satu Ekor. Harapannya hasil
dari penelitian ini bahwa penggunaan media komik Fisika Berkarakter Punokawan pada
pembelajaran Fisika lebih baik daripada penggunaan media buku teks pada pembelajaran
Fisika dilihat dari pemahaman konsep fisika dan tata krama dalam bertingkah laku
peserta didik.
Kata kunci: penerapan media komik, Punokawan, kearifan lokal, konsep fisika, dan
tingkah laku.

PENDAHULUAN

Merupakan tugas guru untuk menanamkan nilai kearifan lokal disamping


mengajarkan materi kepada siswa. Dewasa ini, sebagian siswa kurang berperilaku
dan bertata karma baik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penanaman nilai
kearifan lokal kepada peserta didik. Pada dasarnya guru berkewajiban mengasah,
mengasih dan mengasuh peserta didik. Tugas mengasuh merupakan istilah bagi
guru sebagai orang tua kedua di sekolah, tentunya harus mengajarkan nilai-nilai
kearifan lokal kepada siswanya serta petuahnya. Kearifan lokal yang dimaksud
disini adalah dalam dunia pewayangan untuk pengenalan tokoh, karakter tokoh
dan filosofi tokoh pewayangan. Setiap tokoh pewayangan mempunyai karakter
dan filosofi istimewa masing-masing termasuk Punokawan. Artinya, Guru dapat

1
menggunakan media pewayangan sebagai alat bantu mengasuh peserta didik
untuk menanamkan nilai-nilai budaya.

Dalam jurnal yang berjudul Learning Physics and Math : An Aesthetic


Approach, menyebutkan bahwa, The unit focuses on how to teach students
physics and math while incorporating their interest in music, dance, and other
pursuit (Fokus unit pada bagaimana mengajar siswa fisika dan matematika ketika
daya tarik mereka di musik, tari, dan seni lainya) (Moses B.Jockson : 2007).
Oleh karena itu, penulis mengangkat media pembelajaran fisika berbasis seni
untuk meningkatkan pembelajaran, bahkan siswa yang tertarik di bidang seni
sekalipun. Dalam pembelajaran berbasis seni Dewey mendeskripsikan aesthetic
understanding as being comprised of three aspects: that it is compelling and
dramatic, unifying, and transformative (Linda Hobbs: 2012). Tentu pemelajaran
fisika berbasis seni akan membawa siswa lebih termotivasi dalam belajar.

Dalam melaksanakan tugasnya mengajar materi dan mengasah tentunya


guru menerapkan media pembelajaran yang baik dan menarik. Media
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik,
(Hamzah, 2010:121). Dalam proses pembelajaran termasuk pembelajaran Fisika,
media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan
oleh pengajar Fisika dalam menyampaikan materi. Namun terkadang guru Fisika
kesulitan dalam memilih media pembelajaran. Jika media pembelajaran kurang
baik dan menarik bagi siswa maka siswa akan jenuh dan kurang mengerti materi.
Media pembelajaran sebaiknya yang baik, menarik dan menyenangkan bagi siswa
misalnya komik. Anak-anak, sebagaimana orang dewasa juga menyukai komik,
sehingga jika media Komik Fisika dipakai dalam proses pembelajaran, maka
siswa akan merasa tertarik dan senang belajar Fisika. Selain belajar Fisika, siswa
dapat belajar nilai kearifan lokal dalam komik fisika apalagi jika karakter tokoh
komik adalah punokawan yang terkenal lucu, unik dan mempunyai filosofi yang
luhur. Jadi, jika media pembelajaran fisika menggunakan komik fisika berkarakter

2
punokawan diharapkan siswa lebih tertarik dalam belajar dan sekaligus belajar
kearifan lokal dari petuah serta filosofi tokoh Punokawan.

Secara bahasa, komik berasal dari bahasa yunani, adalah cerita bergambar
berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang
dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, komik dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan sebagai gambar
dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik juga
dapat diartikan sebagai adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-
gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan
cerita, (Aliya. 2012). Media pembelajaran komik merupakan salah satu contoh
dari jenis media pembelajaran visual.

Just the idea of learning math and science from a comic book is disarming
enough to make even the most math-phobic willing to give it a try ( Hanya ide
embelajaran matematika dan sains dari buku komik yang melucuti cukup untuk
membuat bahkan yang paling fobia matematika bersedia mencoba) kata Penulis
buku Superhero Comres Offer Super Physics Lessons (Deborah Halber, 2007).
Pernyataan lain yang mendkung komik sebagai media pembelajaran Its refreshing
to see authors embrachinng this format because kids find comic books fascinating
and will read anything more readily in this format. Add a bit of humor and yove
got on irresis title book for sharing anything ( ini menyegarkan untuk melihat
penulis merangkul format ini karena anak-anak. Mengagumkan buku-buku komik
yang menarik dan akan membaca sesuatu yang lebih mudah dalam format ini.
Tambahan sedikit humor dan kamu tak tertahan untuk membagi apa saja ) (Ginac,
2012).

Menurut Gene Yang (2003), Komik memiliki lima kelebihan jika dipakai
dalam pembelajaran: 1), yaitu: (1) Memotivasi; (2) Visual; (3) Permanen; (4)
Perantara; (5) Populer(http://komik-sebagai-media-pembelajaran, 2011 : 1).
1. Memotivasi

3
Komik dengan gambar yang menarik dapat meningkatkan partisipasi individu
sehingga dapat memotivasi belajar siswa. Meningkatnya motivasi belajar siswa
dapat mempermudah pembelajaran siswa. sehingga pembelajaran menjadi mudah.

2. Visual
Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual. Media visual
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Kualitas gambar komik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.

3. Permanen
Menggunakan komik sebagai media pembelajaran berbeda dengan menggunakan
film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual,
mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik
berbeda dengan film atau animasi, merupakan media yang permanen. Jika siswa
tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa
mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.
4. Perantara
Komik dapat mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya bagi yang
tidak suka membaca. Komik dapat berfungsi sebagai perantara dalam
penyampaian materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat lebih
mudah memahami materi pembelajaran.
5. Populer
Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat (2002) mengatakan
bahwa Dengan memasukkan budaya populer dalam kurikulum bisa
menjembatani kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah
(Derry Mayendra, 2011: 1). Komik adalah bagian dari budaya populer karena
sebelumnya proses pembelajaran hanya menggunakan buku teks biasa. Spiderman
and Batman adalah film yang diambil dari komik yang dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar.

Menurut Asst. Prof.Dr Choopug Local folk wisdom are the thoughts,
beliefs, abilities and expertises that the community groups have gained

4
experiences from the adaption and survival in the ecosystem or the cultural
environment, social environment, and continues of cultural development.
(Kearifan lokal adalah fikiran, keyakinan, kemampuan dan keahlian bahwa
kelompok-kelompok masyarakat telah mendapatkan pengalamanan dari adaptasi
dan kelangsungan hidup dalam ekosistem atau lingkungan alam, lingkungan
social dan berkesinambungan pembangunan budaya).

Prinsip untuk menciptakan sebuah pusat pembelajaran dalam rangka untuk


menciptakan sebuah pusat pembelajaran budaya dan kearifan lokal anatara lain,
Partisipasi semuah pihak, Komunitas praktek dalam pelaksanaan dalam
ingkungan social, serta ruang publik. Punokawanan dapat digunkan sebagai tokoh
motivator pembelajaran kearifan lokal. Punokawan sebagai tokoh dalam Komik
Fisika Berkarakter Punokawan.

Punokawan berasal dari kata-kata Puna dan Kawan. Puna berarti susah,
atau terang sedangkan kawan berarti kanca, teman atau saudara. Jadi arti
Punokawan itu juga bisa diterjemahkan teman di kala susa atau teman menuju
jalan yang terang. Tokoh punokawan yang selalu setia menyertai para pendawa,
tokoh punokawan sendiri pada dasarnya adalah manivestasi dari beberapa bentuk
dan karakter manusia yang banyak mempunyai nilai nilai falsafah yang
menyiratkan tentang karakter perlakuan dan perbuatan manusia yang paling
rendah secara kasta dalam falsafah jawa dan mampu bisa memberi contoh bagi
kehidupan manusia. Tokoh-tokoh punokawan meliputi,

1. SEMAR
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya. Bebadra =
Membangun sarana dari dasar dan Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi
kesejahteraan manusia, Filosofi Semar yaitu :Javanologi : Semar = Haseming
samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar
sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk
melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar berjalan
menghadap keatas maknanya : dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia

5
memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha
pengasih serta penyayang umat.

2. GARENG
Gareng anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama
oleh Semar. Nama lain gareng adalah : Pancalpamor ( artinya menolak godaan
duniawi ) Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka
makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit.
Nala Gareng (artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia
senantiasa berbuat baik).
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah : Jangan menilai
seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada
wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya
jahat, manusia wajib saling mengingatkan, jangan suka merampas hak orang lain,
cintailah saudaramu dengan setulus hati kalau bertindak harus dengan penuh
perhitungan dan hati-hati.

3. PETRUK
Petruk adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua
Semar setelah Gareng.Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka
berdema. Petruk paling pandai dan pintar bicara daripada 2 saudaranya (Gareng
dan Bagong). Sebagai punokawan Petruk selalu menghibur tuannya ketika dalam
kesusahan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika
teraniaya. Intinya bisa momong (bisa mengasuh), momot (dapat memuat segala
keluhan tuannya, dapat merahasiakan masalah.), momor (tidak sakit hati ketika
dikritik dan tidak mudah bangga kalau disanjung.),mursid (pintar sebagai abdi,
mengetahui kehendak tuannya) dan murakabi (bermanfaat bagi sesama).

4. BAGONG

Bagong adalah anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan Petruk.
Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman, sanghyang
Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri."
Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama
Bagong. Nilai filosofis dari bagong :

6
a. Setiap tindakan jangan tergesa-gesa dalam pelaksanaannya, harus
diperhitungkan terlebih dahulu, minimal dampak negatif dan positif yang
akan timbul akibat dari perbuatan kita.
b. Pelajari berbagai macam watak/ karakter manusia agar kita bisa hidup
bermasyarakat dengan baik.
c. Kejujuran modal utama dalam bermasyarakat, tanpa itu kita akan dijauhi oleh
orang lain.

Tokoh punokawan tergambar sebagai tokoh yang istimewa, unik dan


memiliki filosofi masing-masing baik dalam ketuhanan, sosial, budaya, perilaku
dan ketulusan hati. Oleh sebab itu, Komik Fisika ini memanfaatkan tokoh
punokawan dalam pembelajaran fisika dan penanaman nilai kearifan lokal.
Diharapkan dengan adanya komik fisika berkarakter punokawan siswa dapat
belajar secara menyenangkan dan lebih termotivasi sehingga lebih memahami
materi fisika sekaligus belajar tentang nilai kearifan lokal.

METODE PENELITIAN
Usulan penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan 2
kelas yaitu kelas uji dan kelas kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII salah suatu sekolah SMP yang terdistribusi menjadi beberapa kelas.
Saya merencanakan teknik random sampling untuk memilih kelas salah satu kelas
yang dikenai perlakuan pembelajaran yang menggunakan Komik Fisika
Berkarakter Punokawan (KFBP) sedangkan kelas satu kelas lainya yang dikenai
perlakuan Pembelajaran tanpa menggunakan Komik Fisika Berkarakter
Punokawan (KFBP). Berdasarkan hal tersebut diperoleh sampel penelitian
sebanyak kurang lebih 60 orang siswa. Data-data yang akan dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah pemahaman konsep dan sikap siswa baik lisan, sikap dan tata
krama sesuai nilai kearifan lokal Jawa. Data pemahaman konsep dikumpulkan
dengan tes pemahaman konsep sebanyak 20 butir berbentuk pertanyaan benar dan
salah dan alasan jawaban. Data sikap dan tata krama siswa diamati dalam diskusi,
menjawab pertanyaan lisan dan tingkah laku dalam kelas. Data penelitian harus
memenuhi syarat analisis yang meliputi uji normalitas sebaran data, uji
homogenitas varians, uji homogenitas matriks varians, dan uji kolinearitas

7
variabel terikat sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Uji normalitas sebaran
data menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk, uji
homogenitas varians menggunakan statistik Levene, uji homogenitas matriks
varians menggunakan uji Boxs M, dan uji kolinearitas variable terikat
menggunakan korelasi productmoment. Selanjutnya data dianalisis secara
deskriptif dan juga menggunakan MANOVA. Semua pengujian hipotesis
dilakukan pada taraf signifikansi 5% dan dianalisis dengan bantuan program SPSS
17.0 PC for Windows

HASIL DAN PEMBAHASAN


Belum dilaksanakan penelitian dalam penerapan Komik Fisika Berkarakter
Punokawan (KFBP) sebagai media pembelajaran.
Sesuai rencana hasil analisis deskriptif dan analisis MANOVA satu jalur,
Diharapkan pembelajaran yang menggunakan Komik Fisika Berkarakter
Punokawan memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran tanpa menggunakan komik berorientasi kearifan lokal Jawa. Adapun
beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar justifikasi bahwa kelompok KFBP
lebih baik dalam pencapaian motivasi belajar dan pemahaman konsep
dibandingkan dengan kelompok TKFBP adalah sebagai berikut,
Pertama,dilihat dari sudut pandang landasan teoritis pembelajaran yang
menggunakan komik fisika berkarakter punokawan lebih menekankan pada
penggunaan media gambar-gambar yang merupakan media visual. Media visual
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Komik merupakan media visual yang
mempengaruhi perasaan, sehingga seseorang cenderung lebih kuat mengingat
suatu hal dengan menggunakan gambar visual daripada hanya menggunakan teks
saja (Boholm dalam Joffe, 2008).

8
Gambar. Suatu Percakapan dalam Komik Fisika Berkarakter Punokawan

Kedua, dilihat dari sudut pandang operasional empiris. Perbedaan kemampuan


kognitif Fisika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol disebabkan karena
suasana lingkungan belajar dalam kelas pada saat pembelajaran dibuat
menyenangkan yaitu dengan menggunakan media komik. Pada saat pembelajaran
berlangsung, siswa membaca komik Fisika berkarakter punokawan berisi tentang
materi pembelajaran konsep fisika yang disajikan dengan kata yang lugas,
sederhana dan menarik disertai dengan gambar-gambar punokawan yang lucu
sehingga siswa mudah mengingat materi pembeajaran konsep Fisika. Dalam
komik juga disajikan soal-soal tentang konsep Fisika sehingga siswa dapat
melatih kemampuan belajarnya. Guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang dapat menjawab pertanyaan yang disajikan dalam komik dengan benar.
Dengan demikian siswa dapat belajar dengan mencoba sendiri konsep yang
dipelajari dengan suasana santai dan perasaan senang sehingga berdampak baik
pada peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa. Dengan suasana senang,
siswa akan merasa rileks dan nyaman sehingga siswa lebih mudah dalam
menerima materi dan mengaplikasikan materi yang telah diperolehnya.
Ketiga, dilihat dari sudut pandang afektif. Siwa dalam kelas dengan media
pembelajaran KFBP lebih berperilaku baik daripada kelas Kontrol. Penanaman
nilai-nilai kearifan lokal jawa menggunakan tokoh motivator punokawan dan
petuah-petuah (amanat) dalam komik kepada peserta didik sehingga segala
tindakan peserta didik berdasar nilai kearifan, keluhuran moral, sosal budaya dan
ketuhanan. Penggunaan media komik fisika berkarakter punokawan sangat

9
membantu guru dalam mengasah, mengasih dan mengasuh peserta didik baik
pengetahuan konsep fisika dan tata krama.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan usulan penelitian dapat diambil
kesimpulan bahwa penggunaan media Komik Fisika Berkarakter Punokawan
pada pembelajaran Fisika diharapkan lebih baik daripada penggunaan media
buku teks pada pembelajaran Fisika. Siswa lebih tertarik, termotivasi dan lebih
memahami materi serta berperilaku sesuai nilai kearifan lokal jawa. Siswa yang
diberi pembelajaran menggunakan media Komik Fisika dan Berkarakter
Punokawan dengan pembelajaran kooperatif melalui metode diskusi memiliki
pemahaman konsep fisika dan tata krama yang lebih baik daripada pembelajaran
dengan menggunakan buku teks. Jadi, Komik Fisika Berkarakter Punokawan
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang bagus.

Saran

Penulis ingin memeberikan saran demi kemajuan pembelajaran fisika,

1. Hendaknya pengajar Fisika menggunakan metode dan kegiatan yang


beragam.

2. Guru mestinya membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

3. Guru sebaiknya membuat suasana kelas yang kondusif, menyenangkan,


dan nyaman bagi siswa.

4. Penekanan penanaman nilai kearifan lokal kepada siswa.

5. Pemberian penghargaan untuk memotivasi siswa.

10
Referensi
Ginac.2012. Learning Calculus and Quantum Physics through Comics.
http://spottybannana.com.
Helber, Deborah. 2007. Superhero Comres Offer Super Physics Lessons.
http://newsoffice.mit.edu/
Hobbs, Linda.2012. Teaching and Teacher Educations. Elsevier journal
Jackson, Moses B. 2007. Learning Physics and Math. Journa lVol 6 Physics and
Arts.
Liyanti, Herlina Avrildkk. 2013. Penerapan Media Komik untuk Pembelajaran
Fisika Model Kooperatif dengan Metode Diskusi pada Siswa SMP Negeri 5
Surakarta Kelas VII Tahun ajaran 2011/2012 Materi Gerak. Jurnal Pendidikan
FisikaIndonesia.
Pramadi, I Putu Wina Yasa dkk .2013. Pengaruh Penggunaan Komik Berorientasi
Kearifan Lokal Bali terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Prayoga, Dwiki Setya dkk. 2015. Penciptaan Buku Novel Graphic Punokawan
sebagai Upaya Pengenalan Warisan Budaya kepada Anak-anak. Institut Bisnis
dan Informatika STIKOM Surabaya.
Sholihah, Amirul .2008. Makna Filosofis Punokawan dalam Wayang Jawa (Lakon
Wahyu Makutharama). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Artikel dalam website,
Mirantiy, Yoki. 2013. Punokawan dan makna filosofi.
http://yokimirantiyo.blogspot.com/2013/10/punokawan-dan-makna-
filosofinya.html
Soumilena, Nicoll.2015.Pengertian Kearifan Lokal.
https://www.academia.edu/4145765/Pengertian_kearifan_lokal
Sudrajat ,Akhmad . 2010. 18 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

11
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/11/tips-memotivasi-siswa-untuk-
belajar

Suttisa, Asst.Prof.Dr, Choopug. 2015. Community Learning Center on Local


Culture and Local Wisdom.

12

Anda mungkin juga menyukai